Episode 7: Keputusasaan

Hari itu, Airin yang sudah cukup sehat, segera memesan taksi, untuk pulang ke rumah, ya Rumah Tempat dirinya tinggal sejak kecil, Rumah Ayahnya, Rumah Keluarga Kartawijaya.

Jelas saja, selama di Rumah Sakit, tidak ada seorang pun dari keluarganya yang mengunjungi nya, apalagi setelah tahu kabar tentang dirinya yang keguguran, dan perceraiannya itu.

Airin, sebenarnya tidak ingin pergi ke sana.

Namun dirinya tidak punya tempat lain selain rumah itu.

Jadi, dengan terpaksa, Airin kembali ke Rumah itu.

Rumah yang sebenarnya tidak jauh berbeda dari Neraka sejak kecil.

Dirinya selama ini bertahan demi keluarga itu agar setidaknya mendapatkan pengakuan dari Ayahnya, namun sampai akhir dirinya tidak pernah mendapatkan pengakuan, selain karena Pernikahannya ini.

Hari-hari selalu menjadi begitu berat ketika mengharapkan pengakuan, kasih sayang dan cinta dari orang lain.

Karena pada akhirnya semua berujung pada kekecewaan.

Hari itu sangat panas, dan tidak ada yang membantu Airin untuk berkemas-kemas di ruangan Rumah Sakit.

Jelas, Pelayan Keluarga Castillo yang sebelumnya membantunya sudah tidak disini, setelah kabar perceraiannya dengan Austin, lebih tepatnya, mereka semua dilarang untuk mendatangi atau merawat dirinya di rumah sakit.

Keluarga Castillo itu, benar-benar begitu tega.

Jadi, Airin dengan tubuh kecilnya itu, mengangkat satu demi satu kopernya, untungnya ada perawat yang sangat baik, ketika melihat dirinya kerepotan, perawat itu membantu Airin untuk berkemas-kemas, dan bahkan membantu dirinya untuk menuju ke taksi.

Perjalanan berjalan cukup lambat karena macet.

Airin, sejujurnya tidak akan pernah mengira pada hari dimana dirinya harus kembali pulang ke rumah keluarganya.

Baru dua tahun lalu, dirinya keluar dari rumah megah itu, namun sekarang dirinya harus kembali lagi ke rumah itu.

Ketika menatap kearah Rumah Keluarga Kartawijaya, perasaan Airin menjadi cukup rumit.

Daripada kenangan baik, lebih banyak kenangan buruk di rumah itu.

Ibu kandungnya sudah lama meninggal, bahkan sebelum dirinya mengigat banyak hal.

Ibu Tirinya, jelas tidak memperlakukan dirinya cukup baik sejak kecil.

Apalagi, sejak kelahiran si kembar, kedua adiknya, beda Ibu, namun satu Ayah.

Bahkan, Ayahnya mulai tidak terlalu memperdulikan Airin ketika mereka berdua lahir.

Dengan perasaan lelah, Airin cirinya mulai turun dari taksi itu dan berjalan masuk menuju gerbang pintu rumah itu.

Dia menyapa penjaga gerbang yang familir, yang membantu Airin untuk membawa koper-kopernya.

"Terimakasih Pak Satpam,"

"Sama-sama, Nona Airin. Lama kita tidak bertemu, namun kenapa tiba-tiba Nona Airin membawa barang-barang Nona kembali kesini?"

Ya, Airin pasti tahu jika Para Pelayan di Rumah ini, jelas belum tahu tentang apa yang terjadi, all perceraian dan semuanya.

Airin tidak bermaksud menyembunyikannya, namun juga terlalu malas untuk membicarakan nya jadi dirinya hanya memutuskan untuk tersenyum dan tidak menjawab pertanyaan dari penjaga gerbang.

Tepat ketika Airin memasuki Rumah itu, ternyata Airin udah disambut dengan tatapan tidak ramah.

"Ahahaha.... Lihat dirimu yang menyedihkan, kamu baru saja di ceraikan oleh suamimu bukan? Itu jelas karena tindakanmu yang bodoh," itu adalah suara dari adik tirinya, Dahlia Kartawijaya, masih sama Ayah, namun perlakuannya pada Airin tidak baik sejak kecil.

"Itu jelas bukan urusanmu," kata Airin dengan dingin.

"Kamu sekarang sudah berani bersikap tidak sopan padaku? Dasar kurang ajar!"

Melihat itu, Dahlia menjadi marah dan segera berniat menampar Airin.

Namun sekali lagi, Airin memengang tangan itu, memastikan dirinya tidak kena tampar saudaranya itu.

"Sialan kamu, Airin! Ibu, Ayah! Kak Airin datang dan membuat keributan!" Teriak Dahlia, sambil melepaskan genggaman tangan Airin.

Dengan suara teriakan itu, waktu keluarga yang berada di ruang keluarga, segera menuju kearah ruang tamu.

Ayah Airin, lalu melihat kedatangan Airin, namun jelas bukan wajah senang yang dia tunjukkan.

Namun itu adalah wajah kemarahan dan kekesalan.

Dan segera, Ayah Airin itu, berkata dengan marah,

"Kamu ternyata masih berani menginjakkan kaki di rumah ini?"

Airin segera berkata,

"Ini adalah rumahku jadi aku memiliki hak untuk tinggal di rumah ini,"

"Omong kosong! Sejak kamu bercerai dan membuat malu keluarga kamu sudah tidak diijinkan lagi tinggal di rumah ini!"

"Namun ini adalah Rumah Milik Ibu Kandungku! Sejak kapan Aku tidak diijinkan tinggal disini? Ini jelas diwariskan untukku!"

"Hah, Airin! Ternyata kamu menjadi semakin berani sejak tinggal di rumah Keluarga Castillo! Apakah kamu tidak tahu? Berkat perbuatan mu yang membuat kacau di Pesta Suamimu, dan kamu bercerai dengan Suamimu, Perusahaan Keluarga kami, jadi memiliki banyak hutang dan harus segera dibayar. Keluarga Castillo itu, benar-benar sangat kurang ajar dan segera menuntut jatuh tempo atas utang utang yang perusahaan ku miliki, dan ini semua gara-gara kamu aku harus mengalami krisis ini!"

"Cari awal ayah yang meminjam uang jadi Ayah jelas harus mengembalikan nya!"

"Ya, itulah kenapa Aku sudah menjual Rumah ini, untuk membayar utang-utang itu! Kalau tidak Aku akan dipenjara, mungkin kamu juga akan dipenjara! masih bagus Aku menyelesaikan masalah utang hutangmu itu dengan menjual rumah ini!"

Mendengar itu, Airin jelas saja merasa kaget.

Rumah ini adalah satu-satunya peninggalan dari Almarhum Ibunya, namun kenapa bisa Ayahnya begitu tega menjual rumah?

"Ini Rumahku! Ayah tidak berhak untuk menjualnya!"

"Hah, omong kosong! Aku Sudah menjualnya!! Jadi sekarang, Aku minta, kamu segera pergi dari rumah ini! Toh kami juga akan segera pindah, jelas kami tidak akan menerima mu untuk ikut. Ini semua jelas gara-gara kamu kenapa Aku mengalami banyak kerepotan ini,"

"Tapi aku bahkan tidak pernah menerima sepeserpun dari uang yang dipinjamkan itu! Ayah tidak bisa main menjual rumahku begitu saja!"

"Diam! Airin!"

Ibu Tiri Airin, dan saudara-saudaranya, ketika melihat Airin dimarahi oleh Ayahnya itu jelas merasa senang.

"Itu, benar. Ini semua karena Kak Airin, keluarga kami harus mengalami begitu banyak kesulitan. Di jangan harap kakak bisa kembali dan ikut bersama kami," kata Dahlia dengan senyum penuh penghinaan.

"Aku tidak akan pergi dari rumah ini!! Ini adalah rumahku!"

Ibu Tiri Airin yang melihat sifat arogan dari putri dirinya itu jelas merasa marah dan segera mencoba menyeret Airin keluar.

"Pergi dari sini! Tidak ada seorang pun di rumah ini yang mengharapkan keberadaanmu!"

"Tidak!! Ini tidak bisa!"

Namun sayangnya, Airin hanya sendirian, dan di keroyok oleh banyak orang, yang mencoba menyeretnya keluar dari rumah itu.

Dan pada akhirnya, Airin terpaksa keluar dari Rumah itu.

Saat ini, Airin kembali berada di luar gerbang rumah itu.

Hanya menatap kearah rumah yang cukup besar itu dengan pandangan hampa.

Dirinya memang benci tinggal di rumah itu.

Namun tetap saja, itu adalah Rumah Peninggian dari Almarhum Ibunya...

Sesuatu yang setidaknya menjadi miliknya...

Namun Ayahnya....

Kenapa bisa begitu tega?

Dan sekarang dirinya tidak punya tempat untuk kembali.

Airin lalu mulai menatap langit yang mendung.

Sekarang dirinya tidak memiliki tempat untuk kembali.

Hah...

Siapa yang bisa dirinya minta bantuan?

Semua hal berjalan dengan terlalu tiba-tiba sampai dirinya tidak bisa bereaksi.

Perselingkuhan Suaminya...

Kegugupannya...

Bahkan, dirinya yang diusir dari rumahnya sendiri oleh Ayahnya sendiri....

Tepat ketika Airin memikirkan semua tragedi, ini Airin jadi teringat pada Kak Erlan yang masih terbaring koma di rumah sakit.

Jika memikirkannya lagi...

Sebenarnya tidak hanya dirinya yang mengalami semua musibah ini...

Hah...

Airin akhirnya mengambil sebuah keputusan untuk menuju ke Rumah Sakit tempat Erlan di rawat.

Airin mulai memasuki ruangan kamar Erlan.

Dimana, saat ini di tempat tidur, terlihat seorang Pria sedang berbaring tidak berdaya dengan begitu banyak alat yang menempel padanya.

Seolah-olah tanpa alat-alat itu, Pria dihadapannya itu, tidak lagi bisa hidup.

Pria yang saat ini terlihat begitu rapuh dan menyedihkan....

Namun, jika dilihat lagi, Pria itu benar-benar terlihat hanya sedang tertidur pulas, dan damai.

Dengan wajah tampan, itu, Pria itu terlihat seperti Pangeran Tidur, yang menunggu ciuman dari Tuan Putrinya.

Namun sayang, Istri dari Pria itu, saat ini sedang bersama orang lain, dan jelas-jelas menggoda dan merayu adik dari Pria yang ada di hadapannya ini.

Nasipnya cukup malang.

Namun, jelas ini bukan saatnya untuk Airin merasa kasihan atas kemalangan orang lain.

Namun ketika menatap pria yang terbaring itu, Airin merasakan beberapa simpati.

Ya, simpati pada seseorang yang memiliki nasib hampir mirip dengan dirinya.

"Kak Erlan.... Jika kakak saat ini sadar, apa yang akan Kakak lakukan ketika tahu semua hal ini?"

Namun sayangnya, jawaban dari pertanyaan Airin tu tidak ada.

Airin, hanya mengatakannya untuk mengeluarkan emosinya saja, dan tanpa sadar, Airin memegang tangan Erlan.

Tangan yang saat ini terlihat cukup lemas, namun ada rasa hangat di sana, menandakan bahwa sang pemilik tangan masih hidup.

Airin, mencoba menghibur hatinya dengan menatap sosok pria yang terbaring di ranjang rumah sakit itu.

Sampai, Airin lalu terpaku menatap wajah tampan di hadapannya itu.

Ya, kalau Airin lihat wajah ini sangat tampan, bahkan lebih tampan dari Austin.

Lihat, bulu mata lentik yang panjang ini...

Ini benar-benar ciptaan yang sempurna...

Airin tanpa sadar, mulai sedikit meraba wajah itu.

Ketika Airin meraba wajah itu, tiba-tiba mata yang dari tadi tertutup, segera terbuka.

Terpopuler

Comments

Ida Blado

Ida Blado

sudah tahu rumah ibunya knp gk dri awal surat2 rumah di amankan,definisi org bodoh ngarepin cinta nih begini

2023-01-18

0

trie

trie

cepat sembuh erlan dan balas lah ketidak adilan yg menimpa kamu

2022-12-08

1

lihat semua
Episodes
1 Episode 1: Tidak Selalu Indah
2 Episode 2: Mencoba Bertahan
3 Episode 3: Masalah
4 Episode 4: Tragedi
5 Episode 5: Tidak Tahan
6 Episode 6: Hal Buruk
7 Episode 7: Keputusasaan
8 Episode 8: Erlan Castillo
9 Episode 9: Kemarahan
10 Episode 10: Kenyataan Pahit
11 Episode 11: Rencana Mereka
12 Episode 12: Merasa Malu
13 Episode 13: Sebuah Bantuan
14 Episode 14: Memulai Kembali
15 Episode 15: Keterlaluan
16 Episode 16: Kabar Mengejutkan
17 Episode 17: Pergi Ke Luar Negeri
18 Episode 18: Comeback
19 Episode 19: Awal Dari Semuanya
20 Episode 20: Di Permainkan
21 Episode 21: Perasaan Familir
22 Episode 22: Pesona
23 Episode 23: Kisah Masalalu
24 Episode 24: Hal-hal Rumit
25 Episode 25: Satu Kamar
26 Episode 26: Masalah Tengah Malam
27 Episode 27: Salah Tingkah
28 Episode 28: Coba-coba
29 Episode 29: Bulan Madu
30 Episode 30: Pertemuan
31 Episode 31: Kedekatan
32 Episode 32: Terbawa Suasana
33 Episode 33: Mencurigakan
34 Episode 34: Wanita Ambisius
35 Episode 35: Sebuah Tekad
36 Episode 36: Kenapa Tidak Mencoba?
37 Episode 37: Penyemangatku
38 Episode 38: Rahasia Masalalu
39 Episode 39: Persiapan
40 Episode 40: Berbeda
41 Episode 41: Masalah
42 Episode 42: Kebodohan
43 Episode 43: Orang yang disuka
44 Episode 44: Senyuman itu
45 Episode 45: Epic Comeback
46 Episode 46: Cara Elite
47 Episode 47: Kebenaran
48 Episode 48: Di Permalukan
49 Episode 49: Kesalahan
50 Episode 50: Meresahkan
51 Episode 51: Pendapat Masing-masing
52 Episode 52: Hal-hal Yang di Rahasiakan
53 Episode 53: Pelan-pelan
54 Episode 54: Kekacauan (Part 1)
55 Episode 55: Kekacauan (Part 2)
56 Episode 56: Kenyataan Sesungguhnya
57 Episode 57: Bertemu Kembali
58 Episode 58: Kelicikan Tiada Akhir
59 Episode 59: Kenangan Masalalu
60 Episode 60: Penipu
61 Episode 61: Tuntutan
62 Episode 62: Takdir Yang Aneh
63 Episode 63: Mengambil Alih (Part 1)
64 Episode 64: Mengabil Alih (Part 2)
65 Episode 65: Sedikit Lagi
66 Episode 66: Sebuah Janji
67 Episode 67: Harga Yang Harus di Bayar (Part 1)
68 Episode 68: Harga Yang Harus di Bayar (Part 2)
69 Episode 69: Kecurigaan
70 Episode 70: Tidak Mungkin
71 Episode 71: Tidak Percaya
72 Episode 72: Tidak Tahu Harus Bagaimana
73 Episode 73: Jangan Harap!
74 Episode 74: Habis Sudah
75 Episode 75: Kejujuran
76 Episode 76: Keinginan Airin
77 Episode 77: Tersadar
78 Episode 78: Keputusan Erlan
79 Episode 79: Kebahagiaan
80 Promosi New Novel Rilis
Episodes

Updated 80 Episodes

1
Episode 1: Tidak Selalu Indah
2
Episode 2: Mencoba Bertahan
3
Episode 3: Masalah
4
Episode 4: Tragedi
5
Episode 5: Tidak Tahan
6
Episode 6: Hal Buruk
7
Episode 7: Keputusasaan
8
Episode 8: Erlan Castillo
9
Episode 9: Kemarahan
10
Episode 10: Kenyataan Pahit
11
Episode 11: Rencana Mereka
12
Episode 12: Merasa Malu
13
Episode 13: Sebuah Bantuan
14
Episode 14: Memulai Kembali
15
Episode 15: Keterlaluan
16
Episode 16: Kabar Mengejutkan
17
Episode 17: Pergi Ke Luar Negeri
18
Episode 18: Comeback
19
Episode 19: Awal Dari Semuanya
20
Episode 20: Di Permainkan
21
Episode 21: Perasaan Familir
22
Episode 22: Pesona
23
Episode 23: Kisah Masalalu
24
Episode 24: Hal-hal Rumit
25
Episode 25: Satu Kamar
26
Episode 26: Masalah Tengah Malam
27
Episode 27: Salah Tingkah
28
Episode 28: Coba-coba
29
Episode 29: Bulan Madu
30
Episode 30: Pertemuan
31
Episode 31: Kedekatan
32
Episode 32: Terbawa Suasana
33
Episode 33: Mencurigakan
34
Episode 34: Wanita Ambisius
35
Episode 35: Sebuah Tekad
36
Episode 36: Kenapa Tidak Mencoba?
37
Episode 37: Penyemangatku
38
Episode 38: Rahasia Masalalu
39
Episode 39: Persiapan
40
Episode 40: Berbeda
41
Episode 41: Masalah
42
Episode 42: Kebodohan
43
Episode 43: Orang yang disuka
44
Episode 44: Senyuman itu
45
Episode 45: Epic Comeback
46
Episode 46: Cara Elite
47
Episode 47: Kebenaran
48
Episode 48: Di Permalukan
49
Episode 49: Kesalahan
50
Episode 50: Meresahkan
51
Episode 51: Pendapat Masing-masing
52
Episode 52: Hal-hal Yang di Rahasiakan
53
Episode 53: Pelan-pelan
54
Episode 54: Kekacauan (Part 1)
55
Episode 55: Kekacauan (Part 2)
56
Episode 56: Kenyataan Sesungguhnya
57
Episode 57: Bertemu Kembali
58
Episode 58: Kelicikan Tiada Akhir
59
Episode 59: Kenangan Masalalu
60
Episode 60: Penipu
61
Episode 61: Tuntutan
62
Episode 62: Takdir Yang Aneh
63
Episode 63: Mengambil Alih (Part 1)
64
Episode 64: Mengabil Alih (Part 2)
65
Episode 65: Sedikit Lagi
66
Episode 66: Sebuah Janji
67
Episode 67: Harga Yang Harus di Bayar (Part 1)
68
Episode 68: Harga Yang Harus di Bayar (Part 2)
69
Episode 69: Kecurigaan
70
Episode 70: Tidak Mungkin
71
Episode 71: Tidak Percaya
72
Episode 72: Tidak Tahu Harus Bagaimana
73
Episode 73: Jangan Harap!
74
Episode 74: Habis Sudah
75
Episode 75: Kejujuran
76
Episode 76: Keinginan Airin
77
Episode 77: Tersadar
78
Episode 78: Keputusan Erlan
79
Episode 79: Kebahagiaan
80
Promosi New Novel Rilis

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!