BAB 5

Setelah selesai mengerjakan seluruh tugas rutinnya, lantas berbenah hendak segera berangkat ke sekolah. Sesudahnya rapi nan yakin seluruh peralatan sekolah sudah dikemas rapi ke dalam tas-nya, lekas beranjak keluar rumah.

Kini ia sampai tepat di pinggir jalan raya sembari menunggu angkutan pedesaan melintas, karena di daerah perkampungan tersebut sangat jarang ada bus yang melintas menjadikannya menunggu angkutan umum sangatlah lama. Meski demikian, ada bus berlalu lalang hanyalah bus pariwisata dan bus antar Propinsi.

Beberapa menit ia menunggu, ada satu mobil angkutan melintas, tetapi mobil tersebut sudah di penuhi oleh berbagai macam penumpang. Mulai dari penumpang yang hendak pergi ke pasar maupun berbagai macam tujuan. Menyadari sangatlah jarang ada angkutan umum, membuat isi mobil tersebut penuh, cenderung kelebihan muatan.

Meski didalam mobil tersebut berdesakkan dengan para penumpang lain, Ia tetap menaikinya dan memang sudah menjadi keseharian ia berjuang menimba ilmu ke sekolah.

___

Beberapa menit kemudian, angkutan umum yang ia naiki sudah sampai disekolah. Lantas bergegas turun. Baru saja memijakkan kaki keluar kendaraan, tampak teman terdekatnya (Verza) menunggunya tepat di depan pintu gerbang sekolah.

"Hey Lan, tumben amat siang banget loe datengnya, untung saja belom telat." Sapa dia secara langsung lantas menghampirinya.

Alan hanya tersenyum sembari berjalan hendak mendekat jua kepadanya.

Plek!

"Yuk ah, kita masuk come on ..." Ucap Verza sembari merangkul pundak Alan dan berjalan menuju kelasnya.

Semasih melangkah bersama-sama hendak menuju ke ruang kelasnya, banyak pasang mata khususnya dari kaum hawa mengarah kepadanya. Tentu, semua itu lantaran Alan satu-satunya siswa pemilik paras tampan dan berkarisma, khas asia Timur.

Tidak hanya itu saja, sebabnya ia jua dikenal sebagai siswa yang berprestasi paling tinggi di kelasnya, hingga semua itu menjadi pelengkap akan karisma yang dimilikinya.

Meski demikian, bagi Alan sendiri malah merasa risih apabila menjadi pusat perhatian publik. Semua dikarenakan sifat terdasarnya pendiam dan pemalu maka hal tersebut membuatnya tidak nyaman. Ia pun tidak ikut bergabung dalam sebuah kelompok/geng manapun didalam sekolahnya.

Teman setia-nya hanyalah Verza seorang yang selalu bersamanya saat di kelas, di kantin maupun jika sedang ada kegiatan didalam kelas maupun kegiatan yang berada di luar kelas.

___

Next

Alan cenderung menundukkan kepala apabila banyak pasang mata yang sedang memperhatikan tindak tanduknya, Verza sering mencandainya supaya Alan dapat bersikap Netral, namun apalah daya semua itu tak mudah bagi Alan.

Kini mereka nyaris sampai di pintu ruang kelas. Disana tampak ada Naldo beserta teman sekelompoknya yang terdiri dari Tami, Wasis, Yuda dan Dodi berkumpul tepat didepan pintu.

Ya, Naldo ini adalah Siwa yang nakal, ditakuti nan disegani oleh para siswa-siswi didalam kelasnya lantaran dia anak dari pak Toni sang juragan tanah yang terkenal akan kekayaan yang dimilikinya.

Lantas, Kala Alan dan Verza melangkah, tiba-tiba, Naldo sengaja bertingkah menjahilinya dengan cara menyodorkan kaki ke arah depan khususnya mengarahkannya ke kaki Alan. Maka …

Braak!

Alan pun tersandung nan terjatuh.

"Woi! resek banget sih loe Do!" Teriak Verza tidak terima sembari meraih tangan Alan, membantunya berdiri.

