Episode 5: Tidak Tahan

Hari itu, di Rumah Keluarga Castillo sedang berduka.

Benar ini semua karena hari itu, adalah upacara pemakaman untuk Tuan Besar di Rumah itu, Jhonatan Castillo, Kakek Austin dan Erlan.

Jelas, saja saat ini Airin yang sedang terduduk didepan peti mati Kakek Mertuanya itu, merasa jelas sangat terpukul.

Dirinya tidak pernah mengira jika Kakek akan pergi secepat itu, dengan tiba-tiba dan mendadak seperti ini.

Ini benar-benar terlalu menyakitkan.

Belum lagi, menurut kabar yang dirinya dengar saat ini Kak Erlan masih berada di rumah sakit, walaupun sudah melewati masa kritisnya, namun dokter tidak tahu kapan Erlan akan bangun, saat ini Erlan Koma di Rumah Sakit, keadaan yang diterima setelah kecelakaan itu benar-benar parah.

Kecelakaan itu, terjadi rupanya tepat sebelum jam janjian antara Airin dan Erlan.

Erlan sepertinya baru saja ingin menuju ke cafe tempat mereka berdua bertemu, namun tiba-tiba kecelakaan maut terjadi.

Airin merasa bersalah ketika memikirkan hal ini.

Dirinya mulai berpikir jika saja sebelumnya dirinya tidak mengajak Kak Erlan untuk bertemu, Apakah Kak Erlan saat itu tidak akan terlibat kecelakaan, dan baik-baik saja?

Juga, Kakek pasti masih ada bersama mereka dan tidak akan terkena serangan jantung.

Ketika memikirkan semua kemungkinan ini, hati Airin begitu sakit.

Rasanya sangat hancur....

Apakah semua yang terjadi adalah salah dirinya?

Airin benar-benar tidak tahu harus berkata apa.

Tentu saja soal semua ini dan tentang Airin janjian dengan Erlan, hanya Airin yang tahu.

"Nyonya Airin, sebaiknya hanya kembali ke kamar. Jangan terlalu bersedih dan menangis terlalu banyak, ini tidak baik untuk kehamilan anda," kata salah satu Pelayan disana dengan sopan.

Itu benar, Para Pelayan disini, masih bersikap sangat sopan pada Airin, karena Airin sangat baik pada mereka, di jelas beberapa pelayan menjadi cemas ketika melihat Airin yang dari tadi menangis di depan peti itu, tangisan yang tidak berhenti dari tadi.

Airin yang mendengar kata-kata cemas itu segera menghapus air matanya dengan tisu, lalu perlahan mulai membeli perutnya.

Itu benar dirinya tidak boleh terlalu merasa stress, semi menjaga bayi yang ada dikandungnya.

Jadi, Airin mulai dibantu oleh salah satu pelayan untuk kembali ke kamar.

Namun, tepat ketika Airin ingin berdiri, dirinya malah di tabrak dengan sengaja oleh Sylvia, yang kebetulan lewat.

"Ah... Maaf Airin, Aku tidak sengaja,"

Sylvia mengatakan hal itu dengan wajah yang terlihat polos dan terlihat penuh dengan rasa bersalah.

Namun jelas, Airin tahu jika orang yang ada di depannya itu sangat sengaja menabrak nya entah apa maksudnya.

Austin yang kebetulan datang bersama Sylvia lalu segera berkata,

"Sudah, kamu tidak perlu mempermasalahkan ini Sylvia. Itu Airin saja yang dari tadi mencari perhatian,"

Austin kan tidak menengok ke arah istrinya itu hanya selalu mendapat ke arah Sylvia.

Airin saat ini sedang tidak memiliki tenaga lagi bahkan untuk marah kepada mereka berdua, kematian Kakek Mertuanya juga soal keadaan Kak Erlan yang masih koma, sudah cukup menguras terlalu banyak emosi padanya.

Airin lalu hanya berdiri di bantu pelayan yang ada disana, tidak banyak berkata apa-apa.

Ketika akan menaiki tangga, Airin perlahan menatap kearah belakang.

