“Alecia pergi ke taman kota, ia bertemu teman-temannya disana. Maaf, aku juga hari ini akan pergi ke taman kota untuk bertemu dengan temanku” ucapku.
“Ya tidak masalah, mungkin nanti malam saja kita bicarakan.”
“Baiklah, saya pergi dulu. Dahdah…” ucapku segera pergi dengan sepeda kesayangan.
Taman Kota Malvado,
Taman kota telah dipenuhi oleh banyak pengunjung. Aku segera berkeliling dengan sepedaku dengan pelan. Menuju taman bunga dekat danau, ya taman kota ini ada danau yang tumbuh dengan alami dan selalu dijaga dengan baik.
Angin berhembus menerpa dedaunan, membuat langkahku terhenti di taman danau. Kuletakan sepedaku di dekat pohon yang rindang. Mendekati danau yang hening airnya dan sedikit bergelombang karena angin.
“Hah, udaranya sejuk sekali! Nah, mari mulai sekarang kita senang-senang menikmati keindahan taman ini” ucapku.
Hingga tanpa sadar seorang pria telah berada tidak jauh dari diriku yang juga menikmati keindahan danau ini. Pria itu memegang bunga mawar di tangannya, bunga mawar merah.
Aku menoleh ke arah pria itu dibuat terkejut dengan ekspresi datarnya, tampak ia menyembunyikan kesedihan. Tanpa sadar aku telah memperhatikan pria itu hingga membuat pria itu menyadarinya.
“Mengapa kamu menatapku begitu? Apakah kita pernah bertemu?” ucapnya sembari mendekatiku.
Sontak aku kaget setelah pria itu bicara dan mendekatiku, “Maaf, aku tidak bermaksud melihatmu.”
Spontan pria itu menyodorkan setangkai bunga mawar merah kepadaku, “Ini ambil!” ucapnya.
Aku menatap bunga mawar merah dan pria itu sesaat.
“Ambillah!” ucapnya sembari memaksaku untuk mengambil bunga di tangannya.
Aku pun terpaksa mengambil bunga dari tangannya, dan pria itu tersenyum kepadaku.
“Terima kasih” ucapku.
“Tidak masalah, bukankah semua gadis menyukai bunga yang aku berikan dengan malu-malu bahkan mereka mengejarku sampai kemana pun aku pergi. Bukankah kamu juga salah satu dari mereka?” ucapnya yang membuatku kesal.
Ia berpikir aku sama seperti gadis lainnya, aku tidak tahu siapa pria menyebalkan ini. Aku segera mengembalikan bunga yang ia berikan kepadaku, “Ini ambil kembali bungamu! Aku tidak memerlukan bunga yang kamu berikan kepadaku. Aku bukanlah gadis seperti itu” ucapku yang segera pergi meninggalkannya. Aku segera mengambil sepedaku dan melanjutkan perjalanan. Mengayuh sepeda sembari menahan perasaan kesal.
Tiba-tiba ponselku menerima panggilan, aku segera berhenti dan menekan terima panggilan yang masuk dari sahabat dekatku, Gisel.
“Ya, ada apa?” tanyaku.
“Kamu dimana sekarang?”
“Aku menuju taman bunga, ada apa?”
“Kita bertemu disana ya? Kami juga berada di taman bunga.”
“Kami?.”
“Ya, aku dan Hani.”
“Baiklah.”
Gisel segera memutuskan komunikasi dan aku segera menuju taman bunga.
Sementara itu keberadaan pria di tepi taman danau. Hanya bisa menatap kepergian gadis yang menarik itu.
“Yeah sepertinya aku berharap kita dapat bertemu lagi, bukankah begitu?” ucapnya.
Taman bunga,
Tiba di taman bunga, aku segera memparkirkan sepedaku di tempat parkir. Di taman bunga hanya ada khusus parkir sepeda saja, tidak ada untuk mobil karena mobil dari luar taman sudah ada larangan untuk tidak masuk ke taman mana pun. Lalu mencari keberadaan dua sahabatku di taman bunga ini. Aku mengambil tas di keranjang sepeda, dan mengeluarkan ponsel dari dalam tas. Lalu mengirim pesan kepada dua sahabatku dalam grup.
“Kalian berdua di taman bunga yang mana?.”
“Duduk dibangku taman yang ada atapnya, atap dengan tanaman bunga yang indah. Tahu dimana?” jawab Hani.
“Dari jalan depan, teruslah berjalan. Nanti juga ketemu” jawab Gisel.
Tanpa membalas pesan dari mereka, aku segera melakukan apa yang mereka perintahkan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 29 Episodes
Comments