Sylvia menatap Erlan dengan ekspresi heran ketika melihat pria itu menggenggam tangannya dengan begitu keras sampai itu terasa menyakitkan, dan semua itu hanya karena untuk membela Airin?
Sylvia entah kenapa merasa kesal melihat Mantan Suaminya itu membela Airin seperti ini.
Beberapa pertanyaan mulai muncul di dalam benaknya.
Kenapa Airin bisa bersama Erlan?
Jika diingat dengan benar, dulu Erlan pernah menelepon nya dengan ponsel Airin!
Sebenarnya hubungan macam apa yang mereka miliki?
Austin juga melihat bagaimana Erlan menggenggam tangan Sylvia itu, selalu segera menjadi marah dan mencoba menyingkirkan tangan Erlan.
"Kamu! Jangan berani sentuh Sylvia!"
Erlan lalu mulai menatap adik tirinya itu dengan ekspresi terkejut.
Dirinya benar-benar merasa jika Austin ini sangat menyebalkan dan mengagu.
"Aku juga tidak memiliki keinginan untuk menyentuh tangan kotor itu," kata Erlan dengan nada yang begitu dingin ketika sekarang terlihat, Erlan mengunakan sapu tangan untuk membersihkan tangannya yang tadi menegang Sylvia.
Jelas, Sylvia yang melihat adegan itu merasa sangat kesal.
"Erlan!! Kamu!! Kamu berani berbicara seperti itu tentangku!"
Erlan lalu segera menghela napas, dan berkata,
"Apalagi yang harus aku katakan, untuk seorang wanita yang berselingkuh? Terutama dengan Saudara Iparmu sendiri? Aku tidak mengerti, Sylvia, kenapa kamu sekarang berubah menjadi seorang wanita yang tidak memiliki harga diri dan tidak mau malu,"
"Erlan! Jangan kamu menghina Sylvia lagi! Dan lagi, dia berubah juga karena kamu tidak becus sebagai seorang Suami!"
Mendengar itu, Erlan lalu tertawa dan segera berkata,
"Aku? Tidak becus sebagai seorang Suami? Austin Castillo, kenapa kamu tidak berkaca pada dirimu sendiri? Seorang Pria, jam berani berselingkuh tempat ketika Istrinya sedang hamil? Dan bahkan, membiarkan Istirnya sampai keguguran? Bukankah kamu itu, sebagai Suami sungguh sampah?"
Airin yang juga berada di sana dan mendengar kata-kata pedas Erlan itu, juga cukup kaget.
Ya, kata-kata Erlan barusan sangat keren!
Siapa itu, Austin berani mengatakan Erlan Suami tidak becus!
Padahal, Austin sendirilah lelaki tidak berguna dan tidak becus, semakin Airin memikirkannya dirinya merasa begitu bodoh kenapa bisa bisanya dirinya jatuh cinta pada lelaki sampah dan ampas semacam Austin.
"Erlan! Jaga bicaramu!" Kata Austin dengan penuh emosi kemarahan.
"Apa? Apakah kamu tersinggung? Ku hanya mengatakan kenyataan bahwa kamu juga sebenarnya adalah Suami tidak berguna!"
Sylvia yang mendengar Erlan menjelek-jelek Austin, merasa tidak tahan lalu segera berkata,
"Itu karena Airin yang memang tidak berguna sebagai Istri! Itu bukan salah Austin! Airin yang dari awal merupakan wanita matre! Dia dan Keluarganya, yang lintah darat itu selama ini memeras keluarga Castillo, meminjam begitu banyak uang, untuk kesenangan mereka sendiri,"
"Tutup mulutmu Sylvia! Jangan kamu bicara omong kosong!"
"Airin, kamu jangan megelak lagi, dari awal kamu menikah dengan Austin karena menginginkan hartanya bukan?"
Austin lalu segera menambahkan,
"Itu benar, Aku sangat tahu Airin dan Keluarganya itu, mereka semua memanfaatkan kakek dan meminta pinjaman uang selama ini, untuk keinginan mereka sendiri seberapa banyak uang yang mereka minta selama ini sungguh tidak tahu malu! Hah, dan Airin, aku juga jelas tahu kamu sebenarnya tidak puas bukan menikah denganku? Karena Aku hanya anak kedua? Yang kamu pikir, Aku tidak akan menjadi Pewaris?"
Airin yang mendengar kata-kata Austin itu, menjadi tidak mengerti dengan semua omong kosong yang dikatakannya ini.
Soal Keluarganya, itu memang benar pernah meminjam beberapa uang, namun Airin sendiri tidak begitu tahu soal berapa banyak yang mereka pinjam di belakangnya.
Dirinya sudah mencoba mencegah mereka, namun dirinya juga tidak bertanya, dan Kakek juga terlalu baik.
Apakah ini sumber kesalahpahaman mereka?
Namun, dindingnya tidak pernah bilang buka dirinya tidak puas dengan pernikahan ini.
Jika dirinya tidak puas, lalu untuk apa selama ini dirinya bertahan menderita selama 2 tahun?
Ini awalnya, karena dirinya jatuh cinta pada Austin.
"Kapan Aku bilang Aku tidak puas? Kamulah Austin, yang selalu tidak puas dengan pernikahan kita!"
"Hah, Airin! Kamu memang mengatakan semacam itu jika di depanku, namun bagaimana dengan dibelakangku? Kamu pikir aku tidak tahu? Tentang kamu yang menjelek-jelekkanku? Karena Aku hanya Tuan Muda kedua di rumah, hanya memiliki posisi biasa di Perusahaan Keluarga, berbeda dengan Kak Erlan yang CEO dan Pewaris Utama di Keluarga? Kamu, dari awal lebih senang jika kamu dijodohkan dengan Kak Erlan dari pada Aku? Kamu lebih menyukai nya dari pada Aku?"
