Sejenak hening meraja. Keempat orang di ruangan itu terdiam. Tak ada yang mampu menjawab pertanyaan dari Bu Tutik tersebut. Akhirnya Galih yang mencoba menguasai keadaan.
“Ini Bu. Cuma lagi godain Fifi aja.” Bu Tutik tampak melihat ke arah Fifi dan kemudian tanpa curiga lagi melenggang pergi ke dapur.
Lega, Galih menggamit lengan Lana dan membimbingnya ke kamar mereka. Begitu pula yang dilakukan Ely dan Gilang. Sementara Fifi meneruskan bermain boneka di ruang tengah tanpa tahu bahwa dirinya barusan dipakai sebagai alasan terjadinya keributan.
“Gila bener ya, Mas, Mbak Ely sama Mas Gilang! Gak nyangka loh aku. Kirain mereka dating mau nyalah-nyalahin kita lalu sok ngajarin bersikap yang bener sama mertua. Lah, ini malah datang-datang mau minta warisan. Ampun deh!” Lana kembali merasa kesal setelah mereka berdua berada di dalam kamar.
“Huuuft, entahlah, Dek. Mas Gilang dulu bukan orang yang kayak gitu, loh. Masa’ iya Mbak Ely sampai bisa meracuni otaknya sejauh itu, ya?” gumam Galih tak habis pikir.
“Yah, bisa aja sih, Mas. Kalau kulihat si Mas Gilang ini kayak nggak bisa berkutik gitu deh di hadapan istrinya sendiri. Padahal kan kewajiban suami loh untuk jadi pembimbing istrinya ke jalan yang benar. Bukannya malah pasrah aja terpengaruh sesatnya gitu,” jawab Lana ikut menyalahkan sang kakak ipar.
Lana menyadari bahwa perlakuan istri itu seharusnya tergantung oleh suaminya. Beruntung Lana mempunyai suami seperti Galih. Yah, meskipun pria itu terkadang membuatnya sangat jengkel karena tingkat kepatuhannya kepada Bu Tutik yang keterlaluan, tetapi ia cukup bersyukur karena selain soal itu, Galih termasuk adalah sosok suami yang sempurna. Pria yang tak henti memberikan nasihat kala istrinya salah, tetapi dengan nada yang tak menegur, lebih kepada memberikan kesadaran dengan lemah lembut sikapnya.
“Nggak kebayang kalau sampai pertengkaran tadi kedengaran oleh Ibu ya, Mas. Bisa rusak dunia persilatan. Lebih-lebih Ibu lagi marah sama kita. Nanti semua hasutan Mbak Ely dan Mas Gilang bakal didengerin dan dianggap serius oleh mereka,” ujar Lana khawatir aka nada fitnah yang menyerang mereka.
Percakapan terpaksa terhenti karena terdengar ketukan di pintu kamar mereka. Terlanjur kaget, Galih gegas bangkit dan membukakan pintu. Rupanya ada Gilang di depan kamarnya. Serta merta Galih menutup kembali pintu kamarnya karena tak mau abangnya itu sampai melihat Lana yang sedang berbaring di ranjang dengan pose yang seenaknya.
“Ada apa lagi, Mas?” tanya Galih, masih terdengar nada geram dalam suaranya.
“Aku ada hal yang mau aku omongin sama kamu. Atau sama Lana juga sekalian,” ujar Gilang. Matanya menatap ke balik punggung Galih untuk melihat apakah Lana sedang ikut mendengarkan.
“Ya sudah, kalau gitu kita ngobrolnya di teras saja. Tapi jangan keras-keras. Jangan sampai Ibu denger pokoknya,” jawab Galih akhirnya. Ia lantas semakin merapatkan pintu kamarnya untuk membuat Lana tak mengikuti mereka ke teras.
“Rasanya cukup sama aku aja, Mas. Lana itu istriku. Dia akan menuruti apa kataku asalkan bukan perintah yang tidak baik,” ujar Galih kepada Gilang sesampainya di teras. Beruntung Bu Tutik tampaknya sudah kembali ke kamarnya sehingga mereka bisa bebas berbicara tanpa didengar oleh wanita itu.
“Ucapanmu mengandung sindiran telak, ya?” keluh Gilang menyayangkan ketidaksopanan adiknya.
“Cih, bagus deh kalau Mas masih sadar disindir. Artinya Mas juga sadar kan kalau emang Mas itu salah kalau terlalu menuruti apa kemauan istri Mas tanpa melihat apakah itu beradab atau tidak.” Galih berucap tegas. Ia tak akan bersikap lembut lagi kepada abangnya itu. Karena terbukti Gilang sama sekali tidak menyanggah istrinya meskipun jelas kemauan istrinya itu adalah hal yang gila. Bahkan, Galih seolah mendukung tanpa syarat apa pun keinginan Ely. Mana boleh seperti itu!
“Kamu harus tahu masalah yang lagi kami hadapi, Galih. Itu yang akhirnya memaksa kami berbuat begini,” jawab Gilang kemudian.
Galih tampak menyipitkan matanya, melirik ke arah Gilang dengan tatapan penuh tanya.
“Ada masalah apa emangnya?”
