BAB 10

Hari Kelulusan Suga

"Ayolah Ga, kita harus seneng- seneng hari ini." Adrian menyeret Suga menuju tengah lapangan untuk melihat pementasan musik acara kelulusan mereka.

Sebenarnya Suga malas, karena lebih baik dia tidur di dalam kelasnya dadipada harus berinteraksi dengan banyak orang seperti saat ini. Suga tidak suka dengan perempuan yang suka mengajaknya untuk mengobrol dan berakhir dengan modus untuk mengajaknya jalan.

"Gue mau cari minum dulu." Suga berpamitan pada Adrian yang tampak sudah larut dengan acara pementasan musik saat ini.

Suga berjalan menuju kantin seorang diri. Acara kelulusannya hari ini memang sangat ramai karena mengundang grup band yang cukup terkenal. Banyak dari mereka yang memilih untuk menikmati acara itu, dan ada pula yang menghindarinya seperti yang Suga lakukan.

Seperti yang Suga lihat saat ini, ada beberapa siswa yang memilih untuk duduk dikantin mengobrol dengan temannya. Saat Suga datang, mbok Sum lalu menyambutnya.

"Selamat ya mas Suga sudah lulus dengan nilai sempurna tahun ini. Mbok seneng dengernya."

Suga lalu tersenyum kecil, "Ah terimakasih banyak mbok. Suga bakalan kangen sama Mbok Sum."

Mbok Sum ikut tersenyum, "Mas Suga harus sering- sering ke sini. Siapa tahu dapat jodoh."

Suga langsung tertawa,"Jodoh apa mbok? ada- ada saja."

"Loh- loh mas Suga belum denger ya tadi ada yang baru jadian dikantin simbok?"

"Gak penting mbok." Kata Suga.

"Gak penting gimana sih? Kamu benar- benar udah gak komunikasi sama Momo? Harusnya walaupun sudah tidak bersama kalian harus saling mendukung."

Jantung Suga langsung berdetak kencang saat nama ia mendengar nama Momo.

Suga menatap mbok Sum lalu mbok Sum kembali berkata, "Momo baru saja jadian dengan ketua osis. Kamu gak tahu? Padahal tadi rame banget kantin simbok."

Suga lupa caranya bernafas. Kepalanya ngeblank dan dia hanya diam berdiri di tempatnya.

"Nah itu mereka." Mbok Sum lalu menunjuk Momo dan juga seorang laki- laki yang sedang berjalan bersama perempuan itu yang terlihat dari kejauhan. Dua orang itu tertawa bersama menuju taman sekolah.

Suga tidak sadar apa yang membuatnya berlari sekencang ini. Yang ada di kepalanya adalah dia harus membawa Momonya kembali, tidak perduli apapun itu yang terjadi. Dan saat Suga sudah dekat dengan dua orang itu, dari arah belakang Suga meraih pergelangan tangan Momo lalu menariknya mendekat menimbulkan pekikan kaget dari Momo.

"Woy. Apa- apaan lo main tarik tangan Momo?" Laki- laki yang entah siapa itu namanya Suga juga tidak tahu, langsung protes dan ingin menarik tangan Momo namun Suga terlebih dahulu mencegahnya.

Suga menatap laki- laki itu dengan tatapan tajam namun laki- laki itu balas menatapnya dengan tatapan tak kalh tajam sambil berkata, "Dia pacar gue. Masalah lo apa?"

Dan Momo langsung memotong ucapan laki- laki itu, "Bayu! Kita udah sepakat ya soal tadi." kata Momo dan dapat ia rasakan Suga semakin erat menganggam pergelangan tangannya. Sampai Momo harus menahan ringisannya.

"Jadi laki- laki ini yang sering kamu sebut saat kamu nolak aku?" Bayu menatap Suga dengan berani, "Laki- laki cemen yang hanya bermodalkan tampang."

Tanpa menunggu lebih lama lagi Suga langsung meraih kerah Bayu lalu melayangkan pukulannya tepat di rahang laki- laki itu. Momo menjerit kaget mencoba untuk mencegah kebrutalan Suga.

"Kak Suga udah." Kata Momo sambil menarik tangan Suga, Suga tetap kalap dan terus memukul Bayu.

"Selamanya aku bakal benci kak Suga kalau kak Suga gak berhenti mukulin Bayu."

Ajaib. Suga langsung tersadar dan menghentiakan pukulannya.

"Kamu gak papa kan?" Momo lalu membantu Bayu berdiri, raut khawatir dari perempuan itu tercetak jelas. Suga sampai mengepalkam kedua tangannya. Tidak tahan dengan rasa cemburu yang sekarang terus menyerangnya.