Sementara Alan hanya diam saja tanpa berkata apapun ketika mengetahui semua itu ulah Naldo yang sengaja dilakukan dia.

"Resek … what? loe bilang gua resek, hah? memangnya apa yang gua lakuin, dianya aja yang jalan gak pakek mata!" Jawab Naldo mengelak.

Sontak Verza melotot sengit, ketika Naldo mengucapkan kalimat tersebut. Hasrat hati ingin membalas ucapan Naldo, tetapi Alan sudah langsung merangkulnya dan membawanya pergi dari hadapan mereka, lekas masuk kedalam kelas.

"Aish Lan, kok loe malah narik gua pergi sih! Mereka tuh sedang menjahili loe, gak terima gua!" Gumam Verza.

"Sudahlah, biarkan saja, tidak usah di ladenin." Pungkas Alan singkat.

"Aishh!" Verza masih di rundung amarah, tetapi tak dapat berkutik lantaran sang terkait saja tak mempedulikannya.

___

Lonceng sekolah sudah di bunyikan pertanda kegiatan belajar-mengajar hendak di berlangsungkan. Kini mereka semua sudah masuk kedalam ruang kelas.

Sebelum guru hadir, mereka semua saling becanda ria membuat kebisingan didalam ruang kelas, khususnya Naldo beserta teman-temannya. Namun tidak demikian dengan Alan, dia duduk rapi nan disibukkan membaca buku. Lain hal-nya dengan Verza, dia sedang asik berbincang dengan teman di belakang-nya.

Permainan yang Naldo beserta teman-teman lakukan kali ini adalah saling lempar-melempar buntalan kertas. Lantas semasih semua itu berlangsung tiba-tiba ….

Plak!

Wajah Alan terlempar buntalan kertas yang sengaja di lemparkan oleh Naldo dari arah kursi tempat dia duduk. Alan hanya terdiam tak membalas lemparan yang Naldo lemparkan tersebut namun lirikan tajam tiada padam mengarah ke dia.

Ya, Naldo selalu saja membidik Alan sebagai siswa yang selalu di jahilinya lantaran setatus orang tua Alan adalah pekerja di rumahnya. Tetapi, inti pokok mengapa hal tersebut terjadi bukanlah mengenai status latar belakang orangtuanya belaka, melainkan rasa sakit hati yang lama dia pendam sedari kecil lantaran gagal menjadikan Alan sebagai sahabatnya.

"Woi! Ngapa loe melotot ke gua, mau gua colok mata loe hah!" Teriak Naldo geram melihat tatapan tajam dari Alan.

Alan tak menjawabnya, malahan ia masih terus menatapnya tanpa seuntai kata keluar dari mulutnya.

Semasih Naldo hendak melanjutkan kalimatnya, lekas terhenti kala ada siswa dari arah pojok jendela menyerukan suara.

"Woi, woi, hentikan, ada guru datang woi."

Akhirnya semula siswa yang ribut, kini mereka duduk rapi di kursi masing-masing.

___

"Pagi anak-anak, ayok segera kumpulkan tugas yang bapak berikan pada hari kemarin." Ucap Guru.

Lantas semua murid bergegas mengumpulkan buku mereka.

Sementara Alan sendiri sedang sibuk di kursi duduknya sembari melihat kedalam isi tasnya, belum mengumpulkan tugas yang diperintahkan oleh Guru.

"Hey Lan ... kenapa loe? kok loe belum ngumpulin bukunya?" bisik Verza.

"Anu ..." Alan sembari masih terus fokus melihat kedalam tasnya, sebab buku yang ada tugas tersebut tidak ada.

"Anu, anu apa Lan ...?" lanjut Verza.

"Alan, kenapa belum kau kumpulkan tugas materi pelajaran bapak?" Tanya guru dari depan kelas.

"Maaf pak, mungkin buku saya tertinggal di rumah." Jawab Alan.

"Apa kau bilang … mungkin? apa maksud kau! bisa-bisanya buku PR sampai tertinggal ataukah itu hanya alasan kau saja, sebetulnya tak mengerjakannya, hah?" Lanjut sang guru menyimpulkan nan bernada tegas.

