"Kau lagi dibodohi Sekar, Di. Baru pecah perawan, mereka tak ngebuka." Chandra begitu gemas pada adik sepupunya.
"Iya kah?" Hadi menoleh sekilas, kemudian ia menggaruk kepalanya dengan bingung.
"Jadi, aku harus gimana?" tanyanya kemudian.
"Pokoknya kau harus ke Singapore, ongkos dari Abang. Harus! Tak ada tawar menawar." Chandra tidak mau Hadi dikuasai lebih dulu oleh Sekar.
Hadi mengangguk. "Siap, Bang."
"Coba stalking sosial media Sekar. Kau download pelacak nomor juga, cek nomor Sekar." Chandra menutup jendela kamar Hadi.
"Dia tak penting untuk aku, Bang." Hadi berpikir, ia tidak memiliki kepentingan untuk itu.
"Kau harus tau tentang dia, meski dia tak penting untuk kau. Kalau Abang kenal perempuan baru, apalagi sudah mengarah untuk diperistri. Abang bakal stalking dia, karena jejak media itu sulit dihapus apalagi kalau udah lupa password. Mana tau, dia punya akun lama yang udah lupa password. Mana tau, jejak komentar merujuk tentang bagaimana seorang dia. Karena Abang pernah lihat akun teman yang diserang orang untuk bayar hutang di komentarnya. Padahal, yang Abang tau dia orangnya tak begitu ngetrend di pakaian. Sampai akhirnya Abang tau salah satu komentarnya, yang bilang kalau dia mabuk judi online. Jangan disepelekan informasi dari sosial media tuh, bisa menguak bagaimana tentang seseorang." Chandra berkaca sejenak, kemudian ia hendak keluar dari kamar Hadi.
"Coba ketikan nama dan nama kota Sekar tinggal. Dah tuh, pasti keluar beberapa profil lengkap." Chandra langsung menutup pintu kamar Hadi setelah berbicara, ia pergi tanpa pamit.
Hadi langsung melakukan apa yang kakak sepupunya sarankan. Tidak disangka, ia kini aktif mengambil tangkapan layar informasi yang ia dapat tentang Sekar. Ia akan memecahkan teka-teki Informasi ini, dengan kebenaran yang akan terkuak nantinya.
Hari kemenangan telah tiba. Mereka begitu bahagia, merayakan hari raya dengan keluarga mereka. Sayangnya, tidak untuk Ceysa yang memilih untuk sedikit lama di kuburan ayah kandungnya.
Ia tahu tentang hukum tuai, ia paham tentang semua tindakan akan kembali ke diri masing-masing. Tapi, ia tidak mengerti kenapa dirinya yang mendapatkan nasib malang.
Ia tahu tentang Jasmine, kakak satu ayah yang lahir di luar pernikahan. Ia tahu juga, jika ibu Jasmine dan ibu kandungnya itu adalah orang yang berbeda. Satu hal yang menjadi pertanyaannya sejak ia mendapatkan nasib buruknya, yaitu kenapa semua laki-laki itu sama. Hadi yang dikenalnya begitu baik pun, ternyata sama bejatnya seperti ayah kandungnya atau ayah sambungnya.
Jasmine yang merupakan anak di luar pernikahan, bisa diselamatkan dengan pernikahan dini. Tapi ia tidak mengerti, kenapa di masanya ia di usia baru lulus SMA, ia langsung mengandung tanpa sempat berencana untuk menikah lebih dini dari usia tersebut. Jika di usianya, ia sudah telat untuk dinikahkan. Harusnya, ia menikah secepat apa? Ia banyak melamuni dirinya yang tidak beruntung.
"Ceysa?" Hadi samar melihat Ceysa dari kejauhan.
Ia baru selesai dari kuburan nenek dan kakek dari pihak ayahnya. Ia kira, keluarga besar dari ibunya sudah pulang semua dari kuburan nenek dan kakek dari pihak ibunya. Rupanya tertinggal Ceysa, berada di satu sudut pemakaman dengan mengusap-usap batu nisan kuburan milik seseorang.
"Ceysa…," panggil Hadi dari jauh.
Sayangnya, bukan Ceysa yang mendelik. Melainkan, banyak orang yang berada di sekitar Hadi yang menoleh ke arah Hadi.
"Duh…." Hadi akhirnya memutuskan untuk menghampiri Ceysa.
Sarung yang ia kenakan, cukup membuat langkahnya bingung karena sudah begitu banyak kuburan di sini. Malah, cenderung hampir penuh.
"Ceysa, Cantik…," panggilan kecil Ceysa dari seorang Hadi, akhirnya terdengar kembali.
Beberapa bukti yang ia dapatkan tentang Sekar, membuatnya sudah amat ingin untuk meninggalkan wanita tersebut. Kini, ia merasa begitu semangat untuk menjadi teman Ceysa kembali.
Ceysa merasa terheran-heran mendengar panggilan yang lama tak ia dengar itu. Ia menoleh ke arah Hadi, dengan memicingkan matanya.
"Kenapa?" Ceysa merasa Hadi tidak seperti biasanya.
"Pulang yuk? Hadi anterin." Hadi tidak terbiasa menyebut 'aku dan kau' ketika berdialog bersama Ceysa sejak kecil. Sebutan nama, menjadi hal yang biasa untuk Hadi dan Ceysa meski mereka memiliki perbedaan usia satu tahun.
"Tumben." Ceysa merasa heran, karena Hadi berubah sejak satu tahun belakangan.
"Ayo? Daripada jalan sendirian." Hadi mengulurkan tangan, agar Ceysa mudah melangkah dengan berpegangan pada tangannya.
Dress dengan potongan mekar, ditambah dengan hijab yang menjuntai menutupi dadanya. Ceysa tidak terlihat seperti wanita yang tengah nifas, kecuali wajah pucatnya sedikit membuat keluarganya bingung dengan kesehatan Ceysa.
"Ceysa tinggal di sini kan? Boleh Hadi ikut kerja sama Ceysa?" ucap Hadi di tengah langkah mereka.
"Kuliah aja dulu lah, kerjaan jauh di Pintu Rime." Ceysa menanggapi dengan sedikit ketus.
"Kan pulang pergi bisa nebeng sama Eunceysa." Hadi menoleh ke arah Ceysa, dengan menaikturunkan alisnya.
Ceysa terkekeh geli mendengar sebutan kecil Hadi untuknya, ditambah ekspresi Hadi begitu menggelikan menurut Ceysa. "Coba bilang ke ayah, berani tak? Ceysa iyain, atas izin ayah." Sebenarnya Ceysa tidak menanggapi dengan serius.
Hadi menyadari tatapan lain beberapa tetangga mereka, yang melihat mereka masih bergandengan. Setelah ia merasa tempat mereka aman, Hadi melepaskan genggaman tangannya pada Ceysa.
"Berani, nanti bantu ngomong ke ayah ya? Hadi ngantongin uang, Ceysa mau bakso tak?" Hadi mengusap kantong baju kokonya.
Ceysa kembali terkekeh. "Mampu, Hadi?"
Hadi melebarkan matanya. "Sembarangan! Sok minta jalan-jalan kapan, Hadi siap bobol celengan."
Tawa Ceysa begitu lepas. Namun, seketika rasa nyeri menghampiri bekas luka operasinya. Ia reflek memegangi perut bawahnya, dengan Hadi yang langsung menyadari pergerakan Ceysa.
"Ceysa kenapa?" Hadi panik melihat Ceysa yang malah berjongkok di dekat motornya.
"Sakit perut, Di." Ceysa tak mungkin mengatakan, jika bekas operasinya terasa nyeri saat ia tertawa.
"Lapar kah?" Haid ikut berjongkok di samping Ceysa.
Ceysa menoleh dan memandang wajah Hadi dengan menahan senyum. Nyerinya hanya nyeri kaget, nyeri pada perutnya sudah mereda. Ia malah geli, melihat reaksi Hadi.
"Iya, pengen bakso jumbo." Ceysa meladeni ucapan Hadi.
Hadi langsung meruncingkan bibirnya. "Modus rupanya."
Ceysa kembali terkekeh geli. Ia mencoba agar tidak tertawa lepas, karena akan mengundang nyeri di perutnya.
Ia baru merasakan lepas dan bisa tertawa seperti ini, kala berbicara dengan Hadi. Ia tidak begitu menyadari, jika Hadi begitu penting untuk kebahagiaannya.
"Yuk? Mampir dulu ke tukang bakso, makan di tempat aja. Hadi cuma dapat lima puluh ribu dari abu pagi tadi, tak dapat uang lebaran dari yang lain." Hadi sudah memposisikan sarungnya agar mudah duduk di jok motor.
"Ceysa bisa kasih seratus ribu buat Hadi, tapi ada syaratnya." Ceysa langsung duduk di jok motor Hadi, kala merasa Hadi sudah siap dengan kendaraannya.
"Apa tuh?" Hadi melirik ke spion kirinya.
"Hadi ikut Ceysa pulang dulu ke Singapore, ada satu barang berharga Ceysa yang ketinggalan." Ceysa ingin mengatakan, bahwa anak mereka tertinggal di sana. Namun, ia ingin memberikan teka-teki untuk Hadi.
Hadi teringat akan janjinya pada kakak sepupunya. Kini, Ceysa yang mengajaknya untuk ke sana. Ia mengingat kapan libur lebaran selesai, ia masih punya waktu untuk menemani Ceysa kembali mengambil barang berharganya. Hadi berpikir, itu adalah sebuah ponsel atau laptop milik Ceysa. Namun, karena mulut Ceysa sendiri yang memintanya untuk ikut. Membuatnya semakin mempertimbangkan keberangkatan mereka, di masa libur lebaran ini.
Apa yang Hadi putuskan dalam perjalanan mereka menuju ke tukang bakso?
...****************...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 296 Episodes
Comments
Edelweiss🍀
Hadi polos banget, percaya aja sama Sekar. Karena ketidakpeduliannya terhadap hubungannya ternyata menguntungkan Sekar😖
2022-12-17
1
Yuli Amoorea Mega
Hayoo qt dukung Hadi & Cessa....
hayoo qt demo jalang sekar...
btw hampir nangis waktu cessa ke makam bg daeng nyesek bngt
2022-12-17
1
lupa nama
luka bekas jahitan ceasar emang lama sembuh ny,, aq aja 2 bln lbh bru sembuh
2022-12-16
1