Hari itu, di Rumah Keluarga Castillo sedang berduka.
Benar ini semua karena hari itu, adalah upacara pemakaman untuk Tuan Besar di Rumah itu, Jhonatan Castillo, Kakek Austin dan Erlan.
Jelas, saja saat ini Airin yang sedang terduduk didepan peti mati Kakek Mertuanya itu, merasa jelas sangat terpukul.
Dirinya tidak pernah mengira jika Kakek akan pergi secepat itu, dengan tiba-tiba dan mendadak seperti ini.
Ini benar-benar terlalu menyakitkan.
Belum lagi, menurut kabar yang dirinya dengar saat ini Kak Erlan masih berada di rumah sakit, walaupun sudah melewati masa kritisnya, namun dokter tidak tahu kapan Erlan akan bangun, saat ini Erlan Koma di Rumah Sakit, keadaan yang diterima setelah kecelakaan itu benar-benar parah.
Kecelakaan itu, terjadi rupanya tepat sebelum jam janjian antara Airin dan Erlan.
Erlan sepertinya baru saja ingin menuju ke cafe tempat mereka berdua bertemu, namun tiba-tiba kecelakaan maut terjadi.
Airin merasa bersalah ketika memikirkan hal ini.
Dirinya mulai berpikir jika saja sebelumnya dirinya tidak mengajak Kak Erlan untuk bertemu, Apakah Kak Erlan saat itu tidak akan terlibat kecelakaan, dan baik-baik saja?
Juga, Kakek pasti masih ada bersama mereka dan tidak akan terkena serangan jantung.
Ketika memikirkan semua kemungkinan ini, hati Airin begitu sakit.
Rasanya sangat hancur....
Apakah semua yang terjadi adalah salah dirinya?
Airin benar-benar tidak tahu harus berkata apa.
Tentu saja soal semua ini dan tentang Airin janjian dengan Erlan, hanya Airin yang tahu.
"Nyonya Airin, sebaiknya hanya kembali ke kamar. Jangan terlalu bersedih dan menangis terlalu banyak, ini tidak baik untuk kehamilan anda," kata salah satu Pelayan disana dengan sopan.
Itu benar, Para Pelayan disini, masih bersikap sangat sopan pada Airin, karena Airin sangat baik pada mereka, di jelas beberapa pelayan menjadi cemas ketika melihat Airin yang dari tadi menangis di depan peti itu, tangisan yang tidak berhenti dari tadi.
Airin yang mendengar kata-kata cemas itu segera menghapus air matanya dengan tisu, lalu perlahan mulai membeli perutnya.
Itu benar dirinya tidak boleh terlalu merasa stress, semi menjaga bayi yang ada dikandungnya.
Jadi, Airin mulai dibantu oleh salah satu pelayan untuk kembali ke kamar.
Namun, tepat ketika Airin ingin berdiri, dirinya malah di tabrak dengan sengaja oleh Sylvia, yang kebetulan lewat.
"Ah... Maaf Airin, Aku tidak sengaja,"
Sylvia mengatakan hal itu dengan wajah yang terlihat polos dan terlihat penuh dengan rasa bersalah.
Namun jelas, Airin tahu jika orang yang ada di depannya itu sangat sengaja menabrak nya entah apa maksudnya.
Austin yang kebetulan datang bersama Sylvia lalu segera berkata,
"Sudah, kamu tidak perlu mempermasalahkan ini Sylvia. Itu Airin saja yang dari tadi mencari perhatian,"
Austin kan tidak menengok ke arah istrinya itu hanya selalu mendapat ke arah Sylvia.
Airin saat ini sedang tidak memiliki tenaga lagi bahkan untuk marah kepada mereka berdua, kematian Kakek Mertuanya juga soal keadaan Kak Erlan yang masih koma, sudah cukup menguras terlalu banyak emosi padanya.
Airin lalu hanya berdiri di bantu pelayan yang ada disana, tidak banyak berkata apa-apa.
Ketika akan menaiki tangga, Airin perlahan menatap kearah belakang.
Dimana Sylvia dan Austin berada, Airin melihat bagaimana Sylvia terlihat memeluk Austin, seolah-olah mencoba menghibur Austin yang kehilangan Kakeknya itu.
Hah, Airin jelas saja melihat jika mereka berdua mengambil kesempatan dalam kesempitan.
Bisanya mereka bersikap kurang ajar seperti itu di depan pemakaman Kakek!
