Suka kamu milih Vior!

"Vior sini nak," panggil Rara.

Vior yang baru turun dari lantai dua kamarnya benar-benar menghampiri Rara yang kini menjadi mama mertuanya, saat itu terlihat Rara sedang berada di dapur membuat sesuatu.

"Mama bikin apa?" Vior bertanya canggung.

Rara tersenyum menghampiri Vior, menarik pelan tangan menantu kecilnya itu, duduk di salah satu kursi meja makan menyodorkan susu ibu hamil untuk Vior.

"Kamu kayaknya nggak pernah Mama lihat makan nasi, nanti Prince biar Mama suruh belikan makanan sehat biar kamu ada tenaga. Oh ya ini Mama buatin kamu susu ibu hamil, diminum yah biar calon cucu Mama nanti lahiran sehat," ucap Rara.

Segelas cairan berwarna pink diterima oleh Vior, matanya menatap Rara yang terlihat sangat baik, keluarga Prince sepertinya baik semua, entah itu Windi, Prince, atau ibunya, namun Vior belum tau betul mana ayah mertuanya, karena saat pernikahan dia hanya melihat sekilas tapi setelah itu tidak lagi.

"Terima kasih," ucap Vior, Rara kemudian duduk di kursi lain memperhatikan Vior, ini bukan kali pertama Rara mengenal Vior, bahkan sebelum menikah dengan Prince sudah beberapa kali Rara melihat gadis imut di depannya ini.

"Kamu udah nggak kerja lagi di butiknya Windi kan?" tanya Rara.

Vior menggeleng meletakkan kembali gelas yang isinya baru dia teguk sedikit.

"Mbak Windi melarang aku balik ke butik, Pak Prince juga katanya nanti bahaya buat kese..."

"Ya jelas Prince nggak izinkan kamu, sekarang kamu kan nggak sendirian, udah jangan dipikirin lagi soal pekerjaan sekarang kamu istrinya Prince, bagian dari keluarga ini, Mama juga nggak akan izinin kamu kerja dalam kondisi hamil begini, Mama nggak sabar tahu mau pensiun kerja biar bisa main sama cucu-cucu Mama," Rara menyela.

Masih sangat canggung bagi Vior menjadi salah satu bagian dari keluarga yang sangat baik, sangat peduli tanpa memikirkan status yang Vior miliki, Vior tergelak kaget saat Rara memegang tangannya, mengusapnya pelan.

"Kamu beneran nggak punya satupun keluarga dari orang tua?" tanya Rara dengan hati-hati.

Vior mengangguk pelan, Rara menghela nafas merengkuh Vior bagaikan anak kandungnya sendiri.

"Kamu anak yang kuat Vior, anak kamu nanti pasti akan sekuat ibunya," Rara mengusap rambut hitam legam milik Vior.

Entah kenapa air mata menetes begitu saja padahal Vior sedang tidak ingin menangis, namun kata-kata Ibu mertuanya ini membuatnya terharu sampai buliran bening itu keluar dari sumbernya.

Vior menemukan keluarga yang penuh kasih sayang tadinya Vior takut jika orang kaya akan memperlakukannya dengan tidak baik saat melihat statusnya yang bukan dari kalangan elit, sekarang dia mendapatkan ibu mertua sebaik ini, suami yang sabar dan pengertian seperti Prince.

Rara mengurai pelukan dan terkejut ketika melihat air mata di wajah Vior.

"Kamu kok nangis? kamu nggak senang jadi keluarga Mama?" tanya Rara mengusap air mata Vior dengan jari tangan.

"Nggak tahu Ma, air mata ku nggak bisa ditahan pas Mama peluk aku tadi, aku jadi keingat Ibu," sisa air mata diusap oleh punggung tangan Vior, mengulas senyum ke arah Rara.

"Aku senang kok bisa jadi bagian dari keluarga penuh kasih sayang ini, aku berterima kasih banget karena Mama udah nerima aku sebagai menantu Mama meskipun aku bergabung ke keluarga ini karena..."

"Shhttt..." Rara menggeleng.

"Jangan dilanjutkan kalau kamu lanjutkan nanti Mama jadi pengen mukul Prince," lanjut Rara.

Vior tertawa pelan, Rara membelai wajah Rara, manis sekali menantunya ini, jika anak Prince nanti lahir perempuan mungkin akan sangat mirip dengan Vior, dan anak itu pasti akan sangat cantik.

