Perdebatan

“Aku tidak mungkin melakukan hal itu, benarkan Hani? Harus meminta izin padamu lebih dulu” ucap Gisel.

“Ya itu benar, bagaimanapun kami tidak mau memberikan nomor ponselmu tanpa sepengetahuan darimu” jawab Gisel.

“Dan aku juga tidak mau memberikan nomor ponselku kepada pria yang menganggapku sebagai perempuan rendahan!” jawabku sembari menatap Roman.

“Aku tidak beranggapan begitu, bukankah kamu juga mengidolakan pria sepertiku? Aku adalah wakil ketua VA” jawab Roman.

“Benarkah? Apakah aku tampak seperti mereka yang mengidolakanmu?” jawabku kesal.

“Hai tenanglah, sepertinya kalian berdua pernah bertemu dan berkenalan” ucap Romeo.

Sontak kami berdua langsung melihat ke arah Romeo dan menjawab “Tidak!.”

Spontan semua orang yang mendengar dan melihat ekspresi tidak suka itu tertawa.

“Kakak, jika kakak tidak pernah bertemu mengapa bertengkar?” tanya Alecia.

“Karena dia menyebalkan!” jawabku.

“Roman, apakah kamu usil lagi dengan para gadis? Astaga! Aku sudah mengatakannya untuk tidak berprasangka apapun” ucap Ethan.

“Aku tidak pamer apapun, aku hanya ke danau dan bertemu dengannya. Aku pikir ia salah satu gadis yang mengidolakanku. Ternyata aku salah, aku sungguh minta maaf” ucap Roman langsung minta maaf tanpa basa basi atau pun memperpanjang perdebatan.

“Baiklah, aku maafkan.”

“Tapi kamu mengidolakanku bukan? Hanya berpura-pura!”

“Apa? Tidak! Sampai kapan pun aku tidak akan mengidolakanmu” jawabku.

Teman-teman yang melihat perdebatan bukannya berhenti seperti yang diharapkan malah bertambah dan semakin berdebat.

Spontan Romeo berdiri berjalan ke belakang Roman dan spontan langsung memukul kepada Roman.

“Berhentilah bersikap bodoh!”ucap Romeo sembari memukul kepada Roman.

“Aw sakit! Mengapa kamu memukulku? Aku tidak bersikap bodoh!” Jawab Roman sembari mengelus kepalanya yang terasa sakit.

“Benarkah? Lalu baru saja apa?” ucap Romeo sembari mengepalkan tangannya bersiap memukul Roman yang keras kepala.

“Hai! Tumben sekali sikapmu begitu?” ucap Roman sembari melihat ke arah Alecia dan berbisik di telinga Romeo, “Gadis itu bukan! Karena dia kan?.”

Romeo yang mendengar bisikan Roman langsung mengalihkan pandangan ke arah lain, ia menahan perasaan malu dan suka kepada Alecia.

“Aku tidak begitu!” jawab Romeo.

Roman pun berjalan mendekati Romeo, dan menggandeng pundaknya sembari berbisik, “Tenang saja! Aku akan mendukungmu, sudah tahu kan siapa kakaknya? Gadis disampingnya!” bisik Roman.

Romeo menarik nafas panjang dan menghembuskannya, “Jika begitu mengapa kamu akur saja dengannya? Bukankah dengan begitu kamu mendukungku juga?.”

“Baiklah, baiklah!” jawab Roman yang kembali ke tempat duduk begitu pula dengan Romeo.

“Violin, aku minta maaf sudah membancingmu berdebat denganku. Bagaimana sebagai permintaan maaf aku meminta nomor ponselmu? Dan mungkin jika kamu berkenan aku mengajakmu makan malam bersama” ucap Roman.

“Hah, maaf aku sibuk!” jawabku singkat.

“Tenang saja, aku dan Hani juga akan makan bersama. Jadi kita bisa sama-sama kan, Violin? Violin ikut kan?” ucap Gisel.

Sebelum menjawab pertanyaan yang dilontarkan Gisel kepadaku, aku menoleh ke arah Alecia. Memberi isyarat kepadanya untuk persetujuan makan malam. Alecia menganggukan kepala dan ku anggap itu sebagai tanda setuju.

“Baiklah, dan Alecia juga ikut” jawabku.

Entah mengapa Romeo langsung bertingkah aneh di depan Alecia, “Yes!” ucapnya yang membuat kami kaget.

“Romeo, ada apa denganmu?” tanya Akira.

“Tidak ada apa-apa!” jawab Romeo.

“Benarkah? Kamu tidak sakit kan?” tanya Akira lagi.

“Diamlah rambut putih, kamu merusak mood diriku!” ucap Romeo yang membuat Akira tertawa kecil.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!