BAB 12. Ular Belud@k

Hujan deras turun dari langit menjelang tengah malam. Anin, Ratna dan Galih duduk di ruang keluarga dengan gelas teh panas dan kue bolu yang sengaja di buat Anin tadi sore.

Anin duduk di sofa, bergelayut manja di bahu Galih. Di sofa lain Ratna duduk meringkuk dengan piyama tidur milik Anin dan mantel tebal. Dia sudah mandi dan berganti pakaian, tetapi dia merasa tubuhnya meriang. Yah, efek daun kemangi di nasi bakar tadi memberikan reaksi alergi, meskipun tak parah.

Akhirnya, di putuskan Ratna menginap di rumah Anin dan Galih, mengingat kondisi Anin tak mungkin menyetir apalagi hujan deras sekali. Galih menawarkan untuk mengantar tetapi Anin bersikeras Ratna menginap saja, dia berdalih mencemaskan keadaan Ratna, apa lagi dia merasa bersalah telah membuat Ratna sedikit tersiksa malam ini gara-gara ketumpahan semangkok sambal terasi pedas yang sebenatnya di sengaja itu.

"Aduh, Rat...aku tak enak sudah mengacaukan makan malam kita..." Ucap Anin, dengan mimik menyesal

"Tak apa-apa, namanya juga tak sengaja." Sahut Ratna, meskipun dia kesal tetap saja dia tak bisa komplain.

Anin menciftakan obrolan sesantai mungkin, sementara Galih terlihat banyak diam mendengarkan, pura-pura sibuk melihat ke layar televisi. Padahal film yang sedang tayang itu sama sekali tak menarik, Anin tahu selera suaminya itu tak tertarik dengan film dokumenter.

Beberapa kali dia berusaha meninggalkan ruang keluarga itu tetapi tangan Anin memeluk erat lengannya sambil terus mengoceh.

Berkali-kali pula Anin bisa menangkap lirikan suaminya itu, dia melirik pada Ratna. Yang di lirik berpura-pura tak menyadarinya.

Sekarang, Anin mulai berfikir, selama ini apakah karena rasa percayanya pada suami dan sahabatnya sampai tak menyadari semua hal ini, termasuk gerak gerik mereka saat bersamanya. Seberapa lama mereka bermain di belakangnya?

Hampir satu jam situasi itu berlangsung canggung sampai Anin kemudian menyudahi obrolan mereka.

"Rat, kamu sudah mengantuk?" Tanya Anin sambil menggeliat dan menguap.

"Akh, tidak juga." Ratna terlihat salah tingkah.

"Mungkin reaksi obat anti alergi tadi. Nanti aku segera masuk kamar." Ratna terlihat sibuk menuangkan teh ke gelasnya.

"Baiklah kalau begitu, aku sudah mengantuk, kayaknya masak memasak tadi membuatku sedikit capek. Besok kita lanjut ngobrol lagi. Aku masih kangen ngobrol denganmu, Rat." Ujar Anin seraya berdiri.

"Oh, ya...Yang, bisa antarkan Ratna ke kamar tamu, kan? Ratna belum pernah menginap di rumah kita setelah renovasi tahun kemarin. Takutnya dia belum tahu kamarnya. Aku mau menjenguk Gigi sebentar di kamarnya terus langsung tidur saja." Anin beranjak dan berpura-pura menguap, seakan sangat mengantuk.

Mata Galih sekelebat berbinar, Anin bisa menebak, suaminya itu sedang mencari kesempatan untuk berduaan dengan Ratna tetapi tak menemukan celah.

Mendengar permintaan Anin tentu saja Galih senang, seperti halnya lirikan Ratna sambil menyeruput teh di gelasnya seakan berpura-pura tak mendengar permintaan Anin.

Anin berjalan menuju tangga dan segera naik, kamar tamu ada di lantai satu.

"Iya, sayang ..."

Galih bersikap acuh tak acuh langsung meneguk teh di gelasnyq sampai tandas. Keliatan sekali jika dia ingin Anin segera pergi.

