Ketika Austin mulai marah itu, Para Pelayan sudah mulai menyuruh Para Tamu untuk keluar dari Acara.
Para Tamu tentu saja merasa kecewa, karena tidak bisa melihat adegan yang bagus. Namun, berapa orang masih sempat bersikukuh untuk melihat beberapa adegan di atas panggung dari jauh.
Airin yang mendengar Austin masih mengelak soal foto itu jelas saja membuat Airin merasa ingin tertawa.
"Sungguh? Bahkan setelah foto-foto yang aku tunjukkan kamu masih ingin mengelak?"
"Airin! Ini pasti karena kamu termakan cemburu buta! Kehamilanmu kamu memang menjadi seperti ini dan sensitif, kamu bahkan cemburu pada Kakak Ipar ku. Sampai-sampai kamu memfitnah kami!!"
"Aku tidak!! Jelas kamu dan Sylvia yang melakukanya!!"
Austin menjadi marah lalu segera menampar Istrinya itu, namun tangannya Austin segera dipegang oleh Airin, tidak membiarkan dirinya ditampar lagi.
Hal ini, jelas saja membuat Austin marah, lalu Austin langsung mencoba menarik tangannya, hal ini membuat Airin kehilangan keseimbangannya hingga Airin terpeleset dan jatuh dari panggung, ke tempat sebelah Sylvia jatuh.
"Aww... Austin!! Brengsek!! Ah... Sakit...."
Airin jelas merasakan sakit diperutnya.
Austin tentu saja cukup kaget melihat Airin jatuh.
Namun, segera tatapannya jatuh pada Sylvia yang kesakitan juga, uang tidak jauh dari Airin.
"Ah... Austin... Sakit...." Panggil Sylvia yang terlihat kesakitan itu.
Austin jelas, langsung mengabaikan Airin, dan segera mendatangi Sylvia untuk menolongnya.
Airin saat ini masih ada dilantai, melihat bagaimana Austin mengendong Sylvia pergi, yang sepertinya akan segera dibawa ke rumah sakit itu.
Hati Airin masih sakit, diperlakukan seperti ini.
Juga, perutnya yang terasa nyeri dan tidak enak.
Jadinya tidak akan pernah mengira juga jika Austin akan begitu keterlaluan dan sampai membuat dirinya celaka seperti ini, padahal jelas setidaknya anak yang dirinya kandung adalah anak Austin.
Airin yang kesakitan itu, sepintas menatap kearah kepergian dua orang itu, lalu menatap kearah Sylvia yang terlihat tersenyum ke arah Airin, seolah menunjukkan sebuah kemenangan.
Sial...
Para Pelayan disana, tentu mencoba menolong Airin untuk bangun, dan membawa Airin ke depan, untuk segera di bawa ke Rumah Sakit.
Sayang sekali, Mobil yang biasa Airin pakai, dan mobil Keluarga lainnya, ada di jarak yang cukup jauh di ujung parkiran, membutuhkan waktu cukup lama sampai Airin bisa dibawa kesana.
Mobil Austin kebetulan berada dekat pintu keluar, terlihat hanya melewati Airin, bahkan tidak sedikitpun menengok untuk menawarkan tumpangan.
Airin hanya bisa merasa sangat marah dan sedih atas perlakuan ini.
Walaupun dirinya sudah sedikit menduga hal ini akan terjadi....
Namun kenapa hatinya masih sangat sakit?
"Nyonya tunggu sebentar, Pelayan sudah dalam perjalanan mengambil mobil,"
Airin yang saat ini dalam keadaan pucat itu, hanya bisa pasrah sambil memegang perutnya, dan saat ini terlihat darah mulai sedikit keluar.
Ini jelas membuat Airin semakin panik dan takut.
Dirinya hanya bisa berharap jika bayi dalam kandungannya baik-baik saja.
Hah...
Sungguh, baru sekarang Airin menyadari, jika langkah yang dirinya ambil barusan sepertinya terlalu agresif.
Walaupun niatnya yang sesungguhnya hanya ingin membalas mereka sedikit, namun sekarang malah dirinya yang harus jatuh seperti ini, dan malah membuat dirinya sendiri dalam bahaya.
Sejujurnya, jika sampai terjadi sesuatu pada Bayinya, Airin tidak tahu lagi harus berbuat apa.
Butuh waktu cukup lama Airin menunggu mobil, karena Mobilnya terjebak oleh mobil-mobil Para Tamu yang bubar.
Ya, saat ini, tempat Parkir menjadi cukup ricuh karena acara itu dibubarkan secara tiba-tiba.
Selama menunggu, Airin jelas semakin takut, karena rasa nyeri di perutnya semakin menjadi-jadi.
Bagaimana ini...
Dan, setelah beberapa waktu berlalu, akhirnya Airin berhasil naik ke mobil itu.