"Diminum susunya, Mama udah buatin khusus buat kamu," ucap Rara.

Kembali Vior mengangguk, dan meminum sampai habis, tidak ada rasa mual yang dia rasakan padahal kemarin selain mangga muda tidak ada yang mau masuk ke perut Vior.

"Keadaan kamu bagaimana masih suka mual?" tanya Rara.

"Masih Ma, tapi tadi pagi udah nggak terlalu parah kayak kemarin, nggak tahu deh obat apa yang Dokter kasih pas periksa kemarin, tapi aku jadi tenang karena nggak lemas di kamar mandi," Vior menjawab.

"Vior, Mama penasaran sebenarnya usia kamu berapa sih, ini Prince nggak beneran nikahin anak SMP kan?" Rara menatap Vior lamat-lamat.

Gadis yang ditanya tertawa merasa lucu karena yang bertanya mengenai usianya adalah sang ibu mertua.

"Pak Prince belum kasih tahu Mama soal usia aku?" katanya balik, Rara menggeleng.

"Usiaku dua belas tahun Ma," katanya bercanda, Rara membulatkan matanya, tapi Vior segera menambahkan.

"Tapi sisanya," ucap Vior sambil tertawa.

"Ih kamu ini yah bisa aja, jadi usia kamu sebenarnya berapa jangan bikin Mama gemes, nanti kamu Mama gigit saking gemesnya gimana?" Rara menarik hidung Vior, tersenyum geli ketika melihat Vior bisa tertawa seperti ini sejak menikah dengan Prince, Rara bahkan hanya melihat raut wajah kesakitan pada Vior.

"Aku dua puluh dua tahun Ma, kalau Mama nggak percaya sama usia ku, nanti aku kasih lihat KTP ku," ucap Vior.

"Eh serius? kamu bukan tujuh belas atau enam belas tahun?" tanya Rara.

Vior menggeleng.

"Aku beneran dua puluh dua tahun, Mama masih nggak percaya sama aku?" tanya Vior.

"Percaya nggak percaya sih, tapi ini muka kamu pakai perawatan apa? Mama kamu pas hamil kamu emang makan apa sih kok kamu lahirnya semulus ini," ucap Rara.

Kembali Vior tertawa.

"Mama ada-ada aja, aku nggak tahu ibu pas ngidam Vior makan apa, kan aku belum lahir waktu itu," ucap Vior.

Rara mengangguk pelan.

"Iya juga yah, masa anak yang belum lahir udah tahu Mamanya dulu ngidam apa," keduanya pun lantas tertawa, tidak sadar jika Prince dua menit yang lalu memperhatikan interaksi dua orang yang kini sedang asik dengan candaan.

Senang rasanya bisa melihat Vior tertawa lepas seperti itu, sebenarnya Prince masih merasa bersalah pada Vior, membuat Vior mau menikahinya karena kesalahan yang membuat Vior sampai hamil, kegiatan itu memang tidak Prince ingat sama sekali, tapi keyakinan Prince jika itu adalah Vior sudah jelas.

"Pagi-pagi begini ketawain apa sih? pasti gosipin aku ya?" Prince menghampiri dua wanita yang sedang asik bercanda itu menoleh.

Rara berdiri dari posisi duduk, tangan ringannya tiba-tiba saja menggeplak bahu putranya sampai Prince mengadu.

"Mama kenapa sih? Prince perasaan nggak bikin masalah deh," ucap Prince sambil mengusap bekas pukulan Rara.

Vior jadi terdiam, kemudian Rara mulai berucap.

"Kamu ya nyari istri pintar banget, dari mana kamu nemu perempuan se awet muda ini? nanti kalau orang ngira Mama punya anak lagi gimana?" ucap Rara.

"Lah kan Vior emang anak Mama sekarang," Prince menjawab.

"Ih kamu ini dikasih tahu Mama masih aja bisa jawab, untung kamu jadiin Vior istri kamu, jadi selain istri kamuz Mama berasa kayak punya tiga anak selain kamu dan Windi," ucap Rara.

"Maksud Mama apaan sih? aku nggak ngerti, Vior emang anak Mama kan sekarang," ucap Prince.