Sepeninggal Anin, ruang keluarga itu senyap.

"Tunjukkan aku kamarnya..." Ucap Ratna tiba-tiba sambil menoleh ke arah puncak tangga lantai dua di mana Anin menghilang beberapa saat sebelumnya. Sedikit waspada.

Galih berdiri dengan sikap biasa saja, berjalan mendahului menuju belakang tangga, ke arah belakang di sana ada dua kamar berhadapan, kamar untuk tamu atau keluarga yang kebetulan datang menginap saja.

"Ini kamarnya..." Galih membukakan pintu kamar dengan menekan gagang pintu itu ke bawah, sebuah ruangan tak seberapa besar tapi di tata rapi.

Ada satu tempat tidur ukuran nomor dua, sebuah meja dan kursi sofa untuk satu orang dan meja sudut di mana vas bunga di letakkan. Di sebelahnya sebuah lemari pakaian dari kayu ringan.

Baru saja pintu itu terbuka, Ratna masuk dan tanpa dinyana menarik pergelangan tangan Galih untuk masuk juga. Dengan kakinya Ratna mendorong pintu itu supaya tertutup

"Krek!" Kamar itu di kunci.

"Sayang, aku cemburu..." Ratna tiba-tiba memeluk Galih. Dia bergelayut di leher laki-laki yang hanya mengenakan celana pendek itu.

"Stttt!" Galih sejenak panik, dia terlihat gugup dan terkejut.

"Kamu sengaja ya, mempertontonkan kemesraanmu dengan istrimu di depanku?" Bibir merah Ratna manyun sebegitu rupa, matanya berkedip seperti orang kesal.

"Eh...aduh, lepaskan aku sayang, ini bukan waktu yang tepat..." Galih menoleh dengan gelisah ke arah pintu. Suaranya di turunkannya serendah mungkin.

"Sayang, lihatlah...seharusnya malam ini kita menginap di hotel luar kota. Ini malam ulang tahunku, kamu telah berjanji padaku, kan?" Ratna berbisik manja di telinga Galih tak perduli penolakan Galih.

"Astaga, sayang. Ini rumahku, kenapa kamu seberani ini. Bagaimana kalau Anin tahu? kita bisa..."

"Anin tak akan tahu. Dia percaya aku temannya."

Galih memang agak panik dengan sikap tiba-tiba Ratna, tapi dia tak menolak saat bibir seksi Ratna itu menyasar bibirnya dan dengan gemas mengu lum bibirnya.

"Anin sudah tidur...tidak usah terlalu takut begitu, aku cuma minta ciuman saja. Rencana di puncak kita gagal, cuma bisa satu malam saja. Makan malam kita berantakan, hotel yang kamu booking jauh-jauh hari jadi cancel gara-gara urusan istrimu ini. Pokoknya kamu harus minta maaf padaku..." Ratna merengut, hilang sudah wajah manis bersahaja saat berada di depan Anin. Kini sisi liarnya itu menampakkan diri seolah Ratna adalah orang yang berbeda.

"Sttt...aku kan sudah bilang, Anin akan curiga jika kamu menolaknya, mungkin tak curiga padamu tapi dia bisa saja menyusulku ke kantor, lalu bagaimana aku menjelaskannya andai itu terjadi?"

"Anin tak pernah curiga padaku...buktinya, hampir dua tahun hubungan kita berdua, semua baik-baik saja." Ratna bergelayut di leher Galih sambil tersenyum. Sementara tangan Galih melingkari pinggang Anin dengan mesra. Dengan penuh gairah mulai menciumi leher jenjang Ratna.

"Dan jangan lupa, kita pernah sekali bercinta di kamarmu saat istrimu sedang menjemput anakmu dulu...tak akan ada yang tahu..." Bisik Ratna sambil mengecup telinga Galih yang seketika merona wajahnya.

Degh!!

Ponsel di tangan Anin nyaris jatuh, menyaksikan adegan itu. Jantungnya nyaris keluar dari rongganya. Di kamar itu telah di pasangnya cctv mini yang di letakkan di belakang Vas bunga dan kameranya terhubung dengan ponselnya. Tak sia-sia, dia meminta bantuan anak pemilik toko ponsel di sebelah untuk memasangnya.