Padahal Kak Erlan keadaannya masih koma dan berbaring di rumah sakit, namun Sylvia itu, gitu bersikap genit kepada suaminya.
Ketika memikirkannya, Airin merasa sangat kesal.
Sekarang, Airin sedang memikirkan apa yang sebaiknya harus dirinya lakukan....
Namun, Airin segera ingat pada bayi yang ada dalam kandungannya.
Baik, setidaknya dirinya akan mencoba bertahan demi bayi yang ada dalam kandungannya ini.
Mari, mencoba menjauhkan mereka berdua.
####
Minggu segera berganti, sudah hampir satu bulan sejak kematian Kakek Austin.
Keadaan rumah itu berjalan seperti sebelumnya bahkan setelah kematian Tuan Besar di Rumah itu.
Semua aktivitas dari jalan seperti sebelum-sebelumnya.
Semua orang mulai kembali sibuk dengan aktivitasnya masing-masing.
Terutama, karena sebentar lagi Austin akan diangkat sebagai CEO baru di Perusahaan oleh Ayahnya.
Itu benar, karena Kakek udah meninggal jadi seseorang yang berkuasa saat ini adalah Ayah Mertuanya dan Suaminya.
Airin pernah dengar jika hubungan Kakek Mertuanya itu dan Ayah Mertuanya itu tidak cukup baik, jadi Kakek Mertuanya tidak pernah mengangkat Putranya itu untuk menjadi CEO, langsung mengangkat cucu kebanggaan dan kesayangannya, Erlan.
Namun sejak kejadian sebelumnya, dan sejak Erlan berbaring koma di rumah sakit bahkan setelah satu bulan kejadian itu, jelas kekuasaan mau tidak mau akan diberikan pada Austin.
Austin adalah putra kesayangan Ayahnya, Ayahnya selalu mengharapkan putranya yang kedua ini, yang akan mewarisi Perusahaan, itu karena Putra Pertamanya, menjadi saingan Ayah Mertuanya sendiri, lagi sepertinya obsesi Ayah Mertuanya itu untuk mengangkat putra keduanya sebagai Calon Pewaris dan CEO semakin meningkat.
Airin tidak tahu juga harus bersikap seperti apa tentang gejolak keluarga ini.
Karena seolah-olah, semua orang senang ketika Kematian Kakek Mertuanya itu, seolah semua orang terbebas dari beban yang sangat berat.
Bahkan Ibu Mertuanya, terlihat sangat senang dan memiliki mood yang baik akhir-akhir ini.
Airin benar-benar merasa tidak masuk akal dengan keluarga ini.
Kenapa mereka bisa bisanya mengadakan sebuah pesta?
Yah, ini pengangkatan Austin memang penting, namun ini bahkan belum satu bulan sejak kematian Ayah Mertuanya, namun keluarga ini sudah akan mengadakan sebuah pesta besar pengangkatan Austin.
Austin adalah Suami Airin, harusnya Airin merasa bahagia, namun melihat gemerlap pesta itu, perasaan Airin sama sekali tidak bahagia.
Bahkan Kak Erlan masih di rumah sakit dan Koma...
Ya, siapa di rumah ini yang peduli pada Kakak Iparnya itu?
Lihat, bahkan Sylvia ada di pesta ini, bukannya menemani suaminya yang ada di rumah sakit.
Saat ini, Airin melihat bagaimana Austin yang dibantu Sylvia untuk merapikan Jas yang dipakainya sebelum acara turun nanti.
Airin yang keluar kamar, melihat kejadian yang terlihat mesra itu, hanya bisa merasa kesal, terutama karena tatapan kemenangan dari Sylvia.
Itu benar, sejak Kak Erlan koma, Sylvia udah mulai sangat berani menunjukkan kemesraannya dengan Austin di depannya.
Bahkan, di percakapan sebelumnya, Sylvia pernah berkata pada Airin,
'Heh? Lihat, jika bukaan karena kamu sedang hamil, kamu pasti sudah dicarikan oleh Austin, bagaimanapun juga dia tidak pernah mencintaimu, dan Kakek yang menjodohkan kalian berdua sekarang tidak ada lagi, bisa menebak bagaimana kelanjutannya,'
Kata-kata diucapkan dengan tidak tahu malu.
Airin mencoba sabar menahan semua ini demi bayi dalam kandungannya.
Namun apakah semua ini sepadan?
Hatinya masih begitu marah dan penuh kesedihan ketika melihat mereka berdua bersama....
