"Melamar anak kami? Maaf apa tidak terlalu cepat? Seingat saya selama ini, Alishka tidak memiliki kekasih dan dia juga belum pernah mengenalkan kekasihnya pada kami," ucap, Hendra.
Ashmita dan Argadana saling menatap untuk beberapa saat lalu kembali pada posisi semula.
"Apa mungkin mereka tidak tahu?" ucap, Ashmita didalam hatinya.
"Bu, saya orang yang mengantarkan, Alishka ke rumah sakit waktu itu, Ibu masih ingat saya?" ucap, Brayan.
Sandra menatap, Brayan dengan seksama sedetik kemudian dia ingat dengan perkataan, Alishka yang yang mengatakan bahwa dirinya diantar ke rumah sakit oleh laki-laki yang sudah melecehkannya.
"Apa,, jadi kamu orangnya?" gumam, Ashmita.
"Bu, karena itulah kami berniat untuk menikahkan anak kalian dengan anak kami," ucap, Argadana.
"Saya panggil, Alishka sebentar ya." Sandra bangku dari duduknya dan mulai melangkahkan kakinya menuju kamar, Alishka!
"Alishka, ada yang mau kami bicarakan denganmu. Ayo ikut, Ibu," ucap, Sandra yang hanya menyembulkan kepalanya dari balik pintu.
Alishka menoleh ke arah pintu kamarnya. "Baik, Bu tunggu sebentar," sahut, Alishka.
Sandra menunggu sang putri di depan pintu kamarnya, dia tidak berani meninggalkan, Alishka karena tahu putrinya itu pasti sangat ketakutan pada tamu yang akan ditemui dirinya.
"Ayo, Bu."
Sandra menggandeng, Alishka lalu mereka pun mulai berjalan!
"Bu." Alishka menghentikan langkahnya saat melihat, Brayan ada di rumahnya dan sedang mengobrol dengan Ayahnya.
Sandra mengusap punggung, Alishka dengan lembut. "Sayang, mereka datang untuk bertanggungjawab," ucap, Sandra.
Sandra membawa, Alishka duduk di kursi yang berhadapan dengan, Brayan.
"Alishka, kamu kenal dengan pemuda ini?" tanya, Hendra.
Hendra yang belum tahu dengan apa yang sebenarnya terjadi pada mereka, bertanya pada sang putri. Karena sebelumnya, Alishka tidak pernah mengenalkan, Brayan padanya.
Hendra ingin yang terbaik untuk putrinya, dia tidak ingin dia salah memilih pasangan hidupnya karena baginya pernikahan hanya akan terjadi satu kali dalam seumur hidupnya.
"Ya, beberapa hari yang lalu," sahut, Alishka dengan air mata yang mulai meluncur dari pelupuk nya.
"Beberapa hari?" Hendra menatap sang putri dengan penuh tanya.
"Pak, kami akui anak kami bersalah besar pada putri, Anda. Karena itulah kami datang untuk bertanggungjawab," ucap, Ashmita.
"Kesalahan apa?" Hendra menatap, Alishka dan Sandra.
Alishka terus menangis karena merasa malu pada keluarganya, dia juga masih merasakan benci yang begitu dalam kepada laki-laki di hadapannya itu.
"Jadi, Anda belum tahu sesuatu apapun itu?" tanya, Brayan.
"Ada apa ini? Apa yang kamu sembunyikan dari, Ayah, Nak?" tanya, Hendra kepada, Alishka.
"Bu, apa yang terjadi?" sambung, Hendra kini dia menatap istrinya.
"Saya sudah melakukan sesuatu yang seharusnya tidak saya lakukan kepada, Alishka. Dengan ini saya ingin menikahi dia sebelum sesuatu terjadi yang mungkin dapat merusak nama baik kedua keluarga ini," jelas, Brayan.
Brayan menatap, Hendra dengan tatapan sendu, dia begitu merasa sangat bersalah pada keluarganya terutama pada, Alishka.
"Aku tidak mau menikah denganmu. Aku tidak mau menikah dengan penjahat," ucap, Alishka dengan suara yang bergetar.
Alishka berlari ke kamarnya lalu mengunci pintunya!
"Alishka! Alishka!" teriak, Sandra.
Semua orang panik saat, Alishka tiba-tiba pergi dari tempat itu.
"Bu, tolong bujuk dia," ucap, Hendra.
"Pak, saya minta maaf. Semua terjadi diluar kesadaran saya, saya berani bersumpah demi apapun bahwa saya tidak sengaja melakukan itu padanya," ucap, Brayan.
Hendra terlihat menahan amarahnya, dadanya bergerak naik turun dan wajahnya juga berubah menjadi merah padam.
"Pak, tolong maafkan anak saya. Saya bersumpah anak saya akan menerima putri, Anda sepenuh hatinya. Kami akan menerima dia dengan baik," ucap, Ashmita.
Prang!
