BAB 18. Memancing Badai

"Aaaa...tentu saja. Aku mencintaimu sayang, pertanyaan apa lagi ini?" Galih terkekeh kaku.

"Jika begitu, mengapa kamu mengkhianatiku???"

Pertanyaan itu seperti guntur di telinga Galih. Tetapi Anin sama sekali tak menunjukkan ekspresi apapun.

"Aku? Mengkhianatimu? Jangan mengada-ada!" Galih menggelengkan kepalanya, wajahnya merah padam.

"Jangan bercanda, siapa yang telah membuatmu berfikir seperti itu???"

Anin sama sekali tak bersuara tetapi tatapannya sama sekali tak bergeming. Mata itu terluka dan sedih, murka dan di penuhi amarah tetapi terkunci oleh hatinya yang tiba-tiba di selimuti kebekuan.

"Sayang..." Galih terlihat gelagapan tetapi berusaha tetap tenang.

"Beri aku alasan! Apa yang kurang dariku? Apa yang membuatmu melalukan semuanya padaku?" Suara Anin terdengar serak.

"Aku melakukan apa?"

"Tolonglah, jawab saja. Supaya aku tahu kenapa."

"Sayang! Jangan menyudutkan aku seperti ini! Aku tak pernah mengkhianatimu! Ada apa sih denganmu? jangan hanya demi bertengkar kamu mengada-ada. Itu seperti memancing badai?" Galih berdiri dari duduknya, menunjukkan begitu marahnya dia sekarang terhadap sikap Anin padanya.

Anin mendonggakkan wajahnya, semburat amarah dan putus asa membayang melihat bagaimana suaminya itu berkelit dan malah menunjukkan kemarahannya pada Anin, seolah dia sangat tak terima dengan apa yang di katakan oleh sang istri.

Orang yang bersalah, bukankah cenderung berusaha bersikap emosional untuk menutupi kesalahannya, hanya karena tak ingin mengakui apa yang telah di lakukannya.

"Kamu berteriak padaku hanya demi dia?" Anin menelan ludahnya yang terasa pahit.

"Demi siapa? Jangan membuatku marah, aku cukup sakit kepala dengan pekerjaan kantor, selama ini aku bekerja mati-matian siang dan malam supaya bisa membuatmu dan Gita hidup senang tak kekurangan apapun dan sekarang..." Nafas Galih terdengar ngos-ngosan. Kalimat yang di ucapnya menyembur begitu saja.

"Dan sekarang kamu menuduhku yang bukan-bukan?! Selama ini, apa pernah aku mengabaikanmu? selama ini, apa pernah aku melupakan tugasku sebagai suami? Hah?!" Galih bertahan di pinggir meja, menahan tubuhnya yang gemetar, seakan ingin mengintimidasi Anin yang tengah mendonggak menatapnya. Berharap nyali istrinya ini ciut dan melupakan apa yang kini sedang di permasalahkannya.

"Apakah aku adalah istri yang buruk?" Anin malah menjawabnya dengan pertanyaan yang lain.

"Aku tak mau membicarakan hal tak penting seperti ini. Seharusnya kamu lebih percaya pada suamimu dari pada gosip yang tak jelas." Galih meradang.

"Apakah yang membuatmu begitu membelanya dengan mati-matian menyembunyikannya dariku? Bahkan satu kejujuran yang ku harapkan darimu, untuk membuat satu celah bagiku memperbaiki hubungan kita ternyata tak berarti apapun. Kamu mengkhianatiku satu setengah tahun dan men!duri sahabatku sendiri di belakangku, seolah itu bukan kesalahan bagimu? Sebagai istri aku telah memberimu satu kesempatan mengakui kesalahanmu padaku, tetapi yang ku terima adalah kemarahanmu. " Hati Anin benar-benar sakit.

"Sayang, berhentilah membicarakan omong kosong."

"Aku hanya ingin mendengarkan sebuah pengakuan darimu..." Sebulir bening jatuh dari sudut mata Anin, buru-buru dia menundukkan wajahnya. Dia tidak lemah tetapi sebagai istri dia masih ingin bersikap adil pada sang suami karena mungkin saja selama ini ada sesuatu yang telah terjadi tanpa di sadarinya sehingga suaminya itu berpaling.

Hanya sekedar ingin tahu, meski dia tak tahu apakah dia mampu melupakan apa yang telah terjadi begitu saja.

"Tak ada yang perlu kamu dengarkan! Selama ini aku bersikap sebagai suami yang terbaik buatmu, membuatmu nyaman dan bahkan aku sanggup menentang keluargaku demi kamu. Lalu, sekarang dengan tingkah yang aneh kamu seakan menuduhku telah melakukan pengkhianatan padamu. Apa kamu sudah gila?" Rahang Galih bergemerutuk, seperti menahan kesal.

