Setelah berbincang dengan Nenek, Haikal pun mengajak istrinya ke rumah Pak Putra ayah nya shovia mereka ingin memberi tahu Putra tentang kepergian mereka.
Kini mereka sudah ada di dalam mobil Haikal nampak melirik istrinya yang semakin cantik.
Sedangkan Shovia yang tahu di perhatikan pun nampak risih."Apa sih Mas pake liatin terus, serius nyetir bisa gak," ucap Shovia masih menatap ke arah depan sedangkan Haikal nampak terkekeh mendengarnya.
"Kok kamu tahu sih kalo aku lagi liatin kamu," ucap nya fokus menatap jalanan dengan tangan kanan nya yang menyetir sedangkan tangan nya menggenggam tangan istrinya.
"Ya emang kebiasaan kamu dari dulu kek gitu, nyetir yang benar Mas gak perlu pegangan tangan segala kan aku gak mau nyebrang," jawabnya.
Haikal malah semakin erat menggenggam tangan istrinya dan sesekali mencium nya namun dia baru menyadari kalo ada cincin baru di jari tangan Shovia.
"Ehh ko aku baru liat ya nih cincin," ujar nya sambil mengelus nya pelan dari mana istri nya punya cincin cantik seperti itu pikirnya.
Sedangkan Shovia nampak tersenyum dari dulu Haikal memang selalu tahu apapun yang baru dalam dirinya.
"Oh ini cincin dari Nenek Ayu gimana bagus gak?"
Haikal nampak mengerutkan kening nya tumben Nenek Ayu baik apa ada yang di rencanakan oleh nya.
Dia teringat saat bersama Rena berkunjung ke rumah nya Nenek Ayu nampak ramah namun itu hanya akting semata untuk mengerjai nya, Rena pulang karna merasakan sakit perut dan itu karna ah nenek nya.
"Kamu beneran di kasih sama Nenek? tumben dia baik."
"Astagfiruloh Mas kamu tuh jangan suka gitu deh nenek emang baik kan dari dulu juga," ucap nya sedikit kesal.
Ah mungkin saja nenek melakukan itu karna tidak suka dengan Rena, sedangkan dengan Shovia dari dulu nenek Ayu sudah menyayangi nya.
Mereka pun sampai di depan rumah Putra terlihat pria paruh baya itu sedang duduk di kursi depan rumah.
Haikal sengaja ingin meminta izin kepada mertua nya itu sebelum pergi berlibur.
Mereka menyapa Papa Putra dan masuk kedalam rumah, mereka duduk di ruang tamu.
"Kedatangan kita kesini ingin kasih tahu ke papa kalo kita mau liburan ke raja Ampat," ucap Haikal.
Putra pun nampak tersenyum mendengar nya."Oh begitu ya Papa ikut senang mendengar nya," ujar Putra.
"Iya Pah tapi kaya nya Shovia menghawatirkan Papa takut nya gak ada yang jagain," ucap Haikal dan Putra pun tersenyum mendengar nya dari dulu Shovia memang seperti itu dia tidak akan tega melihat papa nya sendiri di rumah.
Padahal Shovia sudah biasa meninggalkan Papa nya dulu waktu masih bekerja dia sering keluar kota namun etah kenapa setelah menikah rasanya beda.
"Kalian tenang saja Papa baik-baik saja, jangan pikir kan sebaiknya kalian buatkan cucu untuk Papa agar Papa gak kesepian," ujar nya membuat pipi Shovia bersemu merah.
Shovia jadi teringat kegiatan nya tadi pagi bersama suami nya di atas ranjang.
"Tentu saja Pah, kami akan buat yang banyak iya kan sayang?" ujar nya sambil terkekeh.
Namun di balas cubitan oleh istri nya, Shovia sangat malu kalo membahas itu di depan Papa nya.
"Apaan sih Mas," ucap nya bersemu.
Mereka pun terkekeh, pembicaraan pun berlanjut hingga tak terasa sudah malam hari.
Shovia ingin sekali menginap di sana namun Haikal memaksa nya pulang ke apartemant karna besok mereka harus bersiap berangkat pagi.
Sesampai nya di apartemant Shovia bergegas masuk kedalam kamar mandi menggosok gigi dan mengganti baju dia naik keatas tempat tidur sungguh lelah juga hari ini pikir nya.
Sedangkan Haikal masih anteng di depan leptop nya dia menerima beberapa file yang di kirimkan oleh asisten nya yaitu Dion.
Ternyata dia harus mengerjaakan pekarjaan ini sebelum berangkat, sehingga dia tidak menyadari kalo istri nya sudah terlelap di tempat tidur.
"Jam berapa ini," gumannya melirik jam tangan nya sudah menunjukan pujul 12.30 malam.
Lantas dia melirik Shovia yang sudah terlelah nafas nya teratur dia nampak tenang dalam mimpi nya.
"Pantas saja dia sudah tidur ternyata sudah malam," lanjut nya.
Dia pun beranjak ke kamar mandi mengganti baju nya dan setelah itu dia ikut tidur di samping istri nya, Shovia sendiri tidak terganggu karna kalo sudah tidur dia memang susah kebangun.
Haikal pun memeluk tubuh istri nya itu dari belakang karna posisi nya Shovia tidur membelakangi nya.
"Selamat malam sayang maaf mengacuhkan mu, aku janji akan memberikan waktu untuk berdua" ucap nya mengecup leher Shovia pelan dan menghisap nya setelah itu dia memejam kan matanya namun dia tidak bisa tidur.
.
Keesokan pagi nya Shovia memasukan beberapa baju saja hanya satu koper yang mereka bawa karna Haikal sangat malas bila harus membawa banyak baju toh di sana mereka gak akan kemana-mana.
"Udah siap semua?"
"Udah Mas ini aku satuin saja baju kita biar gampang bawanya," ucap Shovia dan Haikal pun menganggukan kepala nya.
Saat keluar dari rumah ternyata Dava sudah menunggu nya di devan rumah, hari ini adik nya yang akan mengantar mereka ke bandara.
"Lama banget sih udah jam berapa nih?"
"Ya elah cuma nunggu satu jam doang samoe manyun kaya gitu, tenang nanti gue bawain oleh-oleh deh buat lu atau loe mau gue cariin calon istri biar lu gak jomlo terus," canda nya membuat Shovia menahan senyum.
"Ogah, lagian gue bukannya jomlo ya tapi gue belum mau menikah sendiri lebih menyenangkan bagi gue," ucap nya
Mereka pun masuk ke dalam mobil dan duduk di belakang.
"Cck kaya supir aja gue," guman nya membuat mereka terbahak.
"Udah ayo jalan," ucap nya.
Mereka pun akhirnya sampai di Bandara setelah mengucap terimakasih mereka langsung masuk kedalam untuk saja mereka tidak telat.
Haikal terus menggenggam tangan istri nya itu sampai masuk ke dalam pesawat dan mereka duduk bersebelahan.
Ini memang bukan yang pertama bagi Shovia naik pesawat tapi kali ini dia merasa berbeda karna ada Haikal di samping nya.
Selama ini Shovia tak pernah bermimpi akan menjadi istri Haikal karna setelah mereka putus sudah tidak pernah bertukar kabar.
Selama di pesawat mereka tertidur lelap, bagaiman tidak semalam mereka begadang hampir jam 3 pagi mereka tidur.
Shovia yang sudah tidur terpaksa terbangun karna tangan suami nya yang tidak bisa diam terus mengelus buah dada nya.
Mau tak mau adegan panas pun mereka lakukan, dan membuat Shovia lelah karna jam 5 pagi mereka sudah terbangun untuk bersiap.
Pejalanan pun berjalan lancar, kini mereka sudah sampai di Bandara Domine Eduard Osok Sorong Papua Barat.
Setelah sampai mereka harus naik kapal cepat menuju tempat tujuan sekitar 2 jam lebih.
"Gimana perasaan kamu naik kapal begini?" tanya Haikal mengelus pundak istri nya itu sambil melihat hamparan laut.
"Aku baru pertama kali ke sini dan ya lumayan menyenangkan bisa mengitari laut yang luas ini," jawab nya berbinar sambil terus melihat hamparan laut yang berwarna biru karna sinar matahari.
"Apa kita akan lama di sana?"
"Sekitar 3 hari kedepan, setelah itu kita lanjut tempat lain yang lebih seru," jawab Haikal dengan mengerlingakan sebelah matanya nya menggoda.
"Mesum."
"Ya nama nya juga sama istri sendiri boleh lah," jawab nya terkekeh.
"Emang mau kemana lagi?"
"Ada deh rahasia, nanti kamu juga tahu," jawab nya membuat Shovia penasaran.
Shovia sangat bahagia bisa di ajak jalan-jalan begini, selama hidup nya tak pernah terpikir kan sedikit pun karna yang ada di otak nya adalah kerja kerja dan kerja agar bisa membantu perekonomian Papa nya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 127 Episodes
Comments