Hari sudah memasuki tengah malam, saat itu jam sudah menunjukkan pukul dua belas malam.
Keluarga, Alishka baru tiba di rumahnya setelah seharian penuh menjalani resepsi pernikahan, Alishka dengan, Brayan.
"Sudah malam, kalian pasti capek. Istirahatlah," ucap, Sandra.
Alishka hanya diam, dia langsung masuk ke dalam kamarnya tanpa menghiraukan, Brayan.
"Nak, kamu istirahat juga, di kamar, Alishka," ucap, Hendra.
Brayan mengangguk lalu berjalan menuju kamar, Alishka!
Setelah berada di dalam kamar, Alishka, Brayan hanya berdiri sembari menatap, Alishka yang sedang berusaha melepaskan aksesoris yang menempel di tubuhnya.
Setelah melepas semuanya, Alishka mengambil pakaiannya dari dalam lemari lalu membawanya ke kamar mandi. Setelah membersihkan diri, Alishka akan langsung mengenakan pakaian di dalam kamar mandi!
Brayan tak berani berucap, dia hanya bisa terdiam dalam pikirannya yang kacau.
Setelah, Alishka pergi, Brayan melangkahkan kalinya lalu duduk di tepi ranjang!
"Apapun yang akan terjadi padaku, aku akan tetap bertahan dalam pernikahan ini," gumam, Brayan.
Tak lama, Alishka kembali ke kamarnya dengan membawa teh hangat ditangannya. Dia meletakkan teh itu di meja lalu berjalan menuju lemarinya! Diambilnya handuk berwarna putih dari dalam lemarinya lalu diberikan kepada, Brayan.
"Ini handukmu!" ucap, Alishka tanpa menatap, Brayan.
"Kamar mandinya ada di dapur, cari aja sendiri. Rumah ini kecil, gak mungkin kamu gak bisa menemukannya. Dan kalau kamu mau minum teh atau kopi buat sendiri di dapur. Jangan harap setelah aku jadi istrimu aku akan melayani dirimu seperti orang yang sudah menikah pada umumnya."
Brayan tak mengucapkan apapun. Dia langsung beranjak dari duduknya lalu keluar dari kamarnya!
Brayan mencari-cari dapurnya di mana, meski rumah itu ukurannya kecil tapi, Brayan belum tahu dan belum menemukan dimana kamar mandinya.
"Nak, cari apa?" tanya, Hendra.
Brayan menatap ke arah suara. "Ayah, aku cari kamar mandi. Kamar mandinya dimana ya?"
Hendra menggelengkan kepalanya, dia menyayangkan sikap putrinya yang sepertinya belum menerima, Brayan.
"Kamar mandinya ada di sebelah sana, Nak. Ayo Ayah tunjukkan!" Hendra berjalan lebih dahulu sedangkan, Brayan mengekor di belakang, Hendra.
"Ini kamar mandinya," ucap, Hendra sembari mengarahkan jarinya ke arah pintu kamar mandi.
"Kalau mau minum, gelasnya ada di dalam sini dan kalau mau teh atau kopi ambil di dalam lemari ini ya," jelas, Hendra.
"Iya, Ayah. Terimakasih sudah memberi tahu aku."
"Maaf ya, Nak anak, Ayah sepertinya belum bisa menerima keadaan. Seharusnya istri kamu yang melayani kamu di rumah ini tapi untuk sementara waktu, Ayah harap kamu bersabar dulu ya."
"Ini salah aku. Ayah tidak usah khawatir, aku ngerti kok, Alishka gini karena dia belum bisa menerima semua ini. Ini salah aku, aku siap menerima semuanya yang dilakukan, Alishka papaku."
Hendra tersenyum lalu mengusap lengan, Brayan!
"Kamu yang sabar ya. Ayah mau istirahat dulu."
Hendra, pergi meninggalkan, Brayan di dapurnya! Setelah seharian tidak ada waktu istirahat membuat tubuh laki-laki yang mulai tua itu sangat merasa lelah.
Brayan langsung masuk ke dalam kamar mandi setelah, Hendra pergi dari tempat itu.
*******
Di kediaman, Argadana.
Saat itu, Arga dan Ashmita sudah siap untuk tidur.
Mereka berdua sudah berbaring di atas tempat tidurnya.
Ashmita memiringkan tubuhnya ke arah, Arga! "Pa, Mama khawatir sama anak kita," ucap, Ashmita.
"Khawatir kenapa? Dia sudah dewasa, Mama tidak perlu khawatir seperti ini."
"Sejak berlangsungnya akad pernikahan sampai selesai resepsi, Alishka sama sekali tidak melirik, Brayan. Gadis itu terus bersikap dingin pada anak kita. Mama takut dia tidak diperlakukan dengan baik di rumah itu."
"Mama. Mama ini apa-apaan sih? Bisa-bisanya berpikir seperti itu. Yang, Papa lihat orang tuanya, Alishka itu baik dan ramah jika, Alishka tidak memperlakukan, Brayan dengan baik kan masih ada orang tuanya, Alishka."
"Tapi, Pa–"
"Ma, kita harus memberi waktu untuk, Alishka. Sebagai sesama wanita, Mama juga pasti akan melakukan hal yang sama jika mendapat perlakuan yang tidak mengenakkan."
"Iya sih, Pa. Mama ngerti, Alishka pasti benci sama anak kita tapi kan seharusnya dia belajar untuk menerima bukannya membenci."
"Sudahlah, Ma ayo kita tidur."
*******
Setelah selesai dengan urusan mandinya, Brayan langsung kembali ke kamar, Alishka!
Setibanya di kamar itu, Alishka sudah tertidur. Mungkin wanita itu kelelahan setelah seharian menjalankan resepsi pernikahannya.
Di lantai tepatnya dibawah tempat tidur, Alishka sudah ada kasur lipat yang digelar dengan satu bantal dan satu guling tak ketinggalan juga ada selimutnya di atas lipatan selimut ada sebuah kertas yang berisi pesan untuk, Brayan.
Brayan segera mengambil kertas itu lalu membacanya.
'Jangan pernah tidur satu ranjang denganku tanpa izin dariku. Aku tidak perduli siapa kamu, di sini rumah orang tuaku dan semua peraturan ada padaku'
Setelah membaca pesan itu, Brayan langsung berbaring di atas kasur yang disiapkan oleh istrinya itu.
Malam pertama seharusnya menjadi malam yang indah yang takan pernah bisa dilupakan namun berbeda dengan malam pertama antara, Alishka dan Brayan. Malam pertama mereka juga tidak akan pernah bisa dilupakan oleh keduanya, namun bukan kenangan indah yang akan mereka kenang tapi malam pertama yang hampa tanpa adanya keromantisan mungkin di dunia ini hanya ada mereka saja yang mengalami malam pertama seperti itu.
Brayan langsung memejamkan matanya lalu menyusul, Alishka ke alam mimpi.
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments
Marya Rya
aliakha terlalu manja sama orang tua nya masih syukur brayan mau tanggung jawab klw laki laki lain yang lecehin kamu blm tentu mau tanggung jawab..mungkin tinggal di rumah ortu nya aliskha ga bakalan dewasa lebih baik di bawah pulang ke rumah mu brayan mungkin dia bisa berubah
2023-06-17
2
Aam Firdaus II
ksihan Brayen.. aliskha terlalu bgt
2022-12-27
2
amel220
kebayang gimana Perasaan Brayan
2022-12-11
1