Pagi itu di kediaman, Argadana dan keluarga.
"Mulai sekarang kamu harus berusaha lebih keras lagi untuk mengembangkan perusahaan kita. Kamu harus bisa meng_handle semua masalah perusahaan, jangan terus bergantung sama, Papa," ucap, Arga kepada, Brayan.
"Apa selama ini hasil kerjaku kurang memuaskan?" tanya, Brayan.
"Tidak seperti itu, Brayan. Hanya saja, Papa masih ragu padamu."
"Selama ada, Papa aku selalu belajar tentang semua hal dari, Papa."
"Setelah kamu menikah, perusahaan akan menjadi hak milik kamu. Papa harap kamu tidak mengecewakan, Papa nanti."
"Jangan secepat ini, Pa. Aku masih mau jadi karyawan, aku belum siap menjadi orang nomor satu di kantor."
"Kamu ini kan sudah dewasa, seharusnya kamu sudah bisa menegang tanggungjawab ini," ucap, Ashmita.
"Aku sudah bisa, Ma tapi aku belum siap aja. Lagipula hubungan aku dengan gadis itu belum tentu baik."
"Apa hubungannya gadis itu dengan urusan pekerjaan?" tanya, Ashmita.
"Ma, kalau dalam keluarga tidak merasakan kenyamanan dan kebahagiaan, gimana mau konsen bekerja?"
"Kamu ini, seperti orang yang tahu saja," ucap, Argadana.
"Aku tahu setelah aku mengalami bencana di malam itu."
Ashmita menghela nafasnya panjang lalu membuangnya perlahan.
*******
"Alishka, pergilah untuk sekedar refresing, jangan terus mengurung diri di kamar," ucap, Sandra.
"Aku malas, Bu," sahut, Alishka.
"Nak, jangan berpikir terlalu keras. Lupakan semua masa lalu anggap saja semua itu tidak pernah terjadi."
"Mana bisa aku melupakan masa lalu hitam itu, Bu."
"Ayah sudah menghubungi, Ayah dari pemuda itu. Ayah sudah memutuskan kamu akan tetap menikah dengan pemuda itu," ucap, Hendra.
"Terserah kalian saja. Aku ikut apa kata, Ayah dan Ibu saja," ucap, Alishka datar.
"Nak, maafkan Ayah, sebenarnya, Ayah tidak ingin memaksa kamu tapi pernikahan ini harus terjadi demi kebaikan kamu dan juga keluarga kita," sambung, Hendra.
"Aku tahu, keputusan kalian memang selalu yang terbaik. Aku ingin pergi bersama teman-temanku. Permisi." Alishka langsung pergi dari ruangan itu! Dia tak ingin membicarakan tentang pernikahan yang sama sekali tidak diinginkannya.
Sandra dan Hendra menatap kepergian, Alishka, sebenarnya mereka tak ingin memaksa, Alishka untuk menikah di usianya yang terbilang masih muda tapi apa boleh buat, kecelakaan yang menimpanya mengharuskan, Alishka dinikahkan dengan orang yang sana sekali tidak dikenalnya.
*******
Di sebuah Taman, Alishka sedang duduk di kursi taman itu, dia menunggu teman-temannya datang ke tempat itu.
Mereka berencana keliling-keliling taman untuk menghilangkan rasa jenuh.
Tak lama, Syifa dan Henny datang ke taman itu.
"Alishka," seru, Henny.
Syifa dan Henny berjalan menghampiri, Alishka yang sedang duduk di kursi taman itu!
"Kalian lama banget," ucap, Alishka.
"Maaf, tadi kita nungguin, Milla dulu tapi ternyata dia gak bisa ikut karena dia ada panggilan dari perusahaan tempat dia melamar kerja," jelas, Syifa.
Para gadis itu memang baru selesai kuliah. Saat malam musibah itu terjadi mereka sedang mengadakan pesta kelulusan mereka, sayangnya kebahagiaan itu dirasakan oleh, Akishka hanya sekejap saja karena malam itu, malam yang membawanya pada bencana terburuk yang tak pernah dia bayangkan sebelumnya.
"Kalian belum dapat panggilan kah?" tanya, Alishka.
"Belum," sahut, Henny singkat.
"Kamu sendiri?" Kini Milla yang bertanya kepada, Alishka.
"Sudah, tapi aku sengaja tidak datang."
"What! Kenapa?" ucap, Milla dan Henny secara bersamaan.
"Ayah dan Ibu melarang ku." Alishka berucap dengan nada bicaranya yang pelan.
"Kok, bisa?"
