Langsung saja ya, tanpa embel-embel...
Ngak apa-apakan! Makasih...🙇♀️
Jumat, 09 Desember 2022
Pukul 09.00 pagi, Kenli Tama bersama sang istri dan anak bungsunya pergi ke bengkel untuk membeli alat sepeda motor.
Sepeda motor Kesayangan Kenli sudah seminggu berada di bengkel. Walaupun motor itu sudah sangat tua namun Kenli sangat menyayangi sepeda motornya.
Dengan meminjam sepeda motor kakak iparnya dia membonceng istri dan anak bungsunya.
15 menit kemudian mereka sudah sampai di toko yang di tuju. Fanti, istri dari Kenli turun dari sepeda motor yang Kenli kendarai dan menyerahkan anak bungsunya. Setelah Kenli menggendong Rici, anak bungsung mereka, Fanti segera masuk ke dalam bengkel dan mencari barang yang dia cari.
"Cari apa?" Tanya pemilik bengkel.
"Apa barang ini ada?" Tanya Fanti seraya meyerahkan kertas pada pemilik bengkel.
"Sebentar saya cari!" Ucapnya.
Karena sedikit agak lama, Kenli memutuskan ikut ke dalam bengkel di mana Fanti berada.
"Gimana?" Tanya Kenli.
"Sebentar, lagi di cari." Jawab Fanti.
Pemilik toko kemudian kembali setelah mengobrak-abrik barang-barang di dalam tokonya. "Maaf, barangnya sudah habis. Ada sisanya, tinggal yang ukuran kecil saja." Ujar pemilik bengkel besar itu.
"Owh. Tidak usah. Takut salah." Tolak Fanti sopan.
Mereka bertiga kembali keluar dan toko dan berdikusi di luar toko itu.
"Mau ke mana lagi?" Tanya Fanti.
"Di sana ada bengkel yang menjual alat-alat. Kita cari di sana. Bagaimana?" Ajak Kenli sembari bertanya.
"Ya, baiklah! Tapi jangan kelamaan. Aku sudah sangat lapar." Ucap Fanti.
Fanti menaiki sepeda motor bersama Rici. Kenli mengendarai Sepeda motor itu dan melaju dengan kecepatan sedang.
******
Pukul 12.00, Kenli, Fanti dan Si bungsu Rici telah sampai di rumah. Barang yang mereka cari pun sudah di dapat dan telah di antarkan ke bengkel di mana sepeda motor Kenli diservis.
Sebelum terus pulang ke rumah, mereka mampir di rumah saudari kakak Fanti yang telah meminjamkan sepeda motor pada mereka.
Kenli memarkir sepeda motornya di dwpan rumah saudara Fanti, mengambil kantong plastik yang berisi sedikit belanjaan mereka yang tadi singgah di sebuah minimarket.
Fanti duduk sebentar di rumah kakaknya. Ranti Trisno, kakak kedua Fanti. Ranti sudah berusia 43 tahun, hampir seumuran dengan suaminya. Sedangkan Fanti sendiri saat ini baru berusia 32 tahun, sangat terpaut jauh sekali masalah umur Fanti dan suaminya, juga kakaknya. Fanti adalah anak bungsu dari 4 bersaudara, dan ketiga kakaknya adalah perempuan semua.
"Sudah jadi 'kah sepeda motor kalian?" Tanya Ranti.
"Belum!" Jawab Fanti.
"Iya. Bengkel itu, kalau hari jum'at tutup. Soalnya pemilik bengkelnya sholat. Jadi kalau jum'at mereka tutup, tapi kalau minggu mereka buka." Jelas kakak ketiga Fanti. Pri Trisno, usia 42 tahun.
"Iya, tadi aku liat pak Imo di jalan, mau pergi sholat jum'at." Jawab Fanti.
"Iya, mereka memang seperti itu." Sambung Ranti.
Anak pertama dan kedua Ranti dan Kenli juga berada di sana, sedang bermain dwngan teman-teman mereka. Halaman depan rumah Ranti memang sangat luas, jadi banyak anak-anak yang suka bermain di sana, termasuk anak-anak tetangga.
Setelah selesai mengobrol dengan kakak-kakaknya Fanti memutuskan pulang ke rumah dengan mengajak ketiga anaknya.
******
Sore hari Fanti memutuskan mencuci baju, pekerjaan rumah yang lainnya tinggal mencuci piring. Fanti meminta tolong anak sulungnya untuk mencuci piring sedangkan dia mencuci baju.
