ALA14. Kehangatan Ceysa dan Hadi

"Boleh, Ceysa mau kapan? Besok kah?"

Bagikan Ceysa dapat memeluk semua bunga yang berada di satu taman. Senyumnya langsung mengembang sempurna, dengan ia langsung mengeluarkan ponselnya.

"Boleh, Ceysa hubungi bang Chandra dulu ya? Kita berangkat bertiga, nanti pulang lagi dengan barang berharga Ceysa." Ceysa ingin mengatakan, mereka pulang akan berempat. Namun, ia tidak ingin membuat Hadi curiga.

"Kan Hadi temani Ceysa, kok masih sama bang Chandra aja? Hadi kira, Ceysa butuh Hadi untuk temani ke sana karena Ceysa tak berani sendirian untuk ambil." Hadi mengemukakan pendapatnya.

"Ceysa butuh Hadi untuk bawa barang berharga Ceysa." Ceysa tersenyum lebar dengan dagu menempel pada bahu kiri Hadi.

"Loh? Berat sangat kah?" Hadi tidak mengerti dengan maksud jelas dari Ceysa.

"Ya sekitar tiga kiloan." Ceysa teringat bayinya lahir di angka tiga koma dua kilogram.

"Bang Chandra untuk apa ikut, kalau barang bawaan dibawa Hadi?" Hadi tidak mengerti fungsi dirinya di sana.

"Bang Chandra untuk bawa barang-barang Ceysa yang lain, karena Ceysa punya koper yang harus dibawa bang Chandra." Yang Ceysa maksudkan, adalah tentang kebutuhan anaknya selama perjalanan.

Ia tahu, dirinya saja mampu membawa. Tapi ia membawa perantara kakaknya, untuk menjadi pihak yang mendukung dan menjelaskan akan keberadaan anaknya.

Hadi mengangguk. "Iya deh. Tapi jangan lama-lama ya di sana, Ceysa? Hadi mulai belajar di Senin depan." Hadi menghitung enam hari cukup untuk perjalanan mereka dan waktu istirahatnya.

"Tak kok, Hadi. Kalau udah ambil, Hadi ngerti, ya kita bisa bawa pulang langsung barang berharga Ceysa." Sering pernyataan Ceysa, hari mulai curiga dan bingung dengan teka-teki yang ada.

"Kok jadi patokannya sama Hadi?" Hadi semakin bingung.

"Pokoknya kita berangkat kan? Jadi kan? Hadi mau kan?" Ceysa tidak ingin dirinya keceplosan terlalu banyak.

"Iya oke, Ceysa." Hadi tidak bisa menolak keinginan Ceysa.

Ia bisa memberi alasan pada Chandra, tapi ia tidak bisa memberi alasan pada Ceysa. Apalagi, ia merasa mampu untuk memenuhi keinginan Ceysa.

"Tuh, Hadi. Tukang bakso langganan kita." Ceysa menunjuk ruko di sisi kirinya.

"Buat Ceysa aja ya?" Hadi merasa dirinya tidak mampu untuk membayar dua mangkuk bakso. Ia tidak membawa uang, ia pagi tadi hanya diberi uang pegangan oleh ayahnya senilai lima puluh ribu.

"Tenang, Hadi. Ceysa bawa uang. Hadi tuh tak kaya-kaya sih, ma abu punya Fortuner terbaru harga tujuh ratus jutaan, jangan buat malu dong." Ceysa menarik Hadi masuk ke dalam ruko tukang bakso tersebut.

"Ada, Cantik. Kan buat mas kawin Ceysa," terangnya lirih, tapi mampu menarik perhatian Ceysa.

Jelas hati Ceysa langsung terenyuh. Ia berpikir, bahwa beruntungnya perempuan yang akan diperistri Hadi. Karena Hadi bisa menyisihkan uangnya, sebagai tanda kesungguhannya. Meski kalimat Hadi merujuk pada Ceysa langsung, tapi ia sadar jika ada perempuan lain yang dijanjikan oleh Hadi.

"Sok masuk." Hadi melepaskan tangan Ceysa. Ia memiliki uang, tapi di rumah, tidak ia bawa untuk saat ini.

"Hadi juga, Ceysa ada uang." Ceysa kembali mencekal lengan Hadi.

Hadi mengangguk. "Nanti di rumah Hadi ganti." Ia mengikuti tarikan tangan Ceysa.

Terkejut bukan main, karena Hadi malah mendapat tatapan marah ketika baru masuk ke dalam ruko bakso tersebut. Ceysa menyadari, tapi ia bisa bersikap santai, dengan masih mencekal lengan Hadi.

"Buat tiga puluh bungkus untuk di rumah, Pak Cek. Makan di sininya dua."

Hadi bertambah terkejut dengan pesanan yang Ceysa buat. Perhatiannya teralihkan seketika, bukan lagi fokus pada tatapan marah Sekar yang berjarak tiga meter dari tempatnya berdiri.

"Aduh, Ceysa. Udah berkurang satu gram uang untuk mas kawinnya nanti." Mendengar kefrustasian Hadi, Ceysa malah tertawa geli dengan mencengkeram pegangan pada lengan Hadi.

"Hadi yang sukses dong, nikahi orang kaya nanti diminta mahar tinggi loh." Sudah biasa Ceysa bergurau sedikit ekstrim dengan Hadi. Jika orangnya bukan Hadi, mungkin ia akan tersinggung.

"Ya udah, nanti dihamili dulu aja biar murah," bisik Hadi dengan menahan senyumnya.

Ceysa bertambah ingin tergelak lepas, tapi ia teringat jika perutnya tidak baik-baik saja. Ia mencoba menahan tawanya, tapi malah tidak sengaja menganiaya lengan Hadi.

"Nanti Hadi kerja dulu, usaha dulu. Sabar, masa depan masih panjang. Hadi baru mau semester tiga ini tuh, baru selesai semester dua. Wajar belum beruang," lanjut Hadi kemudian.

"Ya tak apa, asal jangan nunggu buaya aja, beruang tak apa," timpal Ceysa kemudian.

Mereka tidak menyadari, jika Sekar sudah begitu dekat dengan posisi mereka. Ia bersedekap tangan, dengan menatap mereka penuh amarah. Beberapa pengunjung yang merupakan tetangga mereka sendiri, tentu langsung memusatkan perhatiannya pada mereka.

"Begitu ya cara kau?! Inilah kenapa makanya aku larang kau komunikasi dan ketemu Ceysa!"

Barulah mereka menoleh ke arah Sekar. Hadi melirik Ceysa, dengan Ceysa yang memandang Hadi dan Sekar secara bergantian.

"Kita lihat nanti ya?" Ceysa memberikan senyum pada Sekar.

Kemudian ia berbalik badan menghampiri tukang bakso yang tengah sibuk menuangkan kuah bakso tersebut. "Buat tiga puluh lima bungkus aja deh, Pak Cek. Tak jadi makan di sini. Dianterin ke rumah ya, Pak Cek?" Ceysa langsung membuka dompetnya yang ia genggam sejak tadi.

Terlihat juga benda pilih dengan harga fantastis, di dalam dompet tersebut. Merek dari dompet tersebut pun, mencerminkan bagaimana status ekonomi seorang Ceysa.

"Dianterin ke mana, Dek Ceysa?" Pedagang tersebut tahu, jika Ceysa memiliki rumah sendiri.

"Di rumah teungku haji aja, Pak Cek. Lagi kumpulan di sana semua. Jadi berapa totalnya?" Ceysa bersiap mengeluarkan uangnya.

"Yang jumbo semua ya?" Pedagang tersebut mengalihkan perhatiannya dari kegiatannya sejenak.

"Iya, Pak Cek. Campur semua isinya, saos sambal dipisah aja."

"Jadi, enam ratus tiga puluh ribu." Pedagang bakso selalu tersenyum senang, jika keluarga tersebut membeli bakso padanya. Karena mempersingkat waktunya berjualan, dikarenakan baksonya cepat habis.

"Uangnya tujuh ratus ribu, sisanya tak usah dibalikin. Diantar ke sana ya, Pak Cek? Jangan lama-lama, nanti kelupaan mau makan bakso." Riang dan ramahnya tutur kata Ceysa.

"Oke siap, Dek Ceysa. Ini udah lagi disiapkan." Pedagang bakso tersebut menerima pembayaran Ceysa.

Kemudian, ia berbalik badan dan memegangi Hari kembali. "Aku bawa ya Hadinya? Setelah ini, masalah Hadi sama kau, jadi masalah aku." Ceysa mengunci sorot Sekar.

Sorot mata tajamnya, sudah seperti sorot mata ayah kandungnya.

Ceysa merasa amat percaya diri, jika Hadi kembali seperti Hadi yang ia kenal dulu. Ia merasa memiliki kekuatan, untuk mengambil alih ayah dari anaknya.

"Sadar diri!" Sekar tersenyum menyepelekan.

"Kau yang sadar diri! Dari kecil, Hadi udah milik aku. Kau tak akan tau, kalau selama ini dia ngusahain mas kawin untuk aku. Bukan untuk kau!" Ceysa sengaja memanas-manasi Sekar.

Mata Sekar mekar seketika.

"Jangan dikasih tau!" Hadi menepuk jidatnya sendiri.

Ia merasa dirinya seperti ketahuan berselingkuh. Padahal, dirinya pun tidak merasa menjalin hubungan hangat dengan Sekar.

"Kau jelek dan kere aja banyak tingkah betul, Di!"

Ceysa dan Hadi melongo tak percaya, mendengar makian Hadi.

"Ya makanya kau jangan kere juga dong! Hadi kere, kau kere, nanti gimana masa depan kalian?!" Ceysa bersedekap tangan dengan menaikan dagunya.

Ia cukup pandai mengcopy paste mulut ayah sambungnya. Meski hanya ayah sambungnya, tapi peran Givan begitu besar untuk pertumbuhannya.

"Udah, Ceysa. Padahal mirip kakek Riyana penuh sejarah pesona, malah dibilang jelek," gerutu Hadi dengan merangkul Ceysa untuk keluar dari ruko bakso tersebut.

Pikirannya sudah macam-macam, tentang asumsi tetangganya yang melihatnya diperebutkan dua wanita. Itu bukan kebanggaan untuk Hadi, ia malah seperti pengkhianat ulung.

"Hadi tak jelek padahal. Tapi memang tak setampan bang Chandra aja." Ceysa membuat Hadi terkekeh kecil.

"Tapi Ceysa cantik, padahal mangge Lendra jelek." Hadi selalu memuji Ceysa, jika Ceysa mengejeknya dengan halus.

"Kan biyung cantik, Di. Tengok dong ratunya siapa?" Ceysa makin bersombong diri, hal itu membuat Hari bertambah geli.

Tentu sosok Ceysa yang dikenal teman-temannya, tidak sama seperti sosok Ceysa jika di hadapan Hadi.

"Ma aku jelek rupanya." Hadi geleng-geleng kepala dengan wajah murung.

Ceysa kembali menertawakan Hadi, sampai ia lupa dengan luka bekas operasinya. Ia langsung meringis kesakitan dengan memegangi lukanya, membuat Hadi langsung panik melihat reaksi Ceysa.

...****************...

Terpopuler

Comments

Edelweiss🍀

Edelweiss🍀

Agak sedih gimana gitu Hadi sebagai ayah dari anak Ceysa malah gak tau dia udh punya anak😢😢😢😢 semoga lancar ya berangkat ke Singapur nya. Minimal Hadi tau lah, masalah nanti urusan belakanganan 🥺🥺🥺

2022-12-17

1

Red Velvet

Red Velvet

siap2 Sekar, kebohonganmu akan terbongkar😌 kak Nisa jgn lama2 bikin Hadi cepat tau kebenarannya ya kasian Ceysa😣😣

2022-12-17

1

Yuli Amoorea Mega

Yuli Amoorea Mega

Ya ikut jejak omongan pedasnya givan bg Chandra, Cessa n Ra hhhhh klo Cani ky biyung ntah Cala nih