"Tidak pak, saya benar-benar sudah mengerjakannya saya tidak tau kenapa buku saya tidak ada didalam tas saya." Jawab Alan percaya diri nan yakin.

"Ah sudah-sudah, saya tidak mau dengar alasan semacam itu! prestasi kau selama ini bagus, kebersihkan kau pula sangat bagus, tetapi kenapa kau sampai teledor di saat pelajaran kelas saya hah? kemari kau maju ke depan." Perintah Guru.

Alan beranjak meninggalkan badan dari kursinya menuju ke depan kelas.

"Saya tidak akan menghukum kau untuk tidak mengikuti kelas saya, tetapi kerjakan materi soal yang akan saya tulis, jika ada satu saja jawaban kau yang salah dari soal yang saya berikan, segera kau tinggalkan kelas ini, jangan mengikuti pelajaran saya, paham?" lanjut guru memberikan tugas dengan nada tegas lekas menulis materi soal di papan tulis.

Alan mengangguk.

"Segera Kau kerjakan materi soal ini dalam hitungan sepuluh menit." Perintah sang guru.

Sontak seluruh siswa-siswi terkejut lantaran materi soal yang guru tulis tersebut belum ada di ajarkan di kelas mereka.

Alan lekas mengerjakannya, Sementara guru melihatnya sembari memegang handphone untuk menghitung waktu.

Sepuluh menit telah berlalu, Alan berhasil mengerjakan soal tersebut membuat banyak siswa-siswi terkagum. Guru bergegas lihat hasil jawaban tersebut.

Begitu sudah melihatnya, Sungguh membuatnya terkagum dengan kepintaran siswa didik yang satu ini hingga membuatnya menggelengkan kepala, lantaran Alan benar-benar mampu mengerjakan materi soal yang belum keluar didalam pelajaran serta mampu menyelesaikannya dalam hitungan menit, tanpa ada salah satupun.

"Sungguh luar biasa, pertahankan prestasimu Alan."

Alan lolos dari hukuman, guru mempersilakannya duduk, mengikuti pelajaran. Lantas kegiatan belajar-mengajar berlangsung.

____

Begitu Alan kembali duduk terdengar bisikan dari sebelah tempat duduknya, tak lain dialah Verza.

"Stttt ... Wei Lan, salut gue sama loe, bisa mengerjakan soal itu sampai benar semua, bussyett!"

Alan sedikit menoleh lantas tersenyum khas.

Tiba-tiba ada datang sebuah benda penghapus mendarat tepat ke kepala Verza.

Klotak!

Yakni, sang guru yang melemparkannya dari arah depan.

"Awwwwh ..." Verza terkejut dan kesakitan lekas mengusap kepalanya sendiri.

"Dengarkan! sudah berapa kali saya ingatkan, jika sedang pelajaran saya, jangan ada yang menentang peraturan saya, paham!" Ucap guru, tegas karena sebelumnya sudah sering diperingatkan, jika ia sedang mengajar, tidak ingin para muridnya berisik.

"Belajar yang benar, jaga kesopanan dan kedisplinan, sekolah bukan untuk main-main mengerti kau!" bentak guru kepada Verza.

Verza mengagukan kepala sembari cengengesan.

"Baik pak, saya mengerti."

____

Beberapa saat kemudian

Teng ... Teng ... Teng ...

Suara lonceng sekolah telah dibunyikan. Pertanda

waktunya untuk semua siswa-siswi beristirahat.

"Yasudah anak-anak, ingat dengan baik-baik pesan saya tadi. Sekolah tempat untuk menimba ilmu, bukan untuk bermain-main, Paham? " Ucap guru dengan tegas sembari hendak melangkah meninggalkan kelas.

"Paham, Pak ..." Jawab semua siswa-siswi serempak.

Lantas begitu sang guru keluar kelas, para kelompok Naldo langsung tawa terbahak-bahak.

"Hahahaha"

Terpopuler

Comments

Sazia Almira Santoso

Sazia Almira Santoso

keturunan sultan y keren

2021-06-11

1

Beci Luna

Beci Luna

aduh ..kok gurux kelewat kasar..ya..lempar penghapus kena kepala muridx untung otakx tdk geger...