Dimana Sylvia dan Austin berada, Airin melihat bagaimana Sylvia terlihat memeluk Austin, seolah-olah mencoba menghibur Austin yang kehilangan Kakeknya itu.

Hah, Airin jelas saja melihat jika mereka berdua mengambil kesempatan dalam kesempitan.

Bisanya mereka bersikap kurang ajar seperti itu di depan pemakaman Kakek!

Padahal Kak Erlan keadaannya masih koma dan berbaring di rumah sakit, namun Sylvia itu, gitu bersikap genit kepada suaminya.

Ketika memikirkannya, Airin merasa sangat kesal.

Sekarang, Airin sedang memikirkan apa yang sebaiknya harus dirinya lakukan....

Namun, Airin segera ingat pada bayi yang ada dalam kandungannya.

Baik, setidaknya dirinya akan mencoba bertahan demi bayi yang ada dalam kandungannya ini.

Mari, mencoba menjauhkan mereka berdua.

####

Minggu segera berganti, sudah hampir satu bulan sejak kematian Kakek Austin.

Keadaan rumah itu berjalan seperti sebelumnya bahkan setelah kematian Tuan Besar di Rumah itu.

Semua aktivitas dari jalan seperti sebelum-sebelumnya.

Semua orang mulai kembali sibuk dengan aktivitasnya masing-masing.

Terutama, karena sebentar lagi Austin akan diangkat sebagai CEO baru di Perusahaan oleh Ayahnya.

Itu benar, karena Kakek udah meninggal jadi seseorang yang berkuasa saat ini adalah Ayah Mertuanya dan Suaminya.

Airin pernah dengar jika hubungan Kakek Mertuanya itu dan Ayah Mertuanya itu tidak cukup baik, jadi Kakek Mertuanya tidak pernah mengangkat Putranya itu untuk menjadi CEO, langsung mengangkat cucu kebanggaan dan kesayangannya, Erlan.

Namun sejak kejadian sebelumnya, dan sejak Erlan berbaring koma di rumah sakit bahkan setelah satu bulan kejadian itu, jelas kekuasaan mau tidak mau akan diberikan pada Austin.

Austin adalah putra kesayangan Ayahnya, Ayahnya selalu mengharapkan putranya yang kedua ini, yang akan mewarisi Perusahaan, itu karena Putra Pertamanya, menjadi saingan Ayah Mertuanya sendiri, lagi sepertinya obsesi Ayah Mertuanya itu untuk mengangkat putra keduanya sebagai Calon Pewaris dan CEO semakin meningkat.

Airin tidak tahu juga harus bersikap seperti apa tentang gejolak keluarga ini.

Karena seolah-olah, semua orang senang ketika Kematian Kakek Mertuanya itu, seolah semua orang terbebas dari beban yang sangat berat.

Bahkan Ibu Mertuanya, terlihat sangat senang dan memiliki mood yang baik akhir-akhir ini.

Airin benar-benar merasa tidak masuk akal dengan keluarga ini.

Kenapa mereka bisa bisanya mengadakan sebuah pesta?

Yah, ini pengangkatan Austin memang penting, namun ini bahkan belum satu bulan sejak kematian Ayah Mertuanya, namun keluarga ini sudah akan mengadakan sebuah pesta besar pengangkatan Austin.

Austin adalah Suami Airin, harusnya Airin merasa bahagia, namun melihat gemerlap pesta itu, perasaan Airin sama sekali tidak bahagia.

Bahkan Kak Erlan masih di rumah sakit dan Koma...

Ya, siapa di rumah ini yang peduli pada Kakak Iparnya itu?

Lihat, bahkan Sylvia ada di pesta ini, bukannya menemani suaminya yang ada di rumah sakit.

Saat ini, Airin melihat bagaimana Austin yang dibantu Sylvia untuk merapikan Jas yang dipakainya sebelum acara turun nanti.

Airin yang keluar kamar, melihat kejadian yang terlihat mesra itu, hanya bisa merasa kesal, terutama karena tatapan kemenangan dari Sylvia.

Itu benar, sejak Kak Erlan koma, Sylvia udah mulai sangat berani menunjukkan kemesraannya dengan Austin di depannya.

