Aku pun segera pergi ke dapur untuk menyiapkan makan malam, berjalan menuju dapur dan berpikir akan mau makan malam apa malam ini membuat diriku terkejut mengingat aku belum berbelanja bahan makanan hari ini. Aku panic, dan berlari menuju ruang makan. Membuka kulkas, melihat tidak ada bahan makanan apapun disini kecuali air putih dingin, dan es. Aku membuka lemari tempat penyimpanan bahan makanan lainnya, dan semua lemari kosong.
“Hah, sialan! Baiklah sepertinya perlu pergi membeli beberapa bahan makanan dulu” ucapku dengan kesal. Aku segera mengambil beberapa kantong belanjaan, dan kembali ke kamar mengambil tas, ponsel dan uang. Setelah itu aku segera pergi mencari bahan makanan dengan jalan kaki. Sebelum pergi aku memastikan pintu depan rumah terkunci dengan baik, setelah itu aku segera pergi.
Jarak menuju keramaian menuju rumahku memang lah cukup jauh tetapi jika dengan sepeda nanti akan sulit bagiku untuk pergi. Aku ingin pergi jalan-jalan malam ini, sudah cukup lama aku tidak pergi keluar di malam hari.
Berjalan menuju jalan besar, dan menghentikan taksi. Meminta sopir taksi mengantarku untuk ke pusat kota. Pemandangan malam yang indah kulalui, orang-orang tampak bersenang-senang disini.
Tiba-tiba aku menerima pesan di ponselku dari dua sahabatku.
“Maaf, hari ini kami tidak bisa datang ke rumahmu. Mungkin lain kali, aku dan Hani mendadak ada kesibukan” pesan dari Gisel yang kuterima.
“Ya tidak masalah, kebetulan di rumahku juga tidak ada apa-apa” balasku.
Taksi yang ku tumpangi berhenti di tempat tujuan, aku segera turun dari taksi dan membayar biaya taksi ini. Lalu segera pergi ke tempat keramaian.
Aku pergi menuju supermarket untuk membeli bahan-bahan makanan sebelum tutup, membeli beberapa cemilan, makanan dingin, minuman soda dan susu, roti, sayuran, buah dan daging. Setelah itu aku segera pergi meninggalkan supermarket, pulang dengan jalan kaki. Sebenarnya aku tidak ingin pulang cepat jadi jalan kaki adalah salah satu jalannya.
TIba-tiba ponselku berdering, aku segera menghentikan langkahku dan memeriksa ponselku. Ponselku menerima panggilan dari nomor tidak dikenal. Aku pun segera menerima panggilan itu sembari mempertahankan tanganku memegang dua kantong belanjaan yang berat.
“Ya, ini siapa?” tanyaku.
“Ini aku, Roman. Kamu dimana sekarang?”
“Aku? Di jalanan, ada apa?”
“Aku sedang bersama Ethan, kalau tidak salah kami melihatmu di jalanan. Boleh kami menghampirimu?.”
“Ya tentu saja!” jawabku.
Tiba-tiba Roman dan Ethan langsung berada di depanku. Aku menarik nafas panjang dan menghembuskannya dengan pelan, mematikan telepon yang masih terhubung dan menyimpannya dalam tasku kembali.
“Ada apa?” tanyaku.
“Tidak, kami kebetulan melihatmu jadi kami menghampirimu. Kamu ingin pergi kemana?” jawab Roman.
“Aku akan pulang ke rumah”
“Jika begitu boleh kami membantumu, itu tampak berat untukmu!”
“Jika begitu tolong ulurkan tangan kalian berdua!” ucapku meminta.
Kedua pria ini pun segera mengulurkan tangan mereka, dan aku segera memberikan satu kantong belanjaan untuk Roman dan satu kantong belanjaan untuk Ethan.
“Nah, mohon bantuannya dibawa sampai rumah” ucapku.
Lalu kami pun mulai berjalan bersama-sama, aku berjalan berada di tengah mereka.
“Kamu tinggal dimana, Violin? Apakah rumahmu jauh?” tanya Roman.
“Tidak, lumayan lah!” jawabku.
“Mengapa tidak memilih naik taksi saja?” tanya Ethan.
“Bagaimana ya? Kalau naik taksi aku akan cepat pulang itu memang hal baik, tetapi jika aku pulang dengan cepat maka aku tidak bisa menikmati pemandangan yang indah ini” jawabku.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 29 Episodes
Comments
Anita
😂😂😂udah tau berat ditanya lagi
2022-12-13
0