"Kes, cuciin piringnya dong! Mama mau cuci baju." Ujar Fanti.
"Iya Ma!" Jawab Kesyi yang sedang menonton tv.
"Yang cepet! Entar kalo udah main, kamu lupa." Ucap Fanti dengan sedikit tegas.
"Iya, Mama!!" Jawab Kesyi lagi, masih dengan menonton tv.
Kesyi Tama, perempuan berusia 13 tahun itu sudah duduk di bangku kelas dua SMP, Sedangkan anak kedua Kenli dan Fanti adalah Dafa Tama, usia 9 tahun, sudah bersekolah kelas 4 SD. Dan yang ketiga Adalah Rici Tama, si bungsu yang baru berusia 23 bulan.
Wanita cilik yang akan menginjak 2 tahun itu, sangat aktif sebagaimana anak-anak di usianya. Sangat lincah, suka menyanyi dan pintar bicara. Salah satu lagu Favoritnya adalak 'Cicak-cicak di dinding.' Saat dia sudah bernyanyi maka semua orang akan tertawa karena merasa lucu.
Cica-cica di diding
Diam-diam gambala
Hap, alu natap
Itulah lagu yang sering di nyanyikan oleh Rici, Dan bila sudah bernyanyi maka semua yang mendengar pasti akan tertawa gemas padanya, termasuk para tetangga.
Sebenarnya masih banyak lagi lagu-lagu yang biasa Rici nyanyikan, seperti Lagu 'Angin, datang kasih kabar dan Ojo di bandingke.' Setiap laki Rici bernyanyi semua merasa terhibur, selain kata-kata yang belum lengkap dia punya gaya khas untuk masing masing lagunya.
Kenli yang baru pulang dari bermain bola di lapangan dengan para tetangga, mampir kerumah keponakan Fanti, lalu mengambil Rere anak dari ponakan Fanti dan membawahnya kerumah untuk meledek Rici.
Rere Pratama, anak ketiga dari keponakan Fanti, yaitu Vira Kusuma. Ibu Vira yang adalah kakak pertama Fanti sudah meninggal 4 tahun yang lalu. Dan ayah Vira pun menyusul 2 tahun setelahnya.
******
Pukul 18.00, Kenli telah membawah kembali Rere pada Vira dan dia pun kembali pulang ke rumah.
Di teras rumah, Kenli dan Fanti sedang duduk santai.
"Mau masak apa ya?" Tanya Fanti pada suaminya.
"Tadi aku lihat ikan bakar kering di minimarket. Tapi 23 rb satu ekornya, kecil lagi." Ujar Kenli.
"Kenapa nggak di beli aja." Saran Fanti, tapi sudah terlambat. Karena mereka sudah di rumah.
"Kecil ikannya. Mana cukup buat kita." Jawab Kenli.
"Aku bikin sayur saja. Daun singkong di santan sampai kering." Ucap Fanti pada suaminya. "Kesyi!! Kes. Sini" Panggil Fanti dengan sedikit berteriak. Kesyi yang berada di rumah Ranti sedang main segera pulang juga membawah Rici yang di ajak bersamanya.
"Ya, ada apa Ma?" Tanya Kesyi setelah sampai.
"Ayo, kita petik daun singkong. Dafa, kamu ambil cukuran kelapa sama kak Vira." Dafa yang baru saja pulang langsung saja Fanti menyuruhnya.
"Sebentar Ma, minum dulu. Haus." Jawab Dafa langsung menuju dapur.
"Ayo, Kes. Bawah sendal buat mama." Pinta Fanti lagi.
"Sendal yang satunya nggak ada Ma." Jawab Kesyi.
"Trus kemana? Sendal-sendalnya. 'Kan yang biasa pake kamu! Ambilin cepat." Ujar Fanti kesal.
"Ya. Tunggu." Kesyi mengambil sendal yang berada di kolong tempat tidur, lalu membawahnya pada Fanti.
Fanti dan kesyi pergi memetik daun singkong di kebun belakang rumah mereka, Dafa pergi mengambil cukuran kelapa di rumah Vira, sedangkan Kenli di rumah bersama Rici.
.
.
.
.