Namun sayangnya, hal buruk segera terjadi tepat ketika Airin sampai di ruang UGD Rumah Sakit.
"Dokter, bagaimana keadaan Bayiku?" Tanya Airin dengan cemas.
Lalu, sang dokter terlihat menunjukkan wajah lesu.
"Maaf, Nyonya bayi anda tidak bisa diselamatkan. Ini terlalu terlambat untuk di bawa kesini, seandainya saja anda bisa tiba sedikit lebih awal mungkin hal-hal paling buruk bisa dihindari,"
Kartika Airin mendengar hal itu, Airin merasa terlalu sok dan tidak bisa menerima itu semua.
"Bayiku... Dokter pasti bohongan anakku pasti selamat!"
"Maaf, Nyonya kami tidak bisa berbuat apa-apa. Ketika sampai di rumah sakit denyut nadi dari calon anak anda sudah tidak ada,"
"Tidak... Ini tidak bisa..."
Airin menjadi histeris ketika mendengar semua kabar itu.
Benar, Airin benar-benar tidak mengira jika perbuatannya yang cukup nekat dan membuat keributan ini bisa sampai menjadi seperti ini.
Bayinya yang berharga...
Satu-satunya hal berharga yang dirinya miliki saat ini, namun hal ini harus diambil juga.
Austin!!
Jika saja, setidaknya Suaminya itu memiliki beberapa perasaan, dan tadi mau memberikan tumpangan mobil, setidaknya anak mereka masih selamat.
Namun, lupakanlah untuk mencoba berharap kepada laki-laki sialan itu.
Yang sepertinya, udah terlalu termakan oleh godaan Kakak Ipar nya sendiri.
Airin lalu segera jatuh pingsan, setelah mendengar kabar itu.
Ketika Airin pingsan, tentu saja kabar jika Airin keguguran segara tiba kesemua orang.
####
Dalam beberapa hari Perawatan, tidak ada seorang pun yang datang untuk menjenguk Airin.
Airin juga masih diam di rumah sakit seolah tidak memiliki emosi.
Ini semua jelas, karena kejadian beberapa hari lalu.
Itu benar, Austin langsung memberikan surat cerai padanya.
Kurang lebih hal itu sudah Airin duga, karena dari Awal pernikahan ini adalah Perintah dari Kakek Austin, dan Kakek Austin sudah meninggal, jadi mungkin memang tidak ada gunanya mempertahankan pernikahan itu.
Namun tetap saja, Airin masih sangat kecewa.
Kata-kata Austin tetap begitu dingin bahkan sampai akhir.
"Ini yang kamu mau bukan? Surat Cerai? Inikah alasan kamu membuat keributan di pesta? Aku sekarang menuruti kemaunmu. Lagipula, tidak ada lagi yang bisa dipertahankan dari pernikahan ini. Kamu sendiri yang merusak nya, Airin,"
"Aku yang merusak sini? Jelas di sini kamu yang merusak pernikahan ini dari awal, kamu yang berselingkuh dari awal terlebih itu dengan Kakak Ipar mu sendiri! Kamu benar-benar tidak tahu malu dan tidak punya harga diri!"
"Diam, Kamu Airin! Cepat tanda tangani saja surat itu!"
Airin yang memang sudah tidak tahan juga untuk melihat wajah Austin, segera menandatangani surat itu.
Tepat setelah itu, Austin langsung segera pergi dari ruangan itu.
Dan, Airin menagis disana.
Ya, sampai sekarang dirinya tidak percaya jika dirinya sudah bercerai jika pernikahannya sudah benar-benar hancur.
Terutama, jika calon bayi yang dirinya nanti kan sudah tidak ada lagi di dunia ini.
Dan lagi, belakangan dirinya tahu dari beberapa Grub kompleks, tentang bagaimana Austin dan Sylvia mulai memutar balikkan fakta pada orang-orang, dan menuduh dirinya lah yang memfitnah mereka berdua, karena termakan cemburu.
Dalam karangan bebas itu, mereka berdua juga membuat Drama, dimana sebenanya Erlan selalu melakukan KDRT pada Sylvia, dan Austin hanya menolongnya selama ini bahkan sampai saat ini, namun Airin termakan cemburu buta sampai-sampai salah paham sampai sejauh itu.
"Sungguh, mereka berdua kurang ajar sekali. Sampai memfitnah Kak Erlan, jika Kak Erlan tahu... Bagaimana dia nanti? Hah, padahal Kak Erlan saat ini masih berada di rumah sakit,"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments
Ida Blado
semoga aja keguguran,buat apa hamil ksturunan dri pria sampah
2023-01-18
2
Krisna_🐐
sdh ak ksh hadiah Thor semangat I like It
2022-12-14
0
trie
kasian di awal cerita airin sudah menderita
2022-12-07
1