2022-12-17

1

lihat semua
Episodes
1 ALA1. Gau Rezky Dayyan
2 ALA2. Adik-adik perempuan
3 ALA3. Pulang kampung
4 ALA4. Kamar hotel
5 ALA5. Kumpul keluarga
6 ALA6. Keramaian keluarga
7 ALA7. Ego Chandra
8 ALA8. Kepergok ayah
9 ALA9. Sejarah Dayyan
10 ALA10. Perubahan Hadi
11 ALA11. Sudut pandang Hadi
12 ALA12. Kepolosan Hadi
13 ALA13. Kembalinya Hadi yang dulu
14 ALA14. Kehangatan Ceysa dan Hadi
15 ALA15. Rencana pemberangkatan
16 ALA16. Perwalian
17 ALA17. Kemesraan Chandra dan Izza
18 ALA18. Obrolan perjalanan
19 ALA19. Beban tiga kilo Hadi
20 ALA20. Mencari saran
21 ALA21. Mempersiapkan perjalanan pulang
22 ALA22. Kepanikan Kal
23 ALA23. Cerita singkat
24 ALA24. Tangis kejar
25 ALA26. Memojokkan Hadi
26 ALA27. Memojokkan Ceysa
27 ALA28. Membuka logika Ceysa
28 ALA29. Rencana pernikahan
29 ALA29. Mahar untuk Ceysa
30 ALA30. Kedukaan
31 ALA31. Butuh tempat curhat
32 ALA32. Pandangan masa depan
33 ALA33. Ingin dimengerti
34 ALA34. Firasat lain
35 ALA35. Tuduhan
36 ALA36. Genderang perang
37 ALA37. Keputusan yang terburu-buru
38 ALA38. Perencanaan pernikahan yang matang
39 ALA39. Obrolan di meja makan
40 ALA40. Persiapan pernikahan Chandra dan Izza
41 ALA41. Akad nikah KUA
42 ALA42. Emosi Zuhdi
43 ALA43. Ancaman Chandra
44 ALA44. Membeli produk dewasa
45 ALA45. Butuh arahan
46 ALA46. Kabar membawa emosi
47 ALA47. Persiapan musyawarah
48 ALA48. Fakta terungkap
49 ALA49. Permohonan maaf
50 ALA50. Mencurahkan dari hati ke hati
51 ALA51. Surat perjanjian
52 ALA52. Footstep belakang
53 ALA53. Nasehat untuk pengantin baru
54 ALA54. Sungkan
55 ALA55. Bukan maag
56 ALA56. Amarah tercurahkan
57 ALA57. Kebersamaan di teras
58 ALA58. Dalam misi
59 ALA59. Tukang bakso
60 ALA60. Ketukan pintu
61 ALA61. Mencari cara
62 ALA62. Diserahkan pada om Vendra
63 ALA63. Nikmati prosesnya
64 ALA64. Tidur siang bersama
65 ALA65. Masakan Key
66 ALA66. Tahun duka
67 ALA67. Ipar iri
68 ALA68. Belajar mandiri
69 ALA69. Paket sembako
70 ALA70. Cek inti
71 ALA71. Didikan dan pola asuh
72 ALA72. Hilang minat
73 ALA73. Chandra nyaman
74 ALA74. Tiup balon
75 ALA75. Perubahan Chandra
76 ALA76. Surat penjemputan
77 ALA77. Menunggu pemeriksaan
78 ALA78. Kedai kopi
79 ALA79. Kedai kopi 2
80 ALA80. Vano pamit
81 ALA81. Ledakan
82 ALA82. Mendapat tindakan
83 ALA83. Garis polisi
84 ALA84. Tidak mengerti situasi
85 ALA85. Tidur bersama Zio
86 ALA86. Kasus komplit
87 ALA87. Ingin tahu keinginan Izza
88 ALA88. Hadi dan Ceysa datang
89 ALA89. Saran utama
90 ALA90. Ujian pernikahan
91 ALA91. Ruang kerja ayah
92 ALA92. Melunjak
93 ALA93. Menitipkan ke paman Izza
94 ALA94. Pulang ke orang tua
95 ALA95. Sarapan bersama biyung
96 ALA96. Tamu mencari ayah
97 ALA97. Mengantar ke rumah sakit
98 ALA98. Menghibur Bunga
99 ALA99. Bunga disuapin
100 ALA100. Effort
101 ALA101. Kemiripan kasus