2021-04-19

0

IKA 🌹SSC🌷💋plf

IKA 🌹SSC🌷💋plf

semangat Alan

2021-01-23

1

lihat semua
Episodes
1 BAB 1
2 BAB 2
3 BAB 3
4 BAB 4
5 BAB 5
6 BAB 6
7 BAB 7
8 BAB 8
9 BAB 9
10 BAB 10
11 BAB 11
12 BAB 12
13 BAB 13
14 BAB 14
15 BAB 15
16 BAB 16
17 BAB 17
18 BAB 18
19 BAB 19
20 BAB 20
21 BAB 21
22 BAB 22
23 BAB 23
24 BAB 24
25 BAB 25
26 BAB 26
27 BAB 27
28 BAB 28
29 BAB 29
30 BAB 30
31 BAB 31
32 BAB 32
33 BAB 33
34 Michealan Stevanus Lawrence (Alan)
35 BAB 35
36 BAB 36
37 BAB 37
38 BAB 38
39 BAB 39
40 BAB 40
41 BAB 41
42 BAB 42
43 BAB 43
44 BAB 44
45 BAB 45
46 BAB 46
47 BAB 47
48 BAB 48
49 Mike Stevanus Lawrence (Mike)
50 BAB 50
51 BAB 51
52 BAB 52
53 BAB 53
54 BAB 54
55 BAB 55
56 BAB 56
57 BAB 57
58 BAB 58
59 BAB 59
60 BAB 60
61 BAB 61
62 BAB 62
63 BAB 63
64 BAB 64
65 BAB 65
66 BAB 66
67 BAB 67
68 BAB 68
69 BAB 69
70 Alan Vs Mike Part 1
71 Alan Vs Mike Part 2
72 Alan Vs Mike Part 3
73 Alan Vs Mike Part 4
74 Alan Vs Mike Part 5
75 BAB 75
76 BAB 76
77 BAB 77
78 BAB 78
79 BAB 79
80 BAB 80
81 BAB 81
82 BAB 82
83 BAB 83
84 BAB 84
85 BAB 85
86 BAB 86
87 BAB 87
88 BAB 88
89 BAB 89
90 BAB 90
91 BAB 91
92 BAB 92
93 BAB 93
94 BAB 94
95 BAB 95
96 BAB 96
97 BAB 97
98 BAB 98
99 BAB 99
100 BAB 100
101 BAB 101
102 BAB 102
103 BAB 103
104 BAB 104
105 BAB 105
106 BAB 106
107 BAB 107
108 BAB 108
109 BAB 109
110 BAB 110
111 BAB 111
112 BAB 112
113 BAB 113
114 BAB 114
115 BAB 115
116 BAB 116
117 BAB 117
118 BAB 118
119 BAB 119
120 BAB 120
121 BAB 121
122 BAB 122
123 BAB 123
124 BAB 124
125 BAB 125
126 BAB 126
127 BAB 127
128 BAB 128
129 BAB 129
130 BAB 130
131 BAB 131
132 BAB 132
133 BAB 133
134 BAB 134
135 BAB 135
136 BAB 136
137 BAB 137
138 BAB 138
139 BAB 139
140 BAB 140
141 BAB 141
142 BAB 142
143 BAB 143
144 BAB 144
145 BAB 145
146 BAB 146
147 BAB 147
148 BAB 148
149 BAB 149
150 BAB 150
151 BAB 151
152 BAB 152
153 BAB 153
154 BAB 154
155 BAB 155
156 BAB 156
157 BAB 157
158 BAB 158
159 BAB 159
160 BAB 160
161 BAB 161
162 BAB 162
163 BAB 163
164 BAB 164
165 BAB 165
166 BAB 166
167 BAB 167
168 BAB 168
169 BAB 169
170 BAB 170
171 BAB 171
172 BAB 172
173 BAB 173
174 BAB 174
175 BAB 175
176 BAB 176
177 BAB 177
178 BAB 178
179 BAB 179
180 BAB 180
181 BAB 181
182 BAB 182
183 BAB 183
184 BAB 184
185 BAB 185
186 Terima kasih
Episodes

