SUGA SERIES BAB 01

Pagi ini meja makan sudah dipenuhi anak- anak saat Suga turun dari kamarnya. Masih dengan wajah mengantuk, pria yang mempunyai kulit seputih salju itu duduk malas di samping Angga yang sedang membaca koran pagi. Janu dan Ijal sedang ramai bedebat untuk mencicipi masakan mereka. Sedangkan Bagas alias laron terbang sedang duduk di hadapannya sambil menyangga kepalanya. Terlihat sekali kalau masih mengantuk. Suga sedikit menarik senyum saat melihat bibir jontor Bagas yang ingin sekali ia kuncir dengan karet sayur lotek.

Sedangkan bocah tengil, yang selalu mengagung- agungkan dirinya baru saja turun dari lantai dua. Rambutnya basah, dan ada handuk kecil yang melingkari lehernya. Ah iya, Irham memang suka sekali mandi pagi. Jadi sebelum sarapan pagi, bocah itu pasti sudah mandi duluan disaat anak- anak lain lebih memilih untuk langsung turun ke meja makan.

"Selamat pagi." Sapa Irham lalu duduk di samping Suga.

"Beh raden mas udah wangi aja nih." Janu datang membawa nasi goreng sambil mengomentari penampilan Irham.

"Emangnya bang Janu yang tiap hari bau minyak." Irham tak kalah mencibir

"LO KIRA GUE TUKANG GORENGAN TONG?" Mulai ngegas nih emak- emak.

"Bisa diem gak sih?" Suga menyela malas. Dan Janu langsung diam di tempat namun bibirnya masih nyinyir tanpa suara. Menirukan gaya Suga sewaktu berbicara.

Keheningan tidak berlanjut lama karena Razka datang. Dengan headphone yang ada di telinganya, laki- laki jelmaan ular itu menari- nari tidak jelas.

"Hello eperibadehhhhh?" Sapanya sambil tersenyum lebar.

Yang pertama kali menjawab adalah Bagas dengan senyum tak kalah lebar, "Pagi abang J-Hope."

Suga mengeryit jijik sewaktu mendengar suara Bagas.

"Gue laper banget nih, pas banget nasi gorengnya udah mateng." Razka duduk di samping Bagas, tersenyum sedikit, dan Bagas membalasnya dengan senyum pepsoden. Apasih batin Suga.

"Wah siapa nih yang buat martabak?" Baru saja Razka mau mencomot satu tangannya sudah di seplat dengan centong kayu oleh Janu.

"Cuci dulu tangan lo. Gue tahu lo tadi boker tapi belum cuci tangan kan?" Janu kembali ke mode emak- emak.

"Kebiasaan deh lo bang." Pakar kebersihan alias Irham menyahut.

"Masaalah. Apa harus gue pidioin dulu, baru kalian percaya kalau tadi gue udah cebok?"

"Gak usah bang. Ular lo yang warnanya hitam nanti kelihatan." Kata Ijal dan semuanya langsung tertawa mendengar itu. Anak ini, siapa sih yang mengajari bocah sma tentang warna ular?

"Wah, lo udah pernah lihat ular gue Jal? Sejak kapan?" Razka menatap horor Ijal sambil menutupi dimana letak ularnya berada.

"Gue di pripat sama bang Suga." jawabnya polos.

Suga tidak menyahut dan hanya menatap Ijal dengan tampang malas. Yang ditatap hanya cengar- cengir seperti kelinci yang baru saja tumbuh giginya.

Makanan sudah siap dan ke tujuh laki- laki itu sudah ribut untuk meraih piring dan juga sendok. Tidak lama kemudian suara dentingan sendok dan juga garpu sudah terdengar begitu riuh tidak lupa juga dengan suara cempreng Razka yang masih membahas tentang perularan.

Hari ini seharusnya Suga libur. Hanya saja teman rasa pacarnya yang bernama Momo ingin sekali mengajaknya pergi ke toko ikan untuk memburu hewan yang hidup di dalam air itu. Sejujurnya Suga sangat malas sekali. Dia lebih suka menghabiskan waktu liburnya untuk tidur atau kalau tidak bermalas- malasan di sofa. Jika Irham sudah curhat dengannya,ia pun memilih melipir dan masuk ke dalam kamarnya. Kalau sudah begitu Janu akan marah- marah karena ia sudah membuat adik kesayangannya sedih.

Saat semua sedan fokus pada makanan mereka, ponsel yang ada di samping piring Suga bergetar dan menampilkan notif dari seseorang. Suga melirik sebentar ke arah ponselnya lalu tersenyum kecil. Di bukanya chat dari seseorang itu dengan rasa yang entah kenapa selalu membuatnya bahagia.

Momo

Kamu kemana hari ini? Nanti jadi ke pasar ikan kan? Aku pengen beli ikan yang jidatnya lebar itu. Oh iya nanti aku juga pengen beli rujak di dekat kos kamu. Kamu mau nemenin aku kan?

Suga meraih ponselnya kemudian ia sembunyikan sampai bawah meja makan. Secara diam- diam senyum di bibir Suga kembali merekah saat ia mulai membalas pesan dari perempuan bernama Momo itu.

Suga

CEREWET

Suga sangat tahu caranya untuk mengoda Momo. Dan ada kesenagan tersendiri jika Momo terlihat kesal kepadanya. Momo itu perempuan yang tidak bisa untuk ia acuhkan seperti perempuan- perempuan lainnya. Dia akan langsung mengomel ini dan itu jika Suga mengabaikannya. Sejak dulu Suga terkenal dengan sifat dingin dan juga tidak perdulinya terhadap perempuan. Ia sangat malas sekali berkomunikasi dengan perempuan walaupun banyak sekali perempuan yang sudah mencoba untuk mencuri perhatiannya.

Namun dari semua perempuan itu tidak ada yang setangguh Momo. Dan Suga tahu kalau perempuan bernama Momo itu sangat berbeda.

"Bang Aga tanya dong, kalau orang lagi nangis kan tandanya lagi sedih tuh, terus kalau orang yang lagi senyum- senyum sendiri ngelihatin hp disebut apa bang?"

Cuitan Bagas berhasil membuat Suga gelagapan. Dengan cekatan ia menyimpan ponselnya di dalam saku celana dan kembali menekuni piringnya dengan wajah datar. Bahkan Suga malas sekali untuk menatap bocah tengil dihadapannya itu yang sudah mempergoki dirinya sedang tersenyum seperti orang gila.

"YA ORANG BEGO LAH NAMANYA JAPRONNN!" Janu menjawab dengan suara keras lalu tertawa geli. Manusia satu ini memang aneh.

Angga yang ditanyai pun hanya geleng- geleng kepala. Ia tahu apa yang dimaksud oleh Bagas, namun sekali lagi hal seperti itu sangatlah wajar untuk ukuran seseorang yang sedang jatuh cinta. "Disebut ayan gas." Kata Angga pada akhirnya.

"Lah lo manggil gue bang?" Si ayan alis Ijal menyahut.

"Lo jadi orang jangan bego- bego banget dong Jal." Irham kesal karena semua orang yang ada di meja makan ini sedang mencoba menggoda panutannya. Ia tidak akan membiarkan hal itu terjadi. Kasihan bang Suga nanti malu. Walaupun urat *********** sudah putus sejak ia dilahirkan dahulu.

"Ampun kakak. Habis ini bagi tips nya kakak buat ngedapetin teman rasa pacar gue ya? Ya?"

Suga agak tersentil dengan pertanyaan Ijal namun ia tetap mempertahankan ekspresi datarnya. Ya ampun bang kalaupun lo kepo lo tinggal nanya aja. Gitu amat hidup lo.

"Mau gue kasih tips gak Jal?" Janu menyahut sambil mengunyah paha goreng.

"Gak mau, tipsnya bang Janu kan suka yang aneh- aneh. Tips terakhir yang bang Janu kasih itu gak manjur sama sekali, apa faedahnya coba naruh bulu ketek keminuman orang yang kita suka? Yang ada habis itu gue digampar bang. Asem banget lo bang."

"Harus bulu kingkong kali Jal." Bagas tertawa geli diikuti dengan yang lain.

"Ya ampun jal, lo gak percaya sama keahlian gue dalam hal percintaan ya? Gue udah khatam soal begituan mah."

"Harusnya kalau khatam cewek lo udah berjibun bang. Ini satu aja gak ada yang kesangkut." Dalem banget kata- kata nih bocah.

"KOK LO BENER BANGET SIH?" Janu kembali ngegas sambil menatap sebal Ijal yang sedang bertos ria dengan Bagas.

"Udah- udah jangan pada ribut." Setelah sekian lama Suga kembali menyahut walaupun dengan nada malas.

"Yang lagi ribut kan hati lo Ga. Ye kan? Eh eh siapa nama cem- cemannya Suga? Momo ya?" Mulut gosip Razka sudah melebar kemana- mana, "Wah jangan- jangan AngnesMo lagi."

"Cem- ceman? lo kira tahu pake cem- ceman segala." Angga tertawa geli diikuti dengan yang lain.

"Panggil dia kak Monika." Irham menjelaskan dengan raut serius. Suga menepuk jidatnya, ini bocah memang tahu segalanya tentang dirinya, termasuk tidak suka dengan orang lain yang memanggil Monika dengan sebutan Momo.

"Beneran Agnes Monika Ga pacar lo?"

"Bukan pacar bang tapi teman rasa pacar. Gak tahu tuh bang Suga. Padahal gue udah nyuruh berkali- kali ke dia buat nembak kak Momo tapi dia gak berani katanya."

"OH JADI GITU HAM. TERUS APA LAGI?" Semua orang yang ada di meja makan itu serempak menjawab dan Suga hanya menundukkan kepalanya di atas meja

makan.

Ingatkan dirinya jika tidak melulu orang yang menjadikan kita panutan adalah orang yang akan selau mendukung kita. Nyatanya Irham adalah kebalikannya.

...****************...

Irham, " Bang gue fotoin ya?"

Suga, " Hmmm"

Irham, "Senyom dong bang, jangan cemberut."

Suga, "Gak bisa gue Ham"

Irham, "Ya udah mangap aja deh."

Suga, "kampret ya lo lama-lama"

Crekrek

Irham, "Nah gini maksut gue bang"

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!