102 ALA102. Tidak mengerti aku
103 ALA103. Uang GO-FOOD
104 ALA104. Seorang Bunga
105 ALA105. Diantar
106 ALA106. Vonis dokter
107 ALA107. Endoskopi
108 ALA108. Mengambil hasil
109 ALA109. Prosedur tindakan
110 ALA110. Membicarakan dengan orang tua
111 ALA111. Yang akan dirasakan Izza
112 ALA112. Penghalang di jalan
113 ALA113. Membahas Bunga
114 ALA114. Membahas Bunga 2
115 ALA115. Gambaran dan risiko
116 ALA116. Izza drop
117 ALA117. Ruang ICU
118 ALA118. Membicarakan Bunga
119 ALA119. Curhatan Hadi
120 ALA120. Ungkapan terdalam
121 ALA121. Hukuman Vano
122 ALA122. Sharing
123 ALA123. Ilmu untuk nanti
124 ALA124. Masalah Hadi terselesaikan
125 ALA125. Bertamu ke pakwa
126 ALA126. Sharing segala hal
127 ALA127. Bernapas pun kaya
128 ALA128. Gantian curhat
129 ALA129. Dicecar ayah
130 ALA130. Mencoba menyampaikan
131 ALA131. Perjalanan ke rumah sakit
132 ALA132. Mempersiapkan tindakan
133 ALA133. Butuh penjelasan
134 ALA134. Senyum berdarah
135 ALA135. Tuduhan sadis
136 ALA136. Harta sedekah
137 ALA137. Paman berjaya
138 ALA138. Gurauan ekstrim
139 ALA139. Nasehat paman muda
140 ALA140. Tawaran turun ranjang
141 ALA141. Pendengar pertama
142 ALA142. Dituduh menyembunyikan
143 ALA143. Makan bakso bersama
144 ALA144. Pembahasan serius bercanda
145 ALA145. KTP cerai mati
146 ALA146. Pengakuan Kaf
147 ALA147. Pemain rahasia
148 ALA148. Jadwal malam minggu
149 ALA149. Kamar papa Ghifar
150 ALA150. Harapan orang tua
151 ALA151. Ibu sambung seperti teman
152 ALA152. Lebah klenceng
153 ALA153. Nasi kapau
154 ALA154. Tan Malaka
155 ALA155. Ajakan keluar
156 ALA156. Influencer marketing
157 ALA157-158. Terkuak (Jessie Fransisca Ratag)
158 ALA159-160. Otak mesum
159 ALA161. Anak mahal biyung
160 ALA162. Malam minggu bertiga
161 ALA163. Mainan Bunga
162 ALA164. Rumah Dayana
163 ALA165. Speak manhwa
164 ALA166. Obrolan di tempat futsal
165 ALA167. Ngemie bersama
166 ALA168. Pandangan Bunga
167 ALA169. Tertoel
168 ALA170. Hermawan
169 ALA171. Asal usul Hema
170 ALA172. Herbal
171 ALA173. Bunga ingin keadilan
172 ALA174. Aduan Cani
173 ALA175. Minum bersama
174 ALA176. Bersalin
175 ALA177. Kekhawatiran Chandra
176 ALA178. Salah tujuan
177 ALA179. Memastikan Bunga
178 ALA180. Terlihat tetap baik
179 ALA181. Insecure
180 ALA182. Menemui pakwa
181 ALA183. Emosi naik
182 ALA184. Kedatangan tamu di teras
183 ALA185. Menjemput Cani
184 ALA186. Ruang kerja ayah
185 ALA187. Coffee shop
186 ALA188. Sosok Hema
187 ALA189. Datang ke Bunga
188 ALA190. Kamar Bunga
189 ALA191. Fase kehidupan
190 ALA192. Perlu meyakinkan
191 ALA193. Pusar bertahta permata
192 ALA194. Mengadu
193 ALA195. Genjer
194 ALA196. Kekhawatiran ayah
195 ALA197. Pensiunan iblis
196 ALA198. Keluarga om Vendra
197 ALA199. Adik-adik perempuan
198 ALA200-201. Kerumitan permasalahan masing-masing
199 ALA202. Santainya mama Aca
200 ALA203. Nasehat mama Aca
201 ALA204. Nahda
202 ALA205. Iming-iming
203 ALA206. Ide bocil
204 ALA207. Baku mulut
205 ALA208. Bersiap perjalanan
206 ALA209. Anak-anak om Vendra
207 ALA210. Irlandia-Belanda
208 ALA211. Cek in
209 ALA212. Bakso jumbo beranak
210 ALA213. Pendengar
211 ALA214. Pendapat dan saran
212 ALA215. Kacungnya ayah
213 ALA216. Mencari kesepakatan
214 ALA217. Wawasan dan pengetahuan
215 ALA218-219. Kabar dari biyung
216 ALA220. Kepanikan bercampur
217 ALA221. Kejadian yang terulang
218 ALA222. Menagih janji
219 ALA223. KK KTP
220 ALA224. Sedikit kebersamaan
221 ALA225. Kedai Melayu
222 ALA226. Acara mendadak
223 ALA227. Latihan
224 ALA228. Tanda tangan Nahda
225 ALA229. Pulang ke rumah mertua
226 ALA230. Rahim anget
227 ALA231. Tuduhan ayah
228 ALA232. Ikan besar
229 ALA233. Hadi berubah
230 ALA234. Mampir ke minimarket
231 ALA235. Mulai menyentuh
232 ALA236. Menunggu sarapan
233 ALA237. Jujur ke ibu mertua
234 ALA238. Anget-anget sedap
235 ALA239. Mobil datang
236 ALA240. Tips dari ayah
237 ALA241. Biyung ngambek
238 ALA242. Membedakan perasaan
239 ALA243. Mogok kuliah
240 ALA244. Trik Jessie
241 ALA245. Beli sayur
242 ALA246. Arahan bisnis
243 ALA247. Menjemput tante Ria
244 ALA248. Interaksi bersama
245 ALA249. Arahan untuk menantu ayah
246 ALA250. Teguran dan ancaman
247 ALA251. Kisah pak Darmaji
248 ALA252. Kelemahan Chandra
249 ALA253. Dijenguk
250 ALA254. Speak ratu dan selir
251 ALA255. Menjemput istri
252 ALA256. Amplop
253 ALA257. Teguran mertua lagi
254 ALA258. Iri hati Nahda
255 ALA259. Ketakutan Nahda
256 ALA260. Pangling
257 ALA261. Ngopi sejenak
258 ALA262. Pesan Jessie
259 ALA263. Perasaan Hema
260 ALA264. Nahda berubah genre
261 ALA265. Rencana LDR
262 ALA266. Praktek dokter kandungan
263 ALA267. Fantasi gila
264 ALA268. Mengulik informasi dari toko sebelah
265 ALA269. Cici-cici centil
266 ALA270. Alamat ulakan
267 ALA271. Kedatangan terkasih
268 ALA272. Amanat ayah
269 ALA273. Kerinduan
270 ALA274. Toko sembako
271 ALA275. Telur dadar
272 ALA276. Rental mobil
273 ALA277. Melancarkan aksi
274 ALA278. Aksi Nahda
275 ALA279. Full servis
276 ALA280. Dokumen suprise
277 ALA281. Perjalanan pulang
278 ALA282. Kelamaan tidur
279 ALA283. Ayah kerasukan
280 ALA284. Kasih sayang ayah
281 ALA285. Kefrontalan Nahda
282 ALA286. Sarapan dan makan siang
283 ALA287. Kedekatan khusus
284 ALA288. Ingin berkunjung
285 ALA289-290. Kesibukan lapangan
286 ALA291-292. Alasan mogok kuliah
287 ALA293. Kerumitan pekerjaan
288 ALA294. Rumah makan biasa
289 ALA295. Dilarang main grup
290 ALA296. Mengapeli Ra
291 ALA297. Mengurus Hema
292 ALA298. Anak laki-laki ayah (tamat)
293 PROMOSI!
294 KARYA BARU NIH BANG BENGKEL
295 KARYA BARU NIH DEK CANI KESAYANGAN KAKEK ADI
296 KARYA BARU DI NOVELTOON
Episodes

Updated 296 Episodes

1
ALA1. Gau Rezky Dayyan
2
ALA2. Adik-adik perempuan
3
ALA3. Pulang kampung
4
ALA4. Kamar hotel
5
ALA5. Kumpul keluarga
6
ALA6. Keramaian keluarga
7
ALA7. Ego Chandra
8
ALA8. Kepergok ayah
9
ALA9. Sejarah Dayyan
10
ALA10. Perubahan Hadi
11
ALA11. Sudut pandang Hadi
12
ALA12. Kepolosan Hadi
13
ALA13. Kembalinya Hadi yang dulu
14
ALA14. Kehangatan Ceysa dan Hadi
15
ALA15. Rencana pemberangkatan
16
ALA16. Perwalian
17
ALA17. Kemesraan Chandra dan Izza
18
ALA18. Obrolan perjalanan
19
ALA19. Beban tiga kilo Hadi
20
ALA20. Mencari saran
21
ALA21. Mempersiapkan perjalanan pulang
22
ALA22. Kepanikan Kal
23
ALA23. Cerita singkat
24
ALA24. Tangis kejar
25
ALA26. Memojokkan Hadi
26
ALA27. Memojokkan Ceysa
27
ALA28. Membuka logika Ceysa
28
ALA29. Rencana pernikahan
29
ALA29. Mahar untuk Ceysa
30
ALA30. Kedukaan
31
ALA31. Butuh tempat curhat
32
ALA32. Pandangan masa depan
33
ALA33. Ingin dimengerti
34
ALA34. Firasat lain
35
ALA35. Tuduhan
36
ALA36. Genderang perang
37
ALA37. Keputusan yang terburu-buru
38
ALA38. Perencanaan pernikahan yang matang
39
ALA39. Obrolan di meja makan
40
ALA40. Persiapan pernikahan Chandra dan Izza
41
ALA41. Akad nikah KUA
42
ALA42. Emosi Zuhdi
43
ALA43. Ancaman Chandra
44
ALA44. Membeli produk dewasa
45
ALA45. Butuh arahan
46
ALA46. Kabar membawa emosi
47
ALA47. Persiapan musyawarah
48
ALA48. Fakta terungkap
49
ALA49. Permohonan maaf
50
ALA50. Mencurahkan dari hati ke hati
51
ALA51. Surat perjanjian
52
ALA52. Footstep belakang
53
ALA53. Nasehat untuk pengantin baru
54
ALA54. Sungkan
55
ALA55. Bukan maag
56
ALA56. Amarah tercurahkan
57
ALA57. Kebersamaan di teras
58
ALA58. Dalam misi
59
ALA59. Tukang bakso
60
ALA60. Ketukan pintu
61
ALA61. Mencari cara
62
ALA62. Diserahkan pada om Vendra
63
ALA63. Nikmati prosesnya
64
ALA64. Tidur siang bersama
65
ALA65. Masakan Key
66
ALA66. Tahun duka
67
ALA67. Ipar iri
68
ALA68. Belajar mandiri
69
ALA69. Paket sembako
70
ALA70. Cek inti
71
ALA71. Didikan dan pola asuh
72
ALA72. Hilang minat
73
ALA73. Chandra nyaman
74
ALA74. Tiup balon
75
ALA75. Perubahan Chandra
76
ALA76. Surat penjemputan
77
ALA77. Menunggu pemeriksaan
78
ALA78. Kedai kopi
79
ALA79. Kedai kopi 2
80
ALA80. Vano pamit
81
ALA81. Ledakan
82
ALA82. Mendapat tindakan
83
ALA83. Garis polisi
84
ALA84. Tidak mengerti situasi
85
ALA85. Tidur bersama Zio
86
ALA86. Kasus komplit
87
ALA87. Ingin tahu keinginan Izza
88
ALA88. Hadi dan Ceysa datang
89
ALA89. Saran utama
90
ALA90. Ujian pernikahan
91
ALA91. Ruang kerja ayah
92
ALA92. Melunjak
93
ALA93. Menitipkan ke paman Izza
94
ALA94. Pulang ke orang tua
95
ALA95. Sarapan bersama biyung
96
ALA96. Tamu mencari ayah
97
ALA97. Mengantar ke rumah sakit
98
ALA98. Menghibur Bunga
99
ALA99. Bunga disuapin
100
ALA100. Effort
101
ALA101. Kemiripan kasus
102
ALA102. Tidak mengerti aku
103
ALA103. Uang GO-FOOD
104
ALA104. Seorang Bunga
105
ALA105. Diantar
106
ALA106. Vonis dokter
107
ALA107. Endoskopi
108
ALA108. Mengambil hasil
109
ALA109. Prosedur tindakan
110
ALA110. Membicarakan dengan orang tua
111
ALA111. Yang akan dirasakan Izza
112
ALA112. Penghalang di jalan
113
ALA113. Membahas Bunga
114
ALA114. Membahas Bunga 2
115
ALA115. Gambaran dan risiko
116
ALA116. Izza drop
117
ALA117. Ruang ICU
118
ALA118. Membicarakan Bunga
119
ALA119. Curhatan Hadi
120
ALA120. Ungkapan terdalam
121
ALA121. Hukuman Vano
122
ALA122. Sharing
123
ALA123. Ilmu untuk nanti
124
ALA124. Masalah Hadi terselesaikan
125
ALA125. Bertamu ke pakwa
126
ALA126. Sharing segala hal
127
ALA127. Bernapas pun kaya
128
ALA128. Gantian curhat
129
ALA129. Dicecar ayah
130
ALA130. Mencoba menyampaikan
131
ALA131. Perjalanan ke rumah sakit
132
ALA132. Mempersiapkan tindakan
133
ALA133. Butuh penjelasan
134
ALA134. Senyum berdarah
135
ALA135. Tuduhan sadis
136
ALA136. Harta sedekah
137
ALA137. Paman berjaya
138
ALA138. Gurauan ekstrim
139
ALA139. Nasehat paman muda
140
ALA140. Tawaran turun ranjang
141
ALA141. Pendengar pertama
142
ALA142. Dituduh menyembunyikan
143
ALA143. Makan bakso bersama
144
ALA144. Pembahasan serius bercanda
145
ALA145. KTP cerai mati
146
ALA146. Pengakuan Kaf
147
ALA147. Pemain rahasia
148
ALA148. Jadwal malam minggu
149
ALA149. Kamar papa Ghifar
150
ALA150. Harapan orang tua
151
ALA151. Ibu sambung seperti teman
152
ALA152. Lebah klenceng
153
ALA153. Nasi kapau
154
ALA154. Tan Malaka
155
ALA155. Ajakan keluar
156
ALA156. Influencer marketing
157
ALA157-158. Terkuak (Jessie Fransisca Ratag)
158
ALA159-160. Otak mesum
159
ALA161. Anak mahal biyung
160
ALA162. Malam minggu bertiga
161
ALA163. Mainan Bunga
162
ALA164. Rumah Dayana
163
ALA165. Speak manhwa
164
ALA166. Obrolan di tempat futsal
165
ALA167. Ngemie bersama
166
ALA168. Pandangan Bunga
167
ALA169. Tertoel
168
ALA170. Hermawan
169
ALA171. Asal usul Hema
170
ALA172. Herbal
171
ALA173. Bunga ingin keadilan
172
ALA174. Aduan Cani
173
ALA175. Minum bersama
174
ALA176. Bersalin
175
ALA177. Kekhawatiran Chandra
176
ALA178. Salah tujuan
177
ALA179. Memastikan Bunga
178
ALA180. Terlihat tetap baik
179
ALA181. Insecure
180
ALA182. Menemui pakwa
181
ALA183. Emosi naik
182
ALA184. Kedatangan tamu di teras
183
ALA185. Menjemput Cani
184
ALA186. Ruang kerja ayah
185
ALA187. Coffee shop
186
ALA188. Sosok Hema
187
ALA189. Datang ke Bunga
188
ALA190. Kamar Bunga
189
ALA191. Fase kehidupan
190
ALA192. Perlu meyakinkan
191
ALA193. Pusar bertahta permata
192
ALA194. Mengadu
193
ALA195. Genjer
194
ALA196. Kekhawatiran ayah
195
ALA197. Pensiunan iblis
196
ALA198. Keluarga om Vendra
197
ALA199. Adik-adik perempuan
198
ALA200-201. Kerumitan permasalahan masing-masing
199
ALA202. Santainya mama Aca
200
ALA203. Nasehat mama Aca
201
ALA204. Nahda
202
ALA205. Iming-iming
203
ALA206. Ide bocil
204
ALA207. Baku mulut
205
ALA208. Bersiap perjalanan
206
ALA209. Anak-anak om Vendra
207
ALA210. Irlandia-Belanda
208
ALA211. Cek in
209
ALA212. Bakso jumbo beranak
210
ALA213. Pendengar
211
ALA214. Pendapat dan saran
212
ALA215. Kacungnya ayah
213
ALA216. Mencari kesepakatan
214
ALA217. Wawasan dan pengetahuan
215
ALA218-219. Kabar dari biyung
216
ALA220. Kepanikan bercampur
217
ALA221. Kejadian yang terulang
218
ALA222. Menagih janji
219
ALA223. KK KTP
220
ALA224. Sedikit kebersamaan
221
ALA225. Kedai Melayu
222
ALA226. Acara mendadak
223
ALA227. Latihan
224
ALA228. Tanda tangan Nahda
225
ALA229. Pulang ke rumah mertua
226
ALA230. Rahim anget
227
ALA231. Tuduhan ayah
228
ALA232. Ikan besar
229
ALA233. Hadi berubah
230
ALA234. Mampir ke minimarket
231
ALA235. Mulai menyentuh
232
ALA236. Menunggu sarapan
233
ALA237. Jujur ke ibu mertua
234
ALA238. Anget-anget sedap
235
ALA239. Mobil datang
236
ALA240. Tips dari ayah
237
ALA241. Biyung ngambek
238
ALA242. Membedakan perasaan
239
ALA243. Mogok kuliah
240
ALA244. Trik Jessie
241
ALA245. Beli sayur
242
ALA246. Arahan bisnis
243
ALA247. Menjemput tante Ria
244
ALA248. Interaksi bersama
245
ALA249. Arahan untuk menantu ayah
246
ALA250. Teguran dan ancaman
247
ALA251. Kisah pak Darmaji
248
ALA252. Kelemahan Chandra
249
ALA253. Dijenguk
250
ALA254. Speak ratu dan selir
251
ALA255. Menjemput istri
252
ALA256. Amplop
253
ALA257. Teguran mertua lagi
254
ALA258. Iri hati Nahda
255
ALA259. Ketakutan Nahda
256
ALA260. Pangling
257
ALA261. Ngopi sejenak
258
ALA262. Pesan Jessie
259
ALA263. Perasaan Hema
260
ALA264. Nahda berubah genre
261
ALA265. Rencana LDR
262
ALA266. Praktek dokter kandungan
263
ALA267. Fantasi gila
264
ALA268. Mengulik informasi dari toko sebelah
265
ALA269. Cici-cici centil
266
ALA270. Alamat ulakan
267
ALA271. Kedatangan terkasih
268
ALA272. Amanat ayah
269
ALA273. Kerinduan
270
ALA274. Toko sembako
271
ALA275. Telur dadar
272
ALA276. Rental mobil
273
ALA277. Melancarkan aksi
274
ALA278. Aksi Nahda
275
ALA279. Full servis
276
ALA280. Dokumen suprise
277
ALA281. Perjalanan pulang
278
ALA282. Kelamaan tidur
279
ALA283. Ayah kerasukan
280
ALA284. Kasih sayang ayah
281
ALA285. Kefrontalan Nahda
282
ALA286. Sarapan dan makan siang
283
ALA287. Kedekatan khusus
284
ALA288. Ingin berkunjung
285
ALA289-290. Kesibukan lapangan
286
ALA291-292. Alasan mogok kuliah
287
ALA293. Kerumitan pekerjaan
288
ALA294. Rumah makan biasa
289
ALA295. Dilarang main grup
290
ALA296. Mengapeli Ra
291
ALA297. Mengurus Hema
292
ALA298. Anak laki-laki ayah (tamat)
293
PROMOSI!
294
KARYA BARU NIH BANG BENGKEL
295
KARYA BARU NIH DEK CANI KESAYANGAN KAKEK ADI
296
KARYA BARU DI NOVELTOON

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!