Bab 19

“Arga tidak bersalah,” ujar Reyhan, karena melihat tatapan tajam adiknya pada Arga.

“Kita pulang sekarang,” ajak Reyhan pada adiknya.

Meysi menggelengkan kepalanya.

“Kemari! Kita perlu bicara,” ujar Reyhan menarik paksa lengan adiknya dan membawanya masuk ke dalam mobil.

“Mey, kenapa kamu memaksa kakak untuk menikah? Kamu ini sudah dewasa, harusnya berpikir dewasa. Jangan seperti anak kecil seperti ini!” kesal Reyhan pada adiknya.

“Aku tidak masalah jika kakak tidak ingin menikah. Tapi, kenapa harus membentak?! Apa salahku? Aku tidak berani melakukan ini, jika kakak sendiri tidak pernah berjanji padaku!”

Lagi-lagi Meysi mengungkit janji kakaknya padanya.

“Baiklah, kakak minta maaf. Kaka salah padamu, jangan seperti ini sayang.”

Mengusap pipi adiknya, melihat ada buliran air mata yang mengalir di pipinya.

“Apa kamu mau memaafkan kakak, Sayang? Hem ... aku saat itu tidak sadar hingga membentak mu. Ada begitu banyak masalah di kantor, kamu tahu itu kan? Jadi, maafkan kakak ya.”

Meysi mengangguk.

“Izinkan aku tinggal di sini sehari lagi, ibunya Zahra begitu baik. Aku hanya ingin merasakan kasih sayang seorang Ibu, berdekatan dengan Ibu Zahra, Mey seperti punya Ibu,” tutur Meysi.

Mendengar akan hal itu, hati Reyhan begitu teriris. Tak di pungkiri, jika dirinya juga sangat merindukan kedua orang tuanya.

Reyhan tersenyum getir.

“Baiklah,” sahutnya pelan mengusap kepalanya adiknya.

Saat hendak membuka pintu mobil, tangan Meysi di tahan oleh kakaknya.

“Masalah perjodohan ini, kakak akan pertimbangkan.”

Meysi yang mendengarnya langsung terdiam dengan ucapan yang di lontarkan oleh kakaknya.

berulang kali Reyhan memanggilnya, hari Meysi tersadar. karena sedikit syok dengan ucapan kakaknya.

"Serius?"

Reyhan mengangguk.

"Kapan kamu pulang?" sambil menyelipkan rambut halus ke samping telinga adiknya.

“Mm ... aku akan pulang. Tapi, ada syaratnya.”

“Syarat? Huftt ... katakan apa syaratnya?” Reyhan tampak pasrah.

“Besok hari Minggu. Kita jalan-jalan yuk! Sudah lama kita tidak jalan-jalan kak,” ajak Meysi.

Meysi mengangguk.

Reyhan tersenyum lalu mengangguk, tanda ia setuju jika besok akan mengajak adiknya untuk jalan-jalan.

karena Reyhan sudah sangat lama tidak mengajak adiknya untuk jalan-jalan.

Setelah itu, meysi melepaskan pelukannya dan keluar dari mobil tersebut untuk kembali ke rumah Zahra.

***

Di tempat lain, Mesya sempat mendengar kabar dari Sifa jika adik kembarnya tersebut pergi dari rumah.

Namun, ia sudah bisa bernapas lega. Karena Meysi sudah di temukan dan berada di rumah temannya.

Siang ini, Mesya berniat berbelanja untuk kebutuhan bulanannya.

Kejadian beberapa hari lalu, hubungan ia dan suaminya belum juga membaik. Walaupun satu kamar, mereka tidak saling menyapa.

Mesya baru saja menyelesaikan pembayarannya, sedangkan barang belanjaannya di bawa lebih dulu oleh sopir ke mobil.

Dari kejauhan Mesya melihat wanita yang tidak asing, ia berusaha mengingat wanita tersebut.

Mesya membulatkan matanya, ia baru sadar. Jika, wanita tersebut adalah wanita yang pernah datang ke rumahnya waktu itu.

Ia perlahan melangkah menghampirinya, melihat anak tersebut sedang duduk bersama ibunya sambil memakan es krim.

“Hai,” sapa Mesya.

