BAB 7. Meyakinkan Hati

"Hai, Sayang? Kamu belum tidur?"

"Bagaimana aku bisa tidur? Aku menunggumu..." Sahut Anin sambil menarik sudut bibirnya, membentuk garis senyum yang sesungguhnya begitu hambar dan dipaksakan. Kakinya di turunkan satu, menampakkan betisnya yg mulus.

Anin beranjak, menyongsong sang suami untuk mengambil gagang koper dari tangannya tetapi Galih menjegalnya dengan pelukan.

"Agh, aku kangen kamu. Dua hari rasanya dua tahun." Galih menciumi puncak kepala Anin, dengan sayang, seperti biasanya saat dia pulang.

Anin memejamkan matanya, tangannya terkepal sesaat, menikmati perlakuan Galih meski hatinya terasa seperti sedang menggelegak.

Aroma parfum khas suaminya yang sama persis dengan aroma dari tubuh Retno tadi pagi, bercampur keringat menerbitkan bau lembab yang aneh.

"Mandilah dulu dengan air hangat, supaya kamu lebih segar. Aku akan menyiapkan makan malammu..."

Anin mendorong tubuh suaminya perlahan, entah mengapa jari jemarinya terasa gemetar.

"Tidak usah repot sayang, aku tadi sudah makan di jalan pulang."

"Oh..." Anin menarik koper dari tangan Galih.

"Eh, biar saja." Galih terlihat berat melepaskan kopernya.

"Kenapa? Ini kan' baju kotormu?"

"Biar Bik Irah saja mengurusnya besok, kamu tak perlu repot." Galih membelai rambut sang istri yang panjang tetapi di cepol tinggi, hingga anak rambut Anin bergerai halus di lehernya yang jenjang.

"Hey, sayang. Tumben..." Galih menarik lengan Anin, sambil memperhatikan penampilan istrinya itu dari atas sampai bawah. Jelas, mengalihkan perhatiannya.

"Apa? kenapa?" Tanya Anin sambil mengarahkan matanya menuju tubuhnya sendiri.

"Kamu terlihat berbeda malam ini..." Galih menaikkan alisnya tinggi menangkap lekuk tubuh Anin di balik piyama dress pendeknya. Meski modelnya tak terlalu seksi, tetapi kain satin lembut merah marun, itu terlihat sempurna membungkus tubuh Anin.

"Dan..." Galih mengitari pandangan pada suasana kamar dengan bau aromatherapy yang seksi itu.

"Kamar kita seperti kamar hotel saja. Kamu menyambutku, ya?" Galih terkekeh.

"Aku memang menunggumu." Anin tersenyum dan berbalik, menyembunyikan rasa muak yang tiba-tiba menyeruak Sejurus foto-foto sang suami dan sahabatnya lewat di pelupuk matanya, membuat matanya terasa perih.

"Tumben, sayang?" Galih mengernyit dahinya. Sekali lagi kata itu di ucapkannya.

"Apa itu salah?" Anin balik bertanya, mendekat dan mengalungkan tangannya di leher Galih. Sedikit lebih berani dari biasa. Memastikan aroma citrus fruity yang sama seperti yang tercium dari badan Retno tadi siang.

Alhasil, wajah Galih merona sesaat lalu dengan gugup melingkarkan kedua tangannya ke pinggang Anin.

"Pergilah mandi, aku akan melihat Gigi, apa dia sudah tidur." Anin melepaskan tangannya lalu menjauh. Galih tak menahannya.

Sesaat dia berdiri di depan pintu, mengambil ponsel dari dalam sakunya yang bergetar beberapa kali.

Di lihatnya, pesan gambar dari Reno, dan di foto itu, Anin menahan nafasnya. Keringat dingin terasa membasahi sekujur punggungnya.