"Apa hubunganmu dengan Ratna?" Anin menyela tiba-tiba.

Galih terdiam seketika, mulutnya terbuka matanya yang sebesar kelereng itu seakan ingin melompat dari rongganya.

"A...apa maksudmu?" Suara Galih tertahan seperti baru saja di lempar bom. Raut wajahnya sejenak terlihat panik tetapi sedapat mungkin dia menutupi dengan tatapan kesalnya.

"Apakah kamu mencintai Ratna?"

"Astaga, Anin!"

Pertama kali setelah pernikahan mereka Galih memanggil namanya begitu saja. Anin memejamkan matanya, sudah terlanjur, ini bukan soal memancing badai tetapi soal mengendalikan badai yang mungkin saja bisa meruntuhkan psikolgisnya sebagai seorang perempuan dan istri.

"Dia sahabatmu! Bagaimana bisa kamu melemparkan tuduhan yang bukan-bukan padanya dan padaku. Kamu ini kenapa sih sebenarnya?" Galih berusaha berkelit.

"Karena dia sahabatku, karena itu aku bertanya padamu, apa hubunganmu dengan Ratna?"

"Aku dan Ratna tak punya hubungan apapun. Dia adalah temanmu karena itu aku juga menganggapnya teman. Kenapa kamu permasalahkan itu?" Cecar Galih dengan wajah merah merona.

"Kamu tak memiliki hubungan apapun dengannya?" Anin perlahan berdiri, sekarang mereka berdiri berhadapan hanya di pisahkan oleh meja kecil bundar itu.

"Aku tak punya hubungan apapun dengan Ratna! Puas?" Galih menggeram dengan marah.

"Kalau kamu tak punya hubungan apapun dengan Ratna lalu mengapa kamu semarah ini padaku?" Tanya Anin, sarat dengan nada sinis.

"Aku marah karena kamu tak mempercayaiku, aku marah karena kamu menuduhku sembarangan! Bagaimana aku bisa tidak marah jika istriku sendiri tanpa angin tanpa badai tiba-tiba memojokkan aku begini?" Galih mencengkeram kedua lengan Anin, seakan menunjukkan semarah apa dia pada Anin sekarang.

"Naluri seorang istri..."

"Naluri apa? cemburumu sudah di luar batas, bahkan pada temanmu sendiri kamu begitu curiga. Ayolah, bukti apa yang kamu punya supaya bisa menguatkan tuduhanmu yang tak beralasan ini?"

Anin terdiam sesaat, menatap lurus pada sang suami seakan ingin menel@njangi hati lelaki ini. Yang di temukannya hanya mata yang membara, bahkan tak nampak penyesalan di sana.

Bukti? Dia menanyakan bukti? Anin hanya menggeleng. Suatu saat kamu akan melihat bukti yang kamu minta, tapi bukan hari ini!

"Hanya naluri..." Anin menggelengkan kepalanya kuat-kuat, sambil meringis, memberi isyarat lengannya terasa hendak remuk di cengkeram sedemikian rupa oleh Galih.

Galih menarik nafasnya yang berat seraya mrlepaskan cengkeraman tangannya.

"Sudahlah, sayang. Imajinasimu terlalu besar, tak ada perempuan lain di hatiku selain kamu, apalagi jika itu adalah Ratna. Dia seperti adik saja bagiku, bagaimana bisa kamu berfikir kami memiliki hubungan lebih." Galih menggeser badannya dan kemudian meraih Anin ke pelukannya.

Anin menggigit bibirnya yang gemetar, matanya terasa pedas tetapi dia tak mau memejamkannya takut kabut itu menjadi hujan.

"Kalau perlu, aku akan membawa Ratna ke hadapanmu untuk menjelaskannya jika itu bisa menenangkan hatimu..."

Anin tak lagi bersuara, membiarkan saja Galih terus mengoceh seraya meneluknya. Jauh dari pengakuan dan penyesalan, Galih malah berusaha menutupi semuanya dengan sikapnya yang sedikit emosional.

"Baiklah, sebagai istri aku telah memberimu kesempatan tetapi kamu sama sekali tak memberiku pilihan. Aku seperti berpegang di sehelai rambut untuk mendapatkan sedikit keyakinan bahwa semuanya bisa jadi dasar untukku bertahan. Tetapi, apa yang ku terima? Kemarahanmu. Maafkan aku, satu setengah tahun pengkhianatanmu bukan lagi hal yang bisa ku abaikan begitu saja. Aku akan membuatmu mengakui dengan mulutmu bahwa kamu telah sengaja menghancurkanku dengan pengkhianatanmu! Aku tak punya apa-apa di dunia ini, kecuali seorang anak dan harga diriku. Lalu apa yang kupertahankan lagi?"

