Bab 3

“High heels sialan! Aku terjatuh olehnya!” umpat Meysi.

“Mulai saat ini, aku tidak akan pernah menyentuhmu lagi!” kesalnya sambil melangkah.

Reyhan hanya terkekeh mendengar umpatan adiknya tersebut.

“Sudah cukup marah-marahnya! Apa kamu tidak lelah sejak tadi marah-marah?!” Ujar Reyhan sambil menggandeng tangan adiknya tersebut.

Setiba di mobil, Reyhan dan Meysi berpamitan lebih dulu pada keluarganya.

Dalam perjalanan pulang, Reyhan banyak diam tidak seperti biasanya.

“Kakak melamun. Apa yang sedang Kakak pikirkan?” tanya Meysi penasaran, karena sejak masuk ke dalam mobil terlihat Reyhan yang banyak diam.

Reyhan hanya menggelengkan kepalanya pelan.

Kembali hening, Meysi duduk sendiri di kursi belakang. Sedangkan kakaknya, duduk di depan di sebelah sang sopir.

Meysi menatap arah luar jendela, berulang kali ia mengenal nafas berat, ada perasaan sedih harus berpisah kembarannya.

Sama halnya dengan Reyhan, ia harus berpisah pada adik kesayangannya. Mungkin akan jarang sekali bertemu, mengingat jarak rumah mereka dan Reyhan yang cukup jauh.

Meysi dan Reyhan berusaha menutupi kesedihan mereka masing-masing.

*

*

*

Sementara itu, Mesya baru saja keluar dari kamar mandi dengan pakaian tidur.

Sang suami terlihat berbaring di tempat tidur sambil memijit pelipis nya yang terasa pusing.

“Yank, bersihkan badannya dulu, setelah itu istirahat,” ujar Mesya sambil mengeringkan rambutnya yang masih basah dengan menggunakan handuk.

“Hah, iya.”

Pria yang baru saja menjadi suaminya tersebut, beranjak dari tempat tidur melangkah menuju ke kamar mandi.

Selesai mengeringkan rambutnya, Mesya mengambil ponselnya untuk mengirim pesan pada Meysi kembarannya dan juga kakaknya.

Ting!

Suara pesan masuk, bukan dari ponsel miliknya. Melainkan dari ponsel milik suaminya.

Ponsel tersebut tergeletak di tempat tidur, dan layarnya menyala menandakan ada pesan masuk.

Mesya sekilas melihat layar ponsel yang menyala milik suaminya, tidak ada nama. Akan tetapi emoji love tertera di layar ponsel tersebut.

Ingin Mesya mengambil ponsel milik suaminya, karena penasaran siapa yang mengirimnya pesan.

Namun, terlambat suaminya terlebih dulu keluar dari kamar mandi.

Mesya langsung berpura-pura melihat ponselnya dan duduk di tepi kasur.

“Sudah selesai?” tanya istrinya basa basi.

“Iya, seperti yang kamu lihat.”

Mesya hanya mengangguk mendengar jawaban suaminya.

Mereka bersama hampir tiga tahun sebelum memutuskan untuk ke jenjang yang lebih serius.

Pertemuan pertama kali mereka, saat suaminya berkunjung ke kantor Kakaknya untuk mengajak bekerja sama.

Namanya, Indra Wijaya Pratama, merupakan anak tunggal.

Namun, pertemuan pertama mereka membuat mereka saling jatuh cinta.

“Cepe ya?” tanya Mesya melihat suaminya sudah mulai berbaring di tempat tidur.

“Huft ... iya, badanku sangat lelah.”

“Mau aku pijat?” tanya Mesya menawarkan diri.

“Hm ... boleh. Jika kamu bisa, tapi jangan sampai tulangku patah semua,” ujar sambil terkekeh.

Mesya hanya tersenyum menanggapinya.

“Oh ya, Sayang. Ponselmu berbunyi, sepertinya ada yang mengirimmu pesan,” tutur Mesya.

“Oh ya?” tanya Indra melihat ponsel miliknya.

Dan Benar saja, memang ada pesan yang masuk ke ponsel miliknya.

“Siapa?” tanya Mesya karena sangat penasaran siapa yang mengirim pesan pada suaminya, dengan nama emoji Love.

“Mama,” sahutnya.

Bahkan Indra memperlihatkan pesan tersebut pada istrinya, Mesya sekilas membacanya memang sang Mama mertua yang mengirim pesan pada mertuanya.

Mesya menghela nafas lega, karena apa ia pikirkan tidak benar.

“Ada apa dengan Mama?” tanya Mesya.

Indra belum menjawab pertanyaan istrinya, Mesya menatap ponsel tersebut sudah di nonaktifkan oleh pria yang baru saja menjadi suaminya tersebut.

“Kenapa di nonaktifkan?” tanya Mesya melihat suaminya meletakkan ponselnya di nakas.

“Karena aku ingin berdua denganmu. Agar tidak ada yang mengganggu kita di malam pertama kita,” goda Indra menarik Mesya hingga terjatuh ke atas tubuhnya.

Dekapan hangat setelah menikah itu sangat berbeda, Indra mencium aroma tubuh istrinya yang begitu sangat wangi. Berulang kali Indra mencium bahu polis istrinya, hingga membuat Mesya geli.

“Bagaimana, apa kamu sudah senang kita menikah?” bisik Indra dengan mata yang sudah sayu menahan sesuatu, di tambah lagi aroma tubuh yang begitu menyeruak.

Mesya mengernyit heran dengan pertanyaan yang di lontarkan oleh suaminya, ia berpindah dari atas tubuh suaminya.

“Kenapa bertanya seperti itu? Apakah kamu tidak bahagia dengan pernikahan ini?” lirih Mesya tanpa menatap sang suaminya.

“Jangan salah paham Sayang, bukan seperti itu yang aku maksud. Maaf, sepertinya aku salah bicara.” Berusaha membujuk istrinya yang terlihat cemberut.

“Aku bahkan sangat bahagia bisa menikah denganmu,” imbuhnya sambil menarik istrinya ke dalam pelukannya.

“Yakin? Apa ada yang kamu tutupi dari aku, Mas? Kita sekarang sudah menjadi suami istri, aku sangat berharap tidak ada yang kita tutupi,” tanya Mesya, merasa ada yang di sembunyikan oleh suaminya.

“Tidak ada. Tapi ....” Indra menggantungkan ucapannya.

“Tapi apa?” tanya Mesya penasaran.

“Tapi kamu harus berjanji, setelah aku mengatakan ini kamu tidak akan marah.”

Mesya berpikir sejenak, lalu mengangguk.

“Beberapa hari yang lalu, ada seorang wanita yang datang ke rumah. Dia datang membawa seorang anak berusia sekitar tiga tahun, ia mengaku jika anak itu adalah putraku. Tapi, aku sangat yakin jika anak itu bukanlah darah dagingku!”

“Sebenarnya, kami pernah menjalin hubungan selama tiga bulan saja. Tapi, aku sangat yakin! Jika kami tidak pernah melakukan hubungan di luar batas!”

Mesya terdiam, ia hampir mengeluarkan air matanya.

Mesya termasuk wanita yang cengeng, karena tidak bisa mendengar berita sedih ataupun sejenisnya ia tidak bisa menahan air matanya.

Sangat berbeda dengan kembarannya yang begitu galak, bahkan di juluki singa betina oleh Sifa.

“Sayang. Aku tidak yakin jika anak itu adalah darah dagingku, kita akan tes DNA seminggu lagi. Kamu jangan memberitahu ini kepada siapapun, sungguh ini yang membuatku pusing beberapa terakhir ini!” imbuhnya.

“Apa kamu percaya padaku?” tanya Indra berharap pada istrinya percaya padanya.

Mesya mengangguk.

“Aku tidak mau menutupinya darimu, aku harus memberitahumu sebelum kamu salah paham.”

“Kamu harus melakukan tes DNA, Mas. Jika memang benar dia darah dagingmu, rawat saja dia. Aku siap untuk merawatnya.”

“Sstt ... ini belum pasti, aku sudah katakan. Aku belum pernah tidur dengan wanita manapun, kecuali aku mabuk tanpa sadar.”

“Maaf,” lirih Indra.

Awalnya Mesya kecewa, tapi melihat kejujuran suaminya padanya akhirnya Mesya mengerti posisi suaminya saat ini.

Mesya kembali mengangguk.

“Aku akan berada di belakangmu, Mas. Apapun hasilnya nanti,” tutur Mesya.

Indra merasa bersyukur memiliki istri sebaik Mesya, sudah mengerti keadaannya.

Indra kembali menarik istrinya dan mempererat dekapannya.

Karena kedua merasa sangat lelah, seharian penuh untuk menyambut tamu yang hadir di pernikahan mereka.

Mereka tidur dalam keadaan berpelukan, tidak ada aktivitas suami istri yang mereka lakukan.

Terpopuler

Comments

Nenieedesu

Nenieedesu

sudah aku favoritkan kak

2023-06-13

0

Gadis Gaul

Gadis Gaul

Hehey indra 🫣🫣🫣

2023-01-16

0

Hanum Anindya

Hanum Anindya

kak, coba lanjut dong penasaran siapa jodo dari reyhan?

2022-12-14

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!