"Apa yang kamu lakukan? Berada di sampingku dan kita turun, jangan berkata apapun tentang apa yang kamu tahu, tersenyum pada semua orang, adalah satu-satunya peran yang kamu miliki, sebagai Istriku,"
Ya, satu-satunya posisi yang Airin miliki untuk menjaga image Suaminya didepan umum.
Jika dibelakang, bahkan Suaminya ini, udah tidak menyembunyikan kemesraan nya dengan Sylvia.
Airin lalu hanya mengikuti instruksi itu dan tersenyum.
Ini benar, hal-hal seperti ini jelas tidak bisa dibiarkan.
Dirinya sudah muak dan lelah dengan semua ini.
Jadi, Airin mulai membuat keputusan yang paling berani dalam hidupnya.
Tepat ketika dirinya dan Austin turun kebawah, Airin segera mengambil mic milik MC, hal itu jelas membuat semua orang kaget.
Setelah mengambil Mic, Airin juga segera menyeret Sylvia ke panggung.
"Apa-apaan, kamu Airin!!" Kata Sylvia yang menolak dengan marah.
Namun, Airin berhasil menyeret Sylvia naik ke panggung, hal ini jelas membuat semua orang terkejut tentang kejadian itu.
Semua Tamu langsung menatap kearah panggung.
Airin, lalu segera berkata dengan keras di Mic.
"Hallo, Para Hadirin yang terhormat. Kalian semua pasti datang ke acara ini karena sangat menghargai Suamiku, Austin Castillo yang Terhormat yang saat ini menjadi CEO Castillo Grop yang baru. Namun apakah kalian semua tahu? Sikap Tuan Austin Castillo yang Terhormat itu? Dia adalah tukang selingkuh?! Dan terlebih orang yang diajak selingkuh adalah wanita yang ada di sampingku. Kalian semua jelas tahu siapa wanita yang ada di sampingku? Ini adalah Istri dari Erlan Castillo, Kakak Austin sendiri!?"
Wajah Sylvia menjadi pucat ketika Airin mengatakan semua itu, lalu segera berkata dengan marah,
"Airin? Apakah kamu sudah kehilangan kewarasanmu? Omong kosong apa yang barusan kamu katakan?"
Mendengar itu, Airin lalu segera tertawa seperti orang gila, adegan berikutnya adalah di layar proyektor, ada sebuah foto tentang bagaimana Sylvia dan Austin berciuman, dan lagi setelahnya ada berbagai foto lain tentang kemesraan mereka berdua, bukti-bukti yang sudah susah payah Airin kumpulankan.
Melihat itu, Sylvia menjadi semakin pucat.
Austin yang ada di bawah segera panik begitu juga dengan orang Tuanya.
Mereka segera mencoba menghentikan para pelayan untuk menampilkan lebih banyak foto yang ada di sana.
Di atas panggung, Airin yang marah lalu berkata,
"Hadirin yang terhormat, kalian semua jelas sudah melihat kelakuan bejat dari Suamiku, Tuan Austin Castillo yang Terhormat, ah bukan, maksudku, Kelakuan Tuan Austin yang bejat! Sudah tidak layak lagi untuk kalian hormati!! Dan juga kelakuan wanita ini! Yang suka sama tidak tahu malunya dengan suamiku!"
Airin segera menampar Slyvia dengan keras, berikutnya Airin menjambak rambut Sylvia.
Itu benar, Airin sudah sangat lelah dengan semua ini.
Jadi dirinya memang merencanakan untuk membongkar semua ini...
Ya, soal calon anaknya nanti, dirinya akan bisa membesarkan nya sendiri.
Anaknya tidak membutuhkan Ayah sampah seperti Austin.
Sylvia yang ditampar itu, jelas saja merasa tidak tahan juga, dan segera membalas Airin.
Jadi pertengkaran saling jambak di atas, sampai Airin mendorong Sylvia sampai jatuh dari atas panggung.
Austin yang baru saja sampai di atas panggung, melihat bagaimana Slyvia jatuh.
"Airin!! Kamu berani-berani ya memasak acaraku!! Foto rekayasa apa yang kamu tampilkan!! Dan kamu berani mencelakakan, Sylvia?"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments
mince
biasa laki laki pandai bersilat lidah padahal buktinya benar selingkuh sama kakak iparnya /Sob//Sob//Sob/
2025-04-20
0
banyak typo,, pdhl alur cerita nya seru
2023-07-30
0
Ida Blado
hampir semua bab yg udah kubaca cuma narasi
2023-01-18
2