Anin membasahi kerongkongannya yang kering. Di biarkannya Galih memeluknya, pelukan terakhir yang akan di ingatnya sebagai pelukan seorang suami yang di cintainya.

...***...

Readers kesayangan ☺️,

Untuk para Suami yang tega menyelingkuhi istrinya, jika kamu ingin tahu rasanya perasaan istrimu ketika dia mendapati kamu memiliki perempuan lain selain dirinya, maka ketahuilah, dia harus berjuang mati-matian melawan rasa sakit hati, rasa kecewa, ketidak kepercayaan, rasa rendah diri serta insecure dan luka batin yang sulit disembuhkan.

Jika dia masih bisa tersenyum, jangan kira dia kuat dan baik-baik saja, dia hanya sedang memungut reruntuhan kelercayaan dirinya yang hancur, ada titik dimana dia betul-betul tidak berdaya menahan semuanya, hingga menangispun tak berairmata.

Dan saat hatinya menjadi beku mati rasa, jangan tanya dendam seperti apa yang bisa dia simpan dan dia semburkan.

Dah double UP ya hari ini, dukung selalu ya novel ini ya biar semangat author nulisnya, love u all☺️☺️☺️☺️

Terpopuler

Comments

anie Yustiani

anie Yustiani

kalau saya ada dipihak Anin gak usah ber tele2 bukti sudah tapi, tapi lbh bagus lagi cari bukti yg mereka sedang berzinah kumpulkan kel besar tunjukin aja buktinya pd mereka semua trmasuk kpd suami Ratna, terus ceraikan si Galih, kamu kan Konglomerat tinggal tendang aja suami gak punya Akhlaknya..

2025-03-01

0

tenny

tenny

Aku pernah mengalaminya 15 taun yg lalu dan sampai hari ini ga pernah lupa walaupun sudah ikhlas karna Allah TDK akan memberikan cobaan diluar kemampuan umatnya. Walaupun bisa memaafkan tapi utk melupakan itu sulit

2025-02-04

0

Bunbun Oke

Bunbun Oke

Ibarat luka menga nga tp tak berdarah,mati rasa tak ada kata maaf sekali selingkuh pasti akan candu mengulangi
Lepaskan lebih baik, bahagia menurut nurani hati tanpa ada pengkhianat disampingnya

2025-02-28

0

lihat semua
Episodes
1 BAB 1. Awal Petaka
2 BAB 2. Sejak Kapan?
3 BAB 3. Bukan Layangan Putus
4 BAB 4. Bertemu Ratna
5 BONUS VISUAL
6 BAB 5. Melempar Kail
7 BAB 6 White Rose Gold Swan
8 BAB 7. Meyakinkan Hati
9 BAB 8. Terjaga Dalam Pelukan
10 BAB 9. Panggilan Sayang Yang Sama
11 BAB 10. Melatih Kesabaran
12 BAB 11. Baru Permulaan
13 BAB 12. Ular Belud@k
14 BAB 13. Sekilas Awal Mula
15 BAB 14. Masih Awal Mula Perselingkuhan
16 BAB 15. MANIS DAN PAHIT
17 BAB 16. Mengusir Secara Halus
18 BAB 17. Menjawab Pertanyaan.
19 BAB 18. Memancing Badai
20 BAB 19. Menunggu Waktu
21 BAB 20. Bukan Benalu
22 Bab 21. Di Bawah Payung Hitam
23 BAB 22. Dua Kursi Kosong
24 BAB 23. Tidak Lebih Mahal
25 BAB 24. Mengungkap Kebenaran
26 BAB 25. Bom Meledak
27 BAB 26. Rasa Yang Tak Sama
28 BAB 27. Menangis Tanpa Suara
29 BAB 28. Siap Untuk Pulang
30 BAB 29. Sudah Jatuh Tertimpa Tangga Pula
31 BAB 30. Begitu Sulit Mencintai
32 BAB 31. Tak Ada Jalan Kembali
33 BAB 32. Kepemilikan
34 BAB 33. Cukup Dua Tamparan
35 BAB 34. Tak Suka Barang Bekas
36 BAB 35. Menjalankan Misi
37 BAB 36. DEAL
38 BAB 37. Karena Cinta?
39 BAB 38. Di Luar Skenario
40 BAB 39. Terlahir baru
41 BAB 40. Selalu Jadi Istriku
42 BAB 41. Pengantin Masa Kecil
43 BAB 42. Mencari Keadilan
44 BAB 43. Ibu Komisaris
45 BAB 44. Tak Memberi Kesempatan
46 BAB 45. Double Kill
47 BAB 46. Menerima Gugatan
48 BAB 47. Membandingkan
49 BAB 48. Jurang Terakhir
50 BAB 49. Berubah Tak Lagi Sama
51 BAB 50. Kejam Jika Membalas
52 BAB 51. Menagih sendiri
53 BAB 52. Di Balik Semua
54 BAB 53. Pinjam Mama Dulu
55 BAB 54. Menemukan Chemistry
56 BAB 55. Dibakar Cemburu
57 BAB 56. Kamu telah Membunuhnya
58 BAB 57. Rindu Papa
59 BAB 58. Bertemu
60 BAB 59. Sulit Di Gapai
61 BAB 60. Cinta Macam Apa
62 BAB 62. Demi Anak
63 Bab 63. Buket Mawar Makan Malam
64 Bab 64. Menghargai Diri Sendiri.
65 BAB 65. Seumur hidup itu terlalu lama.
66 EKSTRA PART. Mulut Runcing
67 EKSTRA PART. Jiwa Superhero Reno
Episodes