By Diary...🖐
Kesyi Tama, perempuan berusia 13 tahun itu sudah duduk di bangku kelas dua SMP, Sedangkan anak kedua Kenli dan Fanti adalah Dafa Tama, usia 9 tahun, sudah bersekolah kelas 4 SD. Dan yang ketiga Adalah Rici Tama, si bungsu yang baru berusia 23 bulan.
Wanita cilik yang akan menginjak 2 tahun itu, sangat aktif sebagaimana anak-anak di usianya. Sangat lincah, suka menyanyi dan pintar bicara. Salah satu lagu Favoritnya adalak 'Cicak-cicak di dinding.' Saat dia sudah bernyanyi maka semua orang akan tertawa karena merasa lucu.
Cica-cica di diding
Diam-diam gambala
Hap, alu natap
Itulah lagu yang sering di nyanyikan oleh Rici, Dan bila sudah bernyanyi maka semua yang mendengar pasti akan tertawa gemas padanya, termasuk para tetangga.
Sebenarnya masih banyak lagi lagu-lagu yang biasa Rici nyanyikan, seperti Lagu 'Angin, datang kasih kabar dan Ojo di bandingke.' Setiap laki Rici bernyanyi semua merasa terhibur, selain kata-kata yang belum lengkap dia punya gaya khas untuk masing masing lagunya.
Kenli yang baru pulang dari bermain bola di lapangan dengan para tetangga, mampir kerumah keponakan Fanti, lalu mengambil Rere anak dari ponakan Fanti dan membawahnya kerumah untuk meledek Rici.
Rere Pratama, anak ketiga dari keponakan Fanti, yaitu Vira Kusuma. Ibu Vira yang adalah kakak pertama Fanti sudah meninggal 4 tahun yang lalu. Dan ayah Vira pun menyusul 2 tahun setelahnya.
******
Pukul 18.00, Kenli telah membawah kembali Rere pada Vira dan dia pun kembali pulang ke rumah.
Di teras rumah, Kenli dan Fanti sedang duduk santai.
"Mau masak apa ya?" Tanya Fanti pada suaminya.
"Tadi aku lihat ikan bakar kering di minimarket. Tapi 23 rb satu ekornya, kecil lagi." Ujar Kenli.
"Kenapa nggak di beli aja." Saran Fanti, tapi sudah terlambat. Karena mereka sudah di rumah.
Di teras rumah, Kenli dan Fanti sedang duduk santai.
"Mau masak apa ya?" Tanya Fanti pada suaminya.
"Tadi aku lihat ikan bakar kering di minimarket. Tapi 23 rb satu ekornya, kecil lagi." Ujar Kenli.
"Kenapa nggak di beli aja." Saran Fanti, tapi sudah terlambat. Karena mereka sudah di rumah.
"Kecil ikannya. Mana cukup buat kita." Jawab Kenli.
"Aku bikin sayur saja. Daun singkong di santan sampai kering." Ucap Fanti pada suaminya. "Kesyi!! Kes. Sini" Panggil Fanti dengan sedikit berteriak. Kesyi yang berada di rumah Ranti sedang main segera pulang juga membawah Rici yang di ajak bersamanya.
"Ya, ada apa Ma?" Tanya Kesyi setelah sampai.
"Ayo, kita petik daun singkong. Dafa, kamu ambil cukuran kelapa sama kak Vira." Dafa yang baru saja pulang langsung saja Fanti menyuruhnya.
"Sebentar Ma, minum dulu. Haus." Jawab Dafa langsung menuju dapur.
"Ayo, Kes. Bawah sendal buat mama." Pinta Fanti lagi.
"Sendal yang satunya nggak ada Ma." Jawab Kesyi.
"Trus kemana? Sendal-sendalnya. 'Kan yang biasa pake kamu! Ambilin cepat." Ujar Fanti kesal.
"Ya. Tunggu." Kesyi mengambil sendal yang berada di kolong tempat tidur, lalu membawahnya pada Fanti.
Fanti dan kesyi pergi memetik daun singkong di kebun belakang rumah mereka, Dafa pergi mengambil cukuran kelapa di rumah Vira, sedangkan Kenli di rumah bersama Rici.
Fanti dan kesyi pergi memetik daun singkong di kebun belakang rumah mereka, Dafa pergi mengambil cukuran kelapa di rumah Vira, sedangkan Kenli di rumah bersama Rici.
Selesai memetik sayur di kebun belakang, Fanti dan Kesyi membagi tugas untuk memasak sayur. Fanti membersihkan Daun singkong dan kesyi membuat bumbu yang di arahkan Fanti. Kenli juga ikut membantu, mencukur kelapa untuk sayur.
pekerjaan masak-memasak akhirnya selesai. Kenli segera menyedok nasi terlebih dahulu.
"Sudah masak!" Ujar Fanti pada Kenli.
"Ya! Bolehlah. Aku sudah lapar!" Jawab Kenli.
Fanti segera mengangkat sayur yang sudah matang dan meletakkan di dalam lemari.
Kenli segera menyendok sayur yang masih panas itu ke piring yang sudah berisi nasi.
"Aku juga mau makan. Sudah lapar." Ujar Fanti.
Kenli langsung menuju ruang tamu, membawah makanannya. Bukan karena marah, tapi memang seperti itu kebiasaan makan mereka. Mereka makan tanpa waktu. Kalau lapar, ya makan. Di manapun dan kapanpun.
Fanti pun segera mengambil makanannya duduk di dapur dan makan. Sementara Kesyi sudah tertidur bersama Dafa pun telah tertidur gara-gara menunggu masakan ibunya yang belum matang.
Selesai Fanti makan, Rici segera memanggil ibunya.
"Ma! Ma! Ma..!" Panggil Rici.
"Ya, Sini. Kakakmu sudah tertidur dan kamu belum." Fanti meraih tangan anaknya untuk digendong.
Fanti duduk bersama Kenli di ruang tamu. Sementara Kesya dan Dafa sudah tertidur pulas.
******
Malam hari ini ada pertandingan sepak bola dunia, antara Brasil vs Kroasia dan Belanda vs Argentina. Pertandingan malam ini adalah babak pertama di 8 besar dengan sistim gugur. Yang kalah sudah pasti akan pulang dan yang menang akan mendapat tiket ke semifinal.
Kenli dan Fanti mempunyai klub jagoan masing-masing yang mereka pegang. Kenli memegang Klub dari negara samba yaitu Brasil yang sudah 5 kali memegang trofi pertandingan sepak bola piala dunia. Sedangkan Fanti mempunyai Klub Belanda yang sudah 3 kali menjadi runner up di pertandingan sepak bola piala dunia.
Brasil vs Kroasia di tayangkan di tv pukul 23.00. Tepat pukul 23.00 Rici sudah tidur, sedangkan pertandingan baru akan di mulai. Karena rasa kantuk oleh pengaruh obat, Fanti ikut tertidur bersama Rici. Sedangkan Kenli menonton pertandingan sepak bola sendiri.
Kenli yang menonton klub jagoannya bermain, sangat yakin jika Brasil akan menang melawan Kroasia.
Sepanjang pertadingan babak pertama Brasil vs Kroasia masih tidak ada yang dapat membobol gawang, skor masih sama yaitu 0 - 0.
Pada babak kedua, skor pun masih sama imbang yaitu 0 - 0. Dan pada babak tambahan 30 menit terakhir Brasil mampu membobol gawang dari kroasia dan skor menjadi 1 - 0. Kenli sudah sangat bahagia saat ini, namun beberapa menit kemudian Kroasia dapat menyamakan skor mereka menjadi 1 - 1.
Akhir pertandingan antara Brasil vs Kroasia, di akhiri oleh tendangan aduh finalti yang di menangkan oleh Kroasia dengan skor 4 - 2 dan Brasil jagoan dari Kenli harus berakhir dengan kekalahan di babak aduh finalti.
Kenli sangat kecewa karena jagoannya yang kalah hingga pekikannya membangunkan Fanti yang tengah tertidur pulas.
"Ada apa?" Tanya Fanti.
"Akh, Brasil sudah kalah!" Ujar Kenli kecewa.
"Haa!! Apa! Kok bisa kalah? Ahh, Brasil mainnya gimana?" Umpat Fanti.
"Huu! Sial." Sambung Kenli.
Fanti segera memasak air untuk membuat teh, setelah ini dia tidak akan tidur. Fanti akan menonton pertandingan klub jagoan Belanda vs Argentina.
.
.
.
By... by...🖐
Sabtu, 10 desember 2022
Pagi ini Kenli sudah pergi untuk bekerja. Sudah tiga hari kenli tidak di panggil untuk kerja sehingga keuangan keluarganya sudah tipis.
Fanti tidak tidur sejak dia bangun pukul 02.00 dini hari hingga pagi ha. Fanti menonton siaran sepak bola jagoannya, yaitu Belanda.
