Dua hari di Raja Ampat membuat Shovia puas, dia bisa berenang menyelam dan banyak lagi kegiatan lain nya dan itu semua pengalama baru baginya dan tidak akan terlupakan seumur hidup nya.
Dia sangat bersyukur sekali karna bisa pergi ketempat baru karna selama hidup nya belum pernah pergi berlibur seperti ini.
Kalo kata orang dia memang norak karna baru diajak berlibur begitu saja sudah senang bukan kepalang apalagi kalo di bawa keluar negri pasti dia akan lebih antusias lagi.
Di sela lamunan nya Shovia mengingat ibu nya yang sudah lama tiada, dulu ibu nya sering bercerita kalo saat nenek dan kakek nya masih kaya sering pergi berlibur keberbagai negara Shovia sempat iri dengan kehidupan ibu nya di masalalu .
Namun dia bersyukur karna dia masih punya orang tua yang lengkap dan menyayangi nya dan itu sudah cukup baginya.
"Ibu pasti melihat ku, sekarang aku sudah sangat bahagia bu terimakasih karna Ibu telah menyampaikan do'a-do'a ku kepada Tuhan," batin nya menatap bulan yang bersinar terang malam itu.
Haikal menghampiri istrinya yang nampak murung entah apa yang di pikirkan nya,tapi di balik senyuman nya tersirat kesedihan di mata nya.
"Kamu kenapa?"
Hening
Shovia masih larut dalam lamunan nya dia tidak menyadari kalo suami nya sudah berada di samping nya.
"Sayang kamu kok malah malamun sih ayo tidur ini sudah malam," ucap Haikal menarik tangan Shovia agar menjauh dari jendela.
"Aku belum ngantuk Mas," jawab nya lalu ikut duduk di sofa empuk lalu dia menyalakan Tv.
"Ya sudah kita oleh raga gimana?" tanya Haikal menaik turunkan alis nya dia benar-benar gemas sekali melihat wajah istri nya itu.
"Istt.. apaan sih Mas tadi siang kan udah masa kaya minum obat aja sehari tiga kali," ucap nya sambil mengerucutkan bibir nya.
"Ayolah sayang nanti juga kamu yang keenakan ah faster faster..," ledek nya membuat Shovia melebarkan mata nya dia benar-benar sangat malu sekali kenapa suami nya itu semenyebalkan itu.
Dia menutup mulut suami nya itu dengan telapak tangan nya, sungguh dia sangat malu sekali mendengar nya, pipi nya pun memerah seperti kepiting rebus.
"Nyebelin ih aku gak kaya gitu?" kilah nya.
Sedangkan Haikal semakin terbahak, setelah Shovia melepaskan tangan nya.
"Kamu gak sadar aja sayang kalo suara itu membuat ku semakin bersemangat," jawab nya.
Shovia pun tidak mneghiraukan suami nya dia nampak menatap kesembarang arah yang penting tidak menatap wajah suami nya.
.
Keesokan harinya Shovia sudah bangun dia sudah mandi dan melaksanakan kwajiban nya sebagai seorang muslim begitu juga Haikal namun suami nya itu memutuskan untuk tidur lagi dia tidak menyia-nyiakan kesempatan untuk istirahat yang cukup karna kalo sudah kembali dia pasti akan kembali lelah dengan pekarjaan nya yang menumpuk setiap hari.
Shovia pun berjalan keluar kamar menatap air laut yang sangat jernih di pagi itu dia bisa melihat matahari sudah mulai bersinar dan langit pun benar-benar cerah.
"Sayang kamu kok malah duduk di sini, ayo kita sarapan," ajak Haikal mengejutkan nya.
"Mas kamu udah bangun?"
Haikal pun mengangguk dan mengajak nya untuk sarapan pagi sebelum memulai aktivitas nya.
"Kemana sih kok ke sini jalan nya?" tanya nya heran karna Haikal mengajak nya ke tempat yang sedikit jauh dari penginapan.
Shovia pun menuruti nya berjalan mengikuti Haikal, mereka menuju tempat makan dan akhirnya mereka sampai.
"Ayo duduk," ucap nya menepuk sebelah nya.
Namun Shovia heran melihat sepasang suami istri yang menatap nya tak suka, Shovia tidak tahu mereka siapa.
"Sayang kenalkan mereka teman bisnis Papa, kebetulan mereka sedang berlibur di sini," ucap Haikal.
Tadi Papa Hermawan menghubungi nya kalo rekan bisnis nya sedang berada di sana juga jadi dia menyuruh Haikal menemuai nya untuk sekedar silaturahmi.
Shovia mau tak mau menerima uluran tangan wanita itu sedangkan dengan pria itu Shovia hanya mengantupkan tangan nya di dada begitulah cara dia bersalaman dengan pria yang bukan mahrom nya.
"Kenalkan saya Adam dan ini istri saya Gisel," ucap nya dan Shovia pun mengenalkan diri nya.
"Saya Shovia senang berkenalan dengan anda," ucap nya sopan.
Adam seperti nya sangat tertarik dengan wanita muda di hadapan nya itu, sedari tadi dia mencuri-curi pandang namun Shovia yang menyadari itu pun segera mengajak Haikal pergi dari sana setelah menghabiskan sarapan nya.
"Kami sudah selesai maaf kami duluan Pak Adam, Bu Gisel," ucap Haikal dia mengerti syarat dari istri nya yang sedari tadi menepuk-nepuk paha nya biasanya Shovia ingin bicara serius kalo seperti itu.
"Kenapa buru-buru?" tanya Adam karna dia masih ingin menikmati kecantikan Shovia yang mengingat kan nya kepada seorang perempuan yang di cintainya.
.
"Kamu kenapa sih sayang kenapa buru-buru ngajak kekamar apa kamu mau ngajak aku olah raga?" tanya Haikal membuat Shovia kesal.
Dia mencubit perut suami nya pelan."Aww apaan sih sayang sakit tahu kamu tuh kdrt," ujar nya mengaduh padahal Shovia mencubit nye pelan.
"Kenapa sih otak nya mesum terus, aku tuh gak enak Mas di liatin sama mereka," ucap nya jujur karna Shovia orang nya sangat pemalu sekali.
Di tambah tatapan mata Adam sama sekali membuat nya takut, tatapan mata nya sayu seolah mendambanya.
Shovia pun bergidik ngeri jika mengingat nya."Kenapa sih sayang kamu tuh aneh banget?" tanya Haikal heran namun Shovia hanya menggelengkan kepala nya.
Dia hanya berharap tak bertemu lagi dengan mereka.
"Mas kita jadi pulang hari ini?" tanya Shovia.
"Iya tapi bukan ke rumah kita masih melanjutkan bulan madu kita sampai tiga hari kedepan," ucap nya dan Shovia pun mengangguk.
Dia membereskan barang-barang nya serta menata lagi beberapa pakaian mereka, cukup satu koper saja yang mereka dan di isi berdua karna mereka membawa baju nya juga hanya sedikit.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 127 Episodes
Comments