Sebenarnya Vior merasa heran dengan sifat Prince yang seperti ini, Prince lantas melontarkan pertanyaan lain untuk Vior.
"Kamu punya pacar?" tanya Prince.
"Nggak! aku belum pernah pacaran," jawab Vior jujur.
Prince menoleh sejenak.
"Kenapa?" tanya Prince.
"Ya karena aku nggak pengen pacaran, lagian untuk apa pacaran orang kan mikirnya aku ini masih anak SD," Vior terkekeh geli, tapi kekehan tersebut langsung berhenti beralih deheman canggung.
"Lalu apa ada cowok yang deket sama kamu?" sekali lagi Prince bertanya.
Vior menggeleng.
"Aku punya teman cowok tapi pas SMA dulu, sekarang aku bahkan gak punya temen perempuan apalagi teman cowok," jawab Vior.
Semakin dibuat yakin anak itu pasti anak Prince, rasa bersalah menyergap diri Prince, Vior terdiam, dia masih merasa tidak bisa sedekat ini dengan Prince, waktu itu Prince terus menuntutnya agar mengakui kejadian malam berdarah, tapi Vior bersikeras jika itu bukan dirinya lalu kenapa Prince tiba-tiba saja bersikap seperti ini tepat setelah lima minggu kejadian itu berlalu?
Tidak terasa sudah tiga hari Prince menyembunyikan rahasia kehamilan Vior, tidak ada yang tahu selain dirinya dan Dokter yang memeriksa keadaan Vior kemarin, tapi sejak saat itu Vior setiap pagi akan selalu merasa mual.
Hal itu membuat para karyawan lain membiarkan Vior untuk beristirahat, gadis semenggemaskan Vior tentu saja tidak ada yang tega melihat gadis itu sakit.
Sudah tiga hari dan Prince sudah mengatur pernikahannya dengan Vior, waktu tiga hari itu dimanfaatkan oleh Prince dengan sangat baik, dia mengurus segala hal mengenai pernikahan legal yang akan dia lakukan dengan Vior, karena Windi masih belum datang ke butik setelah acara pernikahannya dengan Calvin, kedatangan Prince di butik itu mengundang tatapan takjub para karyawan lain, pasalnya Prince memang sangat jarang datang ke butik lalu sekarang lelaki itu datang di butik di saat Windi tidak ada di sana, lalu apa yang Prince cari dengan datang ke butik?
Mengabaikan tatapan kekaguman yang dilontarkan kepadanya, langkah lelaki itu berjalan tegas ke lantai dua di mana ada Vior yang terbaring lemas di sana, sejujurnya Prince tidak tega membiarkan calon ibu dari anaknya seperti ini.
Prince membuka pintu di mana Vior berbaring di sana, Prince berjalan mendekat. Vior bergerak duduk melihat Prince kaget.
"P...pak Prince kok ke sini?" tanya Vior.
Tidak menjawab Prince berjongkok di depan Vior.
"Ini sudah waktunya," kata Prince.
Vior mengernyitkan keningnya.
"Waktunya apa? waktunya aku bekerja yah? oke deh, aku akan bekerja karena aku sakit-sakitan kayak gini jadi dari tadi nggak punya tenaga buat kerja," Vior beranjak dari tidurnya lalu berdiri.
"Siapa yang nyuruh kamu kerja?" ucap Prince, kepala lelaki itu menoleh melihat Vior yang menatapnya bingung.
"Lah terus Pak Prince ke sini dan bilang ini sudah waktunya, jadi itu maksudnya apa Pak?" tanya Vior.
Prince berdiri menatap wajah Vior dengan seksama, wajah menggemaskan tidak ada kedewasaan sama sekali di wajah itu, padahal usia Vior sudah dua puluh dua tahun.
"Waktunya kamu nikah sama aku," ucap Prince.
Terkejut? tentu saja refleks Vior bergerak mundur.
"Menikah apa sih Pak jangan bercanda deh, aku bakalan kerja sekarang biar Pak Prince nggak bercanda lagi kayak gini," Vior berbalik menuju pintu tapi Prince mencekalnya.
"Aku nggak bercanda Vior, aku serius," ucap Prince.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 106 Episodes
Comments
🖤잘리나💎
upp lagii Thor semangat
2022-12-12
0