Keesokan hari Haikal dam Shovia sudah keluar dari Hotel mereka akan berkunjung ke rumah orang tua Haikal lalu ke rumah Papa Putra.
"Kalian kok baru datang sih dari tadi kami nunggu kalian, ayo masuk," ucap Irma menyambut kedatangan menantu nya itu.
Mereka masuk ke dalam rumah yang ternyata ramai, Irma mengajak mereka untuk makan siang bersama.
Bagai mana mereka tidak datang siang kalo pagi hari mereka masih tidur, setelah sholat subuh berjamaah Haikal mengajak istri nya beribadah yang lain yaitu oleh raga pagi-pagi.
Ingin rasanya Shovia menolak namun sudah jadi kewajiban nya sebagai istri, dia pun hanya bisa pasrah menerima kenikmatan yang suami nya berikan.
Terlihat ada Dava di sana bersama Nenek Ayu,memang bukan yang pertama kali nya Shovia bertemu dengan Nenek Haikal itu, namun dia merasa gugup sekali karna Beliau tinggal di Kalimantan bersama Dava sedangkan Kakeknya sudah lama meninggal dunia.
"Nah sayang itu Nenek Ayu beliau kemarin tidak bisa datang kepesta pernikahan kalian karna tak enak badan," ucap Irma mengenalkan Shovia kepada mertua nya itu.
Kemarin saat dia kesana Nenek Ayu memang ada namun dia tidak sempat menyapa karna Nenek sudah masuk kedalam kamar beristirahat.
Shovia ingin menyapa namun Haikal melarang nya membiarkan Nenek nya istirahat sehingga sore hari nya mereka lupa karna terburu-buru harus ke gedung untuk bersiap-siap.
Sedangkan Nenek semalam pun tidak datang di acara pesta itu, nenek hanya melihat saja dari tv di rumah.
"Selamat siang nek," ucap nya mencium tangan Nenek Ayu sambil tersenyum.
Nenek Ayu pun membalas senyuman Shovia dan membawa nya kedalam pelukan nya.
"Gimana keadaan Nenek sekarang apa sudah baikan?" tanya Shovia ramah dan Nenek pun mengangguk sambil melepas pelukan nya.
"Kabar Nenek baik, ayo duduk lah ajak suami mu makan bersama, biasa nya kalo ada Nenek dia selalu banyak alasan tak mau makan bersama," ucap Nenek memang Haikal tidak dekat dengan nenek nya itu apalagi mereka jarang bertemu membuat Haikal canggung.
Shovia pun menarik tangan suami nya itu agar segera duduk, Haikal tentu sangat malas karna Nenek Ayu terlalu cerewet dan dia tidak suka.
"Duduk sayang," bisik nya membuat Haikal tersenyum dan menuruti keinginan istrinya itu.
Shovia pun mengambil kan nasi untuk suami nya itu, membuat mereka tersenyum ternyata Shovia memang istri yang tepat selain baik dan lemah lembut dia pun bisa melayani suami nya dengan baik.
"Segini cukup?" tanya Shovia memperlihatkan nasi di atas piring.
"cukup, sekalian ambil kan itu yang," ujar nya menunjuk ayam goreng Shovia pun mengangguk dan segera menuruti apa yang Haikal mau.
Jangan di tanya wajah Shovia, pasti sudah seperti kepiting rebus bagai mana tidak Haikal memanggil nya sayang di depan Nenek dan ibu mertua nya.
Shovia pun dengan telaten mangambil kan nya dan dia pun mengambil untuk dirinya sendiri setelah itu dia ikut duduk di samping Haikal.
"Makan yang banyak kamu butuh banyak tenaga menghadapi dia," ucap Nenek Ayu.
sedangkan Irma hanya menahan tawa nya.
Shovia ikut tersenyum walau pun dia sendiri tidak tahu apa maksud dari nenek Ayu."Iya nek."
"Apa rencana mu nak, apa kamu jadi membawa istrimu liburan?" tanya Irma dan Shovia pun langsung menatap suami nya.
Haikal tersenyum dia malah sengaja mengelus paha istrinya yang terbungkus rok panjang.
Shovia nampak kaget dan langsung melepaskan tangan itu, apa-apaan suami nya itu apa tangan nya tidak bisa diam pikir nya.
Sedangkan Haikal hanya tersenyum nakal untung saja mereka tidak melihat nya.
Haikal pun menceritakan tentang dia dan istri nya yang akan berlibur ke Raja Ampat.
"Kami mau liburan ke Raja Ampat selama 3 hari di sana dan mungkin aku akan satu minggu berlibur sebelum kembali bekerja," ucap nya dan Irma pun mengangguk setuju.
Sedangkan Shovia yang tak di beri tahu sebelum nya pun menoleh seolah meminta penjelasan.
"Aku udah siapin tiket nya jauh-jauh hari, maaf kalo gak kasih tahu kamu sebelum nya," bisik Haikal.
Shovia pun mengangguk mau protes juga sudah terlanjur, kini makan siang pun selesai Haikal duduk bersama Dava di ruang keluarga sedangkan Shovia membantu bibi di dapur.
"Udah lah nak kamu temenin Nenek sana biar bibi yang lanjutin," ucap Irma.
Shovia pun mengangguk lantas menemui Nenek Ayu di depan Tv, biasa lah Nenek sedang nonton sinetron ikan terbang.
"Duduk sini nak," ujar Nek Ayu menepuk kursi di samping nya Shovia pun hanya menurut saja tidak berani protes.
"Iya Nek," lantas dia pun duduk tepat di sebelah Nenek.
Dia menatap siaran televisi yang menampilkan seorang mertua yang jahat kepada menantu nya.
"Semoga saja Mama Irma gak kaya gitu," batinnya.
"Via Nenek senang sekali mendengar kamu yang menjadi cucu mantu Nenek, karna jujur saja Nenek tidak suka sama Rena selain royal dan matre si Rena juga tak punya sopan santun," ucap Nek Ayu menjelekan mantan tunangan suami nya.
Ingin dia menyahut namun seperti nya tidak sopan, Shovia hanya menyimak saja dan sesekali mengaguk.
"Nenek ada hadiah untuk kamu, terima yah," ucap nya menyerahkan sebuah kotak kecil ke tangan Via.
"Gak usah Nek aduh ko jadi kasih hadiah sih," tolah Via merasa tak enak.
Namun Nenek Ayu nampak memaksa nya sehingga Shovia pun terpaksa menerima nya.
"Ini warisan leluhur Nenek, sekarang Nenek sudah tua kamu yang pantas mamakai nya Irma juga sudah mendapatkan nya dulu saat menikah dengan Papa mertua mu, bukalah kamu pasti suka." bujuk Nenek menyerahkan kotak kecil itu.
Shovia pun membuka membuka nya ternyata sebuah cincin belapis emas putih sangat simple namun elegan.
Tidak heran karna keluarga Nenek Ayu orang terpandang, mereka mempunyai Perusahaan batu bara pantas saja bisa memberikan perhiasan yang harga nya fantastis.
"Tapi Nek ini terlalu bagus buat aku, rasanya gak pantes aja gitu nerima nya," ucap Shovia merasa sungkan.
Walau pun dia tidak tahu harga emas putih namun dia bisa melihat kalo itu sangat lah mahal.
"Gak ada penolakan nenek mau kamu memakai nya, kalo tidak nenek gak m ngomong lagi sama kamu," ujar nya.
Dan Shovia pun memakai nya ternyata pas sekali di jari tangan nya Shovia heran apa Nenek Ayu dulu nya sekecil dia pikir nya.
"Pasti kamu bertanya-tanya kenapa cincin itu tidak Nenek kasih ke Irma?" dan Shovia pun mengangguk.
"Irma badan nya besar otomatis tangan nya juga besar tapi saat liat kamu nenek jadi ingat saat muda dulu badan kita sama, dan saat pertama kali Haikal mengenalkan kamu beberapa tahun lalu nenek yakin kamu adalah jodoh nya Haikal," ucap nya dan Shovia pun mengangguk.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 127 Episodes
Comments