Galih dengan pakaian yang sama, baju hem biru gelap bergaris putih sedang duduk di sebuah resto membelakangi dan di hadapannya, Ratna tersenyum lebar, mereka sepertinya dinner beberapa saat yang lalu, mengingat sekarang waktu sedang menunjukkan jam sepuluhan. Sempat-sempatnya Galih malah menemui Retno sebelum pulang ke rumah.

Pantas saja dia menolak Anin menyiapkan makan malam untuknya. Anin bergegas menuju kamar Gita, menguncinya dari dalam. Saat mendapati anaknya itu sedang tertidur lelap, dengan wajah tanpa dosa sambil memeluk boneka beruang hadiah ulang tahun dari sang ayah, Anin tak bisa menahan lututnya yang goyah.

Dia terduduk di lantai kamar Gita, menutup wajahnya dengan kedua tangan, bahunya bergoncang seketika. Tangis yang di tahannya berubah menjadi sedu yang tersendat. Rasa sakit itu seakan memenuhi rongga dadanya.

"Tuhan, bagaimana ini? Aku harus bagaimana? Haruskah aku meluruskan semuanya dan bertanya baik-baik pada suamiku? Ataukah aku..." Bibir Anin gemetaran sendiri, dia terlihat bimbang sesaat.

Wajah Gita yang bagai fotocopian ayahnya itu, membuat jiwanya tercabik-cabik, semula dia begitu teguh ingin membalas perlakuan suaminya tetapi tekad itu menjadi goyah sesaat.

Beberapa saat Anin terpekur dalam sedunya yang nyaris tanpa suara tetapi wajahnya banjir air mata. Setelah dia bisa menghentikan air mata yang terus keluar bagai mata air itu, Anin menghapusnya segenap jemarinya, lalu perlahan dirinya bangkit menghampiri tempat tidur gadis kecilnya, merapikan selimutnya dan mengecup lembut dahi anaknya itu.

Gita menggeliat, kemudian kembali terlelap, dahi mungilnya sedikit basah oleh sisa air matanya yang jatuh, dengan segera Anin melapnya dengan tangannya.

Dengan menguatkan hatinya dia kembali ke kamar, dia harus menemui suaminya sekarang.

Saat masuk ke dalam kamar, Galih masih di kamar mandi. Dan pada saat bersamaan terdengar bunyi ponsel, seperti panggilan dalam nada rendah, entah dari mana. Anin melihat ke arah ponsel Galih yang tergeletak di atas tempat tidur, bukan dari sana bunyi itu berasal.

Kepalanya berputar dan mendapati sumber suara, itu dari dalam koper Galih! Yah, suara itu dari sana.

Anin terpaku, matanya kembali pada ponsel Galih yang berada di atas tempat tidur, sama sekali tak ada tanda-tanda panggilan. Selama ini Anin bukan istri yang kepo dengan ponsel suaminya, bahkan tak pernah dia penasaran dengan isinya, saking percayanya pada suami.

Tapi sekarang, apapun menjadi sangat mencurigakan bahkan kini dia merasa tertampar dengan kenyataan,

"Apakah suamiku mempunyai ponsel lebih dari satu? kenapa aku tak tahu itu?" Pertanyaan itu membuat pelipisnya berdenyut.

Suara panggilan itu berhenti dengan sendiri dan tak berselang lama Galih keluar dari dalam kamar mandi dengan hanya mengenakan celana pendek, rambutnya basah dan wajahnya berbinar segar.

"Sayang, bagaimana Gigi? Dia sudah tidur?"

"Gigi sudah tidur." Sahut Anin, semula dia nyaris mengumpulkan keyakinan untuk mengklarifikasi semua yang terjadi pada sang suami tetapi niat itu sekarang di leburnya. Dia membalikkan badan berpura-pura menuju lemari untuk mengambil sesuatu dengan begitu dia menyembunyikan dua titik air mata yang menerjang sudut matanya.

"Apa yang harus ku dengar darinya, dia bahkan telah menipuku mentah-mentah di belakang? Sekarang aku harus kembali kepada yang harus ku lakukan. Mengetahui berapa lama mereka telah bermain di belakangku Jika itu benar, telah mempecundangiku sekian lama. Maka, mari berhitung tentang pembalasan. Aku tak akan membiarkan diriku teraniaya oleh pengkhianatan." Anin menelan ludahnya yang terasa pahit, kalimat itu menggema dalam sanubarinya yang terluka.

"Sayang..." Pelukan itu tiba-tiba dari arah punggungnya. Tubuh atas tanpa bu$@na itu merapat di kain bajunya yang tipis, terasa hangat menembus sampai ke kulit.

Galih mendekapnya mesra, kepalanya menyusup di leher Anin, sementara kedua lengannya memeluk pinggang Anin. Nafas Galih menerpa kulit lehernya, dan dengan serak berbisik di cuping telinga Anin yang serta merta meneg@ng di tempat.

"Kamu membuatku ter@nqs@ng, sayang..."

Terpopuler

Comments

S

S

Bodoh saja kalo anin masih mau di ajak anu anu sama penghianat.Bukankah barusan ia malah ngajak makan malam dg pelakor sekaligus teman baikmu itu.
Kenapa tidak gercep menyewa orang utk cari bukti yg lebih banyak dan falit.Hingga tak perlu banyak drama dlam prosrs perceraian nantinya

2024-04-11

1

Ani Ani

Ani Ani

gila jantan ni

2024-05-09

0

kimiatie

kimiatie

pelik juga tidak terus cari dari koper suaminya...itulah kalau tiada keterbukaan dalam rumah tangga

2024-03-29

0

lihat semua
Episodes
1 BAB 1. Awal Petaka
2 BAB 2. Sejak Kapan?
3 BAB 3. Bukan Layangan Putus
4 BAB 4. Bertemu Ratna
5 BONUS VISUAL
6 BAB 5. Melempar Kail
7 BAB 6 White Rose Gold Swan
8 BAB 7. Meyakinkan Hati
9 BAB 8. Terjaga Dalam Pelukan
10 BAB 9. Panggilan Sayang Yang Sama
11 BAB 10. Melatih Kesabaran
12 BAB 11. Baru Permulaan
13 BAB 12. Ular Belud@k
14 BAB 13. Sekilas Awal Mula
15 BAB 14. Masih Awal Mula Perselingkuhan
16 BAB 15. MANIS DAN PAHIT
17 BAB 16. Mengusir Secara Halus
18 BAB 17. Menjawab Pertanyaan.
19 BAB 18. Memancing Badai
20 BAB 19. Menunggu Waktu
21 BAB 20. Bukan Benalu
22 Bab 21. Di Bawah Payung Hitam
23 BAB 22. Dua Kursi Kosong
24 BAB 23. Tidak Lebih Mahal
25 BAB 24. Mengungkap Kebenaran
26 BAB 25. Bom Meledak
27 BAB 26. Rasa Yang Tak Sama
28 BAB 27. Menangis Tanpa Suara
29 BAB 28. Siap Untuk Pulang
30 BAB 29. Sudah Jatuh Tertimpa Tangga Pula
31 BAB 30. Begitu Sulit Mencintai
32 BAB 31. Tak Ada Jalan Kembali
33 BAB 32. Kepemilikan
34 BAB 33. Cukup Dua Tamparan
35 BAB 34. Tak Suka Barang Bekas
36 BAB 35. Menjalankan Misi
37 BAB 36. DEAL
38 BAB 37. Karena Cinta?
39 BAB 38. Di Luar Skenario
40 BAB 39. Terlahir baru
41 BAB 40. Selalu Jadi Istriku
42 BAB 41. Pengantin Masa Kecil
43 BAB 42. Mencari Keadilan
44 BAB 43. Ibu Komisaris
45 BAB 44. Tak Memberi Kesempatan
46 BAB 45. Double Kill
47 BAB 46. Menerima Gugatan
48 BAB 47. Membandingkan
49 BAB 48. Jurang Terakhir
50 BAB 49. Berubah Tak Lagi Sama
51 BAB 50. Kejam Jika Membalas
52 BAB 51. Menagih sendiri
53 BAB 52. Di Balik Semua
54 BAB 53. Pinjam Mama Dulu
55 BAB 54. Menemukan Chemistry
56 BAB 55. Dibakar Cemburu
57 BAB 56. Kamu telah Membunuhnya
58 BAB 57. Rindu Papa
59 BAB 58. Bertemu
60 BAB 59. Sulit Di Gapai
61 BAB 60. Cinta Macam Apa
62 BAB 62. Demi Anak
63 Bab 63. Buket Mawar Makan Malam
64 Bab 64. Menghargai Diri Sendiri.
65 BAB 65. Seumur hidup itu terlalu lama.
Episodes

Updated 65 Episodes

1
BAB 1. Awal Petaka
2
BAB 2. Sejak Kapan?
3
BAB 3. Bukan Layangan Putus
4
BAB 4. Bertemu Ratna
5
BONUS VISUAL
6
BAB 5. Melempar Kail
7
BAB 6 White Rose Gold Swan
8
BAB 7. Meyakinkan Hati
9
BAB 8. Terjaga Dalam Pelukan
10
BAB 9. Panggilan Sayang Yang Sama
11
BAB 10. Melatih Kesabaran
12
BAB 11. Baru Permulaan
13
BAB 12. Ular Belud@k
14
BAB 13. Sekilas Awal Mula
15
BAB 14. Masih Awal Mula Perselingkuhan
16
BAB 15. MANIS DAN PAHIT
17
BAB 16. Mengusir Secara Halus
18
BAB 17. Menjawab Pertanyaan.
19
BAB 18. Memancing Badai
20
BAB 19. Menunggu Waktu
21
BAB 20. Bukan Benalu
22
Bab 21. Di Bawah Payung Hitam
23
BAB 22. Dua Kursi Kosong
24
BAB 23. Tidak Lebih Mahal
25
BAB 24. Mengungkap Kebenaran
26
BAB 25. Bom Meledak
27
BAB 26. Rasa Yang Tak Sama
28
BAB 27. Menangis Tanpa Suara
29
BAB 28. Siap Untuk Pulang
30
BAB 29. Sudah Jatuh Tertimpa Tangga Pula
31
BAB 30. Begitu Sulit Mencintai
32
BAB 31. Tak Ada Jalan Kembali
33
BAB 32. Kepemilikan
34
BAB 33. Cukup Dua Tamparan
35
BAB 34. Tak Suka Barang Bekas
36
BAB 35. Menjalankan Misi
37
BAB 36. DEAL
38
BAB 37. Karena Cinta?
39
BAB 38. Di Luar Skenario
40
BAB 39. Terlahir baru
41
BAB 40. Selalu Jadi Istriku
42
BAB 41. Pengantin Masa Kecil
43
BAB 42. Mencari Keadilan
44
BAB 43. Ibu Komisaris
45
BAB 44. Tak Memberi Kesempatan
46
BAB 45. Double Kill
47
BAB 46. Menerima Gugatan
48
BAB 47. Membandingkan
49
BAB 48. Jurang Terakhir
50
BAB 49. Berubah Tak Lagi Sama
51
BAB 50. Kejam Jika Membalas
52
BAB 51. Menagih sendiri
53
BAB 52. Di Balik Semua
54
BAB 53. Pinjam Mama Dulu
55
BAB 54. Menemukan Chemistry
56
BAB 55. Dibakar Cemburu
57
BAB 56. Kamu telah Membunuhnya
58
BAB 57. Rindu Papa
59
BAB 58. Bertemu
60
BAB 59. Sulit Di Gapai
61
BAB 60. Cinta Macam Apa
62
BAB 62. Demi Anak
63
Bab 63. Buket Mawar Makan Malam
64
Bab 64. Menghargai Diri Sendiri.
65
BAB 65. Seumur hidup itu terlalu lama.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!