Hari sudah semakin larut malam, Mike beranjak berdiri dan berpamit pada semua teman-temannya hendak pulang terlebih dahulu "Oke guys, gua cabut duluan ya ... dan sampai jumpa kembali kawan." Lantaran terpikir esok pagi hendak pergi.
"Oke bro, thanks ya." Jawab semua teman-teman tak ayal saling melambaikan tangan.
Segera beranjak masuk kedalam kendaraannya lekas memacu dengan kecepatan penuh. Selepas Mike pergi teman-temannya masih berada disana, perbincangan masih berlanjut.
"Uwalah, si Mike cara berpamitannya kayak mau pergi jauh dan kagak balik lagi aja haha, ada-ada saja dia" Ucap Vidze.
"Hussst ... ngomong apa sih loe Vidz!" Dimas meliriknya.
"Lah, gua kan' cuma ngomong doang kunyuk! loe semua tadi denger juga kan? Saat si Mike bilang SAMPAI JUMPA KEMBALI KAWAN, itu kedengarannya kayak dia mau pergi jauh dan gak balik lagi menurut gua." Vidze menatap teman-teman lain.
"Iya, kita juga denger, tapi kata-kata loe itu serem coy. Pamali, loe tau pamali kagak?" Sambung Jejen.
"Aiissh, ya kagak gitu juga lah masa gitu doang pamali?" Vidze mendengus.
"Ngomong apaan sih loe Vidz, kagak usah ngomong ngawur deh, gua rasa ... itu mah cuma loe aja yang parno akut. Kagak kemana-mana tuh si Mike, dia kan teman terbaik kita semua bro. Pastiya akan selalu bersama kita, ye gak?" Dimas jua menatap teman-teman lainnya.
"Yo'i" - Jejen
"Tul" - Kodar
"Sip, sip, sip," - Piki.
Vidze memutar bola matanya sembari menghela napas "Huff ... Iye, iye elah ..."
__
#Next
#Disisi Mike.
Pada waktu tengah malam seperti ini tak dipungkiri jalan raya pastilah sepi pengendara yang melintas sehingga tak butuh waktu lama Mike kini tiba di kediamannya.
Beranjak turun dari kendaraannya sejenak hendak membuka pintu beserta garasi mobilnya seorang diri. Lantaran Bu Tiah dan para pembantu lain pastilah sudah terlelap dalam tidurnya. Lagipula Mike jua sudah berpesan pada Bu Tiah sebelumnya supaya jangan menanti kepulangannya alias lebih baik istirahat dulu saja, begitulah katanya.
Begitu mobilnya sudah terparkir sempurna di garasi, beranjak masuk ke dalam kamar, sesampainya lekas dia mengemasi beberapa barang yang hendak dibawa pergi esok pagi.
Bersibuk ria mondar-mandir seorang diri hingga memakan waktu nyaris 2 jam lamanya, lantaran dia sekalian membereskan ruang kamarnya yang sangat berantakan itu, walaupun tidak sepenuhnya beres (alias asal keliatan rapih dikit) bergegas segera beristirahat.
__
Pagi hari kemudian.
Kring ... kring ... kring ...
Suara jam alarm teramat nyaring memenuhi ruang kamar sangat memekakan telinga Mike yang kini masih terlelap dalam tidurnya. Semula dia biarkan lantaran dia memang tipikal pemuda yang malas bagun pagi, lantas teringat rencana yang sudah disepakati dengan ke-3 temannya maka mau tak mau dia harus bangun.
Bergegas mandi, begitu usai dia memakai busananya sembari berbenah sedikit ruang kamarnya, lantas terdengar dering handphone yang terletak di atas meja.
Tring ... Tring ... Tring ...
Lekas diraih dan diangkatnya, "Ya halo,"
"Sudah siap blom loe bro, gua bentar lagi nyampe rumah loe nih." Ucap Saga melalui telepon itu.
"Oke, gua udah beres kok, nanti loe pencet aja bel rumah. Oh iya, btw kita naik mobil apa motor ya, gua lupa." Mata dia masih fokus melihat tampilan dirinya di kaca cermin.
"Jiah ... Begimane sik, masih bocil udeh lupa aje loe, kite naik mobillah cuy masa odong-odong? ini gua udah ama Dion dan Samuel, tinggal jemput loe doang." Jawab Saga.
"Sapa juga yang bilang odong-odong Oih. Okelah, oke, siap bos" Pungkas Mike sembari tertawa.
