Waktu

Perlahan-lahan malam semakin larut, angin malam berhembus masuk ke ruang kamar ini membuat tubuhku menggigil kedinginan. Aku segera beranjak dari tempat duduk dan menutup jendela. Melihat bintang malam yang tampak indah malam ini tetapi aku justru tidak melihat bulan malam ini. Entah apa yang terjadi padanya atau ia masih saja bersembunyi malu-malu dibalik awan putih yang terlihat hitam dalam kegelapan. Aku pun segera menarik tirai yang akan menutupi kaca jendela ini dengan sepenuhnya.

Aku segera beristirahat, besok sudah pasti hari yang melelahkan bagiku. Aku harus kembali ke rumah dan kembali berjarak dengan Alecia.

“Ya, aku harap ia baik-baik saja. Berusahalah untuk menjadi gadis terbaik dan tidak terlibat dalam masalah mengerikan” ucapku berharap kepada Alecia. Aku pun mulai memejamkan mata dan melepas lelah atas kebodohan hari ini.

Waktu terus berjalan tanpa henti dan dengan cepat meninggalkan apapun yang terjadi hari ini. Dari ufuk barat, seberkas cahaya perlahan-lahan muncul. Cahaya yang kecil nan terang perlahan-lahan semakin membesar, cahaya yang memberikan kehidupan pada dunia ini. Pada bumi ini, ia adalah sang arunika.

Aku segera bangun dari tempat tidur, segera pergi ke kamar mandi dan bersiap-siap untuk kembali ke rumah. Mengenakan pakaian biasa dan bergegas ke ruang makan untuk sarapan pagi bersama.

Begitu tiba di ruang makan, entah mengapa Alecia dan kedua orang tuanya menatapku dengan tatapan aneh.

“Kamu tidak pergi ke sekolah hari ini Violin?” tanya tante.

“Tidak, hari ini aku berkemas untuk pulang ke rumah” jawabku segera mengambil sarapanku.

“Ya, memang hari ini akan pindahan tapi bukankah ada pelayanan pindahan rumah jadi kita tetap bisa beraktivitas seperti biasa” ucap tante.

“Ya, benar. Apakah tante sudah memesannya? Aku harap untukku tidak perlu sama sekali.”

“Ya, tapi tante sudah memesannya untukmu”

“Begitu, bukankah itu sangat merepotkan. Lagi pula meski begitu aku akan tetap ikut, bukannya tidak percaya dengan mereka tetapi di rumah tidak ada siapapun dan kunci rumah ada padaku.”

“Ah ya benar! Gawat sekali jika ada orang lain datang tanpa ada pemilik rumah di rumah itu. Apakah kamu sudah menghubungi sekolahmu kalau hari ini kamu tidak masuk sekolah?”

“Belum, aku sama sekali tidak memikirkan itu!.”

“Mau saya bantu?” tanya ayah Alecia.

“Ya, jika paman tidak keberatan. Terima kasih, paman” ucapku.

“Hah, aku juga pengen libur!” ucap Alecia mengeluh.

“Tidak, kamu tetap pergi ke sekolah. Biar mama yang mengawasi pindah rumah ini, dan ayah tetap bekerja” ucap tante.

“Ya baiklah!” ucap Alecia.

Setelah sarapan pagi selesai, Alecia dan paman segera pergi ke tempat tujuan masing-masing. Paman berangkat dengan mobilnya sementara Alecia berangkat dengan sepeda. Sembari mengemudikan mobil, paman menghubungi kepala sekolah dan memberitahu bahwa Violin tidak masuk sekolah hari ini, izin tidak masuk karena harus pindahan rumah dan tidak ada siapapun yang membantu. Kedua orang tua Violin tidak ada bersamanya.

Pukul 08.00 pagi, aku dan tante mulai bersiap-siap. Dua buah mobil datang untuk membawa barang milik keluarga ini menuju rumah baru, dan sebuah mobil untuk diriku kembali ke rumah.

Aku dan tante tidak perlu repot-repot untuk pindah rumah, berkat bantuan pelayanan pindah rumah. Kami dapat bernafas lega, ya setidaknya tidak memerlukan tenaga yang banyak dan semuanya sudah diatur. Aku dan tante hanya duduk di luar rumah, menikmati pemandangan halaman rumah ini untuk terakhir kali.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!