Melihat pemandangan yang ada dihadapannya, hati Airin hancur.
Ya, hanya dirinya tahu soal bagaimana Suaminya itu, diam-diam mencintai Kakak Iparnya, sejak kejadian malam itu...
Malam pertama mereka beberapa minggu lalu, malam mereka tidur bersama pertama kalinya.
Saat itu, Suaminya memang sedikit mabuk lalu....
Ya, beberapa hal terjadi, awalnya Airin kira, Suaminya mulai memiliki rasa padanya sehingga ingin menyentuhnya.
Namun harapan hanyalah sebuah harapan, malam itu, Suaminya, memanggil nama wanita lain ketika mereka berdua melakukannya.
Dan dari semua wanita, nama Kakak Ipar Suaminya lah yang dia sebut.
Suatu malam yang harusnya menjadi kenangan indah berubah menjadi awal sebuah tragedi baru.
Dan sekarang ketika dirinya melihat mereka bersama seperti ini, hatinya menjadi semakin sakit.
Namun bagaimana di sana sikap berdua berpelukan seperti itu di tengah malam seperti ini?
CTARRR
Suara petir terlihat menyambar, sama seperti suara hati Airin yang marah.
Benar, saat ini cuaca sedang hujan, dirinya lalu baru ingat, kalau tidak salah Kakak Ipar Suaminya itu, takut petir atau sesuatu.
Namun tetap saja, memeluk Suami orang seperti itu terlihat buruk.
Benar, Kak Erlan saat ini di Luar Kota bukan?
Sungguh, kenapa mereka berdua malah seperti itu?
Namun tentu saja, Airin tidak tahan melihat itu dan segera kembali ke kamarnya.
Dirinya mencoba pikir positif, mungkin ini tidak seperti yang dirinya lihat?
Setelah semua, Kak Sylvia adalah Istri dari Kakak Suaminya, Erlan.
Itu benar, mereka berdua pasti tidak berani memiliki hubungan semacam ini terutama karena status mereka yang merupakan saudara ipar.
Namun tetap saja dirinya masih tidak tahan.
####
Hari segera berlalu dalam sekejap, seperti biasanya pagi itu, Airin tiba-tiba merasakan dirinya tidak enak badan, kepalanya menjadi pusing, dan terasa mual.
Namun tetap saja dirinya harus ke dapur untuk menyiapkan sarapan, kalau tidak nanti Ibu Mertuanya akan marah-marah lagi padanya.
Dengan tubuh tidak enak, Airin berjalan menuju dapur, Hana sudah ada beberapa pelayan yang akan membantunya untuk memasak sarapan pagi ini, tidaknya dirinya cukup berada di sini dan tidak terlalu melakukan banyak hal.
Namun tetap saja, rasanya tidak enak mencium beberapa aroma masakan.
Dan lagi, kepala Airin terasa sangat berat, rasanya dunia berguncang.
Tepat ketika Airin hampir kehilangan kesadarannya, ada seseorang yang menangkapnya.
"Airin? Kamu tidak apa-apa?"
Itu adalah suara maskulin yang ramah, dan terdengar hangat.
Di Rumah ini, hanya sedikit orang yang berbuat baik padanya.
Salah satunya, adalah Pria itu, yang juga merupakan Kakak Suaminya, yaitu Erlan Castillo.
Ya, dalam berbagai macam situasi, Kakak Iparnya itu akan menolong dan membantunya.
Menurut Airin, Kak Erlan adalah seseorang yang bisa dibilang sempurna, sudah baik, pintar, dan ramah.
Itu benar, apa pula alasan Kak Sylvia berselingkuh dari Pria sehebat Kak Erlan ini?
Jika dipikirkan ini tidak masuk akal.
Ya, jika ada masalah tentang Pernikahan Kakak Iparnya itu, ini mungkin tentang mereka berdua yang belum memiliki anak sampai sekarang, padahal mereka sudah menikah lebih dari tiga tahun.
Belakangan, Airin tahu jika mereka berdua sempat melakukan pemeriksaan dan mencoba ikut bayi tabung.
Berbeda dengan dirinya dan Suaminya Austin, yang memang dari awal pernikahan tidak pernah berhubungan, hubungan antara Kakak Iparnya Erlan dan Istrinya Sylvia harusnya baik-baik saja?
Namun, Airin juga tidak begitu mengerti soal urusan rumah tangga orang, karena mengurusi hidupnya sendiri saja sudah susah tidak ada waktu untuk memikirkan orang lain.
"Terimakasih, Kak Erlan. Aku baik-baik saja, hanya sedikit pusing,"
"Kalau begitu kamu beristirahatlah, nanti biar Aku meminta Istriku yang mengurus membantu sarapan, atau tidak nanti biar Para Pelayan yang mengurusinya, kamu tidak perlu terlalu memaksakan diri,"
Mendengar tawaran itu, sebenarnya Airin ingin menerimanya karena dirinya tidak tahan lagi.