"Oke," Balas Saga sebelum mematikan sambungan telephonenya.
Bip!
__
#Dari sisi Saga
"Aih ... anak kecil itu ada-ada aja." Saga menggelengkan kepala usai mematikan sambungan telponnya itu.
"Ada apaan bro?" Tanya Dion.
"Kagak ada apa-apa, yaudah kita lanjut jalan. Cusss" Pungkasnya memacu kencang kendaraannya menuju kediaman Mike.
Beberapa menit kemudian mereka tiba di perumahan kediaman Mike berhenti tepat didepan pintu gerbang. Lantas si Saga memencet klakson mobilnya tepat di depan gerbang rumah Mike hingga beberapa kali.
Tinnn ... Tinn ... Tiin ...
Berujung terkena' timpuk oleh si Dion.
Plak!
"Wei, kunyuk! ngapain klakson-klakson, telepon saja langsung bocahnya Ett dah loe mah!"
"Iya bro, bener tuh yang Dion bilang, atau kagak loe langsung pencet saja bel rumahnya, bikin bising aja pencet klakson pagi-pagi begini loe, huh!" Sambung Samuel.
"Awwh, sakit kunyuk! Main timpuk aja kepala gua sik! Iye-iye bro, Seett dah bawel amat kalian." Saga melirik dan mendengus.
"Hilih, loe-nya aja yang norak!" Lanjut Dion.
"Wuaahh Gede dan bagus banget ya rumah Mike, biyuuhh ..." Saga mendongak terkagum-kagum.
"Norak loe Saga, namanya juga rumahnya orang kaya pastinya ya bagus dan besar lah." Jawab Samuel.
"Iya gua tau, gua kan cuma kagum doang kunyuk, berisik banget loe ah! yasudah gua mao turun." Lanjut saga bergegas turun dari dalam kendaraannya. Lantas memencet bel yang berada dipinggir pintu gerbang itu.
Ting ... Tong ... Ting ... Tong ...
___
#Dari sisi Mike
Mike mendengar suara bel rumah berbunyi yang terdengar hingga kamarnya itu membuatnya bergegas langsung turun ke lantai bawah lantaran sudah menduga pastilah mereka ber-3 yang memencet bel rumahnya itu.
Tak lupa membawa serta barang yang hendak dibawanya berupa ransel dan lain sebagainya yang sudah dia siapkan sebelumnya.
Klak! klak! klak! klak!
Suara hentakan sepatunya ketika berjalan turun dari lantai atas sementara kepalanya menolah-noleh ke seluruh penjuru arah sembari memanggil asisten rumahtangganya "Bu, Bu Tiah ... Bu ... oh, lagi di luar sepertinya."
Tidak ada jawaban samasekali membuatnya menduga Bu Tiah pastilah sedang membuka pintu gerbang karena ada yang mencet bel rumahnya. Segera berpijak menuju pintu keluar.
"Hei Mike." Sapa Saga dari luar gerbang sembari melambaikan tangannya begitu melihat Mike keluar dari pintu rumah.
Sebelumnya Bu Tiah tidak Langsung membukakan pintu gerbang, lantaran di pikirnya mereka orang asing, melihat dari cara penampilan mereka seperti orang barbar dan Bu Tiah tidak tau bahwa mereka semua adalah teman dari anak sang majikannya.
"Yup" Mike melambaikan tangan juga ke arah mereka. Beranjak kesana melewati Bu Tiah yang kini masih berdiri sedekat pintu gerbang.
Menoleh ke Bu Tiah sejenak, "Bu, aku jalan dulu ya, ibu jaga diri baik-baik di rumah" Tersenyum hangat.
Mike berkata demikian lantaran dia hendak pergi jauh, sementara keadaan rumah saat ini kosong tiada penghuni rumah, lantaran sang ayah (Marvin) saat ini jua sedang pergi ke luar kota.
"Iya kak, kakak hati-hati di jalan ya ..." Jawab Bu Tiah nampak ekspresinya ragu-ragu lantaran melihat teman yang hendak pergi bersama Mike ini tampak lebih dewasa dan bertampang anak barbar.
"Bu, senyum dong, nanti juga aku bakal pulang lagi kok, hari besok kan sudah kembali ke sekolah." Ucap Mike meyakinkan Bu Tiah.
