"Mbak Windi kok baik banget sih sama aku?" tanya Vior.
Windi menoleh.
"Nggak tahu deh kenapa," jawab Windi.
Windi mengedikkan bahu.
"Apa karena aku pengen punya adik kayak kamu yah?" kekehnya lalu menepuk bahu Vior pelan.
"Aku titip butik sebentar sama kamu," katanya sebelum meninggalkan Vior.
Vior menghela nafas, dia merasa tidak nyaman dengan yang lain jika Windi lebih dekat dengannya daripada mereka, rasanya Vior sedang mencari muka di depan Windi, agar bosnya itu tertarik dan memberikan perhatian lebih terhadap Vior daripada karyawan yang ada banyak di tempat itu.
Tapi bukan Vior tidak suka dekat dengan Windi, perempuan yang akan menikah itu sangat baik, jadi tentu saja Vior juga merasa nyaman dekat dengan bosnya, seolah Windi telah menganggap Vior juga sebagai teman daripada bawahan.
Vior mengerjakan kerjaan yang belum selesai sesekali melihat jam dinding yang menunjukkan sudah hampir malam, padahal Windi bilang tadi akan kembali saat sore, ketika menunggu Windi datang tiba-tiba ponsel Vior berdering.
"Vior maaf saya nggak bisa kembali ke butik, tas yang saya bawa dari rumah tadi tolong kamu antarkan ke alamat yang saya kirim yah, di sana nanti ada kak Prince, kamu kasih tasnya ke dia yah, soalnya masih ada yang harus saya kerjakan jadi bisa minta tolong sama kamu, bisa kan?" ucap Windi.
"Iya Mbak," jawab vior.
"Jam tujuh nanti kalau bisa sudah dibawa ke sana, takutnya Kak Prince mau pakai, ya udah kalau gitu terima kasih yah Vior udah mau bantuin, nanti alamatnya aku kirim lewat pesan," ucap Windi.
Setelah panggilan diakhiri, tak lama sebuah pesan masuk menampilkan alamat yang akan Vior datangi.
Sekarang sudah pukul enam, lebih baik sekarang dia bersiap lebih dulu baru mengantarkan apa yang disuruh, butik sudah sepi karena sudah pukul enam jadi semua karyawan sudah pulang tinggal Vior dan seorang security yang berjaga di luar.
Vior mengunci pintu utama, lalu membalik gantungan OPEN menjadi CLOSE, karena tidak ada yang akan melayani jika ada pelanggan datang.
Perjalanan menuju alamat yang ada ditempuh menggunakan ojek online, ternyata alamat yang diberikan cukup jauh sehingga Vior meminta buru-buru sebelum dia datang terlambat memberikan pesanan Prince.
Setelah tiba di depan sebuah hotel, Vior langsung berhenti dan menghubungi Windi untuk meminta nomor ponsel Prince, agar pria itu datang ke lobi dan mengambil pesanannya.
"Mbak Windi, saya sudah di lobby Hotel tapi saya nggak punya nomornya Pak Prince, bisa Mbak telepon Pak Prince buat ambil barangnya, soalnya saya nggak bisa antar sampai ke depan pintu kamar," ucap Vior.
"Vior kamu aja yang telepon yah, soalnya saya lagi sibuk," panggilan langsung dimatikan tapi setelah itu Windi mengirim nomor Prince ke Vior.
Vior menghubungi nomor Prince tapi tak kunjung diangkat oleh pria tersebut, bahkan Vior sudah menghubungi berkali-kali tapi tetap tidak dijawab, Vior berjalan ke arah resepsionis.
"Mas kamar atas nama Prince di lantai berapa yah?" tanya Vior.
Begitu mendapat apa yang Vior butuhkan, akhirnya Vior terpaksa datang ke depan pintu kamar Prince yang ada di lantai 8, pintu diketuk beberapa kali oleh Vior tapi tak kunjung dibuka.
Vior menunggu di depan pintu, sesekali melihat jam tangan menunjukkan lewat pukul tujuh malam sekarang hampir jam delapan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 106 Episodes
Comments
🖤잘리나💎
lanjuttt lagi Thor semangat,, ceritanya best3 sangat...😍😍
2022-12-06
0