Beberapa minggu kemudian!
Butik diliburkan selama tiga hari saat Windi dan suaminya melakukan acara pernikahan, Vior malam itu datang ke acara besar yang digelar oleh Windi, sangat mewah terlihat Windi dan suaminya bernama Calvin berdiri bagaikan raja dan ratu di panggung acara.
Mereka adalah pasangan yang sangat serasi, Vior datang lebih dulu untuk memberikan ucapan selamat untuk Windi karena Vior tidak punya apapun untuk diberikan pada Windi, Vior hanya bisa membuatkan baju yang dia rancang sendiri, entah Windi akan menyukainya atau tidak, itu urusan belakang.
Terdapat banyak makanan di acara tersebut, Vior tidak segan mencoba aneka makanan tanpa malu sesekali Vior di tatap oleh para tamu undangan, karena wajah Vior yang menggemaskan dan terlihat seperti anak kecil, para tamu undangan mengira jika Vior adalah anak dari salah satu tamu undangan yang datang.
Makanan di sini semua enak banget, jadi pengen nggak mau berhenti makan, batin Vior.
Cukup lama dia menyantap hidangan yang tersedia, sampai perutnya kenyang, rasa puas diterima oleh Vior setelah mencoba beberapa jenis menu, dia duduk merasa kekenyangan lalu seorang laki-laki paruh baya mendekati, duduk di kursi kosong dekat gadis itu.
"Mama kamu di mana kenapa sendirian?" katanya ramah.
"Mama," Vior celingukan.
"Mama aku ud..." kalimat Vior terjeda saat lelaki tadi dipanggil oleh temannya, kini Vior kembali sendiri tersenyum menyadari jika masih saja ada yang berpikir dirinya adalah anak kecil.
Vior melihat ke arah Windi dan Calvin yang sibuk menjabat tangan para tamu undangan, saat ini dia sudah kenyang dan waktu juga sudah malam dia pun memilih kembali ke butik untuk segera istirahat, malam ini sangat memuaskan dia bebas makan enak tanpa harus keluar banyak uang, katakanlah jika Vior adalah orang udik atau apapun tapi bagi Vior jika ada yang gratis kenapa harus beli.
Setibanya di butik dia mengganti baju dan menghapus riasan tipis dan juga lipstik berwarna pink itu dari bibirnya, setelah mengganti baju Vior membaringkan diri, entah kenapa dia langsung menuju ke alam mimpi dengan mudah sepertinya ini efek dari makan kekenyangan.
Keesokan harinya, butik yang dikelola oleh Windi masih libur selama tiga hari dan selama itu masih ada satu karyawan yang tinggal di sana, Vior adalah satu-satunya karyawan Windi yang tinggal menetap di butik seolah butik itu adalah rumahnya.
Gorden menutupi jendela kaca yang memperlihatkan isi di dalam butik selama masa libur, semalam Vior merasa sangat puas telah memakan banyak makanan di dalam acara pernikahan bosnya, hingga saat pagi hari ketika bangun pagi, Vior langsung berlari ke kamar mandi memuntahkan semua isi di dalam perutnya yang hanya berupa cairan kental, perutnya terasa tidak nyaman dan kepalanya juga terasa pusing sepertinya semalam dia terlalu banyak makan sampai overdosis seperti ini, tubuhnya duduk dengan lemas di atas kloset kamar mandi tapi baru juga duduk tiba-tiba rasa mual kembali menyiksa Vior.
Setelah cukup lama berada di dalam kamar mandi, Vior pun keluar dengan keadaan lemas, matanya berkunang-kunang bahkan untuk berjalan pun dia harus merayap di dinding dengan hati-hati, butik sangat sepi karena hanya dirinya saja yang ada di sana perlahan Vior mengambil tempat penyimpanan obat untuk mengambil obat maag dari sana, dia mual seperti ini kemungkinan penyakit maag nya kambuh lagi dan Vior tidak punya tenaga untuk pergi ke rumah sakit.