Walaupun Belanda kalah dalam pertadingannya melawan Argentina, klub sepak bola yang terkenal tapi Fanti tidak sekecewa Kenli.
Fanti segera membagi tugas pekerjaan rumah dengan kesyi.
Kesyi yang sekarang berusia 13 tahun, Fanti sudah mulai mengajarkannya untuk bekerja di rumah dengan pekerjaan yang ringan-ringan saja. Kesyi pun selalu mengerjakan pekerjaannya, walau sering kali harus sedikit memaksa.
Saat ini kesyi sedang menyapu halaman, pekerjaan yang di bagi Fanti untuk Kesyi adalah menyapu halaman dan mencuci piring. Sedangkan Fanti sendiri mencuci baju mereka semua.
Dafa pergi bermain bermain dengan teman-teman sebayanya. Sedangkan Rici sendiri sibuk dengan permainannya sendiri.
"Kes, tolong lihat Rici di halaman belakang!" Minta Fanti pada anak sulungnya.
"Em. Ya, Ma. Rici sedang main." ujar Kesyi.
"Iya, lihat-lahat saja, yang penting tidak berbahaya." Fanti Sedang mengisi air di dalam mesin cuci.
Dafa baru saja bangun dari tidurnya. Sedangkan Fanti sedang duduk di sofa ruang tamu sambil menunggu pakaiannya di mesin cuci berhenti berputar.
"Daf, beli 'kan rokok mama dulu!" Pinta Fanti.
"Iya. Sebentar." Dafa bangkit dari tidurnya dan segera berjalan kearah belakang.
Setelah kembali Dafa segera menyambar Uang di sofa untuk membeli rokok.
Tak lama kemudian Dafa kembali dengan 5 batang rokok di tangannya.
"Ini!" Dafa memberikan rokok yang dibelinya kepada Fanti.
******
Fanti meneruskan pekerjaannya, membasuh baju yang telah dicuci. Mesin cuci yang di gunakan Fanti adalah mesin cuci manual, dan tempat pengeringnya pula sudah rusak. Jadi Fanti harus membasuh bajunya sendiri memakai tangan.
Setelah selesai membasuh bajunya, Fanti menggantung pakaiannya ditali jemuran belakang rumah.
Kesyi sudah selesai menyapu halaman dan sekarang dia bersama Rici bermain sambil menonton tv bersama Dafa juga.
Saat sedang menjemur pakaian di belakang rumah. Dafa menemui Fanti untuk meminta ijin pergi bersama temannya.
"Ma," Panggil Dafa.
"Apa?" Tanya Fanti singkat dengan terus menggantung pakaian yang masih basah.
"Ma, aku mau pergi sama mereka ya?" Ucap Dafa meminta ijin.
"Kemana?" Tanya Fanti penasaran.
Ke tempat kerjanya opa Agi." Jawab Dafa.
"Tidak bisa." Ucap Fanti tegas.
"Ya Ma. Boleh ya?" Bujuk Dafa.
"Tidak!!" Bentak Fanti. "Disana itu banyak setannya." Jelas Fanti lagi.
"Pergilah jika itu maumu! Jangan tanya lagi." Kesal Fanti tidak peduli.
"Enggak jadi." Jawab Dafa lalu kembali masuk ke dalam rumah.
Selesai menggantung pakaian, Fanti kembali kembali mengisi pakaian sisa yang belum di cucinya.
"Key, masih ada sisa nasi 'kah?" Tanya Fanti.
"Habis, Ma! Suruh Dafa Minta nasi pada uak saja ya?" Usul Keysi.
"Ya, terserah kamu." Jawab Fanti.
"Dafa." Panggil Kesyi.
"Ya." Sahut Dafa.
"Pergi minta nasi sama uak!" Pinta Kesyi pada Dafa yang baru datang.
"Haa, kamu aja yang pergi!" Jawab Dafa tidak terima.
"Hei, itu buat mama." Jelas Kesyi ketus.
"Haa, baiklah." Dafa pun mengambil piring di dapur dan pergi meminta sepiring nasi pada Ranti karena nasi di rumahnya belum masak sedangkan Fanti sudah sangat lapar.
******
Siang ini Pri mampir di rumah Fanti Yogi. Pri adalah kakak ketiga Fanti. Pri sedang membawah putra ketiganya jalan-jalan.
Yogi merasa sunyi di rumah karena tidak ada teman untuk bermain. Yogi adalah anak bungsu dari Pri, berusia hampir 3 tahun.
"Hai..," Sapa Pri pada Fanti yang duduk di meja.
"Kemana?" Tanya Fanti.
"Lagi ngajak Yogi jalan-jalan. Di rumah nangis terus, nggak ada temannya. Makannya ke mari ajak dia jalan-jalan padahal pekerjaan di rumah masih banyak." Jelas Pri.
"Lalu Sarla?" Tanya Fanti.
Pri tidak menjawab pertanyaan Fanti yang satu ini. Sarla adalah anak kedua Pri, baru berusia hampir 12 tahun. Biasanya Sarla yang membawah Yogi jalan-jalan.
"Kalah ya Brasil semalam!" Ucap Pri tiba-tiba.
"Iya. Kasian udah pulang." Jawab Fanti.
"Benderanya udah di turunin?" Tanya pri memastikan setelah melihat bendera di pohon sudah tidak ada.
" Iya, tadi pagi. Sama Kenli." Jawab Fanti.
"Punya Canda juga udah di turunin." Sambung Pri.
"Iya, kasian! Canda di ledekin Pandi, hampir nangis." Ungkap Fanti.
"Iya. Semalam juga pas nurunin itu bendera, Si Pandi vidioin!" Sambung Pri.
"Ya sama juga, Belandaku juga udah pulang kampung." Lanjut Fanti.
"Iya, tinggal tunggu entar malam. Inggris sama Prancis. Kalau Inggris kalah, di balas ledekin itu sama Canda. Hahaha..." Ujar Pri lalu tertawa.
"Iya, itu pasti. Habislah Pandi di ledekin Canda, pasti dia balas dendam." Sambung Fanti lagi.
Pandi adalah anak dari Ranti, yaitu keponakan Pri dan Fanti. Dan Canda adalah istrinya yang juga menantu dari Ranti.
Karena mempunyai klub jagoan yang berbeda, Canda dan Fandi suka saling meledek. Tapi hati Canda sangat sensitif, pas diledek Pandi suaminya sendiri Canda langsung merajuk dengan mata berkaca-kaca.
"Yogi, pulang yuk." Ajak Pri pada anaknya, tapi Yogi lagi asyik-asyiknya bermain bersama Dafa.
"Kenapa nggak tinggal sama Sarla saja!" Saran Fanti.
"Ah, nggak. Yogi nakal, biar ku ajak pulang saja." Jawab Pri. "Yogi ayo. Kita beli snak di qarung situ, trus pulang ya!" Bujuk Pri pada anaknya.
"Iya, ayo beli nek!" Jawab Yogi dengan suara cadel khas anak-anak.
Akhirnya Pri dan Yogi pamit pulang, karena masih banyak pekerjaan Pri di rumah yang belum selesai.
******
Sore harinya Kenli sudah pulang dari bekerja.
"Sudah pulang?" Sambut Fanti dengan pertanyaan.
"Iya, lapar." Jawab Kenli lalu masuk ke dalam rumah.
"Nggak ada ikan ini! Cuma nasi yang sudah masak." Jelas Fanti.
"Ya, sudah. Ada uang? Buat beli ikan masak." Tanya Kenli.
"Ada. Kamu mau balik beli ikan?"
"Iya." Jawab Kenli singkat lalu mengambil kembali kunci motor.
"Tadikan aku bilang, bawah saja uangnya. Supaya pas kamu pulang tinggal singgah beli." Fanti mengeluarkan uang dari kantong bajunya dan menyerahkan pada Kenli.
******
Selesai makan Kenli berbaring di sofa karena lelah habis bekerja, ditambah semalam kurang tidur karena menonton tv. Akhirnya Kenli pun terlelap di sofa.
"Aku mau pergi, pertemuan mingguan ibu-ibu, anggota Pkk." Ujar Fanti pada suaminya yang masih belum tertidur.
"Di mana?" Tanya Kenli masih dalam keadaan berbaring.
"Ditetangga sebelah sana." Jawab Fanti sambil menunjuk rumah yang akan di adakan pertemuan.
"Iya. Pergilah." Jawab Kenli memberi ijin.
Fanti pun siap-siap untuk pergi ke pertemuannya, sedangkan Kenli sudah terlelap di kursi sofa ruang tamu.
.
.
.
.
By...by...
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!