Kaki Anin gemetar seolah tulangnya melunak, dia memalingkan wajah dari layar ponselnya. Sejuta sumpah serapah begitu ingin di semburkannya tapi mulutnya kelu membisu. Sakitnya sampai ke ulu hati tapi Anin seakan mati rasa.

"Dasar ular belud@k!" Pekiknya dalam hati.

Dengan langkah nyaris jatuh dia berjalan mencapai pintu. Bertahan di dinding sejenak mengatur nafas dan air mata yang nyaris berlompatan dari matanya.

Lalu setelah dia bisa berdiri tegak, dia membuka pintu kamarnya, mungkin Sahabat set@nnya berharap Galih akan menghabiskan malam dengannya. Atau mungkin bercumbu sampai puas dalam rumahnya sendiri, Anin tak akan membiarkannya!

Terpopuler

Comments

Maria Magdalena Indarti

Maria Magdalena Indarti

Ratna ular beluduk..... jahat.... ga ada hati. sahabat laknat

2025-03-13

0

Taryumi 2003

Taryumi 2003

harusnya Anin diam diam pasang cctv dikamar itu biar nanti buat bukti..

2024-12-17

1

Siti Nurjanah

Siti Nurjanah

dasar sahabat laknat. jg lakinya sama aja

2025-03-27

0

lihat semua
Episodes
1 BAB 1. Awal Petaka
2 BAB 2. Sejak Kapan?
3 BAB 3. Bukan Layangan Putus
4 BAB 4. Bertemu Ratna
5 BONUS VISUAL
6 BAB 5. Melempar Kail
7 BAB 6 White Rose Gold Swan
8 BAB 7. Meyakinkan Hati
9 BAB 8. Terjaga Dalam Pelukan
10 BAB 9. Panggilan Sayang Yang Sama
11 BAB 10. Melatih Kesabaran
12 BAB 11. Baru Permulaan
13 BAB 12. Ular Belud@k
14 BAB 13. Sekilas Awal Mula
15 BAB 14. Masih Awal Mula Perselingkuhan
16 BAB 15. MANIS DAN PAHIT
17 BAB 16. Mengusir Secara Halus
18 BAB 17. Menjawab Pertanyaan.
19 BAB 18. Memancing Badai
20 BAB 19. Menunggu Waktu
21 BAB 20. Bukan Benalu
22 Bab 21. Di Bawah Payung Hitam
23 BAB 22. Dua Kursi Kosong
24 BAB 23. Tidak Lebih Mahal
25 BAB 24. Mengungkap Kebenaran
26 BAB 25. Bom Meledak
27 BAB 26. Rasa Yang Tak Sama
28 BAB 27. Menangis Tanpa Suara
29 BAB 28. Siap Untuk Pulang
30 BAB 29. Sudah Jatuh Tertimpa Tangga Pula
31 BAB 30. Begitu Sulit Mencintai
32 BAB 31. Tak Ada Jalan Kembali
33 BAB 32. Kepemilikan
34 BAB 33. Cukup Dua Tamparan
35 BAB 34. Tak Suka Barang Bekas
36 BAB 35. Menjalankan Misi
37 BAB 36. DEAL
38 BAB 37. Karena Cinta?
39 BAB 38. Di Luar Skenario
40 BAB 39. Terlahir baru
41 BAB 40. Selalu Jadi Istriku
42 BAB 41. Pengantin Masa Kecil
43 BAB 42. Mencari Keadilan
44 BAB 43. Ibu Komisaris
45 BAB 44. Tak Memberi Kesempatan
46 BAB 45. Double Kill
47 BAB 46. Menerima Gugatan
48 BAB 47. Membandingkan
49 BAB 48. Jurang Terakhir
50 BAB 49. Berubah Tak Lagi Sama
51 BAB 50. Kejam Jika Membalas
52 BAB 51. Menagih sendiri
53 BAB 52. Di Balik Semua
54 BAB 53. Pinjam Mama Dulu
55 BAB 54. Menemukan Chemistry
56 BAB 55. Dibakar Cemburu
57 BAB 56. Kamu telah Membunuhnya
58 BAB 57. Rindu Papa
59 BAB 58. Bertemu
60 BAB 59. Sulit Di Gapai
61 BAB 60. Cinta Macam Apa
62 BAB 62. Demi Anak
63 Bab 63. Buket Mawar Makan Malam
64 Bab 64. Menghargai Diri Sendiri.
65 BAB 65. Seumur hidup itu terlalu lama.
66 EKSTRA PART. Mulut Runcing
67 EKSTRA PART. Jiwa Superhero Reno
Episodes