Suara sesuatu yang sengaja dipecahkan terdengar dari kamar, Alishka.
"Alishka! Apa yang kamu lakukan?" teriak, Sandra.
Semua orang berlarian menuju kamar, Alishka!
"Pak, tolong buka pintunya. Ibu takut dia menyakiti dirinya sendiri." Sandra begitu panik setelah mendengar suara dari dalam kamar, Alishka.
Tanpa aba-aba, Brayan mendobrak pintu kamar yang terkunci dari dalam itu lalu segera menarik tangan, Alishka yang mencoba menyayat luka di pergelangan tangannya itu!
"Apa yang kau lakukan?" ucap, Brayan dengan suaranya yang tinggi.
"Lepaskan! Lepaskan aku!" Alishka meronta sambil terus menangis.
Sandra dan Hendra menghampiri, Alishka lalu mereka memegangi tubuh, Alishka agar tak memberontak.
"Aku mau mati saja, aku mau mati saja, Bu. Aku benci sama dia! Aku gak mau nikah sama penjahat." Alishka terus memberontak dan berteriak histeris.
"Dengar, Alishka. Aku datang untuk meminta maaf dan juga bertanggungjawab atas perbuatan ku. Aku akan menikahi dirimu," ucap, Brayan sembari menangkup pipi, Alishka.
"Nak, maafkan dia ya dan menikahlah dengan dia. Jangan pernah berpikir untuk mengakhiri hidupmu karena itu perbuatan yang tidak terpuji," ucap, Ashmita.
"Orang tuamu akan sedih jijik kamu melakukan hal ini lagi. Nak, saya tidak pernah mengajarkan hal seburuk itu padanya. Saya yakin dia melakukannya secara tidak sadar. Tolong maafkan anak saya," ucap, Arga.
Untuk pertama kalinya, Arga memohon meminta maaf untuk kesalahan yang tidak dia perbuat.
Alishka terus menangis dan semua orang yang berada di kamar itu pun ikut menangis. Sebagai seorang perempuan, Ashmita ikut merasakan sakit yang dirasakan oleh, Alishka.
"Suruh dia pergi, Bu. Aku tidak mau melihat wajahnya, tolong suruh penjahat itu pergi," ucap, Alishka di sela tangisnya.
"Maaf, kalian pergi saja dulu dari sini setelah, Alishka tenang kami akan menghubungi kalian. Tinggalkan saja nomor telepon jika kalian memang benar-benar ingin bertanggungjawab atas apa yang sudah putra kalian perbuat pada putri kami," ucap, Hendra sembari terus memeluk, Alishka.
Arga mengambil kartu namanya lalu meletakkannya di atas meja! "Hubungi saya secepatnya ya, Pak," ucap, Arga.
Ashmita meraih tangan, Brayan lalu menariknya membawanya keluar dari kamar itu!
"Ayo, Nak," ucap, Ashmita.
Keluarga itu pun pergi meninggalkan rumah, Hendra dan keluarganya!
"Alishka, anakku," gumam, Hendra.
Hendra mengelus rambut putrinya dengan lembut.
"Jangan berpikir untuk melakukan bunuh diri, Alishka. Apa kamu tidak sayang pada, Ibu dan Ayahmu?" ucap, Sandra sembari terus menangis.
"Aku tidak pantas menjadi anak kalian lagi. Aku sudah kotor," lirih, Alishka.
"Jangan bicara seperti itu. Kamu adalah anak kami, kamu anak, Ayah."
Bersambung
Rekomendasi novel yang sangat bagus untuk kalian baca.
Teman-teman yuk mampir ke karya temanku!
Nama pena: Ika Oktafiana
Judul: Dear, Pak Boss
Blurb:
Stella tidak pernah menduga bahwa dirinya akan jatuh cinta dengan seorang Arshaka Virendra, sang Direktur Utama di perusahaan tempat Stella bekerja.
Kejadian itu bermula ketika Stella merasa tertantang dengan sikap Shaka yang dingin dan kaku. Bahkan, untuk sekedar mengulas senyum saja tidak pernah.
Berbagai cara Stella lakukan untuk membuat Shaka mau tersenyum. "Senyum dong, Pak. Biar semakin tampan," goda Stella tempo hari saat keduanya tidak sengaja bertemu di saat hujan sore hari.
Dikala itulah, awal mula hidup Shaka berubah menjadi lebih berwarna, Stella berhasil menjungkir-balikkan hidup Shaka dan mulai mengenal rasa bernama 'cinta'.
Perlahan, penyebab dari sikap dingin Shaka terkuak, hidup yang keras dan masalalu yang kelam. Hal itu justru semakin membuat Stella begitu kagum dengan sosok Shaka. Seketika timbul rasa ingin selalu ada dan memeluk dikala pelik kehidupan menderanya.
Karya:
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments
amel220
terima j pak lamarannya
2022-12-06
1