Bab 2

Meysi menatap sang kakak dari kejauhan, usia Reyhan saat ini sudah menginjak 36 tahun.

Namun, dirinya tidak pernah melihat sang kakak menggandengkan wanita atau mengajaknya ke rumah.

Sehingga dirinya menatap heran, apakah sang kakak masih menyukai perempuan.

Namun, netranya tertuju pada wanita cantik bertugas untuk mengambil piring bekas tamu selesai makan.

“Wanita itu sangat cantik, cantiknya alami banget” gumamnya dalam hati.

Kini netranya tertuju pada wanita yang baru datang, wanita yang sangat ia kenal yaitu Clara.

Wanita yang mencoba mendekati kakaknya melalui dirinya, bahkan pernah meminta tolong kepada Meysi agar bisa memilik kakaknya. Namun, saat itu Meysi langsung menolak.

“Hah! Wanita ini, siapa yang mengundangnya datang ?!” kesalnya dalam hati, karena melihat wanita itu dengan sengaja menempel pada Kakaknya.

Netranya kembali ia mencari wanita yang ia lihat sebelumnya, akan tetapi wanita itu sudah menghilang.

“Cepat sekali perginya,” gumam Meysi sambil celingukan.

“Cari siapa?” tanya Reyhan yang baru datang langsung duduk di depannya.

“Hah, tidak mencari siapa-siapa.” Dengan wajahnya yang tidak bersalah.

“Kenapa kakak tidak menemani wanita itu,” Ujarnya menunjuk wanita yang tadi dengan memonyongkan bibirnya.

“Tidak,” sahut Reyhan singkat.

“Kenapa?”

“Kamu tanya? Kamu bertanya-tanya,” Ujar Reyhan terkekeh.

“Hih, kakak gak jelas banget!” gerutu Meysi melihat kakaknya.

“Aku ingin menemani adikku yang duduk sendirian disini. Tapi, sepertinya kamu sedang mencari seseorang. Siapa?” tanya Reyhan menatap curiga.

“Lihat deh, Kak. Mesya sangat bahagia ya Kak,” ujarnya mengalihkan pembicaraan.

“Iya, Kakak sangat bahagia melihatnya. Tidak ada yang lebih bahagia, selain melihat kalian semua bahagia dengan pasangan kalian.”

“Aku bahagia Kak. Tapi, Kakak juga harus memikirkan masa depan Kakak.”

“Kalian lah masa depanku,” tutur Reyhan lembut.

“Memangnya, Kakak tidak ingin mempunyai pewaris? Setelah kami semua menikah, bagaimana dengan Kakak? Apakah masih ingin sendirian?”

“Kakak, kami sudah dewasa. Sudah saatnya kakak mencari pendamping hidup, untuk menemani hari tua kakak,” ujar Meysi.

Reyhan hanya tersenyum menanggapinya.

“Kak, kok malah tersenyum sih!” kesalnya melihat Reyhan hanya tersenyum menanggapinya.

“Jadi, maunya Kakak harus bagaimana? Harus berdansa begitu,” ejek Reyhan.

“Ish ... aku serius Kak. Apa mau aku carikan?” usul Meysi.

Reyhan hanya tersenyum, bahkan ia tidak menganggap serius ucapan adiknya.

“Kak, aku serius,” menatap bola mata Reyhan.

“Aku yang carikan ya,” usul Mey.

“Hm ... baiklah. Kakak tunggu, carilah sesuai apa yang kamu inginkan.”

Sambil tersenyum, lalu beranjak dari tempat duduknya menemui temannya yang baru saja datang.

“Baiklah, asal jangan menolaknya,” ujar Meysi setengah berteriak.

Reyhan hanya tersenyum menanggapinya, dirinya berpikir jika Meysi hanya asal bicara hingga dirinya tidak terlalu serius menanggapi ucapan adiknya tersebut.

Meysi tersenyum bahagia, mendengar tutur kakaknya yang mau menikah. Kini pekerjaan besar untuknya mencari jodoh untuknya.

“Woi ...” teriak Vina sahabatnya tepat di daun telinganya.

“Ih ... apaan sih!” kesal Meysi.

“Widih ... tumben kamu dandan? Tapi, cantik juga sih,” puji Vina.

“Hm ... gak betah, tahu! Mataku terasa sangat gatal, bingung cara garuknya.”

Vina terkekeh mendengarnya.

“Kamu sendiri?” tanya Meysi melihat sahabatnya hanya datang sendirian.

“Iya, lah. Lagi jomblo,” ketus Vina.

“Mampus ... hahaha! Makanya jangan suka menghina orang yang lagi jomblo, kena karma kan!” Meysi tertawa puas.

Membuat Vina sahabatnya semakin kesal padanya.

Sifa menatap keponakannya itu yang terlihat tertawa bahagia, bercanda dengan sahabatnya. Ia menyunggingkan senyum di bibir ranumnya.

Meysi mengajak sahabatnya untuk makan, sambil berbincang hangat.

“Mey, kamu serius makan sebanyak ini?” tanya Vina melihat Meysi mengambil beberapa makanan.