Updated 67 Episodes

1
BAB 1. Awal Petaka
2
BAB 2. Sejak Kapan?
3
BAB 3. Bukan Layangan Putus
4
BAB 4. Bertemu Ratna
5
BONUS VISUAL
6
BAB 5. Melempar Kail
7
BAB 6 White Rose Gold Swan
8
BAB 7. Meyakinkan Hati
9
BAB 8. Terjaga Dalam Pelukan
10
BAB 9. Panggilan Sayang Yang Sama
11
BAB 10. Melatih Kesabaran
12
BAB 11. Baru Permulaan
13
BAB 12. Ular Belud@k
14
BAB 13. Sekilas Awal Mula
15
BAB 14. Masih Awal Mula Perselingkuhan
16
BAB 15. MANIS DAN PAHIT
17
BAB 16. Mengusir Secara Halus
18
BAB 17. Menjawab Pertanyaan.
19
BAB 18. Memancing Badai
20
BAB 19. Menunggu Waktu
21
BAB 20. Bukan Benalu
22
Bab 21. Di Bawah Payung Hitam
23
BAB 22. Dua Kursi Kosong
24
BAB 23. Tidak Lebih Mahal
25
BAB 24. Mengungkap Kebenaran
26
BAB 25. Bom Meledak
27
BAB 26. Rasa Yang Tak Sama
28
BAB 27. Menangis Tanpa Suara
29
BAB 28. Siap Untuk Pulang
30
BAB 29. Sudah Jatuh Tertimpa Tangga Pula
31
BAB 30. Begitu Sulit Mencintai
32
BAB 31. Tak Ada Jalan Kembali
33
BAB 32. Kepemilikan
34
BAB 33. Cukup Dua Tamparan
35
BAB 34. Tak Suka Barang Bekas
36
BAB 35. Menjalankan Misi
37
BAB 36. DEAL
38
BAB 37. Karena Cinta?
39
BAB 38. Di Luar Skenario
40
BAB 39. Terlahir baru
41
BAB 40. Selalu Jadi Istriku
42
BAB 41. Pengantin Masa Kecil
43
BAB 42. Mencari Keadilan
44
BAB 43. Ibu Komisaris
45
BAB 44. Tak Memberi Kesempatan
46
BAB 45. Double Kill
47
BAB 46. Menerima Gugatan
48
BAB 47. Membandingkan
49
BAB 48. Jurang Terakhir
50
BAB 49. Berubah Tak Lagi Sama
51
BAB 50. Kejam Jika Membalas
52
BAB 51. Menagih sendiri
53
BAB 52. Di Balik Semua
54
BAB 53. Pinjam Mama Dulu
55
BAB 54. Menemukan Chemistry
56
BAB 55. Dibakar Cemburu
57
BAB 56. Kamu telah Membunuhnya
58
BAB 57. Rindu Papa
59
BAB 58. Bertemu
60
BAB 59. Sulit Di Gapai
61
BAB 60. Cinta Macam Apa
62
BAB 62. Demi Anak
63
Bab 63. Buket Mawar Makan Malam
64
Bab 64. Menghargai Diri Sendiri.
65
BAB 65. Seumur hidup itu terlalu lama.
66
EKSTRA PART. Mulut Runcing
67
EKSTRA PART. Jiwa Superhero Reno

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!