"Baik, Terimakasih atas perhatiannya, Kak Erlan. Aku permisi ke kembali ke kamar,"
"Jika kamu masih merasa tidak enak badan aku nanti akan memanggilkan Dokter Keluarga. Soal sarapan, nanti biar pelayan mengantarkannya ke kamarmu, yang penting kamu istirahat yang cukup,"
Sikap ramah ini adalah sedikit dari kedamaian di Rumah ini untuk Airin.
Karena di rumah ini tidak ada orang yang benar-benar memperhatikan dirinya ataupun mencemaskannya.
Suaminya sendiri, tidak pernah peduli padanya, dan tidak mengagap dirinya sebagai Istirnya.
"Tidak usah repot-repot, ini hanya butuh istirahat,"
"Tidak, tidak. Aku melihat sejak sepertinya keadaanmu tidak begitu baik, jadi harus memanggilku dokter,"
Mendengar itu, Airin terkejut, karena Kakak Iparnya sadar soal keadaannya.
"Ya, itu panggil saja Dokter,"
Setelah jam sarapan, benar saja seorang Dokter datang ke Rumah itu, jelas ketika Dokter datang dan bilang akan memeriksa Airin, itu tidak disambut ramah oleh Ibu Mertua Airin.
"Cih, dasar wanita manja itu. Pusing biasa pakai memanggil dokter,"
Sang dokter mendapat sambutan tidak ramah itu, hanya merasa tidak nyaman, namun dirinya langsung dipersilahkan Erlan untuk segera masuk.
Airin lalu menjalani beberapa pemeriksaan oleh Dokter.
Namun hasil yang didapatkan nya cukup mengejutkan.
"Selamat Nyonya Airin, sepertinya anda hamil,"
Ketika mendengar kabar itu, Airin menjadi terteguh, antara merasa bahagia atau merasa sedih.
Dirinya tidak tahu, dengan kabar ini, Apakah Suaminya akan merasa senang?
Sejujurnya ini adalah hal yang cukup bagus.
Mungkin saja dengan keberadaan calon anak mereka, Suaminya akan mulai luluh, dan akhirnya menerima pernikahan ini, dan mencintai dirinya?
Setelah semua, yang di Cintai Suaminya adalah Kakak Iparnya, Istri dari Kakaknya, seseorang yang tidak akan pernah suaminya dapatkan.
Ketika memikiran ini, Airin memiliki pandangan positif, untuk mencoba bertahan sekali lagi.
Tepat setelah pemeriksaan itu, Airin lalu segera berbicara pada Austin soal hal ini, namun balasan dari Austin cukup menyakitkan.
"Kamu hamil? Aku tahu, kamu malam itu sengaja menjebak ku bukan? Dasar, tidak tahu diri!!"
Mendengar kata-kata itu, Airin tidak tahu harus bersikap seperti apa.
Bukankah harusnya Suaminya senang?
Namun selain Austin, Kabar itu tentu saja segera tersebar ke seluruh Keluarga.
Yang paling bersemangat soal hal ini adalah Kakek Austin.
"Airin, selamat atas kehamilanmu. Calon anakmu nanti, akan menjadi Cicit Pertamaku, ini benar-benar adalah hal yang baik. Aku sudah lama menantikan hal ini, sayangnya Cucuku Erlan nggak kunjung memiliki anak. Happy sekarang setelah mendengar ini aku juga sangat senang, karena Cucuku Austin akan memiliki seorang anak,"
Namun tentu saja, kabar bahagia itu tidak dirasakan oleh semua orang.
Sylvia saat ini disamping Erlan, menunjukkan ekspresi tidak senang.
Sylvia adalah seorang gadis yang ambisius, yang selau mengiginkan untuk melahirkan pewaris dalam Keluarga Castillo, namun dalam 3 tahun pernikahannya, dirinya tidak kujung mendapatkan kabar baik, hal-hal yang selalu membuat dirinya cemas selama pernikahan ini.
Dan sekarang, Istri Adik Iparnya hamil?
Dirinya kira mereka tidak memiliki hubungan yang baik?
Sejak kapan, Austin menyukai Istrinya itu?
Dirinya pasti sudah memastikan, Austin ada dalam genggaman nya, sehingga Austin dan Istirnya tidak akan segera memiliki anak, dan memiliki calon pewaris lebih dulu.
Hal-hal ini sungguh tidak bisa di biarkan.
Itulah yang Sylvia pikiran saat ini.
Awalnya dari sebuah Tragedi baru yang akan menimpa Airin.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments
Ayleela
lanjut thor🔥
2023-09-11
0
Ellin So
jangan bilang tu orang mau nyelakain Airin biar Airin keguguran 😡
2022-12-21
1