Pemilik Akademi

Telpon mulai terputus, dan aku segera mematikan kran air, lalu meletakkannya di tempat semula. Aku segera masuk ke dalam rumah, untuk saat ini rumah ini masih kecil tanpa asisten rumah tangga atau pun tukang kebun meskipun aku tahu Pak Chinshinsi perlahan-lahan mulai sukses dan menjadi kepala akademi Yexiao. Tetapi tampaknya keluarga ini tidak mau pindah ke tempat yang lebih baik.

Ibu Alecia menyapa diriku sembari menyiapkan sarapan pagi di atas meja, “Violin, apa yang kamu lakukan di luar?”.

“Ya, aku sedang menyiram tanaman. Apa aku tidak boleh melakukan hal itu?” jawabku sembari menghampiri ibu Alecia.

“Tidak, tentu saja tidak. Aku tidak mau ayahmu memarahiku karena bisa saja kamu melakukan hal itu dan terluka.”

Alecia keluar dari kamarnya dan menghampiri ibunya lalu duduk di bangku seraya menjawab, “Ibu, mengapa ibu selalu memanjakannya? Biarkan saja dia, itu adalah kemauannya sendiri.”

“Tidak, ibu tidak bisa melakukan itu. Jika begitu mengapa kamu tidak belajar darinya? Membantu ibumu di pagi hari!” jawab ibu sembari menatap Alecia.

Pak Chinshinsi datang dan duduk dibangku, “Apakah Alecia malas lagi? Kamu tidak malas belajar kan? Ayah bisa malu loh jika kamu malas belajar, tidak perlu harus mendapatkan peringkat hanya perlu berusaha belajar dengan baik saja sudah cukup.”

“Ayah, aku tidak malas!” jawab Alecia dengan suara keras.

“Lalu kalau begitu disebut apa tidak membantu ibumu sendiri?”.

“Ayah, mengapa berkata begitu kepadaku. Violin itu juga numpang tinggal di rumah kita, jadi wajar saja ia membantu ibu.”

“Kamu yakin ia cuman numpang disini?”

“Tentu saja, ia cuman numpang.”

“Ibu, maafkan aku jika begitu. Aku tidak akan bisa bekerja lagi di akademi Yexio” ucap ayah Alecia dengan wajah sedih.

“Tidak apa, kita hanya akan jadi gelandangan saja” ucap ibu dengan tersenyum senang.

Alecia yang mendengar perkataan kedua orang tuanya begitu seraya menjawab, “Apa maksud ayah dan ibu? Ini adalah rumah kita dan ayah adalah kepala akademi Yexio, tidak akan ada seorang pun yang bisa memecat ayah dalam bekerja.”

“Benarkah? Tapi ayah Violin adalah pemilik akademi itu dan ayah hanyalah kepala akademi” jawab ayah dengan nada sedih.

Dengan cepat Alecia melihat ke arahku dan aku hanya tersenyum, “Itu tidak benar kan ayah?” tanya Alecia.

“Bagaimana menjawabnya, itu adalah sebuah kebenaran!” Jawab ayah.

“Violin, itu tidak benar kan? Kamu cuman anak biasa kan?” tanya Alecia kepadaku.

Aku menganggukan kepala seraya menjawab, “Ayahku adalah pemilik akademi Yexiao. Tetapi itu dirahasiakan, dan ibuku bekerja sebagai karyawan di perusahaan besar. Ayah melakukannya untuk ibu, ayah diam dirumah dan menghasilkan uang dengan begitu ibu bisa bekerja di luar sesuai keinginannya. Aku sebagai anak hanya bisa mendukung ayah dan ibuku, mereka memintaku untuk menjadi anak yang baik.”

 “Astaga, mengapa aku tidak tahu. Mengapa tidak ibu saja sebagai pemilik akademi itu?” tanya Alecia.

“Itu bukan warisan, meski itu pun adalah sebuah warisan tetap saja ayahmu yang akan menjadi kepala akademi Yexiao. Bagunanan itu didirikan atas kesepakatan Bersama antara keluarga ini dengan keluarga Violin sebelum kamu lahir” jawab ibu.

“Oh baiklah” jawab Alecia menyerah.

Kemudian kami pun mulai sarapan pagi bersama-sama di hari minggu yang cerah ini.

Usai sarapan pagi bersama, kami memulai aktifitas masing-masing. Ayah dan Ibu Alecia memutuskan pergi untuk mengurus sesuatu yang penting. Alecia melambaikan tangannya atas kepergian ayah dan ibunya, mereka pergi dengan sebuah mobil.

Perlahan-lahan mobil itu menghilang dari pandangan, kini hanya ada diriku dengan Alecia. Tiba-tiba Alecia menatapku dengan tatapan sinis, seraya berucap “Aku akan pergi jam sepuluh pagi ini, jagalah rumah dengan baik!.”

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!