"Iya Mama tahu, awas aja ya sampai kamu bikin dia nangis, nanti Mama yang akan balas dendam ke kamu," ancam Rara sembari menunjuk wajah Prince.

Kening Prince mengernyit, sedangkan Vior masih diam tidak tahu harus berkata apa.

"Lah kok aku di anak tiri kan si Ma?" sahut Prince kesal.

Vior kini menahan tawa geli nya Rara melirik ke arah Vior kemudian berbisik pada Prince.

"Mama suka kamu milih Vior jadi istri kamu, berasa kamunya punya adik lagi, padahal Mama sempat mau angkat Vior jadi anak asuh Mama loh pas pertama kali lihat dia kerja di butik Windi," ucap Rara.

Prince membuka bibirnya paham. Tapi setelah itu Rara melenggang dari sana membiarkan Vior dan Prince berdua di ruang makan, kenapa Mamanya baru bilang sekarang kalau mau mengangkat Vior jadi anak asuh, tapi sudah lah toh sekarang Vior juga jadi anaknya Rara, anak menantu maksudnya.

"Pak Prince mau aku masakin sesuatu?" tanya Vior.

"Nggak usah, kamu duduk aja aku nggak mau repotin kamu, biar Mbak Nining aja yang masak," tolak Prince dan Vior hanya mengangguk pelan tanpa protes.

Episodes
1 Vior
2 Ke rumah Windi..
3 Barang Prince!
4 Cinta pertama!!!
5 Apa yang sudah terjadi tak bisa diulang kembali,,
6 Pertemuan setelah kejadian itu!
7 Hamil!
8 Akan menikahi Vior!
9 Jangan kerja keras!
10 Waktunya kamu nikah sama aku!
11 Ayo menikah!
12 Menikah besok..
13 Ngidam!
14 Pengalaman pertama!
15 Perhatian Prince..
16 Yang kamu bilang ada benarnya!
17 Cemburu!
18 Kamu sakit?
19 Suka kamu milih Vior!
20 Malu-malu..
21 Enak!
22 Ke Jakarta!
23 Rindu!
24 Panik!
25 Sepupu Prince!
26 Kedatangan nyeri yang tiba-tiba!
27 Rena Baskara!
28 Harusnya nggak usik masa lalu kamu!
29 Bukankah yang harusnya malu itu aku?
30 Bisa-bisanya!
31 Ngidam lagi!
32 Ingin dimanja!
33 Aku ikut kamu aja,
34 Vior yang semakin manja!
35 Manja!!!
36 Tidak lama lagi...
37 Istri bapak tidak bisa kami selamatkan,,,
38 Kapanpun dan di manapun...
39 Duduk tanpa protes...
40 Aku ini berniat baik Vior!
41 Sudah mulai liar!
42 Tidak sabar!
43 Nesya!
44 Vior semakin ketakutan saat membayangkannya...
45 Mata terpejam damai!
46 Vior lebih banyak diam!
47 Jalan-jalan...
48 Kata orang begitu menyakitkan...
49 Ingin anak cewek!
50 Koleksi!
51 Bukankah itu sangat menyedihkan?
52 Aku masih mencintai suamimu!
53 Nesya justru tersenyum.
54 Kayaknya yang kamu lakuin kali ini salah!
55 Gelap dan dingin...
56 Punya saingan!
57 YA TUHAN!!!
58 Masih belum ada tanda-tanda!
59 Mencari tahu sendiri!!!
60 Jadi bagaimana, Dok?
61 Percaya padaku!
62 Mau ikut aku ke jakarta?
63 Di buatin adek juga!
64 Percaya pada Prince...
65 Tidak tenang!!!
66 Kapan pindah?
67 Ke rumah Windi!!!
68 Kesulitan Windi!!!
69 Gen nya kuat!!!
70 Pelan-pelan!!!
71 Menemui mantan!!!
72 Masih mencintai Nesya!
73 Cukup menyenangkan!
74 Satu permintaan!
75 Di infus!
76 Sudah sangat terlambat!!!
77 Salah paham!
78 Pasti menyakitkan!
79 Menjelaskan!!!
80 Satu tiket emas!!!
81 Aku bukan Adek kamu!
82 Arti dari sebuah kesetiaan...
83 Kecelakaan!
84 Berita!
85 Butuh segera pulih...
86 Hanya perlu sabar!
87 Tidak seperti dibayangkan!
88 Yuk pulang!
89 Jangan gila!
90 Berharap bukan mimpi!
91 Berapa tahun kita tunda?
92 Niat terselubung...
93 Teman SMA...
94 Ibu terbaik!
95 Tertunda!
96 Angga!
97 Seperti ada yang tertinggal!
98 Pernah di posisi yang sama!
99 Sky di culik!
100 Menemukan bayi!
101 Siap jadi Ibunya!
102 Apa mungkin ini anak Prince?
103 Sky kembali!
104 Memanfaatkan Vior!
105 Serius!
106 Punya saingan,,
Episodes