Erlan yang mendengar itu tentu saja menjadi binggung lalu menatap ke arah Airin, yang langsung menggelengkan kepalanya.
"Austin! Berhentilah bicara omong kosong semacam itu! Ku tidak pernah sedikitpun memiliki keinginan seperti itu kepada Kak Erlan!"
"Hah, jangan kamu berbohong padaku! Dan lihat dirimu sekarang! Karena kamu sudah bercerai denganku, kamu langsung mendekati Kak Erlan? Hah, benar-benar tidak tahu malu,"
Airin merasa jika percakapan ini semakin lama semakin tidak jelas.
Dan hal-hal yang di katakan Austin itu...
Dari mana Austin bisa memiliki kesimpulan bodoh semacam itu?
Airin yakin, selama ini dirinya tidak menujukan sikap yang begitu dekat dengan Kak Erlan.
Jarak pas di antara mereka berdua yang hanya benar-benar saudara Ipar, ada-ada perasaan lebih ataupun pemikiran semacam itu.
Padahal, Austin sendiri di yang selama ini memendam perasaan kepada Sylvia, yang merupakan Istri Kak Erlan saat itu.
Namun, sekarang Austin, dengan berani malah men fitnah dan mengambil hitam kan dirinya?
Sungguh laki-laki yang tidak tahu malu!
Airin tidak pernah mendengar laki-laki se tidak tahu malu Austin!
"Sungguh, Austin kamu itu benar-benar tidak masuk akal! Dari awal kamu yang mencintai Istri Kakakmu sendiri! Sudahlah, lupakan aku merasa tidak ada gunanya berbicara dengan dua sampah seperti kalian, kalian berdua benar-benar tidak tahu malu," kata Airin terlihat mendorong kursi roda Erlan, mencoba mengajaknya segera pergi dari situ.
Sylvia entah kenapa menjadi marah melihat mereka berdua itu akan pergi.
Sylvia juga melihat, bagaimana Austin menjadi sangat marah karena diabaikan itu.
Sylvia lalu mencoba untuk menenangkan Austin.
"Austin, tenanglah. Kamu jangan terlalu terbawa emosi, benar bukankah sebaiknya kita segera memberi tahu mereka soal kabar bahagia kita?"
Austin lalu baru ingat tentang sesuatu, lalu segera berkata dengan keras.
"Hey, kalian berdua! Tunggu sebentar ada hal penting yang ingin kami katakan pada kalian!"
Airin dan Erlan, lalu kembali meningkat ke belakang menatap kedua orang itu, aku penasaran juga dengan apa yang akan mereka katakan.
"Apalagi mau kalian?"
Sylvia lalu dengan bangga segera merangkul Austin dengan mesra dan berkata,
"Austin, sayang baiknya kamu segera membagikan kabar bahagia kita,"
"Hmm, hanya ingin memberitahu kalian bahwa Aku dan Sylvia and menikah dalam waktu dekat, jadi baik kalian berdua jangan coba-coba untuk mengganggu hubungan kami lagi,"
Airin dan Erlan jelas menunjukkan ekspresi kaget dan tidak percaya.
Airin benar-benar merasa begitu marah ketika mendengar itu.
Karena belum, juga satu bulan mereka bercerai?
Namun kabar omong kosong apa yang barusan dirinya dengar?
Padahal, Austin juga baru saja kehilangan calon anak mereka...
Namun berani berani ya mereka akan segera menikah di saat semacam itu?
Kenapa mereka berdua bisa tidak tahu malu begitu!
Begituu kurang ajar!
Erlan juga melihat kemarahan Airin, mencoba menengakan Airin, dengan memegang tangannya.
Airin yang tangannya digengam tiba-tiba itu, lalu segera kembali dari lamunan nya dari semua rasa sedih frustasi dan keputusasaan nya itu.
Ya, Airin tahu yang marah soal hal ini tentu saja bukan dirinya saja.
Airin juga tahu, Kak Erlan pasti juga sangat terluka karena semua hal ini.
Airin lalu menarik nafas dalam-dalam mencoba menenangkan dirinya lalu segera berkata,
"Kalian berdua? Akan segera menikah? Sungguh tidak tahu malu! Dan itu bukan urusanku benar-benar kabar yang tidak penting, mari Kak Erlan kita tinggalkan saja dua orang tidak tahu malu itu,"
Airin mengatakannya dengan nada sedingin mungkin, mencoba menyembunyikan emosi yang dimilikinya agar kedua pasangan itu tidak semakin merendahkan harga dirinya, merasa senang jika dirinya merasa kesal.
Airin semakin mempercepat dorongan kursi roda itu karena menahan amarah nya.
Hingga, mereka segera memasuki gerbang pemakaman.
Ya, menikah berdua tentu masih ingat tujuan mereka berdua datang ke sini.
"Airin, sudah tidak apa-apa, sudah kamu jangan memikirkan soal provokasi dari mereka berdua tadi,"
Mendengar kata-kata mencoba menenangkan nya itu, Airin merasa sedikit amarahnya mereda.
"Kak Erlan benar, kita tidak boleh terpancing dengan mereka berdua, lalu apa yang sebaiknya kita lakukan?"
"Bagaimana jika kita mempercepat rencana kita?"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments
Wati Bojoe Kikin
sbenere suka critanya cuman banyak kata" yg bikin pusing kadang jg salah ngetiknya
2023-04-26
2
Ida Blado
terlalu bertele2,dan baik airin maupun erlan knp masih begitu peduli dgn dua sampah itu,mbok ya biasa aja gk usah nunjukin emosi,,,lebay bgt
2023-01-18
0
pipit
mempercepat rencana nikah ya erlan dan airin
2022-12-16
1