Istri Untuk Reyhan

Istri Untuk Reyhan

Bab 1

Beberapa tahun sudah berlalu, Mesya dan Meysi kini sudah beranjak dewasa.

Semua waktu Reyhan hanya untuk kedua adiknya dan juga bisnisnya, bahkan hingga saat ini tidak ada waktu untuk mencari istri.

Setiap harinya, ia di sibukkan mengurus bisnis besar peninggalan eyang Dira dan juga mengurus bisnis mendiang Papanya Erwin.

Setahun kepergian eyang Dira karena sakit, di susul oleh Papanya Erwin meninggal karena sakit jantung.

Makam mereka bersampingan dengan makan mamanya yaitu Annisa.

Sedangkan Oma dan Opanya juga sudah meninggal, karena kecelakaan pesawat.

Reyhan sempat terpuruk, karena dalam tiga tahun berturut-turut orang yang ia sangat sayangi pergi meninggalkan mereka untuk selamanya.

Kini Aunty Sifa dan Nadia yang menjadi orang tua mereka, memberikan kasih sayang pada mereka bertiga terutama saat itu kedua adik kembarnya yang masih duduk di bangku sekolah dasar.

Hari ini adalah hari pernikahan Mesya, saudari kembar Meysi. Sedangkan Meysi, jangankan berpikir untuk menikah, mempunyai pacar dirinya enggan.

Karena pernah mempunyai kekasih, yang selalu mengatur dirinya bahkan over protektif Meysi yang mempunyai rambut pendek, baju selalu kedodoran dengan gaya sedikit tomboinya.

Berbeda dengan Mesya yang sangat anggun, masih betah dengan rambut panjangnya sama seperti dulu.

Aunty Sifa berulang kali membangunkannya, akan tetapi tidak pergerakan sedikitpun dari Meysi.

Sebenarnya Meysi ikut bersama kakaknya menetap di rumah nenek Dira, akan tetapi hari ini pernikahan kembarannya. Sifa ingin Meysi berdandan agar terlihat cantik di pernikahan kembarannya.

Karena untuk berdandan, Meysi paling sulit di bujuk.

“Ya ampun Syi, aunty cape bangunin kamu! Aku akan menghubungi Kakakmu, kalau kamu belum bangun juga!” ancam Sifa beranjak dari tempat tidur.

“Huam ... masih ngantuk sekali,” keluh Meysi dengan suara paraunya.

“Cepat bangun! Kamu kan tahu, hari ini adalah pernikahan Kakakmu Mesya, kenapa susah sekali untuk bangun. Lihat, kakakmu Reyhan hampir dua puluh kali menghubungimu!”

“Dia adikku, bukan kakakku!” protes meysi karena dirinya tidak ingin di panggil adik oleh Mesya.

“Huft ... terserah kau lah! Cepat mandi!”

“Iya, iya bawel!”

“Apa kamu bilang?! Katakan sekali lagi!” menatap keponakannya dengan tajam.

“Hehehe ... maaf aunty yang cantik, aku hanya bercanda.”

Meysi beranjak dari tempat tidur setengah berlari, karena melihat tatapan Sifa.

“Kapan kamu bisa mempunyai kekasih kalau begini caranya, dasar singa betina!”

Sifa menggeleng tapi bibirnya tersenyum.

“Lihat Mi, cucu Mami sekarang sudah sangat besar. Bahkan hari ini pernikahan kembarannya, begitu cepat ya berlalu Mi dan begitu cepat juga Mami meninggalkan kami,” gumam Sifa dalam hati mengingat almarhum maminya.

*

*

*

Ijab Kabul di mulai, pengucapan yang sangat lancar.

Suara bergema di ballroom tersebut, dengan serentak mengucapkan kata sah dan disambut dengan tepuk tangan yang meriah.

Reyhan menitikkan air mata, adik yang ia sayang sudah menikah, begitu cepat ia tumbuh besar.

“Kakak kenapa? Menangis?” tanya Meysi tanpa sengaja melihat sang kakak menghapus air matanya.

“Tidak,” sahut Reyhan cepat.

Meysi memeluk kakaknya, ia juga berusaha agar air matanya tidak jatuh.

“Kak, aku kangen Papa.”

Deg!

Disaat Meysi berkata seperti itu, selalu membuat hati Reyhan teriris.

“Doakan Papa disana agar tenang ya Sayang,” ucap Reyhan Lembut.

Meysi mengangguk.

Tak lama, Mesya menghampiri mereka. Lalu melekuk Reyhan.

“Kak, terima kasih atas segalanya yang telah kakak berikan pada kami, terutama aku. Kasih sayang Kakak tidak pernah kurang sedikitpun, walau Mama dan Papa sudah tiada. Terima kasih sudah merestui pernikahanku Kak,” ujar Mesya dengan suara bergetar menahan tangis.

“Sayang. Kamu tidak perlu berterima kasih, karena itu sudah tugas Kakak menjaga adikku. Bina rumah tangga kalian sebaik mungkin, jangan mengecewakan kakak.”

Reyhan memeluk kedua adiknya, lalu mencium pucuk kepala mereka secara bergantian.

Semua orang yang menatap mereka ikut terharu, bahkan ada yang menangis. Nadia contohnya, istri dari Dion.

Ia menangis dalam pelukan suaminya, Dion mengusap punggung istrinya.

Dion sangat tahu, perjuangan Reyhan mengurus kedua adiknya dan juga bisnis mereka yang sedang naik daun.

Reyhan melepaskan pelukannya.

“Pergilah duduk disana. Semua tamu sudah menunggu untuk memberimu selamat,” ujar Reyhan lembut.

Sebelum adiknya pergi dari hadapan kakaknya, Reyhan meninggalkan kecupan di kening adiknya untuk terakhir kalinya.

Setelah ini, ia harus meminta izin pada suami adiknya terlebih dahulu.

Cukup drama yang menguras air mata, kini terdengar musik yang menggelegar.

“Aunty,” panggil Meysi pada Sifa yang duduk tengah makan bersama suami dan kedua putranya.

“Ada apa? Apa Meysi mau makan, biar aunty suapi.”

“Tidak. Bukan itu,” sahut Meysi.

“Apa bulu matanya sudah boleh di lepas, gatal mataku!” protes Meysi.

Sifa langsung menatap tajam keponakannya.

Suami Sifa terkekeh mendengar penuturan Meysi yang meminta izin untuk melepaskan bulu mata palsunya.

“Tidak boleh ya,” ujar Meysi melihat tatapan tajam aunty nya.

“Eh Cakra, kamu tampan sekali,” puji Meysi pada adik sepupunya, yaitu anak bungsu dari Sifa. Ia sengaja memuji adik sepupunya agar mengalihkan tatapan tajam Sifa.

“Kakak juga cantik,” puji Cakra sambil menahan senyumnya.

“Masa? Siapa dulu dong yang mendandaniku.” Memainkan kedua alisnya melihat Sifa.

“Iya kan aunty yang paling cantik, dengar tidak apa yang putramu katakan?”

“Hm ...” deham Sifa melanjutkan makannya.

“Disini gerah sekali, aku kesana dulu Om, aunty. Dah Cakra,” pamit Meysi.

Suaminya Sifa hanya menggelengkan kepalanya melihat tingkah keponakan dari istrinya tersebut.

“Kamu menyebutnya singa betina, bukan?” tanya suaminya pada Sifa.

“Seharusnya julukan singa betina itu pantas untukmu, karena kamu lebih galak pada dia,” tutur suaminya sambil terkekeh.

“Hahaha ... sebenarnya julukan singa betina itu sudah pantas untuknya, aku hanya pawangnya saja,” sahut Sifa terkekeh.

Julukan singa betina pada Meysi adalah, karena Sifa pernah melihat Meysi memarahi preman yang memaksa minta uang pada pedagang kaki lima.

Hingga nyali preman itu menciut karena di bentak olehnya dan dari situ, Sifa menjuluki Meysi dengan singa betina.

*

*

*

Terima kasih banyak sudah memberi semangat author.

Oh ya, sebelum kalian membaca cerita ini, di wajibkan membaca karya author yang berjudul Rindu Pelukanmu. Karena cerita ini adalah, kelanjutan dari cerita tersebut dengan judul yang berbeda.

Terpopuler

Comments

superman

superman

Sibuk bgt reyhan

2023-01-22

0

Gadis Gaul

Gadis Gaul

Singgah sebentar tapi bukan pelarian aku baca satu2 oke 😘

2023-01-12

0

👑Ria_rr🍁

👑Ria_rr🍁

semangat up sobat

2023-01-11

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!