Mereka pun akhirnya sampai di sebuah pulau yang sangat indah yakni Raja Ampat, pulau dengan sejuta pesona di tempat itu banyak sekali tempat untuk bersenang-senang apalagi untuk pasangan yang baru saja menikah seperti mereka.
Haikal mengajak dua orang untuk menjaga mereka selama di sana, takut nya ada hal yang tak terduga dia tidak ingin ada kejadian yang membuat Shovia tak nyaman.
"Sayang kamu pasti lelah ayo istirahat dulu, nanti setelah kamu fit kita liat-liat ke sana," ujar nya menunjuk beberapa tempat dan Shovia pun mengangguk.
Mereka akan menginap di hotel terapung, di sana ada banyak kamar yang di sewakan ada juga resort dan juga restoran, jadi aman lah yang penting bawa uang banyak😁.
Shovia memilih merebahakan dulu tubuh nya di atas kasur sambil menunggu matahari yang masih terik nampak nya dia sedikit kelelahan dengan perjalanan yang cukup lama itu.
"Sayang kamu gak laper?" tanya Shovia yang merasakan cacing di perut nya berdemo ingin di isi.
Haikal pun tersenyum dia tahu pasti istri cantik nya itu sudah lapar makanya dia bertanya seperti itu.
"Mau makan apa?"
"Apa aja deh aku gak pilih-pilih makanan," jawab nya.
Haikal tahu kalo Shovia sangat menyukai makanan laut apalagi cumi dan udang.
"Tunggu di sini biar Mas Robi sama Mas Adi yang beli makanan buat makan siang kita di luar cuaca masih terik banget," jawab nya.
Shovia pun mengangguk saja jujur dia juga malas keluar, tapi perut nya tak mungkin di biar kan begitu saja.
Haikal pun menghampiri Robi dan Adi mereka pun mengagukan kepala nya setelah mendengar apa yang Haikal katakan.
Haikal pun kembali masuk kedalam dia duduk di kursi sambil menunggu makanan itu datang.
Sedangkan di tempat lain, Papa Putra sedang bingung karna di tiba-tiba di panggil ke ruang HRd.
"Sebenar nya ada apa ya Bapak memanggil saya kemari, apa saya melakukan kesalahan?" tanya Putra heran.
Karna baru kali ini dia di panggil ke ruangan itu secara tiba-tiba dan itu membuat hati nya bertanya-tanya.
"Maaf Pak Putra saya tidak tahu saya hanya di perintahkan Pak Direktur agar memanggil anda," jawab nya.
Putra pun menghela nafas dan mengeluarkan nya dengan kasar dia tidak tau apa yang di inginkan oleh bos nya itu karna dia belum pernah bertemu dengan nya sekali pun.
Putra pun di antar oleh HRD ke ruang kerja Direktur, jujur dia sangat cemas takut di pecat karna walau pun sudah tak punya beban tapi jaman sekarang cari kerja itu susah apalagi umur nya juga sudah tua.
"Mari Pak masuk Pa Direktur sudah menunggu," ujar HRD.
Mereka pun masuk ke ruangan teesebut dan di sambut senyuman oleh tua Adrian sang pemilik perusahaan.
"Maaf pak mengganggu waktu nya, ini Pak Putra yang anda maksud," ucap HRD itu.
"Terimaskasih kamu boleh kembali dan anda boleh duduk pak putra," ucap Adrian.
Putra pun duduk di hadapan pria tua itu dia memberanikan diri untuk bicara.
"Maaf sebenarnya ada apa ya pak apa saya mempunyai kesalahan, atau pekerjaan saya kurang beres?" tanya Putra harap-harap cemas Putra terus menunduk tak berani menatap bos nya itu.
Dia sangat takut kalo sampai di pecat dari perusahaan besar seperti tempat kerja nya ini, sudah 15 tahun dia bekerja di sana membuat nya nyaman.
"Anda sudah berapa lama bekerja di perusahaan ini?" tanya Adrian pemilik perusahaan dia juga menjabat sebagai direktur utama.
"15 tahun Pak," jawab nya gugup.
Putra nampak kaget saat tahu siapa bos nya itu." Astaga apa aku salah bicara ya sehingga di panggil kesini?" batinnya.
Putra tidak berani menatap Pria tua itu, namun dia sangt ingat kalo pria itu adalah rekan bisnis Hermawan ayah nya Haikal karna dia pernah berbincang dengan orang itu.
"Jadi selama ini dia bekerja di perusahaan ku, dia bekerja untuk menghidupi anakku dan wanita yang kucintai," batinnya.
"Ternyata selama itu kamu bekerja di sini, maaf kan saya yang kurang teliti dengan karyawan, saya harap kamu jangan sungkan Putra anggap saja saya sebagai teman atau saudaramu," ucap nya sendu.
Sedangkan Putra menggelengkang kepalanya."Tidak pak saya tidak pantas menjadi teman Bapak," jawab nya.
"Putra kamu tidak perlu sungkan terhadap saya."
"Maksud nya gimana ya Pak, apa saya di pecat dari perusahaan?" tanya Putra menunduk pasrah sambil meremas kedua tangan nya.
"Tidak, bukan begitu maksud saya kamu saya panggil ke sini untuk naik jabatan," ujar nya membuat Putra melongo.
Putra terkejut dengan ucapan bos nya itu, dia tak mampu berkata-kata lagi.
"Bapak serius?" tanya putra berbinar.
Selama ini memang dia mengharapkan naik pangkat tapi itu dulu sebelum Shovia menikah kalo sekarang sih dia sudah nyaman dengan pekerjaan nya.
"Tentu saja, apa kamu bersedia menjadi asisten pribadi saya membantu Marco," ujar nya namun Putra nampak ragu menerima nya.
"Saya tidak pantas menerima jabatan itu dan saya juga sudah nyaman dengan pekerjaan ini, saya sudah tua Pak sebaik nya Bapak cari yang muda saja," ucap nya.
"Baiklah kalo begitu tapi kamu tidak boleh menolak ini adalah fasilitas kantor dan kamu pantas menerimanya," ujar nya menunjukan barang tersebut
Putra pun menatap bingung ada kunci mobil dan satu lagi kunci apa dia tidak tahu.
"Maksud nya apa ya saya tidak mengerti," tanya Putra.
Adrian pun menjelaskan kalo itu kunci mobil dan kunci rumah, dia boleh menempati satu perumahan di sebuah komplek elit dekat kantor dan satu mobil mewah untuk di pakai nya.
"Ini kunci mobil dan juga kunci rumah yang akan kamu tempati nantinya, ini adalah fasilitas dari kantor ini," ujar nya.
"Tapi Pak apa ini terlalu berlebihan?" tanya Putra bergetar menerima nya.
Putra pun sangat bahagia sekali rasanya bahkan seperti mimpi ingin rasanya dia pulang dan memeluk anak semata wayang nya, rasanya dia masih belum percaya dengan semua ini.
Jujur saja dalam mimpi pun dia tak pernah berharap akan semua ini, semua terjadi begitu saja.
"Ini sudah kebijakan dari kantor sedari dulu memang seperti ini, semoga kamu bisa nyaman tinggal di sana," jawab nya sambil tersenyum menatap Putra yang nampak gugup.
"Ini belum seberapa dengan apa yang telah kamu lakukan untuk anak kandung saya, terima kasih Putra," batinnya.
"Terimakasih banyak Pak, saya benar-benar tidak bisa berkata apa-apa lagi," ujar nya berkaca-kaca.
"Iya semoga kamu bisa profesional dalam bekarja dan saya mohon kerja sama nya," ucap Adrian.
"Tentu saja Pak saya akan berusaha semampu saya," jawab nya.
Putra pun pamit keluar dari ruangan itu dengan hati yang bahagia ingin rasanya dia memberi tahukan kabar baik itu kepada anak nya namun dia ingat kalo Shovia sedang pergi berlibur bersama suami nya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 127 Episodes
Comments