"Lo ikut gue sekarang." Tanpa menunggu lebih lama lagi Suga meraih tangan Momo menyeretnya pergi menjauh dari taman itu.

"Lepasin!" Momo meronta- ronta minta dilepaskan namun tidak semudah itu untuk lepas dari tangan Suga.

Suga membawanya ke ruang musik, menyeret Momo masuk ke dalam, mengunci pintu ruangan musik itu kemudian mendorong Momo ke belakang hingga terhimpit oleh dinding ruangan itu.

Nafas keduanya tersengal- segal. Suga mengurung tubuh Momo dengan menggunakan kedua tangannya. Laki- laki itu menatap Momo dengan tatapan dalam, membuat Momo merinding di tatap seperti itu.

"Lepasin aku sekarang atau aku akan teriak." Momo mulai mengancam Suga karena saat ini wajah Suga benar- benar tepat berada di depan wajahnya. Bahkan Momo bisa merasakan hembusan nafas Suga yang menerpa pipinya.

Suga masih terdiam, tatapannya datar. Momo sampai harus mengalihkan tatapannya karena takut ia akan pingsan karena kedekatan mereka saat ini.

"Gue gak suka." Kata Suga lirih. "Gue gak suka lo deket dengan laki- laki lain."

Jantung Momo berdetak begitu cepat hingga membuat kepalanya terasa pusing. Pengakuan Suga benar- benar membuatnya terkejut, "Kamu gak ada hak ngelarang aku kak Suga. Aku bebas menentukan pilihanku."

"Kenapa lo ngehindar? Kenapa lo ngejauhin gue?" Suga semakin mempersempit jarak diantara keduanya. Kepala laki- laki itu miring, memposisikan diri tepat berada di depan bibir Momo.

Momo menulan ludahnya lamat- lamat. Dia tidak bisa menghindar karena Suga mengurungnya,

"Aakk..akkuu..." Momo tergagap di tempatnya sambil memejamkan matanya. Tidak kuat memikirkan apa yang akan terjadi berikutnya.

Suga seperti ingin terus menyiksa Momo dengan kedekatan mereka. Bibirnya masih berada tepat di depan bibir gadis itu, dan Suga harus menahan keinginannya untuk segera menghabisi Momo dengan ciuman panjangnnya.

"Kenapa hmm?" Kata Suga lirih dan juga dalam.

Momo lalu mendorong tubuh Suga kebelakang namun laki- laki itu malah kembali mendorongnya hingga kembali terhimpit dinding. Kedua tangannya di cekal oleh Suga menempel erat pada dinding. Posisi yang semakin membuat Momo ingin pingsan saja.

"Aku cinta kak Suga." Kata Momo pada akhirnya. "tapi kak Suga gak cinta sama aku."

Suga lalu kembali mendekatkan wajahnya, kemudian berbisik tepat di telinga Momo, "Gue tahu. Gue sangat menyeramkan Mo. Gue sangat posesif dan egois. Gue gak mau lo terluka karena sikap gue."

Suhu di ruangan itu menjadi panas padahal pendingin ruangan sudah menyala sejak tadi. Momo mengepalkan kedua tangannya erat, mencoba untuk berfikir jernih, "Tapi kak Suga..."

Suga kembali menatapnya dalam, "Janji sama gue, lo gak akan pergi dari gue. Lo akan tetap jadi milik gue."

"Aku gak bisa." Kata Momo dengan nada tegas.

"Lo harus mau karena lo gak punya pilihan untuk mundur. Lo udah mencuri hati gue, dan lo gak bisa membawanya kabur begitu saja."

"Brengsek." Momo meronta minta di lepaskan, air matanya jatuh karena sudah tidak bisa lagi membendung rasa sesak yang saat ini dia rasakan.

Tanpa menunggu lebih lama lagi Suga mengikis jarak diantara mereka, mendaratkan bibirnya pada bibir Momo. Ciumannya sangat panas dan juga tergesa- gesa. Apalagi saat Suga tahu Momo juga membalas ciumannya dengan sama liarnya, saat itu juga Suga kehilangan kendali akan dirinya.

Suga sangat menginginkan ini. Bibir manis yang selalu ia rindukan. Apalagi saat tangan Momo terlepas dari gengamannya dan memilih untuk mendarat di belakang leher Suga. Momo melenguh, karena Suga mengecapi semua sudut bibir Momo.

"Kamu..." Nafas Suga tersengal- sengal. "You make me fell crazy." Kata Suga dalam dan kembali meraih bibir Momo.

...****************...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!