Bahkan, di percakapan sebelumnya, Sylvia pernah berkata pada Airin,

'Heh? Lihat, jika bukaan karena kamu sedang hamil, kamu pasti sudah dicarikan oleh Austin, bagaimanapun juga dia tidak pernah mencintaimu, dan Kakek yang menjodohkan kalian berdua sekarang tidak ada lagi, bisa menebak bagaimana kelanjutannya,'

Kata-kata diucapkan dengan tidak tahu malu.

Airin mencoba sabar menahan semua ini demi bayi dalam kandungannya.

Namun apakah semua ini sepadan?

Hatinya masih begitu marah dan penuh kesedihan ketika melihat mereka berdua bersama....

"Apa yang kamu lakukan? Berada di sampingku dan kita turun, jangan berkata apapun tentang apa yang kamu tahu, tersenyum pada semua orang, adalah satu-satunya peran yang kamu miliki, sebagai Istriku,"

Ya, satu-satunya posisi yang Airin miliki untuk menjaga image Suaminya didepan umum.

Jika dibelakang, bahkan Suaminya ini, udah tidak menyembunyikan kemesraan nya dengan Sylvia.

Airin lalu hanya mengikuti instruksi itu dan tersenyum.

Ini benar, hal-hal seperti ini jelas tidak bisa dibiarkan.

Dirinya sudah muak dan lelah dengan semua ini.

Jadi, Airin mulai membuat keputusan yang paling berani dalam hidupnya.

Tepat ketika dirinya dan Austin turun kebawah, Airin segera mengambil mic milik MC, hal itu jelas membuat semua orang kaget.

Setelah mengambil Mic, Airin juga segera menyeret Sylvia ke panggung.

"Apa-apaan, kamu Airin!!" Kata Sylvia yang menolak dengan marah.

Namun, Airin berhasil menyeret Sylvia naik ke panggung, hal ini jelas membuat semua orang terkejut tentang kejadian itu.

Semua Tamu langsung menatap kearah panggung.

Airin, lalu segera berkata dengan keras di Mic.

"Hallo, Para Hadirin yang terhormat. Kalian semua pasti datang ke acara ini karena sangat menghargai Suamiku, Austin Castillo yang Terhormat yang saat ini menjadi CEO Castillo Grop yang baru. Namun apakah kalian semua tahu? Sikap Tuan Austin Castillo yang Terhormat itu? Dia adalah tukang selingkuh?! Dan terlebih orang yang diajak selingkuh adalah wanita yang ada di sampingku. Kalian semua jelas tahu siapa wanita yang ada di sampingku? Ini adalah Istri dari Erlan Castillo, Kakak Austin sendiri!?"

Wajah Sylvia menjadi pucat ketika Airin mengatakan semua itu, lalu segera berkata dengan marah,

"Airin? Apakah kamu sudah kehilangan kewarasanmu? Omong kosong apa yang barusan kamu katakan?"

Mendengar itu, Airin lalu segera tertawa seperti orang gila, adegan berikutnya adalah di layar proyektor, ada sebuah foto tentang bagaimana Sylvia dan Austin berciuman, dan lagi setelahnya ada berbagai foto lain tentang kemesraan mereka berdua, bukti-bukti yang sudah susah payah Airin kumpulankan.

Melihat itu, Sylvia menjadi semakin pucat.

Austin yang ada di bawah segera panik begitu juga dengan orang Tuanya.

Mereka segera mencoba menghentikan para pelayan untuk menampilkan lebih banyak foto yang ada di sana.

Di atas panggung, Airin yang marah lalu berkata,

"Hadirin yang terhormat, kalian semua jelas sudah melihat kelakuan bejat dari Suamiku, Tuan Austin Castillo yang Terhormat, ah bukan, maksudku, Kelakuan Tuan Austin yang bejat! Sudah tidak layak lagi untuk kalian hormati!! Dan juga kelakuan wanita ini! Yang suka sama tidak tahu malunya dengan suamiku!"

Airin segera menampar Slyvia dengan keras, berikutnya Airin menjambak rambut Sylvia.

Itu benar, Airin sudah sangat lelah dengan semua ini.

Jadi dirinya memang merencanakan untuk membongkar semua ini...

Ya, soal calon anaknya nanti, dirinya akan bisa membesarkan nya sendiri.

Anaknya tidak membutuhkan Ayah sampah seperti Austin.

Sylvia yang ditampar itu, jelas saja merasa tidak tahan juga, dan segera membalas Airin.

Jadi pertengkaran saling jambak di atas, sampai Airin mendorong Sylvia sampai jatuh dari atas panggung.

Austin yang baru saja sampai di atas panggung, melihat bagaimana Slyvia jatuh.

"Airin!! Kamu berani-berani ya memasak acaraku!! Foto rekayasa apa yang kamu tampilkan!! Dan kamu berani mencelakakan, Sylvia?"

Terpopuler

Comments

mince

mince

biasa laki laki pandai bersilat lidah padahal buktinya benar selingkuh sama kakak iparnya /Sob//Sob//Sob/

2025-04-20

0

banyak typo,, pdhl alur cerita nya seru

2023-07-30

0

Ida Blado

Ida Blado

hampir semua bab yg udah kubaca cuma narasi

2023-01-18

2

lihat semua
Episodes
1 Episode 1: Tidak Selalu Indah
2 Episode 2: Mencoba Bertahan
3 Episode 3: Masalah
4 Episode 4: Tragedi
5 Episode 5: Tidak Tahan
6 Episode 6: Hal Buruk
7 Episode 7: Keputusasaan
8 Episode 8: Erlan Castillo
9 Episode 9: Kemarahan
10 Episode 10: Kenyataan Pahit
11 Episode 11: Rencana Mereka
12 Episode 12: Merasa Malu
13 Episode 13: Sebuah Bantuan
14 Episode 14: Memulai Kembali
15 Episode 15: Keterlaluan
16 Episode 16: Kabar Mengejutkan
17 Episode 17: Pergi Ke Luar Negeri
18 Episode 18: Comeback
19 Episode 19: Awal Dari Semuanya
20 Episode 20: Di Permainkan
21 Episode 21: Perasaan Familir
22 Episode 22: Pesona
23 Episode 23: Kisah Masalalu
24 Episode 24: Hal-hal Rumit
25 Episode 25: Satu Kamar
26 Episode 26: Masalah Tengah Malam
27 Episode 27: Salah Tingkah
28 Episode 28: Coba-coba
29 Episode 29: Bulan Madu
30 Episode 30: Pertemuan
31 Episode 31: Kedekatan
32 Episode 32: Terbawa Suasana
33 Episode 33: Mencurigakan
34 Episode 34: Wanita Ambisius
35 Episode 35: Sebuah Tekad
36 Episode 36: Kenapa Tidak Mencoba?
37 Episode 37: Penyemangatku
38 Episode 38: Rahasia Masalalu
39 Episode 39: Persiapan
40 Episode 40: Berbeda
41 Episode 41: Masalah
42 Episode 42: Kebodohan
43 Episode 43: Orang yang disuka
44 Episode 44: Senyuman itu
45 Episode 45: Epic Comeback
46 Episode 46: Cara Elite
47 Episode 47: Kebenaran
48 Episode 48: Di Permalukan
49 Episode 49: Kesalahan
50 Episode 50: Meresahkan
51 Episode 51: Pendapat Masing-masing
52 Episode 52: Hal-hal Yang di Rahasiakan
53 Episode 53: Pelan-pelan
54 Episode 54: Kekacauan (Part 1)
55 Episode 55: Kekacauan (Part 2)
56 Episode 56: Kenyataan Sesungguhnya
57 Episode 57: Bertemu Kembali
58 Episode 58: Kelicikan Tiada Akhir
59 Episode 59: Kenangan Masalalu
60 Episode 60: Penipu
61 Episode 61: Tuntutan
62 Episode 62: Takdir Yang Aneh
63 Episode 63: Mengambil Alih (Part 1)
64 Episode 64: Mengabil Alih (Part 2)
65 Episode 65: Sedikit Lagi
66 Episode 66: Sebuah Janji
67 Episode 67: Harga Yang Harus di Bayar (Part 1)
68 Episode 68: Harga Yang Harus di Bayar (Part 2)
69 Episode 69: Kecurigaan
70 Episode 70: Tidak Mungkin
71 Episode 71: Tidak Percaya
72 Episode 72: Tidak Tahu Harus Bagaimana
73 Episode 73: Jangan Harap!
74 Episode 74: Habis Sudah
75 Episode 75: Kejujuran
76 Episode 76: Keinginan Airin
77 Episode 77: Tersadar
78 Episode 78: Keputusan Erlan
79 Episode 79: Kebahagiaan
80 Promosi New Novel Rilis
Episodes

