Beberapa hari berlalu kini tibalah saat hari pernikahan itu tiba.
Setelah melakukan akad pernikahan di rumah, Alishka dengan hanya dihadiri oleh para saksi dari orang-orang terpenting saja mereka lanjut melakukan resepsi pernikahan di sebuah gedung karena keadaan rumah, Alishka yang tak memungkinkan untuk mengadakan resepsi, selain dari ukuran rumahnya yang kecil halaman rumah itu juga sempit alhasil mereka menyewa sebuah gedung untuk resepsi pernikahan, Brayan dan Alishka.
Di gedung resepsi.
Alishka dan Brayan duduk di atas pelaminan. Tak ada kebahagiaan di wajah keduanya terutama, Alishka.
Selama resepsi, Alishka tidak pernah sekalipun berbicara pada, Brayan. Dia hanya akan tersenyum jika ada tamu undangan yang mengucapkan selamat padanya, semua itu dia lakukan hanya untuk menutupi keterpaksaan nya dan juga menjaga dua keluarga dari rasa malu dan pandangan buruk orang lain.
"Alishka, gak nyangka ya kamu nikah di usia muda," ucap, Henny.
"Diam deh, jangan bikin aku bete," sahut, Alishka.
"Selamat ya, Al semoga jadi keluarga bahagia yang memiliki anak yang banyak," ucap, Milla.
"Doa nya jangan gitu dong. Aku gak mau punya banyak anak."
"Terus kamu maunya apa? Banyak harta gitu?"
"Banyak cinta lah. Bukannya dalam pernikahan harus ada banyak cinta?"
"Alishka, maaf ya aku datang terlambat," ucap, Syifa sembari memeluk, Alishka.
"Iya gak apa-apa. Yang penting kamu datang," sahut, Alishka.
Dibelakang para wanita itu Brayan hanya duduk di kursinya. Tak ada yang bisa dia lakukan, mau bergabung bersama mereka pun dirinya tidak bisa karena istrinya saja tidak menghiraukan dirinya.
Brayan hanya diam sambil terus menyimak percakapan antara, Alishka dengan teman-temannya.
Tak lama teman-temannya, Brayan datang dan ikut meramaikan suasana pelaminan hampa itu.
"Brayan, selamat ya Bro atas pernikahan kalian," ucap, Choky yang sebenarnya dari tadi terus memperhatikan, Brayan dan Alishka.
Brayan bangkit dari duduknya lalu menjabat tangan, Choky!
"Terimakasih, Ky," ucap, Brayan.
"Selamat ya, semoga pernikahan kalian langgeng, semoga hanya maut yang memisahkan kalian," ucap, Azka.
Mereka berada di tempat yang sama namun seperti terhalang tembok pemisah, Alishka sibuk dengan teman-temannya dan Brayan juga begitu.
Choky yang tak ingin temannya hanya dicuekin oleh istrinya mencoba menghancurkan dinding pembatas itu. Dia mendekati, Alishka lalu mengucapkan selamat padanya.
"Mulai hari ini kamu sah jadi istrinya temanku. Selamat atas pernikahan kalian ya semoga kalian bahagia selamanya," ucap, Choky pada Alishka.
Alishka tersenyum tipis lalu menjabat tangan, Choky.
"Terimakasih atas doanya," ucap Alishka singkat.
Choky menatap tiga gadis yang bersama dengan, Alishka lalu mengajak mereka untuk berkenalan.
"Hay para gadis cantik. Boleh kenalan? Siapa tahu kita bisa menyusul mereka," ucap, Choky sembari menatap dua mempelai sekilas lalu kembali menatap tiga gadis di hadapannya itu.
"Hai juga," ucap, Syifa.
Choky mengulurkan tangannya lalu menyebutkan namanya.
"Choky," ucapnya dengan senyuman terbaiknya yang terus membingkai di wajahnya.
"Syifa," ucap, Syifa.
Henny dan Milla juga bergantian berkenalan dengan, Choky.
Tiga gadis yang tidak tahu kenapa temannya itu menikah dengan orang asing terus memasang wajah bahagia di hari itu. Kalau saja mereka tahu dengan apa yang sebenarnya terjadi, mungkin mereka tidak akan sebahagia itu.
"Yakin nih gak ada yang mau kenalan sama aku?" ucap, Azka pada mereka.
Milla, Henny dan Syifa menatap, Azka yang sedang berdiri di samping, Brayan.
"Kalau mau kenal kenapa berdiri di sana? Kemarilah bergabung bersama kami," ucap, Milla.
