Di tempat lain Kaila baru saja sampai di kediaman Shovia yang nampak sepi, gak tahu kenapa bukannya hari ini adalah pernikahan nya tapi kok beda.
"Sayang kamu yakin ini tempat nya?" tanya Revan melirik ke tempat acara.
Kenapa dia tak yakin kalo di sana ada acara pernikahan.
"Yakin Mas, Shovia kan bilang kalo akad nikah akan di adakan di rumah nya," ucap Kaila yang sama bingung.
Dia sudah menghubungi Shovia namun tak diangkat sama sekali.
"Ayo kita masuk dulu Mas kita tanya sama orang-orang yang ada di sana," tambahnya.
Mereka pun keluar dari mobil menghampiri bapak-bapak yang sedang berkumpul di sana.
Kaila pun bertanya kapad seorang paruh baya yang sedang duduk di depan rumah Shovia, orang itu berkata kalo pernikahan nya tidak jadi di gelar karna pengantin pria nya kabur.
"Sayang tunggu dong jangan cepet-cepet jalan nya," ujar Revan menarik tangan Kaila agar tidak terlalu cepat.
"Asalamualaikum," sapa Kaila langsung masuk ke dalam rumah yang pintunya terbuka lebar.
Dia melihat Papa nya Shovia sedang duduk dengan tatapan yang sedih,sepertinya dia sangat kecewa dengan nasib anak nya itu.
"Walaikumsalam," jawab laki-laki paruh baya menatap Kaila sendu.
Dia adalah Putra papa nya Shovia, selama ini Shovia hanya tinggal berdua di sana setelah ibu nya meninggal.
"Kaila kamu datang nak?" ujar Putra memeluk erat sahabat anak nya itu.
Revan nampak melotot melihat istrinya di peluk oleh pria tua itu,namun dia tidak bisa marah karna ini bukan waktu yang tepat.
Kaila sudah di anggap sebagai anak oleh Putra apalagi dulu mereka sangat dekat sebelum Kaila menikah dan pindah mengikuti suaminya.
Shovia adalah sahabat baik dari Kaila, dia hanya tinggal bersama Ayah nya karna Ibu nya sudah lama meninggal dunia
"Iya Om, bagaimana keadaan Shovia?" tanya Kaila melepas pelukan nya.
Dia sangat mengerti tatapan tajam dari suami nya itu seolah ingin menermam nya, dia lupa kalo suami nya itu sangat posesif.
"Dia megurung diri di kamar, sepertinya dia sangat terpukul mendengar berita kalo calon suami nya kabur, mau di taroh dimana muka nya di depan para teman-temannya apalagi sebentar lagi penghulu nya pasti datang," ucap Om Putra.
Kaila pun bingung harus bagaimana dia pun menelpon Haikal agar segera datang ke sana, awal nya Haikal menolak namun saat mendengar penjelasan Kaila dia segera datang ke sana.
Kaila menghampiri Shovia di dalam kamar dia mengelus pundak sahabat nya itu yang masih bergetar menahan tangis.
"Via loe gak papa?" tanya Kaila.
Shovia pun menoleh melihat siapa yang datang, saat melihat itu Kaila dia langsung memeluk nya erat.
"Kai... hik.. hikk.. " Shovia pun semakin menangis dia sangat rapuh sekali.
Kaila bisa merasakan kesedihan di dalam diri sahabat nya itu.
"Kamu tenang ya semua akan baik-baik saja," ujar nya mengusap air mata Via yang membanjiri pipi nya.
Sedangkan Shovia nampak menggelengkan kepala nya dia benar-benar sedih dan tak bisa berfikir jernih.
"Aku salah apa Kai sehingga mas Arsen malah memilih pergi di acara penting ini, aku udah ngecewain almarhum ibu," ujar nya terisak.
Kaila tahu kalo Shovia sangat menghargai keinginan mendiang ibu nya yang menjodohkan nya dengan pria yang tak di kenal nya.
"Sudahlah ini semua bukan salah kamu, kamu sudah menjadi anak yang baik dan Mama kamu juga pasti mengerti akan hal itu," ujar Kaila terus menenangkan.