“Kami … terlibat pinjaman online dan belum bisa membayar tagihan untuk bulan ini, Galih.” Akhirnya meluncurlah jawaban enteng tersebut. Ya, terdengar enteng sekali dikatakan, tetapi penyelesaiannya sungguh bukan hal yang sederhana sama sekali bagi Galih.
“Lantas? Kalian datang untuk minta pembagian warisan demi membayar tagihan gitu? Hebat bener solusinya, Mas?” sarkasme, Galih meradang mendengar penjelasan Gilang.
“Kami tak ada cara lain, Galih. Coba kamu mau minjamjn uang kamu dikit. Biar kupakai dulu untuk bayar utang. Nanti setelah ada uang, aku akan ganti cepat,” pungkas Gilang dengan tidak tahu malunya.
“Mas. Aku kan udah pernah bilang ke Mas. Jangan hidup boros di perantauan. Kalau bisa harus ikutin trik hidup ala Ibu tuh, irit. Biar dikatain orang pelit, terpenting tidak punya hutang sama sekali. Jadi hidup bisa tenang tanpa mikirin duit orang,” nasihat Galih akhirnya.
“Tapi ini yang sudah terlanjur aja. Selanjutnya aku udah gak akan lagi berhutang ke pinjol gitu, Galih. Cara nagihnya kejam dan tidak berperikemanusiaan,” jawab Gilang dengan nada sangat menyesal dalam suaranya.
“Mas butuh berapa untuk tagihannya?” tanya Galih yang tak pernah tega terhadap kakaknya itu.Dengan teman kerja yang sedang mengeluh susah saja ia seringnya langsung memberi bantuan secara cuma-cuma.
Namun, angka yang kemudian disebutkan oleh Gilang mampu membuat Galih terperanjat hampir terlonjak dari kursinya.
“Sepuluh juta.”
“Astaghfirulloh, Mas! Berani benar Mas sampai berhutang segitu banyaknya per bulan?” tegur Galih dengan nada yang terkejut luar biasa.
“Itu …udah membengkak banyak dari jumlah pokok sebenarnya, Galih. Kalau kami tidak bisa bayar angsuran, maka pokok beserta bunganya akan semakin bertambah sehingga jadinya membengkak gitu,” keluh Gilang dengan nada pasrah.
Dizaman yang begitu maju sekarang ada banyak kemudahan yang ditawarkan. Termasuk meminjam cara cepat dan tanpa jamina. Hitungan menit bisa cair. Tetapi banyaknya masyarakat tak berpikir panjang. Kadang meminjam uang online hanya untuk memenuhi nafsu atau keinginan bukan karena terdesak akan beras yang habis atau nyawa yang harus segeralah diselamatkan jika tidak memiliki uang.
Kemudahan diawal tapi kesengsaraan kala setiap orang yang meminjam uang online tak mampu membayar. Kadang harus malu karena cara menagih sampai semua data kontak hp yang meminjam di kirimi data bahwa yang meminjam punya hutang Online dan belum dibayar atau nunggak.
Itulah yang dirasakan Gilang. Ia yang awalnya meminjam hanya beberapa juta karena tak mampu membayar cicilan harus merasakan pahitnya bunga dari pinjaman pokoknya. Hingga sekarang total tagihan yang harus ia bayar sebanyak 10 juta rupiah.
Galih pun merasa kesal. Ia penasaran untuk apa kakaknya meminjam uang online. Padahal ia makan gaji.
“Tapi Mas kan harusnya jangan sampai pinjam uang ke online gitu, Mas. Memangnya dulu pinjamnya buat apa? Hidup itu mbok ya yang seadanya. Jangan diada-adain kalau emang aslinya belum mampu, gitu lho, Mas,” ucap Galih panjang lebar menasihati sang abang.
Namun, Gilang terpaku diam.Galih tahu masalahnya pasti ada di istrinya itu. Ely adalah tipe wanita boros yang suka makan mewah di luaran serta juga belanja barang-barang serta pakaian yang mewah dan tidak murah. Pria itu pasti tak akan mengakui kesalahan istrinya saking cinta dan tunduknya kepada Ely.
“Oke, aku akan bantu Mas bayar angsuran kali ini. Tapi tolong Mas selanjutnya jangan sampai ungkit lagi masalah pembagian warisan. Hargai Ibu lah, Mas. Beliau masih sehat kok malah akan dipaksa membagi warisan. Itu sungguh tidak beradab, loh,” tukas Galih memberi syarat.
Dalam hati Galih berjanji akan memberitahu Lana nanti soal hal itu. Tapi tidak sekarang. Karena kondisinya belum kondusif, pikir Galih dengan cepat mengambil keputusan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 47 Episodes
Comments
Leanee keae
semoga kita semua tidak terlilit pinjol 🤲🤲 ,, jujur ya galih,, jangan ada yg ditutupin,, ntar malah tambah beribet urusannya..
2022-12-14
2
aii
jangan sampai kamu nolong mas mu jadi bomerang masalah sama istrimu .... musyawaroh sama istri kalau membiat keputusan
2022-12-14
0
AlAzRa
iki nek mulai ngapusi bojomu, endinge mesti geger dunia persilatan Galih, Lana ngamuk mesti
Gilang g bakal kapok njilih pinjol neh, lha wong adhine siap wae kok nek disambati...
2022-12-14
1