Vior berbalik berjalan menghampiri Prince dan berdiri tepat di depan lelaki tinggi itu lalu mendongak.
"Pak Prince aku nggak tahu kenapa Pak Prince ngomong kayak gini sama aku, tapi kalau memang Pak Prince niatnya cuma bercanda aku nggak akan ingat apa yang Pak Prince ucapkan tadi," Vior tersenyum.
Kedua kaki Vior berbalik menuju pintu yang tertutup, Prince menghela nafas sekali lagi lalu dia berkata.
"Ayo menikah!" ucapnya yang terdengar begitu jelas.
Tangan yang akan memegang handle pintu berhenti, Vior berbalik menatap Prince yang terlihat serius saat mengatakan ajakan pernikahan barusan, Prince berjalan mendekat, Vior bergerak mundur sampai mentok di dinding samping pintu.
"M... menikah? tidak aku masih muda," jawab Vior menolak.
Prince menatap Vior lalu turun ke perut rata milik Vior.
"Lalu apa kamu akan membiarkan bayi itu lahir tanpa Ayah?" tanya Prince.
Bayi? spontan Vior menunduk melihat perutnya, mengusap perut rata itu sebelum kembali menatap Prince sambil tertawa konyol.
"Jangan ngada-ngada Pak Prince, bayi apanya? bapak pikir saya hamil? kayaknya makin lama bapak semakin ngawur deh, aku balik kerja dulu ya Pak," pamitnya.
"Apa kamu lupa apa yang terjadi saat di hotel bulan lalu?" sahut Prince.
Vior yang akan bergerak keluar dari kamar jadi berhenti kembali, tubuhnya membeku, urat saraf seolah tak mau digerakkan, pikiran Vior hanya satu.
Apa Prince sudah ingat apa yang terjadi?
"Pak Prince aku sudah katakan sama Bapak kalau aku bu.." kalimat Vior terjeda ketika Prince menunjukkan rekaman CCTV yang memperlihatkan Vior keluar dari kamar hotel di waktu pukul dua dini hari dengan keadaan menangis, kedua bola mata Vior melebar, saat ini pasti Prince sudah tahu apa yang Vior sembunyikan.
"Kamu tahu siapa yang ada di video ini? jika kamu tahu maka kamu juga pasti tahu siapa Ayah dari bayi yang ada di kandunganmu sekarang," ucap Prince.
"Pak tapi saya nggak hamil kenapa Pak Prince ngotot kalau saya hamil anak bapak?" jawab Vior, suaranya bingung tapi juga ketakutan.
"Kamu yang ngalamin mual-mual setiap pagi kan? menurut kamu itu apa? terus saat kamu aku temuin pingsan di kamar waktu itu kamu tahu nggak apa yang Dokter bilang? kamu hamil dan sudah jelas itu anak aku," Prince menghela nafas dalam lalu dia hela perlahan sambil menatap Vior lagi.
"Aku akan tanggung jawab, bayi itu anak aku,, aku nggak mau jadi pembunuh buat nyuruh kamu aborsi anak yang nggak bersalah, sekarang kamu ikut aku, mulai sekarang kamu ada dalam pengawasanku sampai bayi itu lahir," Prince menggandeng Vior keluar dari kamar.
Vior memberontak, dia tidak sepenuhnya yakin dengan apa yang Prince katakan, dengan kehamilannya, memang dirinya mengalami mual beberapa hari ini tapi bukan berarti itu karena hamil kan?
"Pak lepasin saya Pak," seru Vior.
Prince tidak peduli jika karyawan lain kini sedang menatapnya menarik Vior, Vior terus berontak sampai Prince menggendong Vior seperti menggendong bayi baru lahir, Vior melotot.
"Pak Prince turunkan saya Pak," ucap Vior.
"Diam atau kamu akan jatuh," ucap Prince.
Para karyawan lain keluar dari tempat mereka untuk melihat Vior yang digendong oleh Prince, seorang Prince pengusaha sukses tiba-tiba datang ke butik adiknya lalu pulang dengan membawa salah satu karyawan di butik tersebut, berita itu pasti akan menyebar dengan cepat.
Prince memasukkan Vior ke dalam mobil, memasangkan sabuk pengaman secepat kilat Prince duduk di kursi kemudinya, lalu mengendarai mobil miliknya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 106 Episodes
Comments