Laughter And Tears Kisah Rakyat Menegah

Laughter And Tears Kisah Rakyat Menegah

Jumat, 9 desember 2022

Langsung saja ya, tanpa embel-embel...

Ngak apa-apakan! Makasih...🙇‍♀️

Jumat, 09 Desember 2022

Pukul 09.00 pagi, Kenli Tama bersama sang istri dan anak bungsunya pergi ke bengkel untuk membeli alat sepeda motor.

Sepeda motor Kesayangan Kenli sudah seminggu berada di bengkel. Walaupun motor itu sudah sangat tua namun Kenli sangat menyayangi sepeda motornya.

Dengan meminjam sepeda motor kakak iparnya dia membonceng istri dan anak bungsunya.

15 menit kemudian mereka sudah sampai di toko yang di tuju. Fanti, istri dari Kenli turun dari sepeda motor yang Kenli kendarai dan menyerahkan anak bungsunya. Setelah Kenli menggendong Rici, anak bungsung mereka, Fanti segera masuk ke dalam bengkel dan mencari barang yang dia cari.

"Cari apa?" Tanya pemilik bengkel.

"Apa barang ini ada?" Tanya Fanti seraya meyerahkan kertas pada pemilik bengkel.

"Sebentar saya cari!" Ucapnya.

Karena sedikit agak lama, Kenli memutuskan ikut ke dalam bengkel di mana Fanti berada.

"Gimana?" Tanya Kenli.

"Sebentar, lagi di cari." Jawab Fanti.

Pemilik toko kemudian kembali setelah mengobrak-abrik barang-barang di dalam tokonya. "Maaf, barangnya sudah habis. Ada sisanya, tinggal yang ukuran kecil saja." Ujar pemilik bengkel besar itu.

"Owh. Tidak usah. Takut salah." Tolak Fanti sopan.

Mereka bertiga kembali keluar dan toko dan berdikusi di luar toko itu.

"Mau ke mana lagi?" Tanya Fanti.

"Di sana ada bengkel yang menjual alat-alat. Kita cari di sana. Bagaimana?" Ajak Kenli sembari bertanya.

"Ya, baiklah! Tapi jangan kelamaan. Aku sudah sangat lapar." Ucap Fanti.

Fanti menaiki sepeda motor bersama Rici. Kenli mengendarai Sepeda motor itu dan melaju dengan kecepatan sedang.

******

Pukul 12.00, Kenli, Fanti dan Si bungsu Rici telah sampai di rumah. Barang yang mereka cari pun sudah di dapat dan telah di antarkan ke bengkel di mana sepeda motor Kenli diservis.

Sebelum terus pulang ke rumah, mereka mampir di rumah saudari kakak Fanti yang telah meminjamkan sepeda motor pada mereka.

Kenli memarkir sepeda motornya di dwpan rumah saudara Fanti, mengambil kantong plastik yang berisi sedikit belanjaan mereka yang tadi singgah di sebuah minimarket.

Fanti duduk sebentar di rumah kakaknya. Ranti Trisno, kakak kedua Fanti. Ranti sudah berusia 43 tahun, hampir seumuran dengan suaminya. Sedangkan Fanti sendiri saat ini baru berusia 32 tahun, sangat terpaut jauh sekali masalah umur Fanti dan suaminya, juga kakaknya. Fanti adalah anak bungsu dari 4 bersaudara, dan ketiga kakaknya adalah perempuan semua.

"Sudah jadi 'kah sepeda motor kalian?" Tanya Ranti.

"Belum!" Jawab Fanti.

"Iya. Bengkel itu, kalau hari jum'at tutup. Soalnya pemilik bengkelnya sholat. Jadi kalau jum'at mereka tutup, tapi kalau minggu mereka buka." Jelas kakak ketiga Fanti. Pri Trisno, usia 42 tahun.

"Iya, tadi aku liat pak Imo di jalan, mau pergi sholat jum'at." Jawab Fanti.

"Iya, mereka memang seperti itu." Sambung Ranti.

Anak pertama dan kedua Ranti dan Kenli juga berada di sana, sedang bermain dwngan teman-teman mereka. Halaman depan rumah Ranti memang sangat luas, jadi banyak anak-anak yang suka bermain di sana, termasuk anak-anak tetangga.

Setelah selesai mengobrol dengan kakak-kakaknya Fanti memutuskan pulang ke rumah dengan mengajak ketiga anaknya.

******

Sore hari Fanti memutuskan mencuci baju, pekerjaan rumah yang lainnya tinggal mencuci piring. Fanti meminta tolong anak sulungnya untuk mencuci piring sedangkan dia mencuci baju.

"Kes, cuciin piringnya dong! Mama mau cuci baju." Ujar Fanti.

"Iya Ma!" Jawab Kesyi yang sedang menonton tv.

"Yang cepet! Entar kalo udah main, kamu lupa." Ucap Fanti dengan sedikit tegas.

"Iya, Mama!!" Jawab Kesyi lagi, masih dengan menonton tv.

Kesyi Tama, perempuan berusia 13 tahun itu sudah duduk di bangku kelas dua SMP, Sedangkan anak kedua Kenli dan Fanti adalah Dafa Tama, usia 9 tahun, sudah bersekolah kelas 4 SD. Dan yang ketiga Adalah Rici Tama, si bungsu yang baru berusia 23 bulan.

Wanita cilik yang akan menginjak 2 tahun itu, sangat aktif sebagaimana anak-anak di usianya. Sangat lincah, suka menyanyi dan pintar bicara. Salah satu lagu Favoritnya adalak 'Cicak-cicak di dinding.' Saat dia sudah bernyanyi maka semua orang akan tertawa karena merasa lucu.

Cica-cica di diding

Diam-diam gambala

Hap, alu natap

Itulah lagu yang sering di nyanyikan oleh Rici, Dan bila sudah bernyanyi maka semua yang mendengar pasti akan tertawa gemas padanya, termasuk para tetangga.

Sebenarnya masih banyak lagi lagu-lagu yang biasa Rici nyanyikan, seperti Lagu 'Angin, datang kasih kabar dan Ojo di bandingke.' Setiap laki Rici bernyanyi semua merasa terhibur, selain kata-kata yang belum lengkap dia punya gaya khas untuk masing masing lagunya.

Kenli yang baru pulang dari bermain bola di lapangan dengan para tetangga, mampir kerumah keponakan Fanti, lalu mengambil Rere anak dari ponakan Fanti dan membawahnya kerumah untuk meledek Rici.

Rere Pratama, anak ketiga dari keponakan Fanti, yaitu Vira Kusuma. Ibu Vira yang adalah kakak pertama Fanti sudah meninggal 4 tahun yang lalu. Dan ayah Vira pun menyusul 2 tahun setelahnya.

******

Pukul 18.00, Kenli telah membawah kembali Rere pada Vira dan dia pun kembali pulang ke rumah.

Di teras rumah, Kenli dan Fanti sedang duduk santai.

"Mau masak apa ya?" Tanya Fanti pada suaminya.

"Tadi aku lihat ikan bakar kering di minimarket. Tapi 23 rb satu ekornya, kecil lagi." Ujar Kenli.

"Kenapa nggak di beli aja." Saran Fanti, tapi sudah terlambat. Karena mereka sudah di rumah.

"Kecil ikannya. Mana cukup buat kita." Jawab Kenli.

"Aku bikin sayur saja. Daun singkong di santan sampai kering." Ucap Fanti pada suaminya. "Kesyi!! Kes. Sini" Panggil Fanti dengan sedikit berteriak. Kesyi yang berada di rumah Ranti sedang main segera pulang juga membawah Rici yang di ajak bersamanya.

"Ya, ada apa Ma?" Tanya Kesyi setelah sampai.

"Ayo, kita petik daun singkong. Dafa, kamu ambil cukuran kelapa sama kak Vira." Dafa yang baru saja pulang langsung saja Fanti menyuruhnya.

"Sebentar Ma, minum dulu. Haus." Jawab Dafa langsung menuju dapur.

"Ayo, Kes. Bawah sendal buat mama." Pinta Fanti lagi.

"Sendal yang satunya nggak ada Ma." Jawab Kesyi.

"Trus kemana? Sendal-sendalnya. 'Kan yang biasa pake kamu! Ambilin cepat." Ujar Fanti kesal.

"Ya. Tunggu." Kesyi mengambil sendal yang berada di kolong tempat tidur, lalu membawahnya pada Fanti.

Fanti dan kesyi pergi memetik daun singkong di kebun belakang rumah mereka, Dafa pergi mengambil cukuran kelapa di rumah Vira, sedangkan Kenli di rumah bersama Rici.

.

.

.

.

By Diary...🖐

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!