"Oh, ya jangan biarkan pengantin laki-laki sendirian di sana nanti bisa diculik oleh janda itu," celetuk, Henny.
Henny berjalan beberapa langkah untuk tiba pada, Brayan! Dia meraih tangan, Brayan lalu membawanya bergabung bersama mereka.
"Jangan malu-malu. Karena kamu sudah menikah dengan teman kami makan kami akan jadi temanmu juga," ucap, Henny.
Setelah tiga gadis itu berkenalan dengan, Azka. Mereka tak langsung pulang, mereka memilih mengganggu temannya sebentar dengan pertanyaan-pertanyaan seputar hubungan setelah menikah.
"Kalau mau unboxing, jangan lupa direkam terus liatin ke kita," ucap, Choky pada, Brayan.
"Apaan sih loh," ucap, Brayan dengan nada kesal.
"Maksud gue unboxing kado, Yan lo pikir apa?" sambung, Choky.
"Ya namanya juga pengantin baru, unboxing apa kek," ucap, Azka.
"Malam pertama, nanti malam aku nginap ah di rumah kamu, Al biar bisa gangguin kalian," ucap Milla.
"Iya guys, kita harus rusuhin mereka," sambung, Henny.
"Kalian apa-apaan sih, nanti kalian pengen gimana? Aku belum siap nikahin kalian juga," ucap, Brayan.
Dari tadi hanya diam, setelah tahun teman-temannya, Alishka asyik diajak bercanda akhirnya, Brayan mulai membuka suaranya.
Mereka semua tertawa bahagia, akhirnya pasangan pengantin itu bisa tertawa bersama. Tentang apa yang akan terjadi selanjutnya, biar mereka yang menjalaninya. Saat itu, Choky hanya berusaha untuk memecahkan keheningan pada kedua mempelai.
Waktu terus berjalan, hingga kini hari sudah malam. Semua para tamu undangan sudah pergi meninggalkan gedung itu dan hanya menyisakan keluarga saja.
Geng cantik dan dua temannya, Brayan juga sudah pergi dari gedung itu sejak tadi.
"Pak, Bu, saya titip anak saya ya. Kalau dia tidak tahu tolong diberi tahu kalau dia salah tolong ingatkan dia. Dia masih belum tahu banyak tentang bagaimana menjalani hidup berumahtangga, pastinya dia harus banyak belajar," ucap, Ashmita pada Hendra dan Salma.
"Iya, Bu. Anak kami pun begitu, dia masih harus banyak belajar," sahut, Sandra.
"Pak kalau anak saya membangkang, marahi saja dia. Jangan anggap dia sebagai menantu saya harap kalian menganggap, Brayan sebagai anak kalian juga," ucap, Argadana.
"Pak besan tidak usah khawatir. Kami akan memperlakukan, Brayan seperti anak kami sendiri.
Setelah selesai, mereka semua juga pergi dari gedung itu untuk pulang ke rumah masing-masing.
Malam itu akan menjadi malam pertama bagi, Brayan meninggalkan rumah mewahnya dan hidup bersama dengan keluarga, Alishka di rumah yang tidak ada sebagian dari luas rumahnya itu.
"Brayan, Mama sama Papa pulang dulu, kamu baik-baik ya, Nak. Ingat sekarang kamu udah menjadi seorang suami jadi jaga istrimu dengan baik ya," ucap, Ashmita pada, Brayan.
"Alishka, Mama titip, Brayan ya. Dia memang pernah membuat kesalahan padamu tapi, Mama yakin dia akan membahagiakan dirimu," sambung, Ashmita namun kini dia bicara pada menantunya.
Alishka hanya diam, dia tidak bisa menjamin dirinya akan menerima, Brayan setelah pernikahan itu dilangsungkan.
"Kami pulang ya. Oh ya, Brayan, kamu boleh cuti semau kamu ya," ucap, Arga.
Brayan hanya mengangguk pelan dengan mulutnya yang tertutup rapat.
Mereka semua pun mulai meninggalkan gedung itu!
Selama di perjalanan pulang, tidak ada sedikit pun pembicaraan diantara mereka.
Alishka dan Brayan hanya diam dan sibuk dengan pemikirannya masing-masing sementara, Hendra dan Sandra sudah melaju lebih dahulu, mereka menggunakan mobil lain, mobil yang mereka sewa untuk berangkat ke gedung resepsi tadi.
Supir yang mengantarkan pengantin itu sengaja tak melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi karena baginya keselamatan adalah yang utama.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments