Alishka terus berlari secepat yang dia bisa, sayangnya kecepatannya tak bisa mengalahkan kecepatan seorang, Brayan yang pada dasarnya dia adalah laki-laki yang memiliki kekuatan yang lebih dari pada perempuan.
Brayan meraih tangan, Alishka lalu menariknya agar gadis itu berhenti berlari.
"Aaa!"
Alishka terjatuh dan menindih tubuh kekar, Brayan.
Brayan memeluk erat tubuh, Alishka karena takut terjadi apa-apa pada gadis itu.
"Lepaskan! Lepaskan aku!" Seru, Alishka sembari memukuli dada, Brayan.
Brayan melepaskan pekannya namun dia tak membiarkan, Alishka terlepas seutuhnya. Dia menggenggam tangan, Alishka agar, Alishka tidak berlari lagi.
"Kita harus bicara. Sebentar saja," ucap, Brayan.
Alishka tak menjawab perkataan, Brayan, dia terus memutar tangannya agar terlepas dari cengkraman laki-laki yang sudah membuatnya kehilangan hartanya.
"Alishka, tolong maafkan aku. Aku benar-benar tidak sengaja, malam itu aku sedang dalam keadaan mabuk," ucap, Brayan.
"Tolong, berikan aku kesempatan untuk menebus semua kesalahan yang sudah aku perbuat padamu. Menikahlah denganku, aku janji akan membahagiakan kamu."
Alishka tetap tak bersuara. Dia sangat membenci laki-laki yang sedang menahannya agar tidak pergi itu.
"Alishka, bicaralah jangan membuatku terus dihantui rasa bersalah. Aku menyesal karena sudah melakukan–"
"Diam!" teriak, Alishka.
Belum juga, Brayan selesai dengan perkataannya, Alishka berteriak padanya.
"Lepaskan aku. Aku mohon lepaskan aku," ucap, Alishka dengan matanya yang mulai berkaca-kaca.
"Aku tidak mau melepaskan tanganmu sebelum kamu mengatakan 'ya' padaku."
"Lakukan apa yang kamu mau dan jangan pernah meminta persetujuan dariku. Sampai kapanpun aku akan membencimu. Aku benci sama kamu!" Alishka mulai menangis karena melihat wajah, Brayan membuatnya mengingat kejadian malam itu.
"Alishka!"
Farel menghampiri, Alishka dan Brayan! Entah dari mana laki-laki itu muncul dan mengganggu, Brayan untuk mendapatkan maaf dari, Alishka.
"Farel. Farel tolong aku," ucap, Alishka.
Brayan menatap, Farel dengan tatapan aneh tapi dia tak mengucapkan sepatah katapun padanya.
"Siapa lo? Lepaskan pacar gue," ucap, Farel sembari melepaskan tangan, Brayan yang sedang menggenggam tangan, Alishka.
Farel langsung menggenggam tangan, Alishka dan tak melepaskannya lagi.
"Kamu kenapa menangis? Laki-laki ini membuatmu terluka? Apa dia menggodamu, apa dia berbuat sesuatu padamu?" tanya, Farel kepada, Alishka.
Alishka hanya diam sambil menundukkan kepalanya.
Farel menatap, Brayan dengan tatapan tajam. "Jangan pernah lo ganggu pacar gue lagi. Dia milik gue," ucap, Farel pada, Brayan.
Brayan tak mengatakan sesuatu apapun. Dia merasa dirinya adalah orang yang paling jahat karena sebentar lagi akan memisahkan pasangan kekasih yang saling mencintai itu.
"Ayo kita pergi dari sini, Al," ucap, Farel kepada, Alishka.
Farel terus menggenggam tangan, Alishka dengan erat agar gadis yang dia cintai itu tidak diganggu oleh laki-laki lain lagi.
Brayan menatap kepergian, Alishka dan Farel hingga mereka tak terlihat lagi.
"Jadi, Alishka punya pacar," gumam, Brayan.
Brayan terus berdiri di tempat itu hingga setelah lama, ponselnya bergetar dan menyadarkan dirinya dari semua lamunannya.
Brayan melihat siapa yang mengirim pesan padanya dan ternyata pesan itu dari, Papanya. Dia segera membaca pesan dari, Papanya itu.
"Astaga, aku lupa ternyata hari ini aku ada janji dengan pihak perusahaan dari luar kota," gumam, Brayan.
Brayan segera berjalan cepat bahkan sedikit berlari untuk sampai ke mobilnya!
Brayan pun langsung melajukan mobilnya menuju kantornya karena, Papanya sudah menunggunya sedari tadi.
*******
"Minumlah," ucap, Farel sembari menyodorkan sebotol air mineral pada, Alishka.
Alishka pun langsung meminum air itu. "Terimakasih," ucapnya.
Farel tersenyum tipis menanggapi ucapan terimakasih dari, Alishka. Dia mengusap pipi, Alishka dengan telapak tangannya, menghapus bekas air mata yang masih tersisa di sana.
"Jangan menangis, siapa laki-laki itu?" tanya, Farel dengan suara lembut.
Alishka terdiam, dia tak bisa menjawab pertanyaan, Farel karena tidak mungkin dia mengatakan yang sebenarnya kepada kejadiannya itu.
"Jangan dijawab kalau kamu tidak mau menjawabnya. Aku percaya kok, kamu gak akan mengkhianati aku."
Alishka tersenyum tipis lalu menyandarkan kepalanya di bahu, Farel.
Farel melingkarkan tangannya di punggung, Alishka lalu membelai lembut rambutnya.
*******
"Alishka mana sih? Dari tadi udah muter-muter gak ketemu juga. Capek tahu, jadi lapar lagi nih," ucap, Henny.
"Baru juga makan bakso, masa udah lapar lagi," ucap, Milla.
"Dari tadi kita cari-cari gak ketemu juga tuh si Alishka."
"Iya, Alishka kemana ya," ucap, Milla sambil terus berjalan.
"Eh tunggu, Mill." Henny menarik tangan, Milla hingga gadis itu mundur beberapa langkah.
"Ih apa-apaan sih kamu? Kalau aku jauh gimana?" ucap, Milla.
"Mil, gimana kalau laki-laki tadi itu menculik, Alishka?"
"Gak mungkin. Ada-ada aja deh kamu ini."
"Buktinya sampai sekarang kita gak nemuin, Alishka. Pasti laki-laki itu membawa kabur, Alishka."
"Jangan nakut-nakutin deh kamu."
Dua gadis itu terus berjalan hingga akhirnya mereka sampai di warung yang ada di tempat parkir khusus pengunjung taman itu.
Mereka melihat, Alishka yang sedang berduaan sama, Farel.
"Nah, itu anaknya," ucap,Milla sembari mengarahkan jari telunjuknya pada, Alishka dan Farel.
Henny mengikuti arah yang ditunjukkan oleh, Milla dan benar saja dia juga melihat dua sejoli itu.
"Iya tuh. Ayo kita samperin mereka."
Henny dan Milla menghampiri pasangan kekasih itu!
"Mmm dicari-cari gak ketemu. Pantas aja gak ketemu, orang lagi asyik pacaran," ucap Henny setelah tiba di dekat mereka.
Farel dan Alishka menatap, Henny dan Milla secara bersamaan.
Alishka tersenyum tipis seolah tak bersalah. Dirinya sampai lupa kalau ternyata dirinya meninggalkan dua temannya itu.
"Senyum-senyum terus. Pacaran sampai lupa sama kita," ucap Henny lagi.
"Al, kamu tuh bikin kita khawatir aja deh. Seenggaknya, kalau mau pacaran kabari kita kek biar kita gak nyariin kamu," ucap, Milla.
"Maaf ya, Hen, Mil. Aku lupa, abisnya kalau udah ketemu sama, Farel aku suka jadi lupa segalanya," ucap, Alishka.
"Maaf ya. Sebagai ucapan maaf, gimana kalau aku traktir kalian makan siang di restoran?" ucap, Farel.
"Setuju," sahut, Henny dengan penuh semangat.
Alishka dan Milla menatap, Henny yang berucap dengan volume tinggi dan penuh semangat itu.
"Biasa aja kali," ucap, Alishka dan Milla secara bersamaan.
Farel tertawa melihat tiga gadis yang sedang bersamanya itu.
"Ya udah, ayo kita berangkat," ucap, Farel.
"Baru jam berapa, masa udah mau makan siang?" gumam, Alishka sembari melihat jam ditangannya.
"Iya, belum waktunya makan siang nih," sambung, Milla yang juga melihat jam ditangannya.
"Ya. Kita muter-muter dulu aja, sambil cuci mata," sahut, Farel.
"Ya udah deh, ayo," ucap, Alishka.
Mereka pun pergi meninggalkan taman itu untuk mencari restoran tempat mereka akan makan siang bersama!
Bersambung
Rekomendasi novel yang sangat bagus untuk kalian baca.
yuk mampir ke karya temanku yang satu ini!
Judul: Hasrat Tuan Kesepian
Karya: Reni.t
Blurb: Dikhianati oleh orang yang dicintai yaitu sang istri membuat Louis Gabriel menutup diri dari wanita, dia menjalani hari-harinya dengan begitu kesepian bahkan tinggal di rumah mewah dan besar miliknya tanpa ditemani oleh siapapun.
Dingin, kasar, dan arogan menjadi sifat Louis yang merupakan salah satu pengusaha terkaya di negaranya. Meskipun Luois menutup hatinya akan seorang wanita, namun, tidak dengan nafsu dan birahi yang ada di dalam dirinya.
Sebagai seorang laki-laki normal tentu saja dia tetap membutuhkan kaum wanita untuk memenuhi kebutuhan biologisnya itu, dan Loius selalu menggunakan jasa wanita penghibur untuk memuaskan nafsu birahinya.
Sampai akhirnya, dia bertemu dengan seorang wanita yang cuek, urakan bahkan pecicilan bernama Arista yang mampu membuka hati bahkan mencairkan jiwa yang selama ini membeku.
Seperti apakah pertemuan mereka berdua? akankah Arista menerima cinta dari seorang laki-laki kaya raya, namun, memiliki sifat Arogan dan semena-mena tersebut?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments