"Apaan sih mereka, Julid Nihan." Gumam Verza melihat kelompok Naldo yang tengah tertawa karena mengejek ucapan sang guru usai diberikan peringatan. Lantas mereka masing-masing keluar kelas, untuk bermain ke kantin, ke perpustakaan dan lain sebagainya.
Sementara Verza lekas menghampiri Alan ke tempat duduknya. "Hey Lan, yuk kita keluar … gua lapar nih, belom sarapan tadi pagi." Ajak-nya.
Posisi Alan kini masih membaca buku sembari menidurkan kepalanya di atas meja nan meletakkan buku tersebut ke area wajahnya.
"Weh, loh kok loe malah merem sih Lan, hey Alan." Panggil-nya kala melihat dibalik wajah Alan tertutup buku, ternyata mata dia terpejam. Lekas Ia memanggilnya sembari melambai-lambaikan tangan tepat didepan wajah.
"Huff … Hufff Lan." Verza meniup-niup wajah Alan.
"Emm … Apa yang kamu lakukan Ver, Bau sekali mulutmu!" Ucap Alan lekas menyingkirkan Wajah Verza.
"Aishh, Sue lu!" Gerutu Verza.
"Kamu keluar saja sendiri Ver, aku ngantuk banget nih." Lanjut Alan sembari menguap-nguap.
"Yaelah ... kayak satu abad aja loe gak molor, emangnya loe begadang ngapain aja semalam? dan lagi-lagi loe pulang kerumah Lan, jadinya … gua jadi santapan nyamuk sendirian di asrama tau, huh!" Celoteh-nya lantas segera meraih tangan Alan. Kemudian berkata, "Udah yuk lah, buruan keluar ikut gua."
Seet!
Menjadikan Alan terkejut di buatnya. "Aiih Ver …" Hasrat hati ingin menolaknya lantaran kantuk amat dirasakannya. Namun, tetap saja menuruti sang sahabat mengikuti dia hendak pergi ke kantin.
____
Mereka melangkah pelan menuju kantin. Saat ini suasana di kantin sedang sangat ramai, bahkan ada Naldo berserta teman-temannya duduk bersama-sama di salahsatu meja kantin tersebut.
"Bu, pesan bakso ya, seperti biasa yang pedas banget." Pesan Naldo kepada ibu kantin.
"Jiah, kebiasaan banget loe Do, awas entar moncos perut loe." Ejek Tami.
Lantas semua teman-teman yang lain saling tertawa. "Hahaha Moncoss"
"Aeh Gua gibas juga bac*t kalian. Banyak cakap Nihan! Suka-suka gua lah." Jawab Naldo, sinis.
"Iya, iya, kita kan cuma mengingatkan aja coy, selow men … " Cetus Wasis masih tertawa-tawa.
Setelah masing-masing selesai memesan makanan, mereka kembali duduk sembari berbincang-bincang, menunggu pesanan makanannya datang.
Pada sisi lain Verza dan Alan kini sudah sampai di area kantin, melangkah bersama-sama menuju ke warung untuk memesan makanan, melewati tempat duduk Naldo dan teman-temannya yang berletak tidak begitu jauh dari warung.
"Bu, pesan nasi ya sama lauk seperti biasa, tapi anu ... seperti biasa ya bu, hehe." Ucap Verza cengegesan, hendak berhutang kepada ibu warung tersebut.
"Lah, Macam mana pula kau ini, yang kemarin dan kemarinnya lagi saja belum kau bayar, masih mau ngutang lagi kau!" Jawab ibu warung tersebut dengan suara lantang, tentu terdengar sampai meja Naldo.
"Sssttt ... yah ... Ibu, jangan keras-keras dong Bu, alamak matilah aku." Pinta Verza sembari berbisik kepada ibu warung tersebut merasa malu seraya menoleh ke kanan dan ke kiri.
Alan tersenyum sembari menggelengkan kepala menyaksikan kelakuan konyol temannya yang sedang berusaha memesan makanan, namun belum akan dia bayar langsung. (Berhutang)
Naldo jua mendengar percakapan Verza, Namun saat ini hanya Naldo saja yang mendengarnya lantaran sejak Verza dan Alan datang ke kantin, perhatian tak lepas pada mereka berdua. Sedangkan teman sekelompoknya sedang sibuk masing-masing, sebagian ada yang berbincang, sebagian lagi ada yang mainan telephone ganggam.
Lantas tiba-tiba ia mengutarakan kalimat kata sindiran bernada cukup lantang untuk Alan dan Verza. "Dasar anak orang miskin! memang bisanya cuma ngutang, semacam sampah masyarakat."
Sontak semua teman-temannya menoleh kearah Naldo, sebab tidak mengerti apa maksud dia.
"Ada apaan do?"
"Tuh" Lanjut Naldo melirik ke arah Alan sebagai kode bawasannya kalimat sindiran tersebut diperuntukkan ke Alan dan Verza.
Verza dan Alan mendengarnya jelas, tetapi pura-pura tak mendengarnya cenderung tak menghiraukan. Justru Verza malah fokus melihat ke arah makanan yang sedang ibu kantin siapkan, sebab rasa lapar sudah amat dirasakannya.
"Hey Lan, loe mau pesan apa, buruan pesan." Tanya Verza.
"Pesan? oh iya anu, Saya pesan air putih saja Bu." Pinta Alan.
"Lah, kok cuma pesan air putih loe, Lan? emangnya loe gak laper kah? awas loe ya … jangan nyomotin makanan punya gua." Celoteh Verza mengejek.
Lekas Alan menimpuk kepala dia.
Plak!
"Hilih … ngomong apa kamu."
"Wakakakak"
___
Sementara bakso yang di pesan oleh Naldo siap dihidangkan, mereka bersorak-sorak gembira saat santapan tersebut tersaji di meja mereka.
lantas mereka bercanda ria seperti biasa mengikuti trend, yakni memfoto makanan tersebut untuk di share ke media sosial dan lain sebagainya.
"Idih, alangkah norak Nihaaaan mereka ya, Lan." Bisik Verza kepada Alan sembari melirik kearah mereka yang sedang bersorak-sorak.
"Biarkan saja, ngapain pula kamu ngomongin mereka?" Jawab Alan singkat.
Di tengah mulai bersantap, Naldo langsung mengucapkan kalimat hinaan dan ejekan melalui sindiran bertubi-tubi kepada Verza dan Alan yang saat ini posisinya masih berdiri didepan warung. Hingga Verza kian emosi dibuatnya.
Tentu saja Verza emosi, lantaran setiap kalimat sindiran yang Naldo ucapkan, tak pernah lepas mengaitkan ke latar belakang orangtuanya.
"Woi! maksud loe apa hah! Kalau punya mulut di jaga! pakek menghina orang tua kita segala. Loe pikir loe itu siapa hah! Jadi anak songong bener." Pekik Verza terbakar Emosi.
"Jiah ... eh Ver, kenapa loe nyolot? memang kenyataannya loe begitu kan …. Dasar anak orang miskin yang bisanya cuma ngutang! Tak jauh beda dengan orang tua loe yang bisanya ngutang sama bokap gua," Jawab Naldo melirik sengit penuh ejek.
Sungguh membuat Verza semakin terbakar emosi namun dia masih ingat situasi menjadikannya masih terkendali.
Lantas Naldo berdiri dari tempat duduknya sembari membawa mangkok berisikan bakso yang belum sempat dia makan, karena masih sangat panas menuju kearah Alan dan Verza.
"Hahaha Hei, anak orang miskin, daripada loe sibuk ngutang malu-maluin sekolahan ini, gua lagi berbaik hati nih … ke loe dan si kunyuk satu ini" Ucapnya semakin mendekat lantas menyodorkan mangkok berisikan bakso tersebut.
"Nih, bakso punya gua buat kalian orang berdua, sumpah gua kasihan liat kalian."
Tetapi Alan maupun Verza masih terdiam serta lirikan tajam tak padam dari keduanya.
"Nih ambillah, apalagi dengan si kunyuk satu ini nih, gua kasian banget liat dia, kagak bisa beli makan, cuma minum Air putih doang, hahaha" lanjut-nya menunjuk ke arah Alan sembari tertawa penuh ejek.
Alan dan Verza masih saja berdiam diri dan menatapnya tajam, khususnya Verza sudah terbakar emosi seraya mengepalkan tangan.
"Woi! Kenapa masih diam saja, ayo ambilah tenang saja ini gratis kok, anggap saja ini suatu amal kebajikan buat gue telah memberikan nafkah makanan kepada anak orang miskin seperti kalian." lanjut hinaan tajam, menjadikan Verza semakin geram hingga hasrat menghajarnya sangatlah tinggi.