Karena Mike sedikit mengetahui ekspresi wajah Bu Tiah nampak tidak ikhlas dengan kepergiannya kali ini. Mike menganggap Bu Tiah seperti ibunya sendiri, begitupun dengan Bu Tiah yang sudah menganggap Mike seperti putranya sendiri. Rasa kasih sayang itu tumbuh lahiriyah lantaran Bu Tiah telah merawatnya sedari dia masih balita.
"Yasudah, Mike jalan dulu ya Bu, bye ..." sedikit melambaikan tangan diiringi senyum kemudian beranjak masuk kedalam mobil Saga, "Kuy Bro."
Begitu semuanya sudah masuk kedalam mobil, secara perlahan Saga memacu kendaraannya-berangkat.
Selepas Mike memasuki mobil itu, entah mengapa Bu Tiah merasakan suatu sensasi yang aneh, seperti akan kehilangan Mike, walau Mike sudah berkata bahwa dia hanya pergi sehari dan besoknya kembali pulang. l
Tapi, apapun itu, beginilah perasaan Bu Tiah sebagai pengasuhnya, yang mana dia menyayanginya bagaikan anak kandung dia sendiri.
__
#Next
Semasih di perjalanan mereka bercanda ria bersama-sama, berbincang-bincang dengan kalimat yang ngawur dan juga menyanyikan lagu yang asal-asalan alias asal ceplos.
Lokasi gunung yang hendak di tuju sangat jauh memakan waktu nyaris 12 jam perjalanan. Lantaran mereka berhenti beberapa kali untuk mengisi BBM maupun makan.
Kembali melanjutkan perjalanan jika di rasa lelahnya sudah mendingan, Lantaran bila terlampau lama duduk di dalam mobil, vantatnya terasa panas. Begitulah pikir mereka.
"Hei Mike, gua liat mata loe bengkak tuh, kayaknya kurang tidur loe ya semalem?" Tanya Saga.
"Ini anu, oh iya sebenarnya mata gua rasanya lengket banget kayak ada lemnya nih liat nih ..." Lanjut Mike malah becandain si Saga.
"Sue apaan sih loe Mike, konyol banget haha dasar bocah." Jawab Saga tertawa melihat Mike yang selalu saja bertingkah Konyol cenderung semaunya sendiri.
"Nah, loe ketawa begitu kan' enak bro, biar loenya Kagak ngantuk." Lanjut Mike.
"Haha iye bener-bener bisa aja loe Mike, btw sudah menjelang petang jugan nih" Ucap saga.
"Iya bro, udah mulai sore nih, emangnya tempatnya masih jauh apa kagak sik?" Tanya Mike lantaran dia memang tidak diberitahu sebelumnya nama gunung maupun lokasi semuanya atas rekomendasi Saga.
"Udah kagak terlalu jauh sih ... dan juga kagak Deket, cuma masih lumayan lama, tapi gak lama-lama amat" Jawab Saga kosa katanya muter-muter.
"Yaelah loe ngomong di ulang-ulang dan diputar-putar Mulu kayak trenggiling. Buseet dah." Jawab Mike melirik.
"Hahaha, masa bodo' aaiih moga bisa cepat sampek sebelum petang nih, biar kita bisa liat dan menikmati matahari terbenam cuy." Ucap Saga tampak tak sabar.
"Matahari loe bilang? jiah ... mataharinya aja malu-malu meong kagak nongol tuh, haha kayaknya malah mau turun hujan nih bro." Lanjut Mike menengok ke sisi kaca.
"Waduh kayaknya iya juga nih." Saga sembari menolehnya juga.
Mereka berdua berbincang-bincang cukup panjang dan lebar sembari ketawa-ketiwi untuk menghilangkan kesunyian didalam mobil (Biar tidak mengantuk) Lantaran saat ini si Dion dan Samuel tidur dikursi belakang.
__
Catatan penulis:
Nikmati saja alur kisah petualangan ini semuanya mengalir bagaikan air. Kisah ini masih sangat panjang sepanjang jalan kenangan kita, Aha!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 186 Episodes
Comments
ANI dfa W⃠🍓ˢˢᶜ🌴
haduuuh ada apa nie thor? jgan yg sedih2 ya 😁😁😁
2021-01-14
1
Cika🎀
😙😙
2020-12-20
1
⏤͟͟͞R ve
Memangnya mo kemana seh...sampa 12 jam perjalan.. 🤔 gak pegel tuh badan...😁
2020-09-01
0