BAB 7

Catatan

Terdapat aksi perundungan (bullying) bukan untuk ditiru!

___

Alan senyum mendengar Verza masih terus-menerus berbicara sendiri, sembari ia terus menyiram tangannya dengan air mengalir di wastafel.

"Wei Lan, kok malah senyum-senyum sih loe, gua lagi serius nih ... kesel gua tuh sama mereka, huh!" Ucapnya seraya mengepal-ngepal kedua tangan-nya.

"Iya, aku paham, sabar ya wahai sahabatku yang paling cantik ..." Ledek Alan kuda-kuda hendak berlari menjauh dari Verza, lantaran mengetahui Verza pastilah tidak terima di katakan 'Cantik' olehnya.

Benar saja, Verza lekas mengutarakan rasa kesalnya. "Apa yang barusan loe bilang hah? Aisssh sue! sialan loe Lan, sudah bisa meledek gua sekarang loe ya. Hei Alan, Tunggu jangan main kabur loe oiiii!" Teriak-nya lekas bergegas lari keluar dari toilet mengejar Alan.

Alan berlari cukup kencang hingga posisinya kini sudah berhasil masuk ke dalam kelas, sementara Verza awal mula hendak mengejarnya langsung menuju kelas, tapi langkahnya terhenti kala mendengar suara sesuatu di dalam ruang kosong yang ia lintasi. Yakni, terdengar suara pukulan keras seperti dari benda tumpul diiringi suara tangis seorang siswi.

"Hiks … Hiks ... Hiks …"

Sempat tak ia hiraukan cenderung hendak melanjutkan langkah, lantas terhenti lagi kala terdengar suara lebih dari satu siswi didalam ruangan tersebut. Rasa penasaran semakin membelenggu jiwa lekas ia mengintip dari arah kejauhan, memastikan ada perkara apa didalam ruangan tersebut.

Begitu melihat perkara yang terjadi, membuatnya melotot geram. Yakni, ada satu siswi berpenampilan culun sedang di tindas (bullying) oleh beberapa jumlah siswi lain yang penampilan fisiknya jauh lebih cantik. Siswi culun yang sedang di tindas tersebut dari kelas sebelah-nya Verza, di ketahui bernama Ani.

Ani menjadi bahan Bully-an oleh para siswi lain karena dia murid penyendiri, tertutup (tidak suka bergaul) dan penampilan fisiknya tidak modern seperti siswi pada umumnya. Namun prestasinya cukup tinggi di kelasnya, sehingga dia sering di manfaatkan oleh beberapa siswi yang membully-nya tersebut untuk mengerjakan tugas dari sekolah. Dan siswi yang selalu membully Ani bernama Jessi dengan para teman sekelompoknya diantaranya Erika, Windi, dan Johana.

Jessi sendiri adalah cewek populer yang di kabarkan telah memiliki hubungan kekasih dengan cowok yang populer juga di sekolahan tersebut dialah Naldo. Kabar itu memang benar, namun sesungguhnya Jessi sendiri menyukai Alan sejak lama.

Akan tetapi, karena Alan sangatlah pendiam cenderung dingin. Membuatnya tak di ketahui antara respek atau tidak dengan perasaan yang pernah Jessi ungkapkan kepadanya (Di gantung/Tak ada kepastian jawaban)

Membuat Jessi geram nan melangkah mendekati Naldo, semata-mata hanya untuk membalas Alan melalui Naldo, karena dia tahu Naldo sendiri sangat membenci Alan.

Walaupun Jessi kini sudah menyandang status (pacar-nya Naldo) sebenarnya ia tidak menyukai Naldo, karena Naldo memiliki sikap yang pera' (sok-sokan, norak dan kampungan) tetapi demi misi pribadi yang sedang di jalani oleh si Jessi, maka semua itu berlangsung hingga kini.

____

Next

Ketika Verza sedang mengintip mereka, ia dalam posisi aman (keberadaannya tidak diketahui oleh mereka) sungguh teramat geram kala menyaksikan Jessi sedang beraksi. Yakni menjambak rambut Ani dalam posisi tangan Ani dipegangi oleh beberapa teman sekelompoknya, lantas menampar ani sangat beringas.

Plak! Plak! Plak!

Hasrat hati Verza ingin melerai aksi perundungan tersebut, tapi apalahdaya melihat situasi dan kondisi tidaklah memungkinkan lantaran ia mengetahui siapakah si Jessi ini.

Tak selang waktu lama, usai menganiaya Ani, mereka langsung pergi meninggalkan Ani seorang diri pada rungan tersebut. Posisi Ani masih duduk di lantai sembari menangis seorang diri, rambut ia sangat berantakan nan acak-acakan akibat dijambak berkali-kali oleh Jessi.

Verza berinisiatif mencoba membantunya, perlahan-lahan ia melangkah mendekat ke ruangan tersebut hingga kini sampai tepat didepan Ani. Lantas mengulurkan tangan untuk membantunya berdiri.

Sementara Ani masih dalam posisi menunduk, sehingga belum menyadari bahwa ada Verza didalam ruangan yang sama dengannya, lantas ketika ia menyadari ada sepatu tak jauh dari-nya, secara perlahan mendongak. Begitu mengetahui orang tersebut ialah Verza, Ani langsung kembali dalam posisinya semula (menundukkan kepala ke arah bawah).

Tentu, semua karena Ani adalah wanita yang sangat pemalu, paling enggan jika ketika menangis diketahui oleh orang lain, terlebih lagi oleh seorang laki-laki.

Verza masih dalam posisinya tadi. (menyodorkan tangannya) hendak membantu dia, tetapi belum mengucapkan kalimat apapun. Lantas tiba-tiba Ani mengemukakan suatu kalimat.

"Pergi kamu!"

Sontak Verza terkejut nan bimbang, "Hah …? Ta—tapi, anu ... ka—kamu ...?"

"Aku bilang pergi kamu!" Ulang Ani berteriak.

Verza amat bingung menjadikan tubuh bak mematung, lantaran niat hati hendak menolongnya tapi malah ia sendiri yang di bentak dan di usir.

Walaupun tujuan niatnya baik untuk menolong, namun ia tak ingin jua memaksakan keadaan, akhirnya ia pun perlahan mundur, pergi meninggalkan Ani sendiri dalam ruangan tersebut.

___

Verza kembali masuk ke dalam kelas, melangkah pelan menuju kursinya tampak ekspresi bimbang di wajahnya, terdapat banyak kalimat yang ia ucapkan didalam hatinya hingga kalimat tersebut terucap lirih dari mulutnya. Lantas duduk nan berdiam diri tanpa menoleh ke Alan maupun berkicau (Celoteh ria) seperti biasanya.

Sementara Alan yang posisi duduknya tepat berada di sebelah Verza, menoleh ke arah-nya, lantas menyadari ada sesuatu yang berbeda dengan ekspresi sahabatnya tersebut, akhirnya ia bersiul.(kode menyapa/memanggil)

Fiwuuuwit!

Mendengar siulan Alan, Verza lekas menoleh dengan tatapan yang tidak biasa.

"Salah gua apa coba! niat gua kan baik! Katakan! Apa salah gua hah!" Ucap-nya cukup lantang.

Menjadikan Alan terkejut, sebab tidak mengerti maksud dia.

"Apa tangan gua ini kotor hah? Sampek segitunya gak mau menyentuhnya, hah!" Lanjut Verza masih mengemukakan rasa kesalnya akibat perkara tadi sembari melihat-lihat kedua telapak tangan dia sendiri.

Sontak Alan langsung tersenyum melihat ekspresi sekaligus tingkah Verza konyol itu. Namun Alan sama sekali tidak menanyakan 'sedang apa' dan 'ada apa' kepadanya, sebab ia sudah sangat paham sekali dengan Verza. Alhasil ia hanya menggelengkan kepala saja lantas membuka buku-nya lagi.

____

Kegiatan belajar-mengajar hendak di mulai kembali. para geng Naldo pun telah masuk jua ke dalam ruang kelas. Namun kali ini dia sedang tidak berbuat onar, kebetulan ketika dia masuk kelas, posisi Verza sedang melamun sembari menidurkan kepala menghadap ke arah tembok, sedangkan Alan sedang fokus membaca buku.

Setelah semuanya masuk dan Guru jua telah masuk ke dalam ruang kelas, sang Guru lekas mengumumkan tentang semester pertama yang hendak di laksanakan dalam waktu dekat, beliau memberikan saran kepada semua siswa-siswi supaya lebih memperhatikan kembali belajarnya.

Karena di kelas 12 adalah kelas yang menentukan pendidikan berikutnya di bangku kuliah. Setelah guru selesai memberi saran dan pesan, pelajaran kembali di lanjutkan. Hingga beberapa jam kemudian, tiba waktunya pulang.

Teng … Teng … Teng …

Lonceng sekolah sudah terdengar, para siswa-siswi sudah banyak yang pulang, sebagian ada yang tinggal di asrama, mereka kembali ke asrama. Namun untuk Alan sendiri berencana hendak mengambil buku pelajaran di perpustakaan terlebih dahulu untuk menambah wawasan belajar.

Tentu, mengingat menjelang semester seperti yang baru saja di sampaikan oleh Guru, pastilah ia menjadi semangat lagi untuk meraih peringkat yang baik.

"Hei Lan, arah balik kan … ke sana, bukan ke situ?" Ucap Verza semasih melangkah bersama keluar kelas. Sebabnya Alan hendak melangkah berbalik arah darinya.

"Kamu balik aja dulu ke asrama, nanti aku menyusul" jawab Alan.

"Emang loe mau kemana?" tanya Verza.

"Ke perpustakaan sebentar," jawab Alan singkat.

"Oh yaudah kalo gitu, gua balik dulu ya." Lanjut Verza.

"Iya." Pungkas Alan.

Alan beranjak menuju ke dalam ruang perpustakaan. Karena sekolah sudah pada jam pulang, maka suasana sekitar perpustakaan sangatlah sepi.

'Puji Tuhan, belum di kunci pintunya.' Batin Alan.

Setelah Alan masuk kedalam ruang perpustakaan tersebut, ia tidak menyadari bahwa dirinya tengah di ikuti oleh Naldo beserta kelompoknya, mereka masuk jua kedalam ruangan perpustakaan tersebut. Tanpa Alan sadari Naldo memang sudah membidik Alan dari arah kejauhan sejak tadi.

"Hey anak miskin, sedang belajar loe ya, Hemm.. yang di cap sebagai anak paling pintar di kelas ..." lirih Naldo mengejeknya.

Alan mendengarnya, namun tidak sekalipun ia menengok ke arah mereka.

"Hey tuli! gua lagi ngomong sama loe, kampang!" Lanjut Naldo mengumpat, merasa geram Alan tidak menghiraukan dia samasekali.

Lagi-lagi Alan tidak menggubrisnya, karena sedang fokus mencari buku yang sedang ia cari pada rak buku tersebut.

'Bedebah!' Naldo semakin emosi. Lantas meraih pundak Alan dari belakang kemudian dilemparkannya kuat.

Seet!

Hingga tubuh Alan menatap rak buku.

Braak!

"Gua lagi ngomong sama loe kampang! loe itu tuli atau bisu hah!" Teriak Naldo, emosinya semakin membelenggu jiwa.

Wasis (teman Naldo) bergegas mendekat ke Naldo lekas berbisik ke telinganya supaya dia jangan berteriak, khawatir jika sampai ketahuan oleh Satpam, mengingat sekolah sudah di tutup.

Setelah Wasis selesai berkata demikian, Naldo langsung meraih tangan Alan, dibawanya masuk kedalam ruang kosong yang berada didalam ruang perpustakaan tersebut. Diketahui ruangan itu selama ini selalu tertutup.

Sebelum Naldo membuka pintu ruangan tersebut, salah satu temannya ada yang hendak mencegahnya. Yakni Wasis.

"Eh Do, pintu itu gak pernah dibuka selama ini, apa nanti kita tidak kena hukuman oleh guru jika sampai ketahuan kita memasuki ruangan itu?"

"Aiih banyak cakap Nihan kau Sis, udahlah tak usah pikirkan itu, cepat loe seret dia masuk kedalam sana." Perintah Naldo.

"Oke."

Sebelumnya, Alan hendak melepaskan diri dari cengkraman kelompok itu, tetapi susah baginya terlepas lantaran satu banding lima orang. Lantas Alan di seret oleh mereka kedalam ruang kosong tersebut, di lempar nan disusul pukulan bertubi-tubi oleh Naldo bersama seluruh teman sekelompoknya.

Brakk! brakk! brakk!

"Siapa yang bilang tentang kejantanan tadi siang hah? mana kejantanan yang loe bilang itu hah?" Ucap Naldo seraya terus meninju Alan dengan kepalan tangan tepat pada bagian perut.

Blug! Blug! Blug!

"Rasakan nih kejantanan gua!" Ucap dia semasih menganiaya Alan.

Naldo berhenti sejenak hendak melihat Alan merintih atau meminta Ampun. Tetapi samasekali tiada kalimat 'Ampun' keluar dari mulut Alan melainkan tatapan tajam tiada padam. Selama serangan bertubi-tubi dari lima orang tersebut, maka sulit bagi Alan menghindari/melawan mereka.

"Katakan woi! ini kah yang kau sebut dengan jantan hah? tak berdaya seperti ini, kayak tikus got tersiram air, cuih!" Ucap Naldo seraya mendekat kembali ke Alan.

Alan tak berdaya, darah pun mengalir diantara hidung dan bibirnya. Kemudian Naldo mencekik (tidak begitu kuat) sembari menampar pipinya ke kanan dan ke kiri.

Plak! plak! plak!

Naldo geram lantaran Alan samasekali tidak menjawab sepatah katapun sejak tadi, membuatnya kian beringas melanjutkan aksi yang tak terpuji. Alan lekas di tinju bagian perutnya oleh Naldo lebih kuat dari sebelumnya, bahkan hingga berkali-kali pukulan.

Blug! Blug! Blug!

Akhirnya, Alan bersuara lantaran tak kuasa menahan sakit ketika Naldo mengayunkan pukulan menggunakan lutut ke perutnya.

"Arrggh!"

Aksi yang Naldo lakukan sangatlah beringas lantaran sudah beberapa kali dia memukulnya, Alan sama sekali tidak merintih kesakitan. Cara jitu yang ia lakukan ini (menggunakan lutut) semata-mata hanya ingin mendengar Alan merintih dan berharap Alan mengucapkan kalimat 'Ampun'

"Bersuara juga loe akhirnya bocah bisu! uluh-uluh udah gak tahan ya? Apa … masih mau loe merasakan 'kejantanan' seperti yang loe bilang tadi, hah?" Naldo mengejek sembari memegang pipi Alan kuat menggunakan satu tangannya.

Terpopuler

Comments

Sazia Almira Santoso

Sazia Almira Santoso

terlalu

2021-06-11

2

Beci Luna

Beci Luna

kok dianiayah disekolah dekat perpustakaan,apa tdk ada yg lihat ,paling tidak ada CCTV,atau guru....semiga anak muda yg baca novel ini jangan tiru tindak kejahatan ini.byk kasus anak yg kemampuan org tuax rendah selalu dibuli di sekolahpadahal anakx pintar,sopan ,patuh pd sekolah,cendrung anak org gede...
yg selalu jd paehatian serius....ditakuti....apa karna status pekerjaan org tua sangat berpengaruh pd dunia pendidikan.sedih juga baca novel ini.maaf...ya thor

2021-04-19

0

pembaca dalam hati

pembaca dalam hati

Nihan apa?

2021-03-30

1

lihat semua
Episodes
1 BAB 1
2 BAB 2
3 BAB 3
4 BAB 4
5 BAB 5
6 BAB 6
7 BAB 7
8 BAB 8
9 BAB 9
10 BAB 10
11 BAB 11
12 BAB 12
13 BAB 13
14 BAB 14
15 BAB 15
16 BAB 16
17 BAB 17
18 BAB 18
19 BAB 19
20 BAB 20
21 BAB 21
22 BAB 22
23 BAB 23
24 BAB 24
25 BAB 25
26 BAB 26
27 BAB 27
28 BAB 28
29 BAB 29
30 BAB 30
31 BAB 31
32 BAB 32
33 BAB 33
34 Michealan Stevanus Lawrence (Alan)
35 BAB 35
36 BAB 36
37 BAB 37
38 BAB 38
39 BAB 39
40 BAB 40
41 BAB 41
42 BAB 42
43 BAB 43
44 BAB 44
45 BAB 45
46 BAB 46
47 BAB 47
48 BAB 48
49 Mike Stevanus Lawrence (Mike)
50 BAB 50
51 BAB 51
52 BAB 52
53 BAB 53
54 BAB 54
55 BAB 55
56 BAB 56
57 BAB 57
58 BAB 58
59 BAB 59
60 BAB 60
61 BAB 61
62 BAB 62
63 BAB 63
64 BAB 64
65 BAB 65
66 BAB 66
67 BAB 67
68 BAB 68
69 BAB 69
70 Alan Vs Mike Part 1
71 Alan Vs Mike Part 2
72 Alan Vs Mike Part 3
73 Alan Vs Mike Part 4
74 Alan Vs Mike Part 5
75 BAB 75
76 BAB 76
77 BAB 77
78 BAB 78
79 BAB 79
80 BAB 80
81 BAB 81
82 BAB 82
83 BAB 83
84 BAB 84
85 BAB 85
86 BAB 86
87 BAB 87
88 BAB 88
89 BAB 89
90 BAB 90
91 BAB 91
92 BAB 92
93 BAB 93
94 BAB 94
95 BAB 95
96 BAB 96
97 BAB 97
98 BAB 98
99 BAB 99
100 BAB 100
101 BAB 101
102 BAB 102
103 BAB 103
104 BAB 104
105 BAB 105
106 BAB 106
107 BAB 107
108 BAB 108
109 BAB 109
110 BAB 110
111 BAB 111
112 BAB 112
113 BAB 113
114 BAB 114
115 BAB 115
116 BAB 116
117 BAB 117
118 BAB 118
119 BAB 119
120 BAB 120
121 BAB 121
122 BAB 122
123 BAB 123
124 BAB 124
125 BAB 125
126 BAB 126
127 BAB 127
128 BAB 128
129 BAB 129
130 BAB 130
131 BAB 131
132 BAB 132
133 BAB 133
134 BAB 134
135 BAB 135
136 BAB 136
137 BAB 137
138 BAB 138
139 BAB 139
140 BAB 140
141 BAB 141
142 BAB 142
143 BAB 143
144 BAB 144
145 BAB 145
146 BAB 146
147 BAB 147
148 BAB 148
149 BAB 149
150 BAB 150
151 BAB 151
152 BAB 152
153 BAB 153
154 BAB 154
155 BAB 155
156 BAB 156
157 BAB 157
158 BAB 158
159 BAB 159
160 BAB 160
161 BAB 161
162 BAB 162
163 BAB 163
164 BAB 164
165 BAB 165
166 BAB 166
167 BAB 167
168 BAB 168
169 BAB 169
170 BAB 170
171 BAB 171
172 BAB 172
173 BAB 173
174 BAB 174
175 BAB 175
176 BAB 176
177 BAB 177
178 BAB 178
179 BAB 179
180 BAB 180
181 BAB 181
182 BAB 182
183 BAB 183
184 BAB 184
185 BAB 185
186 Terima kasih
Episodes

