Airin yang mendengar pertanyaan dari Erlan itu, lalu segera berkata dengan penuh keyakinan,
"Ya, Aku ingin balas dendam aku tidak bisa melihat tentang bagaimana mereka bisa hidup bahagia di atas penderitaan yang aku miliki,"
Mendengar jawaban yang penuh kepastian itu, Erlan dianter dian seolah sedang memikirkan tentang hal itu juga.
Ya, dirinya juga sangat marah untuk dikhianati seperti ini.
"Lalu, apakah kamu memiliki rencana?"
Mendengar pertanyaan itu, Airin segera terdiam terlihat sedang berpikirlah dan menjawab,
"Saat ini aku tidak memiliki rencana apapun, namun jelas aku tidak menyukai tentang bagaimana mereka berdua seperti itu,"
Tepat ketika mereka berdua sedang berdiskusi itu, ada seseorang yang mengetuk pintu ruangan itu.
Tuanya segera berhenti berbicara untuk melihat siapa yang akan masuk.
"Tuan Muda Erlan, ini saya Leo,"
Airin, lalu segera merasa lega, dirinya kira itu, Austin atau Sylvia yang kembali.
Ternyata, itu adalah Leo Asisten Pribadi Erlan.
"Baik, masuklah, Leo,"
Lalu segera, pintu itu dibuka dan masuklah seorang pemuda yang cukup tinggi dan mengenakan kacamata kemudian di tangannya juga terlihat atas tumpukan dokumen.
"Leo? apa yang kamu bawa itu kamu juga tahu aku baru saja sembuh kenapa sudah membawa begitu banyak berkas,"
"Bukan begitu Tuan Muda, tentu saja saya tahu bahwa anda baru sadar, ia juga baru menerima kabar ini makanya saya buru-buru menyiapkan semua dokumen ini, ini adalah hasil penyelidikan soal fitnah pengelapan dana yang terjadi pada anda, saya sudah menyelidiki ini selama satu bulan, dan lagi, ayah juga menyelidiki soal kecelakaan yang anda alami dan kemungkinan besar kecelakaan itu adalah ulah dari seseorang,"
Airin, yang mendengar itu tentu saja menjadi kaget dan tidak percaya, begitu juga dengan Erlan.
"Apa katamu? Jelaskan sedikit demi sedikit,"
Leo, lalu segera memberikan satu lembar dokumen di sana.
"Soal bukti-bukti pengelapan anda, dapatkan dari seseorang dari bagian keuangan, dan setelah saya menyelidiki nya ini sepertinya salah satu bawahan dari Nyonya,"
"Ibu Tiriku maksud mu?"
"Tepat Tuan, dan kecelakaan yang anda alami, jika ada hubungannya dengan Nyonya,"
Mendengar, itu, Erlan jelas menunjukkan ekspresi dingin dan penuh kemarahan.
Dirinya tahu jika, Ibu Tirinya tidak begitu menyukai dirinya namun dirinya tidak akan pernah mengira jika dirinya akan di fitnah seperti itu dan dijatuhkan seperti itu.
"Itu semua rencananya?"
Leo lagu segera terdiam dan memberikan berkas yang lainnya,
"Saya lihat, ini juga di rencanakan oleh Tuan Muda Austin, awalnya dias tidak mencurigai tuan muda namun setelah melihat soal kedekatannya dengan Nyonya Sylvia, saya mulai mencurigai nya juga... Saya kira, Tuan Muda Austin, mendapatkan informasi pribadi tentang dari Nyonya Sylvia,"
"Apa? Sylvia sialan itu? Bahkan terlibat untuk memfitnah suaminya sendiri?"
Erlan yang mendengar itu jelas aja menjadi tidak percaya.
Dirinya tidak mengira selain menghianati nya dan berselingkuh ternyata, Sylvia gak ada kemungkinan terlibat untuk memfitnahnya.
"Soal itu sebelumnya saya belum yakin ini hanyalah hipotesis. Saja saya merasa kemungkinannya cukup besar," kata Leo lagi.
Erlan yang hari ini sudah menerima begitu banyak kabar mengerikan segera masa sangat pusing.
Sungguh terlalu banyak hal dan informasi mengejutkan yang dirinya terima.
Soal istrinya yang berkhianat...
Kakeknya yang meninggal...
Juga tentang, Kelurganya sendirilah yang ternyata ingin menjatuhkan dirinya dan men fitnah nya bahkan sampai membuat dirinya kecelakaan hingga mengalami semua ini.
