Prince menoleh sejenak mengabaikan ucapan Vior dan terus mengemudikan kendaraan sampai memasuki gerbang tinggi menjulang di mana sebuah rumah mewah berdiri kokoh di sana.
"Ayo turun," ajak Prince.
"Hmm... aku pulang aja ke butik deh Pak, aku juga nggak ada urusan di rumahnya Pak Prince," ucap Vior.
Prince menghela nafas, dia memutari mobil dan membuka pintu di sisi Vior, membantu melepaskan sabuk pengaman dan menggandeng tangan itu memasuki rumah, Vior berdebar-debar merasa aneh digandeng seperti ini oleh Prince, ia mencoba menarik tangannya dari lelaki itu, namun Prince memegangnya dengan cukup kuat, Prince membawa Vior ke kamarnya saat ini rumah sedang sepi karena kedua orang tua Prince sedang pergi entah ke mana sedangkan Windi pasti sedang menghabiskan waktunya dengan sang suami, jadi Prince tidak ingin mengganggu masa-masa saat kedua orang itu menikmati yang namanya pengantin baru.
"Pak Prince tolong berhenti Pak," suruh Vior sebelum Prince membawa Vior menapaki anak tangga.
Menoleh tanpa banyak bicara Prince membopong Vior menapaki anak tangga, hal itu spontan membuat Vior memekik kaget hingga melingkarkan tangan di bahu Prince.
"Pak Prince, turunkan saya Pak," ucap Vior.
"Vior, bisa kamu diam saja?" ucap Prince.
Seperti terhipnotis oleh suara rendah yang menenangkan, Vior pun diam sampai Prince membuat Vior duduk di atas tempat tidur yang empuk dan nyaman.
"Mulai sekarang kamu tinggal di rumah ini," ucap Prince.
Vior langsung berdiri.
"Nggak usah Pak, saya lebih merasa nyaman tinggal di butik, lagian ada pekerjaan yang harus saya kerjakan di sana," Vior akan melewati Prince tapi segera Prince mencekal tangan Vior.
"Hari ini dan seterusnya jangan melakukan pekerjaan apapun," ucap Prince.
Kening Vior mengernyit, dia tidak paham dengan maksud Prince berkata demikian, perlahan tangan yang memegang tangannya dilepaskan, Vior mendongak menatap Prince sambil tersenyum menyembunyikan rasa khawatir yang muncul di benaknya.
"Pak Prince terlalu baik banget sama aku, tapi beneran kok aku nggak apa-apa, sekarang aku kembali ke butik dulu yah," ucap Vior.
Prince masih belum bisa mengatakan kondisi Vior sekarang, bagaimana jika gadis itu stres setelah mengetahui ada bayi di perutnya yang masih rata itu, Prince mengikuti Vior sepertinya saat ini Prince belum akan memberitahu Vior mengenai kehamilannya, biarkan Prince menyelesaikan pendaftaran pernikahan agar jika Vior mengetahui kehamilan tersebut, gadis itu tidak punya pilihan untuk menolak pernikahan yang akan terjadi.
"Kamu beneran mau balik ke butik? di sini kamu bisa mendapatkan apapun yang kamu mau loh, ada Bibik yang nyiapin makanan buat kamu, kamu nggak usah kerja, lagian butik juga diliburkan sama Windi kan?" ucap Prince.
"Nggak apa-apa, aku udah tinggal gratis di butik masa iya aku nggak beres-beres butik, oh iya terima kasih ya Pak buat hari ini, Pak Prince sudah baik hati mau antar aku ke rumah sakit," Vior berkata dengan senyum manis lalu berjalan keluar dari kamar tersebut, tapi Prince menahan tangan Vior.
"Kalau kamu mau balik ke butik biar aku antar kamu," Prince takut jika terjadi sesuatu saat di jalan bagaimana kalau bayi yang ada di perut Vior terluka, mau bagaimanapun itu adalah bayinya juga.
Di perjalanan hanya ada keheningan, Vior menatap Prince yang sibuk menyetir, lalu memalingkan wajah ke arah jalanan lewat jendela.
"Jangan kerja keras sampai kecapean, nanti kalau kamu sakit segera telepon aku saja," kata Prince tanpa menoleh.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 106 Episodes
Comments
🖤잘리나💎
upp lagi Thor semangat
2022-12-11
0