"Udahlah, jangan bahas itu. Aku lagi gak mau bahas itu, mending kita makan, bakso yang ada didepan itu yuk!"
"Bakso? Siapa yang bisa nolak bakso? Ayo kita makan bakso!" seru, Henny.
"Emang dasar tukang makan. Awas makin melar nanti tuh perut," ucap, Milla.
"Udah ah, ayo kita makan."
Tiga gadis itu pun langsung berjalan menghampiri tukang bakso yang sering nongkrong di taman itu!
Tak butuh waktu lama, mereka pun tiba di tempat, Abang bakso itu. Tak menunggu lama, Henny langsung memesan empat mangkuk bakso.
"Empat? Gak salah, Hen? Kita kan cuma tiga orang," ucap, Alishka.
"Kamu kayak gak tahu aja, dua mangkuk buat dia makan sendiri," ucap, Milla.
Alishka tersenyum tipis, saking banyaknya memikirkan beban hidupnya, dia jadi lupa dengan, Henny yang memang dari dulu suka makan banyak. Makanya dari mereka hanya, Henny lah yang bobot tubuhnya paling montok.
Di jalan raya. Saat, Brayan melewati taman itu tanpa sengaja dia melihat, Alishka yang sedang menyantap bakso bersama teman-temannya.
Brayan menepikan mobilnya tapi dia tidak turun dari mobilnya, dia tetap duduk di dalam mobil sambil terus memperhatikan, Alishka yang sedang makan.
"Gara-gara aku, kamu jadi harus kehilangan masa mudamu," gumam, Brayan.
Brayan terus memperhatikan, Alishka yang terlihat terus melamun. Dua temannya terlihat sangat bahagia, mereka terus tertawa bahagia sedangkan dari tadi, Alishka hanya diam sembari memainkan bakso di mangkuknya sambil sesekali dia memakan bakso itu.
Setelah beberapa saat, Brayan hanya menatap mereka saja, akhirnya dia memutuskan untuk turun dari mobilnya dan berbicara kepada, Alishka!
"Alishka, boleh kita bicara sebentar?" ucap, Brayan yang berdiri dibelakang, Alishka.
Alishka menghentikan gerakan tangannya yang sedang memainkan sendok lalu menoleh ke arah suara.
"Kamu." Seketika, Alishka menjadi ketakutan.
Dia bangkit dari duduknya lalu mulai melangkahkan kakinya.
"Hen, Mill, aku duluan ya."
Alishka berjalan dengan sedikit berlari!
"Alishka! Alishka!" teriak, Brayan.
"Kenapa tuh anak?" ucap, Henny sembari terus mengunyah baksonya.
"Maaf, kamu siapa ya?" tanya, Henny pada, Brayan.
"Saya temannya, Alishka. Permisi." Brayan langsung pergi dari tempat itu dan mengejar, Alishka sebelum gadis itu lari lebih jauh lagi!
"Ganteng juga ya, cowok itu. Sejak kapan, Alishka punya teman cowok? Ganteng lagi," ucap, Henny.
"Mana aku tahu," sahut, Milla.
Henny dan Milla Melanjutkan makannya dan membiarkan, Alishka pergi. Mereka tidak tahu, Brayan itu siapa, jika saja mereka tahu mungkin mereka tidak akan membiarkan, Alishka dikejar oleh, Brayan.
Bersambung
Selamat malam teman-teman, seperti biasa nih, aku bawain rekomendasi novel yang sangat bagus untuk kalian baca.
Mampir ya di novel teman aku yang satu ini.
Judul: Istri Siri Tuan Bryant
Author: Asma Khan
Setiap pernikahan mengharapkan kebahagiaan. Namun, tidak dengan pernikahanku.
Siapa sangka. Pernikahan yang kuanggap pemujaan ternyata semu belaka. Ucapan talak di depan rumah pojok dari bibir mas Akbar menyadarkanku arti diriku selama setahun ini.
Hujan belati menusuk hatiku, dengan penghianatan suami beserta sahabat baikku.
"Kamu hanyalah penebus hutang judi ku. Tidak lebih!"
Sesak, hingga gelap menyapa. Ketika kesadaran ku kembali, kertas putih menyambut dunia malang ku.
"Pilihanmu hanya dua, menjadi istri siri atau menjadi wanita malam!"
Hitam di atas putih. Kini hidupku hanya untuk menjadi penebus hutang mantan suamiku.
Sanggupkah Ara menjalani hidup sebagai istri siri pria asing? Apakah hidup Ara akan selalu dibawah kekuasaan orang lain?
Ikuti kisah perjuangan Ara mencari kebahagiaan sederhana dalam sebuah ikatan suci pernikahan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments