Kembali ke rumah

“Violin, kamu baik-baik saja kan? Maafkan tante dan paman. Tetapi hanya dengan begini keluarga tante akan lebih baik” ucap ibu Alecia.

“Ya tidak masalah, aku malah merasa senang jika Alecia juga senang. Tante tenang saja, lagipula sebentar lagi ujian akhir, jadi tidak masalah. Aku harus fokus belajar, mempersiapkan diri untuk ujian akhir.”

“Ya itu benar, syukurlah jika kamu baik-baik saja.”

Tidak lama kemudian, semua barang milik kami telah ada di dalam mobil. Kami pun segera berangkat menuju rumah masing-masing. Aku ikut dengan mobil pelayanan pindah rumah menuju rumahku, sementara tante ikut mobil pelayanan pindah rumah menuju rumah barunya. Kami berpisah di rumah ini sekarang.

Aku duduk di kursi depan samping pengemudi, hanya bisa menatap kedepan dan mengenang apa yang telah kulalui di rumah ini. Tiba-tiba ponselku berdering, aku segera melihat ponselku yang telah menerima panggilan dari Hani. Aku segera menerima panggilan dari Hani.

“Ya, ada apa?” tanyaku.

“Kamu tidak masuk sekolah hari ini, ada apa? Kamu sakit?” tanya Hani.

“Tidak, bagaimana dengan kalian berdua?”

“Kami masuk sekolah, kami baik-baik saja. Mengapa kamu mengkhawatirkan kami, kami lah yang seharusnya mengkhawatirkan dirimu karena kamu tidak masuk sekolah hari ini” ucap Gisel yang membuatku terkejut dengan suaranya.

“Oh disana ada Gisel, halo Gisel?” sapaku.

“Ya, aku ada disamping Hani. Kamu sedang sakit, Violin?” jawab Gisel.

“Tidak, aku baik-baik saja. Aku hanya pindah rumah jadi tidak bisa masuk hari ini.”

“Pindah rumah? Kemana?”

“Ya tentu saja kembali ke rumahku, tante, paman dan Alecia setuju untuk pindah rumah. Meski ke sekolah HS7 jaraknya menjadi jauh tampaknya itu tidak masalah. Mereka berpikir untuk masa depan, bukan masa sekarang.”

“Begitu, bukankah itu juga menjadi dekat dengan rumahmu dengan HS7 dan Buniv.”

“Dekat, apa yang dekat? Jaraknya menjadi lebih jauh”

“Hahaha…hanya bercanda, nanti kami mampir ke rumahmu ya?”

“Rumah yang mana?”

“Rumah kamu yang sekarang, bagi share lok!”

“Oke!”

“Sampai jumpa lagi, Violin.”

“Sampai jumpa!” jawabku yang kemudian komunikasi terputus.

Tidak lama kemudian, aku telah tiba di tempat tinggalku. Begitu mobil berhenti di halaman rumah, aku segera turun dari mobil dan mendekati pintu rumah. Membuka pintu rumah, melihat seiri rumah yang masih rapi seperti ada penghuninya.

“Bawa masuk barangnya, ikuti aku!” ucapku kepada pelayanan pindah rumah. Aku segera berjalan menuju kamarku, membuka pintu kamar dan terlihat ruangan yang rapi dan bersih.

“Tolong tata barangnya di rumah ini” ucapku meminta.

“Baik nona!” jawab seorang perempuan yang bertanggung jawab atas kelompok pelayanan pindah rumah ini.

Pelayanan pindah rumah terkejut melihat rumah ini bersih dan rapi, dan tidak terlalu banyak yang mereka lakukan untuk rumah ini. Hanya menata barang yang dibawa kembali.

“Nona, apakah nona tinggal bersama orang lain?” tanya perempuan itu lagi, perempuan yang sama berbicara denganku.

“Ya, aku hanya tinggal sendirian. Mungkin ayah dan ibuku meminta orang lain untuk membersihkan rumah ini. Mereka tidak pernah kembali untuk saat ini, hanya melakukan perjalanan yang mereka sukai.”

Tanpa bertanya lagi mereka semua melakukan tugasnya, dan kemudian berpamitan pergi denganku. Aku mengantarkan mereka hingga di depan pintu, melambaikan tangan atas kepergian mereka semua. Memperhatikan mobil pelayanan pindah rumah hingga menghilang dari pandanganku.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!