Updated 106 Episodes

1
Vior
2
Ke rumah Windi..
3
Barang Prince!
4
Cinta pertama!!!
5
Apa yang sudah terjadi tak bisa diulang kembali,,
6
Pertemuan setelah kejadian itu!
7
Hamil!
8
Akan menikahi Vior!
9
Jangan kerja keras!
10
Waktunya kamu nikah sama aku!
11
Ayo menikah!
12
Menikah besok..
13
Ngidam!
14
Pengalaman pertama!
15
Perhatian Prince..
16
Yang kamu bilang ada benarnya!
17
Cemburu!
18
Kamu sakit?
19
Suka kamu milih Vior!
20
Malu-malu..
21
Enak!
22
Ke Jakarta!
23
Rindu!
24
Panik!
25
Sepupu Prince!
26
Kedatangan nyeri yang tiba-tiba!
27
Rena Baskara!
28
Harusnya nggak usik masa lalu kamu!
29
Bukankah yang harusnya malu itu aku?
30
Bisa-bisanya!
31
Ngidam lagi!
32
Ingin dimanja!
33
Aku ikut kamu aja,
34
Vior yang semakin manja!
35
Manja!!!
36
Tidak lama lagi...
37
Istri bapak tidak bisa kami selamatkan,,,
38
Kapanpun dan di manapun...
39
Duduk tanpa protes...
40
Aku ini berniat baik Vior!
41
Sudah mulai liar!
42
Tidak sabar!
43
Nesya!
44
Vior semakin ketakutan saat membayangkannya...
45
Mata terpejam damai!
46
Vior lebih banyak diam!
47
Jalan-jalan...
48
Kata orang begitu menyakitkan...
49
Ingin anak cewek!
50
Koleksi!
51
Bukankah itu sangat menyedihkan?
52
Aku masih mencintai suamimu!
53
Nesya justru tersenyum.
54
Kayaknya yang kamu lakuin kali ini salah!
55
Gelap dan dingin...
56
Punya saingan!
57
YA TUHAN!!!
58
Masih belum ada tanda-tanda!
59
Mencari tahu sendiri!!!
60
Jadi bagaimana, Dok?
61
Percaya padaku!
62
Mau ikut aku ke jakarta?
63
Di buatin adek juga!
64
Percaya pada Prince...
65
Tidak tenang!!!
66
Kapan pindah?
67
Ke rumah Windi!!!
68
Kesulitan Windi!!!
69
Gen nya kuat!!!
70
Pelan-pelan!!!
71
Menemui mantan!!!
72
Masih mencintai Nesya!
73
Cukup menyenangkan!
74
Satu permintaan!
75
Di infus!
76
Sudah sangat terlambat!!!
77
Salah paham!
78
Pasti menyakitkan!
79
Menjelaskan!!!
80
Satu tiket emas!!!
81
Aku bukan Adek kamu!
82
Arti dari sebuah kesetiaan...
83
Kecelakaan!
84
Berita!
85
Butuh segera pulih...
86
Hanya perlu sabar!
87
Tidak seperti dibayangkan!
88
Yuk pulang!
89
Jangan gila!
90
Berharap bukan mimpi!
91
Berapa tahun kita tunda?
92
Niat terselubung...
93
Teman SMA...
94
Ibu terbaik!
95
Tertunda!
96
Angga!
97
Seperti ada yang tertinggal!
98
Pernah di posisi yang sama!
99
Sky di culik!
100
Menemukan bayi!
101
Siap jadi Ibunya!
102
Apa mungkin ini anak Prince?
103
Sky kembali!
104
Memanfaatkan Vior!
105
Serius!
106
Punya saingan,,

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!