"Maaf ya nunggunya lama?" Izza tersenyum pada seseorang yang baru masuk ke mobilnya.
"Tak juga kok." Chandra langsung menaruh ranselnya di jok belakang, kemudian ia langsung mengambil satu kecupan di pipi kiri kekasihnya.
"Makan dulu, Sayang." Chandra memposisikan duduknya agar nyaman di sebelah kekasihnya yang bersiap mengemudi.
"Makan?" Izza sudah memikirkan hal lain, kala terlontar perkataan yang sempat Chandra inginkan dua tahun yang lalu.
"Makan, buka puasa. Baru minum sama makan roti aja tadi, pengen makan berat." Chandra bersandar nyaman di jok tersebut.
"Ohh…." Izza berkedip cepat. "Ya, Bang." Ia meluruskan pandangannya dan bersiap menjalankan kendaraannya.
Ia tidak merasa lelah karena lama mengemudi. Namun, ia marah merasakan aroma khas bayi kala beberapa menit Chandra duduk di sampingnya dengan memainkan ponselnya.
"Kok bau bayi ya, Bang?" Izza melirik sekilas ke arah kekasihnya.
"Masa?" Chandra bergerak untuk menciumi aroma tubuhnya.
Ia teringat, jika ia yang membubuhkan minyak telon ke tubuh Dayyan kemudian ia belum sempat berganti kaos karena itu. Jelas saja, aroma beberapa produk bayi tercium di tubuh Chandra.
"He'em." Izza menginjak pedal remnya, karena lampu merah langsung menyala kala ia akan melewatinya.
Ia menarik rem tangannya, kemudian melepaskan sabuk pengamannya untuk memastikan aroma tubuh Chandra. Chandra langsung terkekeh geli, kala kekasihnya langsung mendengus-dengus aroma tubuhnya secara dekat.
"Kenapa sih kau? Kek kucing." Chandra langsung membingkai wajah kekasihnya.
Wajah mereka berhadapan.
"Abang bau bayi." Izza mengagumi laki-laki yang ia tunggu lamarannya selama sepuluh tahun tersebut.
"Masa?" Chandra mendekatkan wajahnya dan mengincar bibir indah kekasihnya.
"Apa nih!" Izza langsung menutupi wajah Chandra dengan telapak tangannya, kemudian ia mundur kembali untuk duduk di kursinya dengan nyaman.
Chandra tertawa lepas, karena gerak langkahnya langsung dipahami kekasihnya. Tidak disangka, telunjuknya malah mencolek dada kekasihnya dengan gerakan cepat.
Izza langsung memeluk tubuhnya sendiri, dengan menoleh dan memelototi Chandra yang tertawa renyah. Semakin dewasa, ia tak menyangka kekasih hatinya semakin mesum.
"Aku bilangin ke bos Givan!" ancam Izza dengan memakai kembali sabuk pengamannya.
Ia melepaskan rem tangan mobilnya tersebut, kemudian menjalankan kembali secara perlahan karena lampu lalu lintas sudah berubah berwarna hijau.
"Calon ayah mertua kau, Dek." Chandra kini beralih mengusap-usap paha Izza yang terlapisi pakaiannya.
"Abang!!!" Izza menepuk punggung tangan Chandra yang masih berada di sana.
Tawa Chandra menggema kembali, ia begitu senang mengisengi kekasihnya. "Nanti ada masanya, aku tekan terus blesss sudah." Chandra mengisyaratkan dirinya seperti memegangi sesuatu dan mendorongnya.
Izza mengerti maksud kekasihnya. Ia hanya mencubit pelan lengan kekasihnya, yang masih tertawa geli itu. Izza lupa dengan pertanyaannya kenapa Chandra bisa memiliki aroma khas bayi.
"Makan di situ, Dek." Chandra menunjuk plang bertuliskan nama cafe yang menarik perhatiannya.
"Oke, Bang." Izza menuruti keinginan kekasihnya.
"Nanti singgah ke hotel, Dek." Chandra sudah memandang cafe tersebut dari jauh.
"Aku udah sepuluh tahun nunggu, ditambah nanti aku nurut lepas perawan. Eh, tak jadi pula aku dinikahi. Apa tak bodoh aku?" gerutu Izza sengaja menggunakan suara lantang.
Tawa Chandra menggema kembali. "Aku kasian kau, nyetir enam jam lagi nanti. Alas duduk aku capek, nanti harus duduk manis lagi selama enam jam."
Awalnya, Chandra tidak terpikirkan untuk melakukan macam-macam. Karena niatnya, ia ingin beristirahat saja. Namun, ia memahami kekhawatiran kekasihnya lewat gerutuan kekasihnya tersebut.
"Ya Abang gantian nyetir dong, masa aku lagi?" Izza melirik kekasihnya dengan memanyunkan bibirnya.
"Capek, Dek. Pengen istirahat." Bukan perkara mengemudi menurut Chandra, tapi ia lelah duduk dalam waktu yang lama.
"Besok mak meugang, Bang." Izza teringat akan ibunya yang sendirian di rumah. "Aku tak apa deh nyetir lagi, yang penting besok sampai sana. Nanti lebaran aku main ke rumah bos Givan kok, sama ma nanti." Izza memasuki parkiran cafe yang Chandra tunjuk.
"Ya udah nanti gantian, tapi rehat dulu lah beberapa jam sih. Tengah malam baru mulai perjalanan, Dek. Aku tak bisa tidur di perjalanan tuh, tak nyaman." Saat perjalanan pesawat tadi pun, ia tidak terlelap sedikitpun.
"Ya udah, Bang. Nanti ambil dua kamar aja." Izza mulai memarkirkan kendaraannya.
"Iya, kan aku bisa bertamu ke kamar kau juga. Gampang aja, Dek." Chandra tersenyum mesum, dengan melirik kekasihnya.
Izza menarik rem tangannya, kemudian ia langsung memberi Chandra lirikan tajam. Seperti humor untuk Chandra, ia malah tertawa lepas melihat perubahan wajah kekasihnya.
"Bercanda, Dek. Bercanda kok. Sini, cium aja." Chandra mengulurkan kedua tangannya kemudian menahan bahu Izza.
Daratan kecil, ia berikan di pipi kiri Izza kembali. Kemudian, ia tersenyum manis di depan wajah Izza.
"Nyiumin aja sepuluh tahun terakhir ini, kapan ngelamarnya?" Izza melepaskan sabuk pengamannya kembali.
"Lah, dicolek-colek marah. Diajakin ngamer, panik. Gayanya…." Chandra sengaja tidak memfokuskan dirinya pada lamaran yang Izza sebutkan.
Ia tidak mau ambil pusing dulu, karena ia memiliki masalah besar di sana. Ia ingin menyelesaikan masalah tersebut satu persatu, barulah ia ingin fokus pada Izza dan menikahi wanita pujaannya itu.
"Ayo keluar, Bang. Aku pun belum makan berat." Izza membuka pintu mobilnya.
Chandra segera menyusul kekasihnya, kemudian ia langsung mengajak kekasihnya untuk duduk di tempat lesehan. Beberapa menu mereka pesan, karena mereka merasa amat lapar.
Sampai akhirnya, hotel terdekat menjadi tujuan mereka sementara. Dua kamar Chandra ambil, untuk tempat istirahat mereka masing-masing sementara waktu. Chandra merasa amat lelah, sampai ketukan pintu berulang tak mampu membangunkannya.
Jam sudah menunjukkan tengah malam, Izza tampak gelisah karena khawatir pagi hari mereka tidak sampai di rumah. Ia meminta kartu cadangan pada resepsionis, berniat membangunkan Chandra. Karena panggilan telepon berpuluh kali yang ia sambungkan tak mampu membangunkan Chandra juga.
Chandra memiliki bakat tidur pulas tanpa mendengar dan merasakan apapun seperti ibu kandungnya.
"Abang…." Izza memasuki kamar hotel Chandra. Pintu hotel tersebut tertutup otomatis, setelah Izza masuk dan membiarkan pintu itu tetap terbuka.
"Bang Chandra…." Izza mengulangi panggilan sayang yang diminta laki-laki itu sendiri.
Izza menggaruk kepalanya, melihat Chandra mendengkur halus dengan memeluk guling. Kaos Chandra yang tergolek di dekat ranjang, membuatnya bingung melihat keadaan kekasihnya yang terlihat menarik dengan tubuh gagahnya.
"Bang, bangun." Izza masih mengandalkan suaranya untuk membangunkan Chandra.
"Ya ampun, Abang!" Izza menghela napasnya.
Ia duduk di tepian ranjang, ia terlihat ragu untuk menggunakan tubuh kekasihnya tersebut. Bukan apa-apa, ia merasa tidak pernah menyentuh Chandra secara langsung tanpa penghalang apapun.
"Abang bangun sih, Bang. Katanya malam ini lanjut perjalanan pulang." Izza memilih untuk menyentuh pelipis Chandra.
Karena beberapa kali, ia pernah menyentuh area wajah Chandra.
"Bang Chandra, bangun!" Izza sedikit mengusap-usap pelipis Chandra.
"Hmm…." Chandra mulai terganggu dengan kehadiran Izza.
"Bangun, Abang. Ayo katanya lanjut perjalanan malam ini?" Izza mengajak dengan suara lembutnya.
Ia langsung panik, kala Chandra menggenggam tangannya yang masih berada di pelipis Chandra. Ia langsung menoleh ke arah pintu kamar yang sengaja ia buka tadi, rupanya pintu itu tertutup sendiri dan ia baru menyadarinya sekarang.
Tarikan pelan Chandra lakukan pada pergelangan tangan Izza.
...****************...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 296 Episodes
Comments
Edelweiss🍀
Semoga berjodoh aja nih mereka, kasian udh nunggu lama ternyata cuma jagain jodoh nya org😖😖😖 ingat2 bang, kalian belum halal dan juga belum siap kan buat resmikan dlm waktu dekat🤨
2022-12-11
4
Yuli Amoorea Mega
gak ada karma yg ada hukum tabur tuai.... penasaran ttp bayi siapa itu....
2022-12-11
5
Red Velvet
Jgn kebablasan bang, entar kau jd rumit sendiri. Selesaikan dlu masalah yg ada😣😣
2022-12-11
4