Mila menoleh ke sumber suara, ia mengernyit heran melihat perempuan yang begitu cantik menghampiri yang belum pernah ia kenal sebelumnya.

“Oh ya. Kamu tidak mengenaliku sama sekali?”

Mila menggelengkan kepalanya.

“Aku Mesya,” Ujarnya duduk di sebelah anak tersebut.

Mila tercengang, tak lama ia tersenyum lebar.

“Ini kesempatan bagus untukku,” gumam Mila dalam hati, sambil menyeringai jahat.

“Nona. Apakah aku boleh bicara sesuatu?” tanya Mila tanpa menunggu lagi.

Mesya menatapnya sejenak, lalu netranya kembali pada anak kecil yang masih sibuk dengan es krimnya.

“Katakan saja. Kamu butuh berapa, agar tidak mengganggu suamiku lagi?” tanya Mesya tanpa basa basi lagi.

“Apa maksud anda Nona? Aku tidak wanita seperti itu! Aku memang salah telah melakukan hubungan gelap itu tanpa menikah. Tapi, aku tidak ingin mengganggu suami orang, aku tidak setega itu. Aku hanya minta, Indra mengakui putranya saja.” Dengan raut wajah yang sedih di buat-buatnya.

“Percayalah, Nona. Aku sungguh, tidak ingin mengganggu hubungan kalian. Bayangkan Nona, jika posisi anda ada pada diriku. Bagaimana nasib anak saya, ketika sudah besar nanti bertanya dimana Ayahnya?”

“Nona, tolonglah aku. Pertemukan anakku dengan Ayahnya. Setelah ini, aku akan pergi jauh dari kehidupan kalian.” Menyatukan kedua tangannya untuk memohon.

Mesya menghela napas berat, ia menetap sejenak wajah Mila lalu beralih ke anak tersebut.

Tidak ada kemiripan sama sekali wajah anak itu dengan suaminya, wajahnya sangat ke ibunya Mila. Hingga Mesya masih meragukan, jika anak tersebut apakah anak dari Indra.

Walaupun hasil tes DNA tersebut sudah keluar, sangat mudah bagi orang yang berlaku curang untuk menyabotasenya.

“Baiklah, kalian bisa ikut bersamaku sekarang.”

Mendengar ucapan Mesya yang mengizinkan putranya bertemu dengan Indra, ia begitu sangat girang. Bahkan tanpa sadar memeluk Mesya dan anaknya.

Mesya bergegas membawa mereka untuk pulang ke rumah, karena sejak tadi Indra berulang kali menghubunginya. Sebab dirinya keluar tanpa minta izin pada suaminya, sehingga membuat sang suami khawatir.

Dalam perjalanan pulang, sangat hening suasana di dalam mobil tersebut.

Mesya sibuk dengan pikirannya, sedangkan Mila terlihat dari raut wajahnya yang begitu bahagia.

Tak butuh waktu lama, mereka sudah tiba di rumah besar miliknya.

Penjaga rumahnya karena melihat wanita yang sama dengan wanita yang pernah mereka bawa paksa untuk keluar dari rumah tersebut.

Namun, tatapan penjaga tersebut selalu tertuju pada Mila yang menggendong anak kecil.

“Nyonya, maaf. Bukan kah Tuan sudah melarang wanita itu untuk ....”

“kalian jangan khawatir, aku yang mengajaknya kemari,” sahut Mesya.

Penjaga tersebut mengangguk, sedangkan Mila tersenyum mengejek melihat penjaga rumah tersebut.

Mesya mengajak mereka masuk, saat ia membuka pintu bersamaan dengan Indra juga hendak membuka pintu.

Saat melihat istrinya datang, tanpa menunggu lagi Indra langsung memeluknya. dirinya begitu takut untuk kehilangan istrinya.

“Jangan tinggalkan aku. Kenapa kamu pergi? Aku minta maaf,” ucapnya sambil memeluk istrinya dengan erat.

***

Terpopuler

Comments

Hanum Anindya

Hanum Anindya

Reyhan mulai kepincut tuh sama Zahra😊.

Ini Mila sama Indra belum selesai saja kak konflik kalain, apa jangan jangan Indra bohong ya sama Meysa kalau ia dan Mila sebenarnya memiliki hubungan dimasa lalu nya?

2023-01-07

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!