Updated 80 Episodes

1
Episode 1: Tidak Selalu Indah
2
Episode 2: Mencoba Bertahan
3
Episode 3: Masalah
4
Episode 4: Tragedi
5
Episode 5: Tidak Tahan
6
Episode 6: Hal Buruk
7
Episode 7: Keputusasaan
8
Episode 8: Erlan Castillo
9
Episode 9: Kemarahan
10
Episode 10: Kenyataan Pahit
11
Episode 11: Rencana Mereka
12
Episode 12: Merasa Malu
13
Episode 13: Sebuah Bantuan
14
Episode 14: Memulai Kembali
15
Episode 15: Keterlaluan
16
Episode 16: Kabar Mengejutkan
17
Episode 17: Pergi Ke Luar Negeri
18
Episode 18: Comeback
19
Episode 19: Awal Dari Semuanya
20
Episode 20: Di Permainkan
21
Episode 21: Perasaan Familir
22
Episode 22: Pesona
23
Episode 23: Kisah Masalalu
24
Episode 24: Hal-hal Rumit
25
Episode 25: Satu Kamar
26
Episode 26: Masalah Tengah Malam
27
Episode 27: Salah Tingkah
28
Episode 28: Coba-coba
29
Episode 29: Bulan Madu
30
Episode 30: Pertemuan
31
Episode 31: Kedekatan
32
Episode 32: Terbawa Suasana
33
Episode 33: Mencurigakan
34
Episode 34: Wanita Ambisius
35
Episode 35: Sebuah Tekad
36
Episode 36: Kenapa Tidak Mencoba?
37
Episode 37: Penyemangatku
38
Episode 38: Rahasia Masalalu
39
Episode 39: Persiapan
40
Episode 40: Berbeda
41
Episode 41: Masalah
42
Episode 42: Kebodohan
43
Episode 43: Orang yang disuka
44
Episode 44: Senyuman itu
45
Episode 45: Epic Comeback
46
Episode 46: Cara Elite
47
Episode 47: Kebenaran
48
Episode 48: Di Permalukan
49
Episode 49: Kesalahan
50
Episode 50: Meresahkan
51
Episode 51: Pendapat Masing-masing
52
Episode 52: Hal-hal Yang di Rahasiakan
53
Episode 53: Pelan-pelan
54
Episode 54: Kekacauan (Part 1)
55
Episode 55: Kekacauan (Part 2)
56
Episode 56: Kenyataan Sesungguhnya
57
Episode 57: Bertemu Kembali
58
Episode 58: Kelicikan Tiada Akhir
59
Episode 59: Kenangan Masalalu
60
Episode 60: Penipu
61
Episode 61: Tuntutan
62
Episode 62: Takdir Yang Aneh
63
Episode 63: Mengambil Alih (Part 1)
64
Episode 64: Mengabil Alih (Part 2)
65
Episode 65: Sedikit Lagi
66
Episode 66: Sebuah Janji
67
Episode 67: Harga Yang Harus di Bayar (Part 1)
68
Episode 68: Harga Yang Harus di Bayar (Part 2)
69
Episode 69: Kecurigaan
70
Episode 70: Tidak Mungkin
71
Episode 71: Tidak Percaya
72
Episode 72: Tidak Tahu Harus Bagaimana
73
Episode 73: Jangan Harap!
74
Episode 74: Habis Sudah
75
Episode 75: Kejujuran
76
Episode 76: Keinginan Airin
77
Episode 77: Tersadar
78
Episode 78: Keputusan Erlan
79
Episode 79: Kebahagiaan
80
Promosi New Novel Rilis

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!