Updated 67 Episodes

1
BAB 1. Awal Petaka
2
BAB 2. Sejak Kapan?
3
BAB 3. Bukan Layangan Putus
4
BAB 4. Bertemu Ratna
5
BONUS VISUAL
6
BAB 5. Melempar Kail
7
BAB 6 White Rose Gold Swan
8
BAB 7. Meyakinkan Hati
9
BAB 8. Terjaga Dalam Pelukan
10
BAB 9. Panggilan Sayang Yang Sama
11
BAB 10. Melatih Kesabaran
12
BAB 11. Baru Permulaan
13
BAB 12. Ular Belud@k
14
BAB 13. Sekilas Awal Mula
15
BAB 14. Masih Awal Mula Perselingkuhan
16
BAB 15. MANIS DAN PAHIT
17
BAB 16. Mengusir Secara Halus
18
BAB 17. Menjawab Pertanyaan.
19
BAB 18. Memancing Badai
20
BAB 19. Menunggu Waktu
21
BAB 20. Bukan Benalu
22
Bab 21. Di Bawah Payung Hitam
23
BAB 22. Dua Kursi Kosong
24
BAB 23. Tidak Lebih Mahal
25
BAB 24. Mengungkap Kebenaran
26
BAB 25. Bom Meledak
27
BAB 26. Rasa Yang Tak Sama
28
BAB 27. Menangis Tanpa Suara
29
BAB 28. Siap Untuk Pulang
30
BAB 29. Sudah Jatuh Tertimpa Tangga Pula
31
BAB 30. Begitu Sulit Mencintai
32
BAB 31. Tak Ada Jalan Kembali
33
BAB 32. Kepemilikan
34
BAB 33. Cukup Dua Tamparan
35
BAB 34. Tak Suka Barang Bekas
36
BAB 35. Menjalankan Misi
37
BAB 36. DEAL
38
BAB 37. Karena Cinta?
39
BAB 38. Di Luar Skenario
40
BAB 39. Terlahir baru
41
BAB 40. Selalu Jadi Istriku
42
BAB 41. Pengantin Masa Kecil
43
BAB 42. Mencari Keadilan
44
BAB 43. Ibu Komisaris
45
BAB 44. Tak Memberi Kesempatan
46
BAB 45. Double Kill
47
BAB 46. Menerima Gugatan
48
BAB 47. Membandingkan
49
BAB 48. Jurang Terakhir
50
BAB 49. Berubah Tak Lagi Sama
51
BAB 50. Kejam Jika Membalas
52
BAB 51. Menagih sendiri
53
BAB 52. Di Balik Semua
54
BAB 53. Pinjam Mama Dulu
55
BAB 54. Menemukan Chemistry
56
BAB 55. Dibakar Cemburu
57
BAB 56. Kamu telah Membunuhnya
58
BAB 57. Rindu Papa
59
BAB 58. Bertemu
60
BAB 59. Sulit Di Gapai
61
BAB 60. Cinta Macam Apa
62
BAB 62. Demi Anak
63
Bab 63. Buket Mawar Makan Malam
64
Bab 64. Menghargai Diri Sendiri.
65
BAB 65. Seumur hidup itu terlalu lama.
66
EKSTRA PART. Mulut Runcing
67
EKSTRA PART. Jiwa Superhero Reno

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!