Sementara Alan masih terdiam, Eskpresinya benar-benar tidak tampak, antara emosi ataupun tidak. Sebabnya ia memang memiliki sifat yang terbilang misterius.
____
Lantas Naldo bertingkah hendak menyiramkan bakso yang berkuah panas dan pedas tersebut ke arah kepala Verza.
"Nih makanlah wahai anak miskin!"
Mengetahui itu, secara sigap Alan lekas menampik mangkok tersebut sebelum jadi menyiram kepala sang sahabat.
Seet!
Ia berhasil, Tetapi justru kuah tersebut menyiram lengannya sendiri sebelum akhirnya mangkok itu jatuh ke lantai.
Prak! Prangggg!
"Oopss, sorry kawan ... gua sengaja, haha." Ucap Naldo merasa puas.
"Brengs*k! apa-apaan loe Naldo!" Teriak Verza langsung mendorong tubuh Naldo.
Seet!
Hingga dia mundur beberapa langkah ke belakang. Melihat adegan tersebut sontak membuat perhatian publik, semua teman sekelompoknya Naldo lekas berkumpul dan mendekat ke Naldo.
Alan meringis kesakitan tersiram kuah bakso yang masih sangat panas dan sangat pedas tersebut.
"Hahaha, bagaimana rasanya, apa nikmat hah? Uuhhh akan jauh lebih nikmat jika kuah tadi mendarat tepat sasaran, hahaha. Hei, Dengerin semua Itu adalah pelajaran untuk anak orang miskin yang gak tau diri dan belagu macam kalian orang ngerti kalian, hah! Hahaha" Ucap Naldo tawa terbahak-bahak merasa paling hebat.
"Cih, benar-benar tidak jantan kau!" Jawab Alan menahan rasa panas dan perih di lengannya.
Mendengar kalimat tersebut, Sontak Naldo melotot nan emosi, lantas meraih kerah Alan.
Seet!
"Hey! Apa maksud yang loe bilang itu hah! jantan? loe bilang gua gak jantan? OKE! jika loe mau tau seberapa jantannya gua, Akan gua buktikan! dan gua mau tau seberapa jantannya loe nanti setelah ini, camkan itu!" Ucap-nya sangat dekat dengan wajah Alan, membuat Alan kian muak melihat-nya. Lantas bergegas menyingkirkan tangan Naldo dari kerahnya.
Sebelum Alan melepaskannya, Naldo sudah dulu di tarik kembali oleh Verza.
Seet!
"Cukup Naldo! keterlaluan banget loe jadi anak! Apa loe kagak pernah diajarkan tentang sikap dan perilaku sama orang tua loe hah!" Teriak Verza emosi.
"Aiissshh! kep*rat! ngomong apa barusan loe hah!" Jawab Naldo semakin emosi. Ekspresinya siap berkelahi.
Sementara Alan tak ingin perseteruan ini berlanjut lantaran menyadari konsekuensi hukuman apabila perkelahian ini diketahui oleh pihak sekolah, maka lekas ia menarik tangan Verza, membawanya pergi dari hadapan Naldo, menuju ke arah toilet.
"Ikut aku, Ver." Lirihnya.
"Woi! Kep*rat! jangan pergi loe, Sini lawan gua kalo loe berani! dasar anak miskin pengecut!" Teriak Naldo.
Namun teriakannya tersebut tidak dihiraukan oleh Alan, karena ia sudah merasa sangat kepanasan pada lengan dan sebagian perutnya karena ia terkena cipratan kuah bakso panas dan pedas tersebut.
____
Setelah mereka berdua sampai di toilet, Alan langsung menyiram lengan-nya berulang-ulang dengan air mengalir.
"Loe gak papa, Lan?" Tanya Verza sembari duduk di wastafel melihat semasih Alan membuka bagian bajunya, perut dan lengannya tampak memerah.
"Hu um." Jawab Alan singkat.
Semasih Alan fokus menyiram lengan dan mengompres perutnya dengan tisu basah, Verza masih terus berbicara tentang kejadian yang baru saja terjadi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 186 Episodes
Comments
✰͜͡v᭄pit_hiats
alan oh alan🙄
2021-12-17
0
✰͜͡v᭄pit_hiats
alan woy alan🙄🙄
2021-12-17
0
Sazia Almira Santoso
tor kapan alan ketemu ayah nya tor
2021-06-11
1