Prince tidak kembali ke hotel setelah dari mall, dia melupakan jadwal pertemuannya dengan mitra bisnisnya demi hanya meluapkan kemarahan dengan meneguk alkohol.
Ponselnya berdering berkali-kali tapi diabaikan, kepalanya saat ini sangat pusing melihat Nesya dengan perut buncit yang membuat Prince iri, harusnya dia yang membuat Nesya mengandung bayinya bukan dari lelaki lain, tapi selalu saja penyesalan ada di belakang.
Beberapa tegukan dihabiskan oleh Prince, kepalanya sampai terasa tambah pusing tapi setidaknya bisa mengurangi sedikit beban pikiran mengenai sosok Nesya. Prince membayar lalu pulang ke hotel menggunakan taksi, dengan kondisi mabuk tidak memungkinkan Prince mengemudikan mobil, ketika tiba di hotel di mana kamar yang dia pesan berada, ada seorang perempuan berdiri di depan pintu, awalnya perempuan itu mengajak Prince berbicara tapi suaranya bahkan tak bisa Prince dengar.
Pintu Prince buka, perempuan tadi pun ikut masuk, otak Prince yang dipenuhi dengan Nesya justru melihat perempuan itu adalah sosok Nesya, masih sangat cantik seperti saat SMA dulu, Prince kehilangan kendali, rasa cintanya masih cukup besar untuk Nesya sehingga perempuan yang dianggap sebagai Nesya menjadi pelampiasan Prince untuk nafsunya yang tiba-tiba muncul.
###########
Pagi hari Prince terbangun, kepalanya pusing luar biasa saat dia bergerak untuk duduk, kondisinya dalam keadaan kacau tak ada sehelai benang pun yang dia pakai di tubuhnya, saat turun dari tempat tidur Prince bergegas masuk ke kamar mandi menghabiskan beberapa menit di dalam sebelum keluar dan dia dikejutkan dengan bercak darah di atas tempat tidur, ponselnya juga berdering segera Prince mengambil ponsel yang tergeletak di bawah tempat tidur.
"Ada apa Win?" tanya Prince pada adiknya.
"Kak semalam ada cewek yang bawa bajunya kakak nggak?" tanya Windi.
"Siapa?" tanya Prince tak paham, Prince mulai mencari sesuatu di kamar hotelnya karena tidak ingat siapa yang mengantarkan bajunya sampai ke sana, sebuah tas tergeletak di dekat pintu.
"Karyawanku yang anterin baju kakak semalam, tapi sampai sekarang belum balik ke butik, Kak Prince beneran nggak tau dia di mana?" tanya Windi lagi.
"Yang nganterin cewek atau cowok?" tanya Prince, dia benar-benar tidak ingat apapun dengan kejadian semalam.
"Cewek! masih muda terus imut lagi kayak bocah SMP," jawab Windi.
Prince melihat ke atas tempat tidur, tangannya menyugar rambut ke belakang, kepalanya terasa berkali lipat tambah pusing.
Jadi semalam bukan mimpi batin Prince, ketika melihat bercak darah di atas tempat tidur, tapi sungguh dia tidak melihat dengan jelas siapa perempuan yang dia tiduri semalam, karena ketika bangun sudah tidak ada siapa-siapa selain dirinya sendiri di kamar tersebut.
"Kak kamu sama karyawan aku nggak" tanya Windi.
"Aku nggak tahu," jawab Prince lalu mematikan panggilan dan duduk di sofa dengan perasaan tidak karuan, Prince memijat keningnya yang terasa nyut-nyutan saat semalam yang dia kira adalah Nesya ternyata adalah karyawan Windi.
Prince berdiri menarik selimut yang ada di atas tempat tidur lalu membuang selimut itu ke lantai.
Bagaimana kalau cewek itu nanti minta tanggung jawab batin Prince.
############
Di lain itu, hujan sudah turun sejak pukul setengah delapan tadi, langkah kaki Vior yang sempoyongan berjalan ke arah sebuah pemakaman menghampiri gundukan tanah yang belum lama ini dibuat untuk menjadi peristirahatan terakhir sang Ibunda.
Tangis Vior bercampur dengan hujan, matanya sudah merah sejak berjalan memasuki area pemakaman, Vior duduk di dekat makam, mengusap pusara dengan tangis sesenggukan.
"Maafin Vior, Bu. Vior nggak bisa jaga kesucian Vior sampai hari pernikahan," katanya di sela isakan tangis.
Vior memeluk pusara, menangis bercampur hujan, tidak ada tempat mengadu yang bisa membuat Vior nyaman, semua segala keluh kesah Vior akan ceritakan pada sang Ibu tapi beliau sudah tiada.
Satu-satunya keluarga yang masih Vior miliki juga pergi untuk selamanya, Vior memeluk pusara seolah sedang memeluk ibunya.
Rasa sakit dari perlakuan Prince semalam masih dirasakan oleh tubuh Vior, dia sudah kotor tidak bisa dianggap suci lagi, membayangkan perlakuan Prince semalam semakin membuat Vior tambah menangis.
Pemakaman yang sepi membuat Vior tak peduli akan raungan tangisannya, dia menumpahkan kesedihan di depan makam sang Ibu sampai perasaannya lebih baik.
Entah sudah berapa lama Vior berada di makam itu, hujan juga masih belum reda, jari-jari tangan Vior sudah sampai berkerut karena terlalu lama terkena air, setelah lama di dekat makam sang Ibu akhirnya Vior memberanikan diri untuk kembali ke butik.
Butik adalah satu-satunya tempat yang membiarkan Vior tinggal secara gratis saat bekerja menjadi salah satu karyawan di sana, rumahnya sudah dijual untuk melunasi hutang kini Vior benar-benar hanya sebatang kara.
Saat kembali ke butik, tanpa sengaja Vior berpapasan dengan Windi dan calon suaminya, wajah Windi sangat khawatir melihat penampilan Vior yang basah kuyup.
"Vior, kamu dari mana aja? kenapa telepon aku nggak kamu angkat? terus kenapa kondisi kamu basah kuyup kayak gini?" tanya Windi khawatir.
"Maaf Mbak Windi, saya tadi ke makam Ibu terus hp nya habis daya, jadi nggak bisa jawab panggilan Mbak Windi," ucap Vior.
"Syukurlah kalau nggak apa-apa, bikin cemas saja, ya udah kamu masuk cepat ganti baju nanti bisa masuk angin loh l," kata Windi lagi, Vior mengangguk lalu berjalan masuk ke dalam butik lewat pintu samping.
Vior berdiam di dalam kamar mandi, membiarkan pancuran air shower semakin membuat tubuhnya basah kuyup.
Sakit! hal itu yang masih saat ini Vior rasakan sepertinya tidak ada obat yang bisa membuat rasa sakitnya cepat menghilang, setelah mandi dan kembali berpakaian Vior membaringkan diri mencoba membuat tubuhnya rileks, setidaknya bayangan Prince yang menyentuhnya semalam bisa menghilang.
Namun percuma Vior mencengkram bantal sampai kusut menahan teriakan geram yang dia rasakan, tapi apa yang sudah terjadi tak bisa diulang kembali, hal itulah yang membuat Vior kembali menangis.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 106 Episodes
Comments
🖤잘리나💎
lanjuttt thor semangat
2022-12-08
0