Waktu sudah menunjukkan pukul delapan pagi, sisa besok masa libur sebelum yang lain kembali datang untuk bekerja, jadi setelah hari ini dia harus segera pulih, Vior memegang ponselnya tersenyum miris karena tidak ada yang bisa dia hubungi untuk meminta bantuan, keluarganya telah tiada bahkan ibu yang merawatnya dari kecil juga sudah pergi ke langit, tanpa sadar air matanya menetes jika bukan bantuan yang diberikan oleh Windi entah apa yang terjadi padanya saat ini.
Memiliki bos yang baik dan ramah seperti Windi membuat Vior bersyukur dengan sangat, zaman sekarang sangat sulit mendapatkan bos seperti Windi yang menganggap karyawannya sendiri sebagai teman daripada bawahan.
Setelah meminum obat maag, Vior kembali ke kamarnya yang memang tersedia mess sebagai karyawan yang ingin tinggal di tempat itu, perasaan Vior sungguh tidak nyaman perutnya selalu bergejolak ingin memuntahkan sesuatu, tapi tidak ada yang keluar, kepalanya juga pening sampai Vior mengikatkan kain di kepalanya, agar rasa pusing itu segera hilang, namun rasa pusing yang tak tertahankan mengambil kesadaran Vior sehingga dia jatuh lemas tak sadarkan diri sendirian di butik Windi.
#############
Di lain tempat...
Prince sudah berpakaian santai, sisa acara semalam masih terasa di rumah walaupun acara diselenggarakan di gedung Hotel, langkah kaki cowok bertubuh tinggi dengan kulit putih bersih itu menuruni anakan tangga satu persatu sampai ada suara menyapa.
"Bukannya kamu sudah ngambil cuti lalu sekarang pagi-pagi begini mau ke mana?" tanya Rara ketika melihat putranya yang sudah rapi siap keluar rumah.
Prince menoleh tapi tidak menjawab dan kembali melanjutkan langkahnya, Rara menggeleng dia berpikir bahwa Prince seperti ini pasti belum merelakan Windi yang telah menikah dengan Calvin, tapi pada nyatanya Prince mengemudikan mobilnya menuju butik Windi, beberapa hari ini Prince tidak mengerti dengan perasaannya dia bingung tapi juga seolah merasa sangat yakin akan sesuatu, hanya saja tidak bisa diucapkan dengan kata-kata, Prince memang tidak mengingat dengan jelas apa yang dia lakukan di hotel bersama Vior saat keadaannya dalam pengaruh alkohol, tapi sejak saat itu dia penasaran benarkah orang yang dia tiduri malam itu benar-benar Vior atau hanya ilusinya saja.
Prince bukan pria yang akan lari dari tanggung jawab atas kesalahan yang sudah dia perbuat, selain itu jika memang benar dia telah menyentuh gadis tidak bersalah itu, maka gadis itu adalah orang pertama yang Prince sentuh.
Entah kenapa bisa saat itu dia kehilangan kendali karena melihat Nesya yang sudah bersuami menyapanya dengan ramah, Nesya terlihat begitu mesra dengan orang yang sudah menjadi suami perempuan itu, Prince masih mencintai Nesya karena dulu saat mereka berpisah hal itu bukan karena keinginan Prince sendiri melainkan karena tuntutan keluarga dan perjodohan, lalu ketika melihat Nesya sekali lagi membuat Prince teringat dengan kesalahan besar yang dia lakukan, sehingga emosinya ingin diluapkan.
Sesekali Prince mengacak rambutnya, meskipun Vior selalu mengelak jika tidak terjadi sesuatu di malam itu, tapi tetap saja membuat Prince tidak percaya karena dari CCTV yang Prince lihat hanya Vior satu-satunya perempuan yang masuk ke kamarnya dan keluar saat hari masih cukup gelap, apa yang ada di pikiran Prince pasti juga akan dipikirkan orang lain, bagaimana jika seorang gadis keluar dari sebuah kamar di waktu pukul dua dini hari?
Pasti terjadi sesuatu, terlebih darah itu apa mungkin itu adalah darah keperawanan? sekali lagi Prince mengacak rambutnya, beberapa hari ini dia frustrasi karena memikirkan hal itu tidak lama setelah mengemudi dia pun tiba di butik Windi dan memasukkan kunci cadangan yang Prince miliki untuk membuka pintu butik tersebut.
Butik terlihat sangat sepi karena memang sedang diliburkan tapi Prince yakin Vior ada di sana, sehingga Prince mencari tiap ruangan bahkan ke kamar mandi sampai menuju ke lantai dua di mana tempat tinggal untuk karyawan yang mau menginap tersedia.
Ada dua ruangan di lantai dua yang dibuka satu persatu oleh Prince, sehingga dia terlihat sangat terkejut melihat Vior yang begitu pucat terbaring di lantai, bukan di atas tempat tidurnya, Prince menghampiri dan mengguncang pelan bahu Vior.
"Hei bangun!" kata Prince sebelum melepaskan kain yang tadinya Vior gunakan untuk mengikat kepalanya yang pusing.
"Bangun! kenapa kamu tidur di lantai?" ucap Prince lagi tapi Vior tidak merespon.
"Vior, hey kamu kenapa?" Prince mulai panik karena Vior tidak merespon sampai akhirnya tubuh mungil Vior diangkat oleh Prince dengan mudah untuk segera dibawa ke rumah sakit.
Berjalan mondar-mandir di depan sebuah ruang rawat rumah sakit, satu tangan di depan perut dan satunya lagi menyentuh dagu sembari menunggu seorang Dokter keluar memberikan hasil dari salah satu pasien yang dirawat.
Prince lelaki dua puluh lima tahun yang berharap akan keadaan seorang gadis di dalam ruang rawat sana baik-baik saja, bagaimana Prince tidak khawatir jika gadis itu dia temukan dalam kondisi tidak sadarkan diri dan sangat pucat, Dokter pun keluar Prince langsung menatap sang Dokter dengan tanda tanya besar seolah bertengger di atas kepalanya, Dokter itu pun menatap Prince seperti sedang tidak yakin dengan sesuatu.
"Bapak suaminya?" tanya Dokter itu.
Prince mengernyitkan kening, dia belum menikah dan begitupun dengan gadis yang ada di dalam sana, tapi karena tidak ada siapapun yang bisa menjadi wali gadis yang sedang sakit itu akhirnya Prince mengangguk mengiyakan.
"Selamat Pak, istri anda sedang hamil," ucap Dokter, Prince langsung merasa lemas dia begitu bingung harus bereaksi seperti apa.
"Tapi maaf sebelumnya Pak, istri bapak terlihat masih sangat muda, sebenarnya sangat bahaya untuk wanita hamil saat usianya masih lima belas tahun," kata Dokter lagi.
Prince menatap Dokter yang ada di depannya, pasti Dokter ini telah mengira jika Prince menikahi anak di bawah umur, tapi pasien yang ada di dalam itu bukanlah gadis belasan tahun.
"Istri saya usianya dua puluh dua tahun Dok, dia hanya memiliki wajah seperti anak SD kalau begitu permisi saya mau lihat," Prince menerobos masuk ke dalam ruangan di mana seorang wanita cantik berbaring di sana.
Perlahan Prince melangkah mendekat, tidak heran kenapa Dokter mengira jika Vior adalah anak belasan tahun, wajahnya saja tidak terlihat dewasa sama sekali, sambil mendekat Prince menutup bibirnya dengan salah satu telapak tangannya, akibat kebodohannya malam itu, sekarang Prince telah membuat seorang gadis tak bersalah mengandung bayinya, Prince yakin bayi itu adalah anaknya meski dia tidak sengaja melakukan kegiatan satu malam dengan Vior.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 106 Episodes
Comments
🖤잘리나💎
nikahkan aja mereka Thor kesiankan vior lalui seorang² biar Prince pun sama bertanggungjawab lanjut Thor semangat
2022-12-09
0