BAB 3

Pagi harinya, mereka membereskan sisa barang yang belum sepenuhnya selesai saat dikerjakan pada malam hari. Selepas usai, mereka langsung hengkang dari kontrakan tersebut. Mereka pergi berjalan kaki lantaran motor butut yang mereka miliki sudah dirampas oleh sekelompok preman yang datang semalam.

Ketika mereka berjalan cukup jauh dari tempat tinggalnya, bayi itu menangis.

Oaak ... Oak ... Oak ...

"Aiissh! berisik Nihan bayi itu, nangis terus! Penging rasa kupingku dia buat, Haeh!" Ferdi mengutarakan rasa kesalnya.

"Ya namanya juga bayi Fer, pasti banyak menangis lah, apalagi dia dari kita temukan semalam belum minum susu. Eh Fer, kau ada duit tak? beliin susu buat bayi ini sih ..." Pinta Ika sembari menimang-nimang bayi itu.

"Ush ... Ush ... Sayang, Jangan menangis, Ush ... Ush, Ush"

"Kagak ada! lagian kalo buat ngasih susu ke itu bocah, jangan ngarep kau!" jawabnya sengit seraya meliriknya tajam.

Mendengar jawaban Ferdi seperti itu, Ika lekas merogoh seluruh kantong celananya sendiri untuk mencari sisa uang. "Aha, akhirnya nemu juga" ucap-nya senang ketika mendapati uang recehan didalam saku-nya.

"Kau tunggu disini bentar ya Fer" Pamit-nya sembari melangkah menuju ke sebuah warung kopi terdekat.

Setelah sampai, "Bu, pesan susu sacset seduh ya pake air anget aja, soalnya mau langsung di minum" Pinta-nya kepada penjual di warung tersebut.

"Iya Neng, tunggu sebentar ya ..." jawab ibu warung lekas membuatkan pesanannya.

Selepas usai, kembali kepada Ferdi yang kini sedang menunggunya dibawah pohon rindang tak jauh dari warung kopi tersebut.

"Beli apa sih kau?" Tanya Ferdi nampak kesal.

"Ini ... aku beli susu buat ni bayi." Jawab Ika lekas memberikan susu tersebut kepada sang bayi.

"Oh ... jadi sekarang kau lebih mementingkan bayi itu daripada aku hah? aku aja belum makan dari pagi!" lanjut Ferdi.

"Astaga, keadaan begini kau masih saja bawel sih Fer! Kau kan sudah dewasa, masalah makan kau kan bisa beli nanti, susah amat! kalo bayi ini keburu mati gimana coba?"

"Cih! bayi itu lagi, bayi itu lagi! udah lah, kita lanjut jalan." Pungkas Ferdi bergegas melangkah pergi, lekas Ika pun menyusulnya.

___

Mereka melanjutkan perjalanan di sepanjang jalan lintas antar Propinsi. Hingga waktu menjelang petang sekitar pukul 16:00 pm. Mereka tiba di sebuah desa yang letaknya cukup jauh dari mereka tinggal sebelumnya.

Di dalam Desa itu tidak terlampau terpencil dan tidak jua terlalu ramai, tidak begitu jauh dari jalan lintas yang menghubungkan antar Propinsi dan juga tidak jauh dari kawasan industri.

Di saat mereka tengah berjalan, Mereka bertemu dengan seorang penduduk yang kebetulan melintas tak jauh dari mereka, dia baru pulang dari ladang bernama Pak Agus.

"Permisi Pak, Maaf menganggu waktunya sebentar kami mau bertanya, apa di desa sekitar sini ada rumah yang bisa kami sewa ya Pak?" Tanya Ferdi.

"Oh iya ada Pak, mari saya antar ke tempat itu" jawab Pak Agus tersenyum hangat.

Lantas Mereka bersama-sama berjalan hendak menuju rumah yang dimaksud. Semasih berjalan mereka sembari berbincang-bincang. Pak Agus berkata bahwa di Desa tempat daerah tersebut ada orang kaya juragan tanah. Yang mana juragan tanah tersebut memiliki jumlah tanah yang sangat luas berhektar-hektar dan juga rumah yang dia sewakan berada dimana-mana, sang juragan tanah itu bernama Pak Toni.

___

Tidak selang waktu lama, Mereka telah sampai di kediaman Pak Toni.

"Permisi Pak, ini ada tamu mau bertemu dengan Bapak dan mau mencari rumah sewa katanya Pak." Ucap Pak Agus.

Setelah Pak Agus usai menunjukan dan menyampaikan kepada Pak Toni, dia langsung berpamitan pulang.

"Terima kasih banyak, Pak." Ucap Ferdi dan Ika serentak saat Pak Agus berpamitan.

Pak Toni menyambut mereka berdua dengan senyum hangat dan saling berjabat tangan. Di sambut jua oleh istri Pak Toni sembari menggendong bayi.

"Apa betul yang telah beliau (Pak Agus) sampaikan tadi, Dik?" Tanya Pak Toni.

"Benar sekali pak, kami sedang mencari rumah sewa seperti yang bapak itu sampaikan, apa bapak ada rumah yang harga sewanya cukup terjangkau yang dapat kami sewa pak?" Lanjut Ferdi langsung ke inti pokok keperluannya.

Pak Toni diam sejenak sembari memperhatikan mereka, kemudian dia membenarkan bahwa dia memang memiliki rumah untuk di sewakan. Lantas berlanjut sedikit berbincang-bincang terlebih dahulu. Didalam perbincangan maka tak lepas dari sebuah pertanyaan tentang dari manakah mereka berdua berasal.

Tentu, Ferdi dan Ika sempat bimbang kala kalimat pertanyaan tersebut terlontar dari pak Toni. Karena jika mereka menjawab apa adanya, mereka takut jika preman-preman yang hendak menangih hutangnya dapat menemukan keberadaan mereka, alhasil mereka berbohong kepada Pak Toni.

Pak Toni menanyakan jua tentang apa pekerjaan mereka. Lantas untuk pertanyaan yang ini, mereka berkata jujur apa adanya bahwa mereka belum mendapatkan pekerjaan, khususnya Ferdi.

Pak Toni diam sejenak sembari berpikir, dan Lagi-lagi dia memperhatikan mereka berdua, karena dari tampilan fisik tamu yang sedang berada dihadapannya ini terlihat masih sangat muda dan yang pokok utama yang dia lihat adalah bayi yang sedang di gendong Ika.

Pak Toni amat bijak, lekas memutuskan untuk memberikan tempat tinggal pada mereka secara gratis, di salah satu rumah kosong miliknya yang telah lama tidak di huni berjarak kurang lebih 1 km dari kediamannya.

Namun tidak gratis belaka melainkan ada syaratnya, yakni Ferdi akan kerja di rumah-nya menjadi pesuruh serba bisa dan juga istrinya akan bekerja beres-beres rumah (pembantu). Sebab kebetulan saat ini Pak Toni beserta sang istri sedang membutuhkan tenaga kerja lantaran sang istri barusaja melahirkan.

Tentu saja, Ferdi maupun Ika sangat menerima tawaran tersebut. Setelah selesai disepakati, mereka memungkasi perbincangan lantas bergegas menuju rumah yang akan mereka tinggali.

___

Disaat mereka berjalan nyaris sampai di rumah yang hendak mereka tinggali, tampa disengaja berjumpa kembali dengan pak Agus, yang ternyata letak rumah-nya hanya berjejer 3 rumah dari deretan rumah yang hendak mereka tinggali.

"Loh pak, mau tinggal di sini ya, wah jadi tetangga deh kita." Sambut pak Agus beserta istrinya.

"Eh iya Bu, Pak." jawab Ika dan Ferdi dengan senyum hangat.

Mereka berbincang-bincang sejenak dengan pak Agus beserta istrinya dan beberapa tetangga yang berada di sebelah rumah.

"Emm.. ngomong-ngomong bayinya usia berapa bulan neng, nampaknya masih sangat muda sekali" tanya istri pak Agus basa-basi membumbui suasana.

"Ini anu Bu ... baru dua Minggu." jawab Ika ngasal.

"Walah ... imutnya anak ini" ucap istri pak Agus sembari menyempil pipi mungil bayi tersebut semasih dia menggendong bayinya sendiri.

"Namanya siapa ini neng?" lanjutnya.

Sontak Ika gugup kala kalimat pertanyaan tersebut terlontar, sebab belum terpikirkan olehnya untuk memberikan nama bayi itu, lantas tiba-tiba Ferdi menyahut "Namanya Alan, Bu." sembari senyum.

"Oh Alan ... wah bagus sekali Nama-nya. Em .. lihat itu nak, dia akan menjadi temanmu dan akan besar bareng kamu." Ucap istri pak Agus berbicara sendiri dengan bayi-nya yang masih di gendong sambil menimang-nimangnya.

"Oh iya, anak ibu dan bapak, siapa namanya?" Ika kembali bertanya.

"Nama anak kami, Verza neng" jawabnya.

Setelah selesai berbincang-bincang dan berkenalan dengan warga sekitar, mereka lanjut masuk kedalam rumah.

___

Rumah yang akan mereka tinggali secara gratis adalah rumah sederhana khas rumah adat berdinding matrial kayu, karena sudah sangat lama tak di huni, rumah kayu itu sangatlah kotor, terdapat banyak debu dan sarang laba-laba diatas langit-langit rumah.

"Aiiishh! alangkah kotornya, ini rumah apa kandang B*bi sih!" Cetus Ferdi.

"Namanya juga gratis Fer, lumayanlah daripada kita tidur di jalanan." jawab Ika seraya meletakkan beberapa barang.

Lekas mereka membereskan rumah tersebut bersama-sama. Sementara bayi Alan ditaruh di kursi didekat mereka.

"Hey Fer, bayi itu gak terlalu banyak nangis ya (tidak rewel) dia nangis cuma saat lapar doang, dan kulitnya juga bersih putih kayak keturunan orang kaya ya ..." Ika mengagumi bayi yang di temukannya sembari menyapu lantai.

Sementara Ferdi tidak begitu merespon obrolan Ika yang sedang membicarakan bayi yang di temukannya tersebut. "Banyak Ngebac*t tak penting kau, udah buruan beres-beres, selesaikan semua ini sebelum gelap."

"Iya, iya Fer. Kan ... Aku cuma ngomong doang."

___

Hari sudah semakin gelap, lampu pun belum ada, Alhasil mereka menggunakan penerangan dengan Lilin. Kemudian mereka menghentikan aktifitasnya untuk sementara dan akan di lanjutkan pada esok hari.

Namun, karena susu cair yang di berikan kepada Alan dari pagi sudah mulai basi, Ika beranjak pergi ke warung hendak membelikan susu sascet lagi.

Ketika sudah sampai di warung ia bertemu dengan beberapa warga kampung yang sedang berkumpul dan saling berbincang-bincang satu sama lain, khususnya para ibu-ibu.

"Hey, kamu yang baru saja pindah dan tinggal di rumah kosong milik pak Toni itu ya ...?" Tanya Ibu A mengawali percakapan.

"Salam kenal ya, oh iya kamu masih terlihat muda sekali ya ..." sambung Ibu B.

"Iya betul tuh, aku lihat tadi anak kamu seperti baru di lahirkan, tapi melihat badanmu tidak seperti orang yang baru melahirkan?" Lanjut Ibu C.

"Iya ya, dia masih terlihat langsing sekali, eh btw apa sih resep rahasianya badan kamu bisa masih langsing abis melahirkan gitu?" Sambung Ibu D

"Bagi resepnya dong mba.." Sambung Ibu-Ibu yang lain.

Begitu banyak percakapan dan pertanyaan dari ibu-ibu kampung membuat Ika pusing, kemudian ia buru-buru pulang dan hanya menjawab satu atau dua kata saja dari setiap pertanyaan yang mereka tanyakan tersebut.

Karena sesungguhnya Ika paling enggan jika ditanya-tanya tentang siapa dirinya. Ia jua tidak ingin diketahui asal-usulnya.

___

Next ...

Terpopuler

Comments

May Tanty

May Tanty

kasihan baby Alan😭😭😭

2021-05-13

0

IKA 🌹SSC🌷💋plf

IKA 🌹SSC🌷💋plf

astagaaaah susu sachetan 😭😭😭

2021-01-20

1

ANI dfa W⃠🍓ˢˢᶜ🌴

ANI dfa W⃠🍓ˢˢᶜ🌴

susu sachet thor 😭😭😭😭😭 kasih ke aq aja thor dedek bayinya 😔😔😔😔😔

2021-01-13

1

lihat semua
Episodes
1 BAB 1
2 BAB 2
3 BAB 3
4 BAB 4
5 BAB 5
6 BAB 6
7 BAB 7
8 BAB 8
9 BAB 9
10 BAB 10
11 BAB 11
12 BAB 12
13 BAB 13
14 BAB 14
15 BAB 15
16 BAB 16
17 BAB 17
18 BAB 18
19 BAB 19
20 BAB 20
21 BAB 21
22 BAB 22
23 BAB 23
24 BAB 24
25 BAB 25
26 BAB 26
27 BAB 27
28 BAB 28
29 BAB 29
30 BAB 30
31 BAB 31
32 BAB 32
33 BAB 33
34 Michealan Stevanus Lawrence (Alan)
35 BAB 35
36 BAB 36
37 BAB 37
38 BAB 38
39 BAB 39
40 BAB 40
41 BAB 41
42 BAB 42
43 BAB 43
44 BAB 44
45 BAB 45
46 BAB 46
47 BAB 47
48 BAB 48
49 Mike Stevanus Lawrence (Mike)
50 BAB 50
51 BAB 51
52 BAB 52
53 BAB 53
54 BAB 54
55 BAB 55
56 BAB 56
57 BAB 57
58 BAB 58
59 BAB 59
60 BAB 60
61 BAB 61
62 BAB 62
63 BAB 63
64 BAB 64
65 BAB 65
66 BAB 66
67 BAB 67
68 BAB 68
69 BAB 69
70 Alan Vs Mike Part 1
71 Alan Vs Mike Part 2
72 Alan Vs Mike Part 3
73 Alan Vs Mike Part 4
74 Alan Vs Mike Part 5
75 BAB 75
76 BAB 76
77 BAB 77
78 BAB 78
79 BAB 79
80 BAB 80
81 BAB 81
82 BAB 82
83 BAB 83
84 BAB 84
85 BAB 85
86 BAB 86
87 BAB 87
88 BAB 88
89 BAB 89
90 BAB 90
91 BAB 91
92 BAB 92
93 BAB 93
94 BAB 94
95 BAB 95
96 BAB 96
97 BAB 97
98 BAB 98
99 BAB 99
100 BAB 100
101 BAB 101
102 BAB 102
103 BAB 103
104 BAB 104
105 BAB 105
106 BAB 106
107 BAB 107
108 BAB 108
109 BAB 109
110 BAB 110
111 BAB 111
112 BAB 112
113 BAB 113
114 BAB 114
115 BAB 115
116 BAB 116
117 BAB 117
118 BAB 118
119 BAB 119
120 BAB 120
121 BAB 121
122 BAB 122
123 BAB 123
124 BAB 124
125 BAB 125
126 BAB 126
127 BAB 127
128 BAB 128
129 BAB 129
130 BAB 130
131 BAB 131
132 BAB 132
133 BAB 133
134 BAB 134
135 BAB 135
136 BAB 136
137 BAB 137
138 BAB 138
139 BAB 139
140 BAB 140
141 BAB 141
142 BAB 142
143 BAB 143
144 BAB 144
145 BAB 145
146 BAB 146
147 BAB 147
148 BAB 148
149 BAB 149
150 BAB 150
151 BAB 151
152 BAB 152
153 BAB 153
154 BAB 154
155 BAB 155
156 BAB 156
157 BAB 157
158 BAB 158
159 BAB 159
160 BAB 160
161 BAB 161
162 BAB 162
163 BAB 163
164 BAB 164
165 BAB 165
166 BAB 166
167 BAB 167
168 BAB 168
169 BAB 169
170 BAB 170
171 BAB 171
172 BAB 172
173 BAB 173
174 BAB 174
175 BAB 175
176 BAB 176
177 BAB 177
178 BAB 178
179 BAB 179
180 BAB 180
181 BAB 181
182 BAB 182
183 BAB 183
184 BAB 184
185 BAB 185
186 Terima kasih
Episodes

Updated 186 Episodes

1
BAB 1
2
BAB 2
3
BAB 3
4
BAB 4
5
BAB 5
6
BAB 6
7
BAB 7
8
BAB 8
9
BAB 9
10
BAB 10
11
BAB 11
12
BAB 12
13
BAB 13
14
BAB 14
15
BAB 15
16
BAB 16
17
BAB 17
18
BAB 18
19
BAB 19
20
BAB 20
21
BAB 21
22
BAB 22
23
BAB 23
24
BAB 24
25
BAB 25
26
BAB 26
27
BAB 27
28
BAB 28
29
BAB 29
30
BAB 30
31
BAB 31
32
BAB 32
33
BAB 33
34
Michealan Stevanus Lawrence (Alan)
35
BAB 35
36
BAB 36
37
BAB 37
38
BAB 38
39
BAB 39
40
BAB 40
41
BAB 41
42
BAB 42
43
BAB 43
44
BAB 44
45
BAB 45
46
BAB 46
47
BAB 47
48
BAB 48
49
Mike Stevanus Lawrence (Mike)
50
BAB 50
51
BAB 51
52
BAB 52
53
BAB 53
54
BAB 54
55
BAB 55
56
BAB 56
57
BAB 57
58
BAB 58
59
BAB 59
60
BAB 60
61
BAB 61
62
BAB 62
63
BAB 63
64
BAB 64
65
BAB 65
66
BAB 66
67
BAB 67
68
BAB 68
69
BAB 69
70
Alan Vs Mike Part 1
71
Alan Vs Mike Part 2
72
Alan Vs Mike Part 3
73
Alan Vs Mike Part 4
74
Alan Vs Mike Part 5
75
BAB 75
76
BAB 76
77
BAB 77
78
BAB 78
79
BAB 79
80
BAB 80
81
BAB 81
82
BAB 82
83
BAB 83
84
BAB 84
85
BAB 85
86
BAB 86
87
BAB 87
88
BAB 88
89
BAB 89
90
BAB 90
91
BAB 91
92
BAB 92
93
BAB 93
94
BAB 94
95
BAB 95
96
BAB 96
97
BAB 97
98
BAB 98
99
BAB 99
100
BAB 100
101
BAB 101
102
BAB 102
103
BAB 103
104
BAB 104
105
BAB 105
106
BAB 106
107
BAB 107
108
BAB 108
109
BAB 109
110
BAB 110
111
BAB 111
112
BAB 112
113
BAB 113
114
BAB 114
115
BAB 115
116
BAB 116
117
BAB 117
118
BAB 118
119
BAB 119
120
BAB 120
121
BAB 121
122
BAB 122
123
BAB 123
124
BAB 124
125
BAB 125
126
BAB 126
127
BAB 127
128
BAB 128
129
BAB 129
130
BAB 130
131
BAB 131
132
BAB 132
133
BAB 133
134
BAB 134
135
BAB 135
136
BAB 136
137
BAB 137
138
BAB 138
139
BAB 139
140
BAB 140
141
BAB 141
142
BAB 142
143
BAB 143
144
BAB 144
145
BAB 145
146
BAB 146
147
BAB 147
148
BAB 148
149
BAB 149
150
BAB 150
151
BAB 151
152
BAB 152
153
BAB 153
154
BAB 154
155
BAB 155
156
BAB 156
157
BAB 157
158
BAB 158
159
BAB 159
160
BAB 160
161
BAB 161
162
BAB 162
163
BAB 163
164
BAB 164
165
BAB 165
166
BAB 166
167
BAB 167
168
BAB 168
169
BAB 169
170
BAB 170
171
BAB 171
172
BAB 172
173
BAB 173
174
BAB 174
175
BAB 175
176
BAB 176
177
BAB 177
178
BAB 178
179
BAB 179
180
BAB 180
181
BAB 181
182
BAB 182
183
BAB 183
184
BAB 184
185
BAB 185
186
Terima kasih

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!