"Baik, cukup Leo. black takkan semua dokumen yang ada di situ aku akan membacanya nanti kepalaku sekarang cukup pusing,"
Setelah itu, Leo negara meletakkan semua dokumen itu disamping tempat tidur Erlan, dan dirinya segera pergi.
"Baik, Tuan Muda, semoga anda cepat sembuh. Jika membutuhkan sesuatu anda selalu bisa menghubungi ku, aku akan tetap setia pada Tuan Muda,"
"Ya, Terimakasih Leo. Kamu pasti cukup berat mengurus semuanya ketika aku koma selama satu bulan?"
"Ini bukan apa-apa. Kalau begitu saya permisi."
Lalu, sekali lagi hanya tersisa dua orang dalam ruangan itu.
Keduanya lalu terdiam, tidak mengatakan apa-apa.
Airin, menatap kearah pria itu yang saat ini sedang merenungkan sesuatu.
"Kak Erlan, sebaiknya Kakak istirahat saja, kakak bisa memikirkan hal itu untuk besok semua ini terlalu berat untukmu,"
Erlan mendengar suara penuh kekhawatiran itu segera tersenyum dan berkata,
"Airin, Aku mungkin akan balas dendam pada mereka juga. Aku pikir mereka semua sudah keterlaluan,"
Airin terdiam setelah mendengar itu.
"Ya, mereka memang keterlaluan, udah memang harus membalas mereka namun bagaimana caranya..."
Erlan lalu terdiam, lagi, seolah berpikir begitu juga dengan Airin.
Sampai, Airin tiba-tiba memiliki sebuah ide.
"Bagaimana jika membuat mereka bangkrut? aku tahu ini itu yang foto kenangan tetap saja hal yang paling mudah untuk membalas orang-orang serakah seperti itu adalah dengan membuat mereka jadi miskin..."
"Itu sebenarnya, adalah Ide yang bagus,"
"Tapi bagaimana kita membuat mereka bangkrut? Aku pikir tidak memiliki ide bagaimana caranya,"
"Aku sebenarnya memiliki semacam ide tentang itu aku akan memberitahumu setelah Aku sembuh,"
"Tentu saja, namun sebenarnya aku juga memiliki ide lain yang cukup bagus,"
Erlan halo menatap wajah Airin dengan ekspresi heran,
"Apa itu?"
"Ini mungkin terdengar bodoh namun aku rasa ini cukup bagus untuk membuat mereka kesal,"
"Apa itu?"
"Mari kita menikah,"
Erlan mulai merasa jika telinganya bermasalah karena mendengar sesuatu yang sangat mengejutkan.
"Huh? Apa tadi katamu?"
"Ini hanya menikah pura-pura, maksudku, Aku sangat kesal pada Sylvia yang mendekati dan mengoda Suamiku, lalu... Bagaimana jika Aku juga mengambil Suaminya? Ah, Mantan Suaminya, Kak Erlan... Kurasa ini cukup untuk membuat mereka kesal nanti. Aku tahu ini ide yang bodoh jika kakak tidak ingin tidak apa-apa,"
Erlan yang mendengar ide itu lalu segera tertawa, dan berkata,
"Sungguh... Kamu itu benar-benar bisa saja membuat ide gila semacam itu,"
"Hah, Kak Erlan tidak tahu, betapa muaknya Aku melihat Sylvia mendekati Austin tepat didepan mataku!! Rasanya Aku ingin membuat dia juga sangat kesal!"
"Dengan merebutku maksudmu?"
Airin ketika ditanya hal semacam itu, lalu segera merasa malu, wajahnya menjadi memerah karena mengatakan begitu banyak omong kosong.
"Sudahlah, lupakan omong kosong yang aku katakan barusan. Tidak perlu dianggap serius,"
"Tapi, Aku rasa itu juga bukan ide yang terlalu buruk,"
Kali ini, Airin yang meragukan telinganya sendiri.
Apakah dirinya tidak salah dengar?
"Kak Erlan serius?"
"Kenapa kita tidak mencobanya? kurasa Ini memang ide yang bagus, pasti ini cukup untuk membuat mereka kesal juga,"
Sekarang, Airin yang menjadi ragu...
Apakah hal semacam itu benar-benar tidak apa-apa?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments
Christina Samosir
Pusing baca nya typo nya bersalahan
2023-04-14
1
Suga Wifey
Ceritanya seru tapi kadang2 saya tuh suka bingung dngn kata2 yg typo hehhehe maaf ya thor
2022-12-14
1
NandhiniAnak Babeh
wadidauuuuu 🙈 sama² ipar²an dong ya 😅😅
2022-12-13
1