Updated 186 Episodes

1
BAB 1
2
BAB 2
3
BAB 3
4
BAB 4
5
BAB 5
6
BAB 6
7
BAB 7
8
BAB 8
9
BAB 9
10
BAB 10
11
BAB 11
12
BAB 12
13
BAB 13
14
BAB 14
15
BAB 15
16
BAB 16
17
BAB 17
18
BAB 18
19
BAB 19
20
BAB 20
21
BAB 21
22
BAB 22
23
BAB 23
24
BAB 24
25
BAB 25
26
BAB 26
27
BAB 27
28
BAB 28
29
BAB 29
30
BAB 30
31
BAB 31
32
BAB 32
33
BAB 33
34
Michealan Stevanus Lawrence (Alan)
35
BAB 35
36
BAB 36
37
BAB 37
38
BAB 38
39
BAB 39
40
BAB 40
41
BAB 41
42
BAB 42
43
BAB 43
44
BAB 44
45
BAB 45
46
BAB 46
47
BAB 47
48
BAB 48
49
Mike Stevanus Lawrence (Mike)
50
BAB 50
51
BAB 51
52
BAB 52
53
BAB 53
54
BAB 54
55
BAB 55
56
BAB 56
57
BAB 57
58
BAB 58
59
BAB 59
60
BAB 60
61
BAB 61
62
BAB 62
63
BAB 63
64
BAB 64
65
BAB 65
66
BAB 66
67
BAB 67
68
BAB 68
69
BAB 69
70
Alan Vs Mike Part 1
71
Alan Vs Mike Part 2
72
Alan Vs Mike Part 3
73
Alan Vs Mike Part 4
74
Alan Vs Mike Part 5
75
BAB 75
76
BAB 76
77
BAB 77
78
BAB 78
79
BAB 79
80
BAB 80
81
BAB 81
82
BAB 82
83
BAB 83
84
BAB 84
85
BAB 85
86
BAB 86
87
BAB 87
88
BAB 88
89
BAB 89
90
BAB 90
91
BAB 91
92
BAB 92
93
BAB 93
94
BAB 94
95
BAB 95
96
BAB 96
97
BAB 97
98
BAB 98
99
BAB 99
100
BAB 100
101
BAB 101
102
BAB 102
103
BAB 103
104
BAB 104
105
BAB 105
106
BAB 106
107
BAB 107
108
BAB 108
109
BAB 109
110
BAB 110
111
BAB 111
112
BAB 112
113
BAB 113
114
BAB 114
115
BAB 115
116
BAB 116
117
BAB 117
118
BAB 118
119
BAB 119
120
BAB 120
121
BAB 121
122
BAB 122
123
BAB 123
124
BAB 124
125
BAB 125
126
BAB 126
127
BAB 127
128
BAB 128
129
BAB 129
130
BAB 130
131
BAB 131
132
BAB 132
133
BAB 133
134
BAB 134
135
BAB 135
136
BAB 136
137
BAB 137
138
BAB 138
139
BAB 139
140
BAB 140
141
BAB 141
142
BAB 142
143
BAB 143
144
BAB 144
145
BAB 145
146
BAB 146
147
BAB 147
148
BAB 148
149
BAB 149
150
BAB 150
151
BAB 151
152
BAB 152
153
BAB 153
154
BAB 154
155
BAB 155
156
BAB 156
157
BAB 157
158
BAB 158
159
BAB 159
160
BAB 160
161
BAB 161
162
BAB 162
163
BAB 163
164
BAB 164
165
BAB 165
166
BAB 166
167
BAB 167
168
BAB 168
169
BAB 169
170
BAB 170
171
BAB 171
172
BAB 172
173
BAB 173
174
BAB 174
175
BAB 175
176
BAB 176
177
BAB 177
178
BAB 178
179
BAB 179
180
BAB 180
181
BAB 181
182
BAB 182
183
BAB 183
184
BAB 184
185
BAB 185
186
Terima kasih

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!