Shovia pun sedikit tenang, dia akhirnya bisa bernafas lega karna bukan salah nya semua ini terjadi namun bagaimana dengan para tetangga pasti akan menghujam nya habis-habisan kasian Papa nya nanti bakal kena imbas nya.
.
Disisi lain Haikal nampak tergesa menarik tangan mama nya yang baru saja sampai di rumah nenek nya itu.
"Ma ayo antar aku ke rumah Shovia," ujar Haikal menarik tangan ibu nya.
Irma pun bingung ada apa dengan anak nya itu kenapa tiba-tiba ingin pergi ke rumah Shovia bukannya di berkata tidak akan datang di pernikahan mantannya itu.
"Untuk apa bukannya kamu gak mau hadir di acara bahagia nya, kenapa sekarang berubah pikiran?" tanya Irma heran.
Irma tidak berpikir macam-macam dia hanya berfikir mungkin Haikal ingin melihat Shovia bahagia tanpa dirinya.
"Cerita nya panjang mah, aku berangkat duluan nanti mama ajak papa ya aku harus cepat," ujar nya membuat Irma mengangguk setuju.
"Ya udah kamu hati-hati yah," ucap Irma heran melihat anak nya berlari tergesa-gesa.
Irma yang penasaran pun menelpon Kaila agar bisa mencari tahu apa yang terjadi, setelah Kaila menceritakan semua nya Irma pun mengajak suami nya menyusul Haikal.
Haikal pun segera melajukan mobil nya menuju kediaman Shovia, tak sampai 20 menit akhirnya dia sampai.
Haikal masih nampak ngos-ngosan dia berlari dari jalan menuju rumah Shovia.
Putra nampak melebarkan mata nya melihat Haikal datang kesana, nampak. datang ke sana.
Lantas Haikal pun mengutarakan maksud kedatangan nya dia ingin mengantikan pengantin pria yang tidak jadi datang.
Sedangkan Pak penghulu nampak bingung dengan keadaan ini, akhirnya dia pun bertanya.
"Maaf apa pernikahan nya bisa di mulai sekarang,karna saya masih ada urusan lain?" tanya pak penghulu yang tak tahu apa-apa.
Putra pun melirik ke arah Haikal dan Haikal pun mengangguk, untung saja dia membawa Cek untuk mahar Pernikahan nya dengan Rena jadi itu yang akan di jadikan mahar nya.
"Ya sudah kalo begitu saya mulai yah," ujar nya.
Sedangkan Kaila masuk ke lagi kedalam kamar menenangkan Shovia dia berusaha memberi tahu rencana nya kalo Haikal yang akan menggantikan menjadi pengantin pria nya.
"Kamu tenang aja semua akan baik-baik saja, Kak Haikal yang akan menjadi suami kamu menggantikan Arsen yang pergi ninggalin kamu," ujar nya.
Kaila sangat mengenal pria itu, dia sangat sombong dan arogan juga keras kepala, Kaila bersyukur sahabatnya tidak jadi menikah dengan pria itu.
"Tapi Kai bagai mana dengan calon nya kak Haikal bukannya mereka juga akan menikah besok?" tanya Shovia di sela isakan nya.
Shovia sangat bersalah kalo sampai Haikal membatalkan pernikahan nya dengan Rena karna memilih menikah dengan nya.
"Sudah lah nanti biar Haikal yang akan menceritakan semua nya padamu, kamu tenang ya aku bantu rapihin make up nya," ujar kaila meraih tas nya memoles wajah ayu Shovia dengan make up yang selalu ada di dalam tas nya.
Ijab kabul pun terdengar, akhirnya Shovia sah menjadi istri dari Haikal.
"Kai aku gak mimpi kan?" tanya Shovia haru dia benar-benar tidak bisa berkata apa-apa lagi.
"Enggak, ini emang beneran kamu nikah sama Kak Haikal selamat ya," ujar nya.
Kaila pun membawa Shovia keluar dari kamar menghampiri mereka.
Untung saja Haikal siap sedia membawa berkas yang dibutuh kan untuk membuat surat kawin, awal nya pak penghulu bingung saat nama dan poto yang terdaftar di sana beda jadi Pak penghulu akan merubah ulah ke cacatan sipil.
Mungkin dua atau tiga hari kedepan surat kawin bisa di ambil di catatan sipil.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 127 Episodes
Comments