Adrian pun pamit saat melihat pesan di ponsel nya kalo anak buah nya menunggu di luar gedung, dia sudah tidak sabar mendengar apa yang akan anak buah nya katakan. .
"Maaf saya permisi dulu sudah malam," ucap nya dan Putra pun mengangguk.
"Terimakasih Pak sudah hadir di acara bahagia anak saya," ucap nya.
Adrian pun tersenyum sambil menganggukan kepalanya dia pun menghampiri Hermawan terlebih dulu lalu keluar dari gedung dia menemui anak buah nya.
"Bagaimana apa kau sudah mendapatkan informasi nya?" tanya Adrian menatap dua orang bertubuh besar dihadapan nya itu.
Mereka adalah orang-orang yang sangat Adrian percaya, selama ini mereka selalu patuh pada nya.
"Tentu saja bos itu info yang falid, sangat mudah bagi kami mencari info yang anda minta," ujar si botak memberikan sebuah maf kepada nya.
Adrian pun menyungingkan senyum dia tahu kalo mereka bisa di andalkan.
"Baik lah terimakasih," ucap nya.
Lantas dua orang itu pergi meninggalkan nya sendiri, dia pun segara masuk ke salah satu kamar hotel ingin segera mencari tahu kenyataan apa yang tak di ketahui nya.
Adrian adalah pemilik hotel, jadi mudah bagi nya keluar masuk ke sana.
Adrian pun membuka berkas yang di berikan anak buah nya itu.
Dia bisa lihat dengan jelas nama dan poto kedua orang tau Shovia namun yang membuat nya tidak percaya adalah Shovia bukan anak kandung Putra.
"Aku yakin dia anak ku, aku harus mencari bukti lain agar aku bisa segera mengetahui nya," ucap Adrian lirih.
Adrian pun mengingat perlakuan buruk nya kepada Shovia jujur dia sangat menyesal sekali kenapa harus Shovia yang tahu sisi buruk nya
"Bagaimana kalo dia tahu aku Papa nya, apa dia bisa menerima nya setelah apa yang aku lakukan?" batinya terus berperang.
.
Kini Shovia dan suami nya sudah masuk ke dalam kamar hotel malam ini mereka akan menginap di sana atas permintaan mertua nya.
"Kakak duluan deh yang mandi aku mau bersihin make up dulu," ujar Shovia duduk di depan cermin sambil mengusap wajah nya dengan kapas dia ingin segera mandi setelah ini karna badan nya sangat lengket.
"Ya udah kalo gitu, aku masuk dulu yah," ucap Haikal mencium sekilas kening Shovia dan segera masuk ke dalam kamar mandi.
Lima belas menit Haikal pun keluar dengan wajah yang segar dengan handuk putih yang melingkar di pinggang nya.
Shovia sengaja menutup matanya karna dia benar-benar merasa tidak nyaman melihat suami nya setengah polos seperti itu.
Itu memang bukan kali pertama dia melihat nya bahkan dia pun sudah merasakan dan melihat seluruh nya namun Shovia benar-benar masih belum terbiasa.
kini giliran Shovia yang mandi dia masuk ke dalam kamar mandi namun dia bingung saat membuka gaun pengantin nya dia pun memanggil suami nya agar bisa membantu nya membuka ziper nya.
"Mas boleh minta tolong gak?" tanya Via mengambulkan kepala nya dari balik pintu kamar mandi.
Haikal yang baru saja selesai pakai baju pun langsung mengahampiri istri kecil nya itu.
Haikal yang tahu maksud dari istrinya itu langsung membuka pelan ingin rasanya dia melahap punggung mulus itu namun dia kasihan istrinya pasti cape.
"Udah," ucap nya sambil menahan sesuatu di bawah sana.
"Makasih," jawab nya dan segera masuk ke dalam kamar mandi dan mengunci nya.
Setengah jam lebih namun dia masih belum juga keluar dari kamar mandi membuat Haikal khawatir.
"Sayang kamu baik-baik aja kan?" tanya Haikal di balik pintu kamar mandi.
ceklek
Pintu pun terbuka Shovia mengambul kan kepala nya terbungkus handuk seperti nya dia habis keramas.
"Sayang kenapa kamu keramas malam-malam?" tanya Haikal heran dan itu juga sukses membuat di bawah sana kembali sesak jakun nya naik turun apalagi melihat air di wajah istri nya itu membuat nya semakin tidak tahan.
"Itu.. rambut ku terasa gatal apalagi tadi riasan kepala nya banyak sehingga membuat kepala ku berkeringat," jawab nya.
Haikal pun naik ke atas ranjang dan duduk bersandar di ranjang.
Shovia sendiri sudah memakai baju tidur satin, dia duduk di meja rias untuk mengeringkan rambut panjang nya dengan Hair dryer sedangkan Haikal sudah serselonjoran di kasur menutupi sebagian tubuhnya dengan selimut .
"Tidurlah Mas aku masih lama," ujar Shovia masih asyik menyisir rambut nya yang belum kering.
"Ayolah sayang aku tahu kamu berlama-lama karna ingin menghindariku," ucap Haikal tersenyum nakal.
Shovia pun susah payah menelan silva nya dia tahu maksud suami nya itu."Ayolah Mas bukan nya tadi udah malam ini libur dulu ya aku benar-benar lelah," jawab nya memcabut pengering ranbut dan ikut merebahkan diri di semping suami nya.
Haikal pun tersenyum dia memeluk istri nya dengan erat dan mencium rambut yang wangi shampo.
"Kamu pake shampo apa sih wangi banget?"
"Hah.. apa?" tanya Shovia yang tak fokus.
"Sudah lupakan ayo tidur aku tahu kamu lelah," ucap Haikal memejam kan matanya.
Shovia mendongkakan kepala nya menatap wajah Haikal yang sudah memejamkan mata, dia pun bernafas lega dan ikut terlelap di dada suami nya itu.
Selama ini dia tidak bisa tidur nyenyak baru kemarin dia tidur nyenyak karna ada pelukan hangat dari suami nya.
"Semoga kamu selalu ada untuk ku Kak, dunia ku berubah saat ada kamu terima kasih sudah mau menerima ku lagi, good night my husband love you," batinnya.
Namun Haikal benar-benar tidak bisa tidur apalagi tangan isrinya menyenggol sesuatu yang sudah bangun di bawah sana.
'Astaga kenapa gue tersiksa seperti ini udah halal pun masih aja susah,' batinnya.
Haikal pun bangun dan masuk ke dalam kamar mandi dia akan bersolo karir dulu sebelum tidur, kalo tidak dia tidak bisa mengendalikan diri nya untuk tidak melahap istri nya.
Setelah itu dia tidur sambil memeluk istrinya itu jujur saja Haikal sangat mengagumi istrinya yang sedang tertidur seperti ini dia sangat manis sekali.
Haikal mengelus perut rata istrinya itu dia berdo'a semoga istrinya cepat hamil dan mereka bisa punya anak-anak yang lucu seperti Desi dan Kaila.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 127 Episodes
Comments