Updated 186 Episodes

1
BAB 1
2
BAB 2
3
BAB 3
4
BAB 4
5
BAB 5
6
BAB 6
7
BAB 7
8
BAB 8
9
BAB 9
10
BAB 10
11
BAB 11
12
BAB 12
13
BAB 13
14
BAB 14
15
BAB 15
16
BAB 16
17
BAB 17
18
BAB 18
19
BAB 19
20
BAB 20
21
BAB 21
22
BAB 22
23
BAB 23
24
BAB 24
25
BAB 25
26
BAB 26
27
BAB 27
28
BAB 28
29
BAB 29
30
BAB 30
31
BAB 31
32
BAB 32
33
BAB 33
34
Michealan Stevanus Lawrence (Alan)
35
BAB 35
36
BAB 36
37
BAB 37
38
BAB 38
39
BAB 39
40
BAB 40
41
BAB 41
42
BAB 42
43
BAB 43
44
BAB 44
45
BAB 45
46
BAB 46
47
BAB 47
48
BAB 48
49
Mike Stevanus Lawrence (Mike)
50
BAB 50
51
BAB 51
52
BAB 52
53
BAB 53
54
BAB 54
55
BAB 55
56
BAB 56
57
BAB 57
58
BAB 58
59
BAB 59
60
BAB 60
61
BAB 61
62
BAB 62
63
BAB 63
64
BAB 64
65
BAB 65
66
BAB 66
67
BAB 67
68
BAB 68
69
BAB 69
70
Alan Vs Mike Part 1
71
Alan Vs Mike Part 2
72
Alan Vs Mike Part 3
73
Alan Vs Mike Part 4
74
Alan Vs Mike Part 5
75
BAB 75
76
BAB 76
77
BAB 77
78
BAB 78
79
BAB 79
80
BAB 80
81
BAB 81
82
BAB 82
83
BAB 83
84
BAB 84
85
BAB 85
86
BAB 86
87
BAB 87
88
BAB 88
89
BAB 89
90
BAB 90
91
BAB 91
92
BAB 92
93
BAB 93
94
BAB 94
95
BAB 95
96
BAB 96
97
BAB 97
98
BAB 98
99
BAB 99
100
BAB 100
101
BAB 101
102
BAB 102
103
BAB 103
104
BAB 104
105
BAB 105
106
BAB 106
107
BAB 107
108
BAB 108
109
BAB 109
110
BAB 110
111
BAB 111
112
BAB 112
113
BAB 113
114
BAB 114
115
BAB 115
116
BAB 116
117
BAB 117
118
BAB 118
119
BAB 119
120
BAB 120
121
BAB 121
122
BAB 122
123
BAB 123
124
BAB 124
125
BAB 125
126
BAB 126
127
BAB 127
128
BAB 128
129
BAB 129
130
BAB 130
131
BAB 131
132
BAB 132
133
BAB 133
134
BAB 134
135
BAB 135
136
BAB 136
137
BAB 137
138
BAB 138
139
BAB 139
140
BAB 140
141
BAB 141
142
BAB 142
143
BAB 143
144
BAB 144
145
BAB 145
146
BAB 146
147
BAB 147
148
BAB 148
149
BAB 149
150
BAB 150
151
BAB 151
152
BAB 152
153
BAB 153
154
BAB 154
155
BAB 155
156
BAB 156
157
BAB 157
158
BAB 158
159
BAB 159
160
BAB 160
161
BAB 161
162
BAB 162
163
BAB 163
164
BAB 164
165
BAB 165
166
BAB 166
167
BAB 167
168
BAB 168
169
BAB 169
170
BAB 170
171
BAB 171
172
BAB 172
173
BAB 173
174
BAB 174
175
BAB 175
176
BAB 176
177
BAB 177
178
BAB 178
179
BAB 179
180
BAB 180
181
BAB 181
182
BAB 182
183
BAB 183
184
BAB 184
185
BAB 185
186
Terima kasih

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!