Meysi mengangguk serius, ia sengaja mengambil banyak makanan. Berharap wanita yang ia melihat pertama kali tadi mengambil piring kotor di mejanya.

“Gila sih!” Vina menggaruk kepalanya yang tidak gatal melihat tingkah sahabatnya. Ia tidak habis pikir dengan tingkah laku Meysi yang amish seperti anak-anak yang baru beranjak dewasa.

Mereka bersahabat sudah cukup lama, sejak duduk di bangku sekolah menengah atas.

Berbeda dengan Mesya kembaranya, yang sedikit tertutup. Bahkan tidak mempunyai banyak teman, seperti Meysi.

Cukup lama Meysi menghabiskan makanan, karena terpaksa harus menghabiskan semuanya.

Wanita yang ia tunggu datang menghampiri meja mereka.

“Aku sudah kenyang,” ujar Meysi sambil nyengir kuda.

“Mustahil banget jika kamu belum kenyang, makan sebanyak ini! Apa perutmu karet?” ejek Vina.

“Maaf, permisi. Saya mau mengambil piring kotornya, apa sudah selesai?” tanya wanita tersebut dengan ramah.

Tanpa sengaja wanita tersebut menyenggol gelas yang berisi jus orange tersebut, hingga tumpah tepat mengenai pakaian Meysi.

“Astaga, mbak. Kerja yang benar dong!” sambil menggosok jus tersebut di gaunnya, dengan menggunakan tisu.

Karena pakaian Meysi serba putih, hingga tampak jelas terlihat nodanya.

“Aduh, Nona. Maaf, saya tidak sengaja. Mari saya bantu bersihkan Nona,” Ujarnya mengambil beberapa tisu.

“Hum ... tidak perlu. Mey, bersihkan pakaianmu di toilet. Itu hanya noda, jangan membuat masalah jadi besar!” ujar Reyhan karena mendengar suara Meysi setengah berteriak tadi, hingga membuat sebagian orang menatap mereka.

Reyhan segera meminta adiknya untuk membersihkan gaunnya ke toilet.

“Saya bantu Nona.”

“Hm ... iya,” sahut Meysi beranjak dari tempat duduknya.

Di dalam kamar mandi, wanita tersebut masih membersihkan gaun Meysi dengan kain kecil, ia menggosokkan untuk mengurangi nodanya.

“Ini baju mahal! Kamu harus menggantinya!”

Wanita tersebut hanya bisa menelan saliva kasarnya.

“Be-berapa, Nona?” tanyanya dengan suara yang terbata-bata.

“Aku akan mengirim berapa nominalnya ke nomor ponselmu. Berapa nomornya?” tanya Meysi mengambil ponselnya.

Wanita tersebut mengangguk, lalu menyebutkan nomor ponselnya.

“Siapa namamu?”

“Zahra, Nona.”

“Oke, baiklah. Aku akan menghubungimu besok, sekarang kamu kembali bekerja.” Karena melihat Zahra sudah selesai membersihkan noda yang ada di gaunnya.

“Iya, Nona. Terima kasih banyak, saya permisi,” sahut wanita itu berlalu meninggalkan dirinya.

Meysi tersenyum penuh kemenangan, karena sudah mendapatkan nomor wanita tersebut.

Meysi kembali ke tempat acara pernikahan kembarannya, senyum di bibir ranumnya belum pudar sejak keluar dari toilet.

“Semoga saja dia belum menikah. Aku sangat berharap sih,” gumamnya duduk di kursinya.

Vina mengernyit heran, lalu meletakkan tangannya di kening sahabatnya.

“Kenapa berbicara sendiri? Seperti orang tidak waras!” celetuk Vina, sejak kembali dari toilet ia melihat Meysi yang tersenyum sendiri.

Meysi hanya nyengir kuda memperlihatkan gigi putih yang rapi itu, Vina hanya menggelengkan kepalanya pelan.

Selesai acara resepsi pernikahan, semua orang pulang ke rumahnya masing-masing. Kecuali pengantin baru, mereka menginap di hotel tersebut selama dua malam.

Meysi sudah tidak tahan lagi melangkah menggunakan high heelsnya, ia terbiasa memakai sepatu ketika hendak bepergian karena menurutnya terasa sakit jika jalan-jalan menggunakan high heels.

Bruk !

Meysi terjatuh karena high heels yang ia kenakan, padahal high heels yang tersebut tidak terlalu tinggi.

“Loh, kenapa Mey? Ngantuk?” tanya Reyhan membantu adiknya agar kembali berdiri.

“Huh ... menyusahkan sekali!” gerutu Meysi melepaskannya dari kakinya.

Sifa yang melangkah belakangan terkekeh melihat keponakannya yang kesulitan melangkah menggunakan high heels tersebut, padahal Sifa memilih untuk keponakannya tersebut tidak terlalu tinggi sama seperti yang ia pakai.

Terpopuler

Comments

Gadis Gaul

Gadis Gaul

Cukup meysi cukup membuat orang garuk2 😂

2023-01-16

0

S4lw4 xxx

S4lw4 xxx

Penasaran, nih

2023-01-10

0

Hanum Anindya

Hanum Anindya

lanjut kak, seru penasaran hasil pencarian su.kembar..

2022-12-11

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!